Share

Bab 358

Author: Arif
Junaidi memimpin para dokter di markas militer untuk berterima kasih kepada Wira. Semalam, para pasukan mendapatkan uang perak. Jumlah uang yang didapatkan para dokter ini lebih banyak dari jenderal tingkat rendah.

Begitu mengetahui bahwa ini adalah pesan Wira, para dokter merasa terharu. Jadi, hari ini mereka memaksa untuk ikut datang agar bisa berterima kasih pada Wira.

"Sudahlah. Selagi cuaca dingin, mayat mudah disimpan. Coba dibedah lagi untuk diteliti dan jangan lupa dicatat. Kalau kalian sudah memahaminya, ingat ajarkan kepada orang yang lebih banyak," pesan Wira.

Kemudian, Wira melambaikan tangan pada para prajurit, lalu naik ke kereta kuda. Dia berseru, "Aku pergi dulu!"

Danu mengayunkan cambuknya, lalu rombongan kereta kuda melaju ke depan. Sementara itu, Yudha yang memimpin berlutut dengan satu kaki dan berucap, "Semoga Tuan Wahyudi selamat sampai tujuan!"

Semua prajurit mengikuti Yudha berlutut dan berteriak dengan lantang, "Semoga Tuan Wahyudi selamat sampai tujuan!"

Wira
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ida nur laely
Banyak yang beda penyebutan nya. Awalnya meri di panggil ketua Amerika, sekarang di bab ini ditulis bu meri. Awalnya dulu merampok 300 juta tapi bandit masih berhutang 20 juta jadi baru diterima wira 280 juta, bukan 2,8 juta gabak, gimana sih ini?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 359

    Sekelompok bandit berteriak sambil mengangkat barang yang ditutupi kain merah."Balas dendam!""Beraninya dia merampok uang yang kita dapatkan dengan susah payah. Dasar berengsek!""Kita akan balas dendam untuk Bu Meri dan rebut kembali uang kita!"Meri berjalan di depan dan para bandit mengikuti di belakang dengan cepat. Mereka seperti takut Wira akan kabur kalau datang terlambat."Dasar pencuri! Kali ini, aku akan melucuti pakaianmu, lalu mencambuk bokongmu, mematahkan kakimu, menyayat wajahmu, dan meninju matamu. Aku juga akan menyuruhmu memakai baju wanita dan menggantungmu di jalanan Yispohan supaya pebisnis yang datang bisa menonton. Kamu akan menjadi terkenal di seluruh Provinsi Jawali!" ujar Meri yang geram.Meri tampak sangat senang, seperti melihat Wira jatuh ke tangannya dan memohon ampun setelah disiksa habis-habisan.Ketika bandit diculik oleh orang yang lewat, bahkan diperas sampai mengeluarkan begitu banyak uang, ini benar-benar penghinaan besar. Sejak kembali setelah di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 360

    Di sisi rombongan Wira, tentara senior Pasukan Zirah Hitam dan tentara pensiun melirik para bandit dengan ekspresi datar.Wira yang menunggangi kuda tersenyum sembari, "Ternyata, Nona Meri! Terakhir kali aku lupa memberitahumu, aku sudah punya istri. Sebaiknya, Nona jangan berpikiran macam-macam terhadapku. Kita nggak mungkin bisa bersama.""Hahaha!" Mendengar Wira yang menggoda Meri, tentara senior Pasukan Zirah Hitam dan tentara pensiun tertawa terbahak-bahak.Dian yang berada di dalam kereta tersenyum. Wira memang nakal, dia menggoda Meri lagi.Para bandit sangat murka. Di saat-saat seperti ini, Wira masih berani menggoda Meri. Benar-benar pantas dibunuh!Meri yang makin kesal berujar, "Dasar pencuri nggak tahu malu. Siapa yang berpikiran macam-macam terhadapmu? Aku hanya ingin membunuhmu!""Kalau kamu mau membunuhku, aku juga nggak perlu sungkan-sungkan lagi kepadamu!" seru Wira.Kemudian, dia mengeluarkan bukti utang, lalu berkata, "Ini bukti Yispohan berutang 200 ribu gabak padak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 361

    "Berlututlah di hadapan Ketua Meri!""Bersujudlah di hadapan Ketua Meri!""Serahkan emas yang kamu curi dari kami. Tunduklah pada Ketua Meri!" Sejumlah perampok gunung juga ikut berseru dengan angkuh."Mimpi saja. Nggak membalas orang itu nggak sopan. Aku akan membiarkan Nona Meri juga melihat senjata pemungkas kami!" ucap Wira sembari tersenyum.Di belakangnya, di dalam sebuah kereta kuda, Fandi menarik tuas, lalu membuka keempat sisi dan juga atap kereta. Sebuah misil tiga busur muncul. Tali busur tampak ditarik ke belakang, lalu Fandi pun memasang anak panah besar!"Apa ini?" tanya Meri. Meskipun dia tidak pernah melihat misil tiga busur, dia tetap bisa merasakan ancaman!Whoosh! Sebuah anak panah besar seperti tombak memelesat ke arahnya dan mendarat di misil mereka! Terdengar suara yang keras! Misil besar yang baru setengah terbuka itu langsung hancur dari bagian badan hingga ke tali busurnya. Sosok dari beberapa perampok gunung di dekat sana langsung tertembus, lalu anak panah b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 362

