Setelah langit berangsur terang, Wira baru berbaring di meja dan tertidur lelap. Tubuhnya dipenuhi bau alkohol.Setelah Huben pergi, Wira terus menyendiri di ruang tamu. Dia minum tanpa henti karena hatinya kurang nyaman.Wira tidak ingin curhat kepada siapa pun. Dia mungkin akan merasa nyaman setelah curhat, tetapi orang lain mungkin akan merasa tertekan.Beberapa hal memang seharusnya dihadapi sendirian, seperti hubungannya dengan Senia. Demi kedamaian dunia, apa maknanya teman lama, apalagi mereka dari suku yang berbeda?Wulan memasuki ruang tamu dengan hati-hati, lalu meletakkan jaket di punggung Wira. Gerakannya pelan, tetapi Wira tetap terbangun.Wira bergerak sedikit, lalu perlahan-lahan bangkit. Lengannya terasa agak kebas."Kenapa nggak tidur lagi? Masih terlalu pagi," ucap Wira dengan lembut sambil berbalik dan memeluk Wulan.Wulan menggeleng dan menimpali, "Kamu juga nggak tidur. Gimana bisa aku tidur nyenyak?""Kemarin kamu dan Tuan Huben mengobrol lama sekali. Sepertinya T
"Tuan, kenapa kamu kembali?" Begitu Wira tiba di depan pintu, Danu kebetulan keluar dan menabraknya. Tatapannya dipenuhi kebingungan. Bukannya Wira berniat untuk bersembunyi? Kenapa malah kembali?"Di mana Raja Kresna? Aku mau ketemu dia," ujar Wira langsung.Sepertinya, orang yang paling khawatir selama beberapa waktu ini adalah Kresna, 'kan? Jika Kresna tahu dirinya kembali, Kresna pasti akan langsung menemuinya. Tidak perlu Wira repot-repot mencarinya."Dia di kamar. Dia cukup tenang beberapa hari ini kok. Tapi, kudengar dia terus mencari jejakmu," timpal Danu.Wira mengangguk. "Kalau begitu, aku temui dia dulu."Apa aku perlu ikut?" Danu mencemaskan keselamatan Wira.Wira terkekeh-kekeh sebelum menyahut, "Nggak usah. Aku bukan mau berkelahi dengannya kok. Cuma ada hal penting yang harus dibahas. Tapi, aku memang butuh bantuan kalian."Tiba-tiba, muncul sesosok di benak Wira.Danu berkata, "Katakan saja kalau butuh bantuan. Nggak usah sungkan-sungkan padaku.""Aku mau informasi tent
"Yang Mulia, Tuan Wira datang ...." Pria itu terbata-bata dan tampak ketakutan. Pada saat yang sama, dia mundur dua langkah.Seketika, Wira muncul di hadapan Kresna. Ternyata itu benar-benar Wira! Kresna tak kuasa termangu. Dia tidak bodoh. Kresna tahu Wira sengaja bersembunyi darinya. Siapa sangka, Wira malah tiba-tiba muncul sekarang. Situasi macam apa ini?"Raja Kresna, lama nggak ketemu. Belakangan ini aku sangat sibuk, makanya aku pergi tanpa berpamitan. Kamu nggak keberatan, 'kan?" ucap Wira.Wira melirik pria berpakaian hitam di samping, lalu langsung berjalan masuk dan duduk. Sikap santainya ini terlihat seolah-olah dia sedang pulang ke rumahnya. Suasana pun tidak terlalu canggung.Kresna membalas, "Mana mungkin aku keberatan? Sebagai pemimpin, kamu pasti sibuk karena ada banyak masalah yang terjadi belakangan ini. Aku sudah merasa sangat terhormat karena kamu masih ingat padaku."Wira tak kuasa merasa lucu melihat penampilan Kresna yang bermuka dua. Namun, dia tetap berpura-p
Senia terus memikirkan cara untuk melemahkan kekuasaan Kresna. Kali ini, tindakan Senia yang mengutusnya sudah cukup untuk membuktikan bahwa akan ada perubahan yang terjadi. Inilah hal yang paling dikhawatirkan Kresna.Wira terkekeh-kekeh dan membalas, "Boleh saja. Aku bisa menghargai permintaanmu ini. Kamu boleh membawa Dahlan pergi nanti. Kalau masalah Desa Damaro, aku bakal membantu kalian mengurusnya. Aku nggak bakal membiarkan mereka mencari masalah dengan kalian."Kresna merasa senang. Dia tidak menyangka semuanya akan berjalan selancar ini. Apa mungkin terjadi sesuatu pada Wira? Jika tidak, mana mungkin dia berubah pikiran secepat ini?Wira meneruskan, "Aku mengambil inisiatif untuk mencarimu karena ada yang ingin kubahas. Aku rasa kamu bakal sangat tertarik dengan tawaranku.""Tawaran?" Kresna menatap Wira dengan bingung. Memangnya keuntungan apa yang bisa Wira dapatkan dari dirinya?Wira menyahut, "Ya, ada penawaran besar. Kamu adalah orang yang paling cocok untuk penawaran in
