Share

Bab 2929

Author: Arif
Dalam sekejap, Fahri merasa terpojok. Sekarang orang-orang Yasa sudah datang langsung ke Vila Hijau, sepertinya masalah ini tidak semudah yang dibayangkannya. Mungkin saja masalah ini memang ada hubungannya dengan Mutia.

Hanya Fahri sendiri yang tahu jelas sifat putrinya ini, tidak ada yang lebih mengenal Mutia daripada dia yang sebagai ayahnya. Sialan! Sepertinya, Mutia benar-benar sudah membuat masalah besar untuknya. Saat memikirkan hal itu, dia bahkan berniat untuk mengusir putrinya ini dari rumah.

Saat ini, Vila Hijau masih belum layak untuk menantang Yasa. Jika mereka melawan Yasa secara terang-terangan, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi yaitu mereka akan hancur. Masih ada ratusan nyawa yang bergantung pada vila ini, tidak mungkin membiarkan mereka kehilangan mata pencaharian ataupun nyawa mereka. Apa pun hasilnya, Fahri merasa bersalah pada semua orang di Vila Hijau.

Muraj berkata dengan dingin, "Ketua Fahri, sekarang kamu hanya ada dua pilihan. Pilihan pertama, mengusir semu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2930

    "Kalian pikir kalian ini siapa? Jelas-jelas kalian yang salah terlebih dahulu, malah datang untuk menyulitkan ayahku lagi. Apa orang lain nggak boleh mengkritik bahan makanan di penginapan kalian yang nggak segar? Benar-benar penginapan penindas pelanggan."Suara yang tiba-tiba terdengar itu membuat semua orang yang berada di tempat itu tercengang.Fahri yang paling cepat bereaksi karena suara dan nada itu jelas milik Mutia. Semuanya sesuai dengan dugaannya, Mutia bersama Wira dan kelompoknya sedang melewati kerumunan dan segera tiba di depan mereka.Begitu Wira dan yang lainnya muncul, Muraj langsung menatap mereka. Sebelum tadi meninggalkan penginapan, Yasa sudah menggambarkan wajah mereka padanya. Dilihat dari penampilan mereka sekarang, dia yakin mereka adalah orang-orang yang tadi menghancurkan penginapan. Benar-benar menghemat tenaganya, mereka memang berhubungan dengan Vila Hijau seperti yang diprediksi Yasa."Dasar gadis durhaka! Kamu masih berani kembali? Cepat pergi dari sini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2931

    Mutia berkata dengan tegas, "Ayah, apa kamu sudah lupa bagaimana mereka memperlakukan Nikolas? Aku mencari mereka untuk menuntut keadilan karena masalah Nikolas. Orang-orang dari Vila Hijau nggak pernah ikut campur urusan luar, tapi mereka malah menargetkan kita. Meskipun kamu bisa menahan amarahmu, aku nggak bisa.""Kalau hari ini nggak ada bantuan dari Tuan Wira yang berani, kamu mungkin nggak akan melihatku lagi. Jadi, kalau kamu berani mengabaikan Tuan Wira dan temannya, aku akan langsung memutuskan hubungan ayah dan anak denganmu mulai sekarang."Mutia menghargai semua tindakan Wira dan merasa Wira benar-benar pria sejati. Lagi pula, Wira baru saja menyelamatkannya, dia tidak mungkin melupakan budi ini. Selain itu, sekarang Wira dan yang lainnya juga sudah sampai di depan Vila Hijau. Jika dia tidak melindungi mereka, dia tidak bisa bertemu dengan orang lain lagi kelak.Wira dan yang lainnya tetap diam. Bagi mereka, ini hanya permainan anak-anak saja. Sekelompok sampah tidak bergun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2932

    Meskipun Muraj hanya seorang pengikut di samping Yasa, dia masih lebih berkuasa daripada Fahri. Vila Hijau ini hanya sebuah tempat kecil saja, bukankah seharusnya tunduk di hadapannya?"Nggak perlu sok berkuasa di sini. Kita sebenarnya nggak berniat untuk mencari masalah karena hal sebelumnya, tapi sekarang kalian malah mengganggu putriku. Meskipun Tuan Yasa ada di sini, aku juga nggak akan menghargainya. Aku sarankan kalian untuk cepat pergi dari ini. Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak berbelas kasihan," kata Fahri.Seiring dengan perintah dari Fahri, gerbang Vila Hijau tiba-tiba terbuka dan banyak pelayan yang berlari keluar dari dalamnya. Dari jumlahnya, sudah jelas mereka lebih unggul.Melihat situasinya tidak menguntungkan, sudut mulut Muraj berkedut. Dia menggertakkan giginya dan berkata sambil menunjuk Fahri, "Kamu tunggu saja, masalah ini nggak akan selesai begitu saja. Tuan Yasa nggak akan memaafkanmu."Setelah mengatakan itu, Muraj memimpin orang-orang di belakangnya untu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2933

    Tepat pada saat itu, Wira maju dan berbicara dengan tenang. Kepribadiannya juga sama dengan Mutia, tidak bisa menerima perlakuan seperti ini.Lagi pula, tadi Wira juga sudah melihat apa yang dilakukan Muraj, kemungkinan apa yang dikatakan Mutia memang benar adanya. Mutia sepertinya tidak sedang bercanda dengannya, ini berarti semua masalah ini memang berawal dari orang yang bernama Yasa itu. Sekarang Yasa sudah menindasnya, Fahri ini malah masih menahan emosinya begitu saja. Sungguh mempermalukan harga diri pria.Tidak ada yang tahu Fahri juga harus mempertimbangkan keluarga besarnya. Jika harus melawan Yasa, dia juga tidak takut. Seperti yang dikatakan Mutia, dia bisa mengeluarkan uang untuk menyewa beberapa orang dan bertarung dengan Yasa secara terang-terangan. Meskipun akan kehilangan nyawanya, dia juga tidak akan melepaskan Yasa dan reputasinya juga bagus jika hal ini tersebar.Sayangnya, saat ini Fahri masih harus mengurus keluarga besarnya. Jika dia bertindak gegabah, mungkin ha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2934