    "Kakakmu, Molika?" tanya Wira. Dia mengangkat alisnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bagus. Kalau begitu, aku akan menunggunya datang untuk menyelamatkanmu!"Meri bertanya, "Kamu, apa yang mau kamu lakukan?" Dia sontak panik mendengar perkataan Wira. Kemudian, dia bertanya lagi, "Apa kamu ingin memanfaatkanku sebagai umpan untuk menjebak kakakku?"Wira berujar, "Menggunakanmu sebagai umpan? Ide ini bagus!" Mata pria itu tampak berbinar-binar. Kemudian, dia berkata, "Nona Meri, terima kasih sudah memberitahuku cara untuk melawan kakakmu!""Ka, kamu ...." ucap Meri. Air mata wanita itu sudah hampir menetes. "Aku hanya asal bicara. Kakakku sama sekali nggak menyayangiku. Kalaupun kamu membunuhku, dia juga akan menghiraukanku! Akulah yang ingin membunuhmu, jadi kamu bunuh aku saja. Ini nggak ada hubungannya dengan kakakku!""Apa kamu menganggapku bodoh?" tanya Wira. Dia memutar matanya sembari berujar, "Karena kakakmu begitu menyayangimu dan kamu juga begitu peduli dengannya, jelas sekal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 363

    Seorang perampok gunung pergi mengirim pesan dari Molika. Semua perampok merasa heran. Mereka tidak tahu alasan Molika yang tidak langsung pergi menyelamatkan Meri, melainkan malah ingin menunggu selama dua jam dahulu."Ikut denganku!" perintah Molika seraya berbalik dengan ekspresi pucat. Sekelompok perampok gunung buru-buru mengikutinya. Mereka datang ke belakang gunung ini dengan ketakutan.Di tempat ini, peti mati terlihat di mana-mana. Banyak mumi yang tergantung di pohon, serta tengkorak yang tersebar di pinggir jalan. Bahkan pada siang hari, aura suramnya mampu membuat bulu kuduk berdiri.Para perampok gunung tampak sangat kebingungan. Mereka tidak tahu alasan Molika membawa mereka ke tempat yang menakutkan seperti ini. Ini adalah kuburan massal di atas gunung, di mana malam harinya akan penuh dengan hantu-hantu. Beberapa perampok bahkan pernah bertemu dengan hantu di sini.Molika mengajak sekelompok orang itu menuju ke kedalaman gua. Kemudian, mereka sontak terkejut. Di dalam g

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 364

    Tanpa memedulikan Meri, Wira memerintahkan, "Fandi, kendalikan busur silang dan tunggu perintah dariku. Para veteran, kenakan zirah sisik dan gabungkan perisai untuk pertahanan. Gunakan Busur Silang Zeta! Rudi, kamu dan sembilan orang lainnya kenakan zirah!"Kretak, kretak, kretak ....Para veteran mengeluarkan zirah sisik dari dalam kereta kuda, lalu menggabungkan perisai, dan membentuk formasi Busur Silang Zeta!Sebagai pemimpin Pasukan Zirah Hitam, Rudi mengeluarkan zirah satu per satu dan mengenakannya. Zirah hitam yang mereka miliki sudah aus setelah melalui berbagai pertempuran besar. Zirah ini adalah perlengkapan pasukan infanteri sehingga lebih cocok untuk pertempuran jarak dekat daripada zirah hitam.Semua zirah ini dilengkapi dengan dokumen resmi. Sebab, militer telah menyediakannya kepada Wira untuk meningkatkan dan menguji efektivitas tempur mereka. Para jenderal di militer merasa bahwa pertahanan dari zirah sisik terlalu lemah. Zirah juga berbobot terlalu berat sehingga ti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 365

    "Lepaskan Ketua Meri. Kalau nggak, kita akan benar-benar bertempur!""Wira, jangan bersikap nggak tahu diri! Pasukan kami terdiri dari 300 orang lebih, tapi kalian bahkan nggak sampai 100 orang!""Untuk apa berbasa-basi dengan mereka. Kita punya zirah dan busur, jadi pasti bisa mengalahkan mereka!"Para perampok gunung Yispohan sangat berlagak. Jika menyetujui persyaratan Wira, siapa di antara para pedagang yang masih bersedia membayar ketika melewati kawasan mereka?"Tempur? Apa kalian pantas?" tanya Wira. Dia berkata dengan ekspresi dingin, "Danu, bunuh Meri!" Jamal yang emosi pun berseru, "Wira, kamu berani?"Sementara itu, Dian yang berada di dalam kereta kuda juga terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Wira akan memerintahkan hal itu!Meri berseru, "Pencuri sialan! Kamu ... aaahh!" Wajah cantik Meri tiba-tiba menjadi pucat. Sebelum menyelesaikan perkataannya, Danu sudah datang dengan menunggangi kuda. Kemudian, dia menghantam leher wanita itu hingga membuatnya pingsan.Bruk! Bukan ha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 366

    Ini pertama kalinya para bandit itu memakai baju zirah. Mereka sedikit tidak leluasa dan tidak tahu cara memanfaatkannya semaksimal mungkin.Lain halnya dengan para veteran Pasukan Zirah Hitam dan prajurit veteran lain yang mengenakan baju zirah terusan dan membawa pedang. Keterampilan seni bela diri mereka jauh di atas para bandit. Mereka juga memiliki pengalaman bertempur di medan perang yang kaya.Para veteran ini mengabaikan senjata yang digunakan para bandit untuk menyerang. Sebaliknya, mereka mengandalkan baju zirah mereka untuk bertahan. Begitu Pedang Treksha ditebaskan, bandit langsung jatuh dan menjerit kesakitan.Prajurit veteran bertempur sesuai perintah saat berperang kavaleri bangsa Agrel. Namun, saat melawan para bandit, mereka memukul membabi buta tanpa sedikit pun rasa takut.Dalam waktu singkat, para bandit kejam itu sepenuhnya dikalahkan. Sebagian besar dari 300 orang bandit itu tergeletak di tanah sambil menjerit kesakitan, sementara sisanya berpencar dengan tergesa-

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status