Namun, busur silang tidak berhenti! Satu per satu busur silang melintas di atas kepala para prajurit bangsa Agrel. Mereka merasa gugup, tetapi diam-diam memuji Giandra hebat. Dia bisa menemukan kekurangan misil tiga busur dengan cepat.Giandra yang bertiarap bertanya sambil mengernyit, "Pak Bagas, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka masih menembakkan busur padahal nggak bisa melukai kita?"Raut wajah Bagas menjadi muram. Dia menjelaskan, "Mereka menggunakan misil tiga busur untuk membuat semua penghalang terbang. Sepertinya mereka ingin menyerang untuk langsung masuk ke markas kita!"Giandra tersenyum sinis sembari menimpali, "Masuk ke markas kita? Mereka pikir mereka bisa bertarung langsung dengan kita setelah menang 2 kali menggunakan trik? Benar-benar nggak tahu diri! Kali ini, lihat bagaimana aku mengalahkan dia!"Bagas yang cemas menyarankan, "Pangeran Giandra, aku merasa trik Wira tidak sesederhana itu. Lebih baik kita hati-hati!"Giandra membalas dengan ekspresi sombong, "Ngg
"Pangeran Giandra, cepat kabur. Keadaannya sudah begini, kita sudah pasti kalah! Wira itu benar-benar tidak manusiawi, dia jahat sekali. Orang jujur seperti kita bukan lawannya, cepat pergi!" ujar Bagas.Bagas yang ketakutan menarik Giandra. Dia sudah sepenuhnya mengaku kalah. Bagas yang membaca banyak buku memiliki banyak strategi yang bagus. Namun, jika dibandingkan dengan strategi Wira, dia merasa dirinya tidak berguna. Dari mana Wira mendapatkan ide-ide yang menakjubkan itu? Delapan ratus ekor kerbau menyerang dengan ganas di dalam markas bangsa Agrel. Api berkobar dan situasi menjadi kacau balau.Jangankan bangsa Agrel, bahkan prajurit Kerajaan Nuala pun tercengang. Pagi hari, Wira berkata bahwa dia akan membawa para prajurit untuk memusnahkan bangsa Agrel. Namun, tidak ada yang percaya.Meskipun melihat 800 ekor kerbau, tidak ada yang menyangka ternyata mereka bisa berperang dengan cara seperti ini."Tuan Wahyudi, kami sangat salut padamu. Kami benar-benar mengagumimu!" ujar Her
Menteri perang, Suhendra, berkata, "Yang Mulia, kalaupun kota hancur dalam pertempuran ini, Panglima Yudha juga tidak bisa disalahkan. Berdasarkan kemampuan militernya, bagaimana mungkin dia tidak bisa mempertahankan satu kota pun? Pasti ada alasan di balik ini dan kita harus menyelidikinya sebelum membuat keputusan!""Hamba sependapat!" Menteri ritus, Tirta, mendukung pernyataan mereka. Ketiganya berada di faksi yang sama, mendukung Yudha sebagai panglima perang. Saat ini, mereka tengah memikul tanggung jawab bersama-sama.Penasihat kanan, Ardi, berkata, "Yang Mulia, kita tidak punya waktu!" Dia menjelaskan, "Istana bangsa Agrel akan segera mendapatkan kabar. Pasukan yang diutus untuk bernegosiasi dengan mereka juga akan segera tiba. Kalau tuntutan mereka tidak dipenuhi, kemungkinan besar mereka akan mengirim tambahan pasukan, yang akan menjadi ancaman serius bagi Kerajaan Nuala."Pada pertemuan sebelumnya, mereka telah memutuskan untuk bernegosiasi dengan bangsa Agrel saat meraih kem
Raja Bakir berseru, "Sinardi dipecat sebagai patih, Chandika diberhentikan dari jabatan komandan, dan Cecep diberhentikan sebagai kasim! Utusan untuk menegosiasikan perdamaian harus segera ditarik kembali!" Raja Bakir merenung sejenak, lalu melanjutkan, "Yudha akan dinaikkan dua pangkat menjadi Panglima Besar dan diberikan gelar Amangkurat. Gelar ini dapat diwariskan dan tidak dapat diganti. Setelah menyelesaikan urusan di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, dia akan dipanggil kembali ke ibu kota kerajaan untuk melaporkan pelaksanaan tugasnya.""Yang Mulia sangat bijaksana!" Kemal dan ketiga orang lainnya tampak berkaca-kaca! Keluarga Wutari telah berkorban begitu banyak untuk Kerajaan Nuala. Kini, penganugerahan gelar Amangkurat pasti bisa membuat Dirga beristirahat dengan tenang.Akan tetapi, Raja Bakir jelas masih tidak sepenuhnya percaya pada Yudha untuk mengendalikan pasukan sehingga memanggilnya kembali ke ibu kota kerajaan.Raja Bakir mempertimbangkan dengan serius, lalu berkata,