    Mutia awalnya hanya ingin menekan Fahri agar mau menerima Wira dan yang lainnya. Namun, dia tidak menyangka Fahri begitu kejam dan bahkan mengusirnya dari rumah."Aku akan pergi, kamu jangan menyesal. Mulai hari ini, aku akan anggap nggak punya ayah lagi. "Setelah mengatakan itu sambil menggertakkan giginya, Mutia menatap Wira. "Tuan Wira, sungguh maaf, semua ini karena aku ...."Wira tersenyum dan berkata, "Ketua Fahri juga mempertimbangkan keluarganya, nggak bisa menyalahkannya. Mungkin pemikiran kita berbeda, jadi semuanya baru seperti ini. Karena nggak bisa kembali ke Vila Hijau lagi, bagaimana kalau kamu rekomendasi tempat yang bisa kita huni untuk sementara? Uangnya bukan masalah."Wira tidak ingin Mutia berpikir dia adalah orang miskin. Jika begitu, mereka harus menyesuaikan diri. Sekarang dia adalah pebisnis yang sedang dalam perjalanan bisnis, tentu saja harus tampil lebih berkelas agar bisa memperluas koneksinya dan segera menyelesaikan masalahnya."Ternyata kalian semua ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2935

    "Berengsek! Fahri ini benar-benar sudah gila, sekarang dia malah berani melawanku. Kalau begitu, aku sendiri yang akan pergi ke Vila Hijau. Kumpulkan semua orang kita. Kali ini aku akan memusnahkan Vila Hijau itu," kata Yasa sambil menggertakkan giginya.Ini pertama kalinya ada seseorang di Provinsi Tengah yang berani menantang Fahri. Jika dia membiarkan hal ini begitu saja, dia tidak akan bisa bertahan di sini lagi. Dia memutuskan untuk menyerang terlebih dahulu dan memberi pelajaran pada Fahri ini, sekaligus memperingatkan pada yang lainnya. Dia ingin yang lainnya tahu dia bukan orang yang bisa dipermainkan mereka.Muraj langsung merasa senang saat mendengar perkataan itu karena dia juga tidak bisa menahan emosi ini. Sekarang waktunya untuk membalas dendamnya.....Di dalam Vila Hijau.Setelah Wira dan yang lainnya pergi, Fahri tetap merasa tidak senang dan terus duduk di aula utama dengan ekspresi yang sangat muram.Pengurus rumah tangga menghidangkan teh panas dan secara refleks be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2936

    "Kalau begitu, Tuan juga harus bersiap-siap." Usai mengatakan itu, kepala pelayan menuju ke halaman belakang.Fahri perlahan-lahan bangkit dan memandang sekeliling vila. Dia berkata kepada diri sendiri, "Aku membangun karierku selama puluhan tahun, tapi hancur begitu saja. Sungguh disayangkan ...."Demi nyawa sekeluarga, dia terpaksa melakukan ini.....Di sisi lain, saat orang-orang di Vila Hijau bersiap untuk pergi, Wira dan lainnya menemukan penginapan yang bagus.Mutia tentu saja menginap bersama mereka. Meskipun uangnya sisa sedikit, dia tidak perlu cemas karena ada Wira.Adapun urusan di Vila Hijau, itu tidak ada hubungannya dengan Mutia. Sejak meninggalkan Vila Hijau, dia sudah memutuskan untuk tidak berhubungan dengan Fahri lagi, setidaknya untuk sementara waktu ini.Semua orang perlu mendinginkan kepala mereka. Bagaimanapun, gaya bertindak ayah dan anak ini jauh berbeda. Tidak ada yang bersedia mengalah sehingga terjadi perang dingin.Meskipun ini bukan cara terbaik, ini adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2937

    Setelah mendengar kabar itu, Wira dan lainnya saling memandang. Pada akhirnya, tatapan mereka tertuju pada Mutia.Meskipun Mutia dan Fahri bertengkar, itu hanya karena perbedaan pendapat. Bagaimanapun, mereka tetap ayah dan anak.Mutia segera bangkit, lalu mendekati meja sebelah. Dia meletakkan kedua tangannya di meja dan bertanya dengan dingin, "Yang kalian bilang itu benar?""Mana mungkin bohong. Bukan cuma kami yang tahu, tapi seluruh Provinsi Tengah.""Selain itu, banyak orang yang sudah pergi melihat. Dengar-dengar, di luar vila sangat ramai sekarang."Setelah mendengar jawaban beberapa orang itu, Mutia langsung melangkah ke luar. Dia bahkan tidak sempat memanggil Wira dan lainnya."Dia main pergi begitu saja? Kalau begitu, kita ...." Wendy melirik punggung Mutia. "Apa kita perlu ikut?""Tentu saja! Dia sangat ceroboh, apalagi terjadi masalah besar di Vila Hijau. Aku khawatir dia pergi mencari Yasa.""Kalau sampai hal itu terjadi, takutnya gadis itu yang akan menderita, " sahut Wi

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status