"Biar aku pikirkan baik-baik lagi," jawab Kresna yang tidak menolak niat baik Wira, tetapi dia juga tidak langsung menyetujuinya. Hal ini memang harus dipertimbangkan, tetapi masih ada hal lain yang lebih layak untuk dipertimbangkan. Jika dia menolak Wira sekarang, mungkin dia tidak akan bisa membawa Dahlan kembali seumur hidupnya.Jika gagal menyelesaikan tugas, Kresna berpikir Senia pasti akan menyulitkannya saat dia kembali nanti. Senia memiliki kekuatan militer yang absolut, ini adalah kekuatan yang tidak bisa dilawannya. Di tengah zaman yang kacau ini, melindungi diri sendiri adalah hal yang paling penting. Mengenai ambisi besarnya, dia hanya bisa perlahan-lahan mencari kesempatan untuk mewujudkannya."Gina." Setelah Wira pergi, Kresna menatap ke arah sudut ruangan dan memanggil dengan tenang.Seorang wanita yang mengenakan jubah hijau keluar dan berdiri di depan Kresna dengan hormat. Dia adalah seorang ahli yang dilatih di Pasukan Bayangan dan juga satu-satunya ahli wanita di pas
"Dengan begitu, Wira bias mengikuti petunjuk itu dan perlahan-lahan pasti akan menemukan dalang di balik semua itu," kata Gina.Kresna tenggelam dalam renungannya, bertanya-tanya apakah semuanya seperti yang dikatakan Gina. Dengan kata lain, berarti Wira hanya ingin dia naik takhta untuk menjadikannya sebagai boneka di tangan Wira saja. Jika itu terjadi, Kerajaan Agrel akan menjadi milik Wira dan mereka terpaksa meninggalkan Provinsi Ladu.Saat ini, dua dari sembilan provinsi sudah berada di tangan Wira. Jika Kerajaan Beluana berhasil dihancurkan, Wira akan menjadi penguasa nomor satu di dunia ini. Pada saat itu, Wira akan menduduki posisi tertinggi sepenuhnya. Saat memikirkan itu, Kresna merasa ini benar-benar sebuah transaksi yang menguntungkan Wira."Ternyata begitu. Setelah mendengar penjelasanmu, sekarang aku akhirnya mengerti apa yang sedang dipikirkan Wira. Kamu ini benar-benar orang kepercayaanku. Sepertinya keputusanku dulu untuk membiarkanmu tetap berada di sisiku adalah lang
Jika bukan karena Wira belum memberikan perintah, Danu sudah langsung menebas Delon.Delon berkata, "Wira, kalau hari ini kamu nggak memberiku sebuah penjelasan, jangan harap kamu bisa keluar dari sini. Aku dan Raja Kresna sudah berada di sini selama seminggu. Bukan hanya nggak membiarkan kami membawa adikku pulang, kamu bahkan nggak mengizinkanku menemuinya.""Aku nggak tahu apa adikku masih hidup atau sudah mati. Kamu ini terlalu keterlaluan, kamu pikir orang-orang dari bangsa Agrel takut padamu?"Orang-orang di utara terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Selain itu, orang-orang dari Kerajaan Agrel juga tidak memiliki kesan yang baik terhadap orang-orang dari sembilan provinsi.Tidak peduli seberapa besar reputasi Wira, dia hanya seorang yang pandai memanipulasi hati orang lain di mata orang-orang dari Kerajaan Agrel ini. Kebaikan apa pun yang dilakukannya, mereka tidak merasakannya. Oleh karena itu, mereka berpikir mereka tidak perlu menghormatinya.Delon juga berpikir demiki