Faksi penasihat kiri yang awalnya berbahagia atas kemenangan besar, kini menunjukkan raut wajah yang suram. Mereka sama sekali tidak merasa senang.Sebaliknya, faksi penasihat kanan tampak sangat puas dengan sudut bibir mereka yang sedikit terangkat! Mereka kemudian berpisah dan meninggalkan ruang baca kerajaan.Suhendra mengernyit sembari berkata, "Ada apa dengan Raja? Tuan Wahyudi begitu berbakat, kenapa beliau nggak menghargai orang berbakat seperti dia?"Tirta menjawab dengan ekspresi datar, "Raja merampas rahasia pembuatan senjata Tuan Wahyudi, tapi hanya memberikan imbalan berupa 1 juta gabak dan pangkat pejabat tingkat kesembilan? Raja benar-benar ... beliau ...."Kemal berbicara dengan raut wajah dingin, "Ini nggak bisa dibiarkan. Kita akan membicarakannya lebih lanjut saat pertemuan berikutnya. Raja tidak memberikan hadiah yang sepadan dengan prestasi Tuan Wahyudi. Lebih parahnya lagi, beliau bahkan merampas rahasia pembuatan senjatanya. Apakah seluruh istana akan menyetujui t
Wira berpikir sejenak, lalu menjawab, "Ada beberapa hal yang nggak bisa kita lihat, bahkan lebih kecil dari debu di bawah sinar matahari. Hal-hal kecil itu ada di pisau dan kain perban. Itu sebabnya luka bisa membusuk. Cukup dengan membersihkan luka dengan alkohol dan merendam kain perban dalam air mendidih, kalian bisa membunuh hal-hal kecil ini. Itu akan membantu luka pulih lebih cepat."Dokter muda itu mengernyit sambil berkata, "Hal-hal yang lebih kecil dari debu, bahkan nggak bisa dilihat dengan mata telanjang? Tuan Wahyudi, bagaimana kamu bisa tahu? Aku adalah dokter dari sembilan generasi keluarga yang berpengalaman dalam praktik medis, tapi ini adalah hal yang belum pernah kudengar sebelumnya!"Banyak dokter di sekitar yang juga menoleh ke arah Wira dengan rasa penasaran dan ragu-ragu terhadap pernyataannya. Mereka menghormati Wira dalam hal militer, tetapi pria itu ingin menantang otoritas mereka dalam praktik medis sekarang. Hal ini membuat mereka merasa tidak senang.Menghor
"Memangnya kalian nggak bisa belajar kalau belum pernah melihatnya?" tanya Wira. Kemudian, dia melanjutkan, "Aku akan segera mengatur agar beberapa mayat bangsa Agrel dikirim ke sini. Kalian dapat membedah dan melihat apa itu urat tangan dan kaki. Setelah itu, kalian bantu para prajurit untuk menghubungkannya.""Membedah mayat?" Sekelompok dokter militer terdiam, termasuk Junaidi. Bahkan, ada beberapa dari mereka yang ketakutan!Pada masa ini, banyak orang percaya pada adanya roh dan hantu sehingga jarang ada yang mendekati mayat, apalagi melakukan pembedahan! Permintaan Wira ini membuat mereka terkejut hingga kehilangan akal.Wira menjelaskan, "Ini adalah cabang ilmu medis yang baru. Siapa pun yang bisa melakukannya akan menjadi yang terbaik dalam bidang ini. Kalaupun kalian nggak bisa menjadi terkenal, itu pasti akan dicatat dalam sejarah!"Wira berbicara dengan nada penuh godaan, "Siapa pun yang bisa menghubungkan urat tangan dan kaki para prajurit, aku akan meminta Panglima Yudha u
Giandra bertanya, "Apa kamu nggak ingin tahu apa yang ayahku katakan padaku sebelum dia meninggal?"Wira berbalik, lalu menjawab, "Maaf, aku benar-benar nggak tertarik dengan kata-kata terakhir seorang penjajah!""Kamu ...." Giandra benar-benar geram. Giandra naik darah. Dia menggertakkan gigi dan berkata dengan cepat, "Ayahku melarangku untuk membalaskan dendamnya. Dia menyuruhku menerobos kota dan segera menangkapmu, bukan untuk membunuhmu, tapi memberikan apa pun yang kamu inginkan. Ayahku berkata, kalau aku memenangkan hatimu, aku bisa menaklukkan dunia! Awalnya, aku sedikit meremehkan kata-kata itu. Tapi, setelah pertempuran ini, aku memercayainya."Sialan! Wira mengumpat dalam hati. Raja Tanuwi sialan ini membuat masalah untuknya. Sebelum mati masih saja bicara omong kosong! Jika kata-katanya tersebar, itu akan jadi masalah besar.Bagas yang sedari tadi diam di samping pun berkata dengan suara rendah, "Panglima Yudha, Tuan Wahyudi, kalian tahu jelas tentang situasi Kerajaan Nual
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m