"Tadi kamu sudah bersikap nggak sopan pada tuanku, apa bisa selesai begitu saja?" kata Danu sambil meletakkan pedangnya hampir mengenai leher Delon.Delon menelan ludahnya. "Jadi, apa yang kamu inginkan?"Saat mengatakan itu, nada bicara Delon yang tadinya angkuh kini menjadi jauh lebih lembut. Sepertinya, manusia memang perlu diberi pelajaran keras agar bisa menjadi lebih patuh."Sangat mudah, minta maaf pada tuanku. Kalau nggak, meskipun aku bersedia melepaskanmu, saudara-saudaraku ini juga nggak akan membiarkanmu pergi," kata Danu.Para prajurit juga segera menyetujui perkataan Danu sambil mengangkat pedang mereka lagi. Aura mereka terasa sangat mengintimidasi. Bukan hanya Delon, siapa pun yang berada dalam posisinya juga pasti akan merasa ketakutan saat menghadapi aura itu.Meskipun Delon yakin Wira tidak berani membunuhnya, sekarang yang mengancamnya adalah Danu dan para perwira di sekitarnya. Jika mereka yang membunuhnya, dia juga tidak bisa melakukan apa pun. Jika nanti Senia me
Meskipun bertaruh pada permainan dadu, Delon juga akan langsung menang telak. Pemandangan ini sangat langka terjadi. Bahkan saat berada di Kerajaan Agrel, dia juga tidak pernah seberuntung ini.Delon berpikir sepertinya Provinsi Yonggu ini benar-benar tanah penuh keberuntungan, setidaknya baginya. Jika tidak, dia tidak mungkin akan menang terus. Dalam waktu kurang dari satu jam saja, dia sudah menang sampai perak dan emas penuh memenuhi mejanya.Orang-orang yang tadinya bermain bersama Delon juga satu per satu mundur."Aku nggak mau main lagi!""Orang ini menang terus, nggak ada yang bisa melawannya!""Benar, uangku juga sudah habis semuanya. Kalau terus bermain, mungkin kita akan bangkrut."Orang-orang itu menggelengkan kepala dan satu per satu meninggalkan meja permainan. Saat ini hanya tersisa Delon dan bandar saja di meja permainan itu.Delon melirik orang-orang itu dan tertawa dingin. "Benar-benar sekelompok sampah yang nggak berguna, uang kalian hanya sedikit ini? Mau keluar berm
"Tentu saja! Kalau orang lain yang berkata seperti itu, kita nggak akan percaya. Tapi, sekarang Tuan yang berkata seperti itu, mana mungkin kita nggak percaya," kata wanita paruh baya itu sambil tersenyum.Delon berkata dengan puas, "Kalau begitu, jangan banyak basa-basi lagi. Cepat siapkan tempat untukku."Setelah mengatakan itu, Delon mengeluarkan sebatang emas dan melemparkannya ke pangkuan wanita cantik itu."Ini untukku?" tanya wanita cantik itu dengan mata yang bersinar."Tentu saja. Kalau hari ini kamu bisa menemaniku dengan baik, aku akan memastikan kelak kamu bisa hidup dengan tenang," kata Delon dengan santai.Semua orang yang berada di tempat itu kembali bersorak, sehingga suasananya makin meriah.Sepuluh menit kemudian, Delon sudah duduk di sebuah meja dan langsung mulai berjudi dengan orang lain.Saat seseorang perlahan-lahan muncul di tengah kerumunan, wanita paruh baya itu yang tadinya masih melayani Delon segera mendekat. Senyumannya juga perlahan-lahan menghilang dan k
Melihat ekspresi Delon yang kesal, gadis itu menjelaskan, "Tuan, ini bukan hanya demi kebaikanmu, tapi demi reputasi tempat kami dan kenyamanan orang-orang yang bermain denganmu. Kalau kamu nggak membawa cukup uang, sama saja seperti nggak bermain meskipun pada akhirnya kamu menang.""Jadi, Tuan jangan salah paham. Aturan ini juga bukan hanya berlaku pada Tuan saja. Meskipun pemimpin Provinsi Yonggu yang datang ke sini, Wira juga tetap harus mengikuti aturan kami."Mendengar itu, Delon langsung berpikir ternyata begitu. Hanya dalam beberapa kalimat saja, dirinya sudah kehilangan kendali. Dia melambaikan tangan dengan sombong dan berkata, "Lihatlah, apa aku terlihat seperti orang yang nggak punya uang? Aku beri tahu kamu, aku sebenarnya bukan penduduk lokal Provinsi Yonggu. Tapi, kekayaanku jauh melampaui bayangan kalian. Ibuku adalah ...."Namun, Delon tidak melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba teringat dengan peringatan dari Kresna. Ini sudah berada di luar Kerajaan Agrel, sehing
"Benar, orangnya sudah tiba. Aku dengar sekarang dia sedang bersiap untuk bermain kartu. Segala sesuatu di sana sudah diatur dengan baik. Kapan kita akan pergi ke sana?" tanya Lucy sambil menatap Wira dengan hormat.Saat Delon meninggalkan kediaman jenderal, ternyata Lucy sudah mengawasi semua gerak-geriknya. Dia bisa masuk ke Rumah Bordil Foniks juga adalah bagian dari rencana yang sudah diatur oleh Lucy.Bagaimanapun juga, ini adalah Provinsi Yonggu, tidak ada yang bisa luput dari pengamatan Lucy dan Wira. Rumah Bordil Foniks ini tentu saja adalah salah satu bisnis Wira dan yang lainnya. Jika tidak, tempat yang sebesar ini tidak mungkin bisa berdiri di Provinsi Yonggu.Wira berkata, "Baiklah, pastikan untuk menjamunya dengan baik. Saat waktunya tiba, aku akan muncul di sana. Tapi, jangan lupakan rencana yang sudah kita diskusikan sebelumnya, pastikan untuk menyiksanya di sana. Kali ini aku akan membuat Senia benar-benar merasakan akibatnya.""Kedua putranya ini sama sekali nggak berg
"Kalau begitu, jaga dirimu baik-baik."Setelah meninggalkan halaman belakang, Delon awalnya ingin menemui Kresna untuk membahas strategi selanjutnya. Namun, ketika teringat pada sikap Kresna, dia segera mengurungkan niatnya.Semua yang seharusnya dikatakan telah dikatakan. Kini, Delon hanya bisa menunggu keputusan dari Kresna. Mungkin, Kresna sudah mengirim pesan kepada ibunya sekarang. Hanya saja, mereka belum menemukan strategi terbaik.Delon merasa sangat gusar. Dia memilih untuk keluar dari kediaman jenderal. Untungnya, Wira tidak mengurungnya.Setelah berkeliling sesaat, Delon tiba di Rumah Bordil Foniks. "Rumah Bordil Foniks? Kedengarannya tempat ini tempat bagus!"Delon menepuk dahinya dan telah mengesampingkan masalah adiknya. "Karena nggak ada yang bisa dilakukan untuk sekarang, lebih baik aku nikmati hidup. Aku nggak ingin perjalananku ini jadi sia-sia.""Aku ingin lihat seperti apa wanita di wilayah selatan. Apa mereka punya perbedaan dengan para wanita di wilayah utara?"Sa
"Kak?" Setelah Dahlan yang berada di dalam kamar mendengar suara, dia buru-buru menghampiri jendela dan memeriksa keadaan di luar. Segera, dia melihat Delon yang berada di luar."Kak, kenapa kamu di sini? Apa Wira sudah setuju untuk melepaskanku?" tanya Dahlan dengan tidak sabar.Nasib kedua bersaudara ini tidak jauh berbeda. Kini, Dahlan babak belur, hampir sama dengan Delon saat ituPenampilannya sangat berantakan dan menyedihkan. Jika Dahlan dibuang ke pinggir jalan, mungkin tidak akan ada yang percaya bahwa dia adalah pangeran.Sejak kecil sampai sekarang, ini adalah momen paling menyedihkan di kehidupan mereka. Namun, mereka memiliki pikiran yang sama, yaitu semua masalah ini disebabkan oleh Wira. Wira yang menyebabkan mereka berakhir seperti ini."Kalau Wira mau melepaskanmu, mana mungkin kita bertemu dengan cara seperti ini. Wira nggak bermaksud membebaskanmu!""Tapi, kamu tenang saja. Aku dan Raja Kresna sedang memikirkan cara. Sebelum kemari, Ibu sudah berpesan kepada Raja Kre
Doly sedang berada di kediaman jenderal. Kini, Provinsi Yonggu adalah wilayah Wira. Kediaman jenderal juga merupakan wilayah Danu. Di sini ada banyak ahli bela diri.Ditambah lagi orang-orang Lucy juga berada di Provinsi Yonggu, siapa yang bisa menerobos perlindungan yang begitu ketat dan membunuh Doly? Bukankah Wira terlalu berwaspada?Wira menggoyangkan cangkir tehnya. Sambil memicingkan mata, dia memandang ke luar dan berujar, "Aku cuma ingin menguji Kresna. Sepertinya dugaanku benar. Senia menyuruh Kresna kemari untuk membunuh Doly.""Doly ada di Provinsi Yonggu, jadi Kresna yang paling dekat dengannya. Asalkan kita melindungi Doly dengan baik dan menjamin keselamatannya, aku yakin sebentar lagi Kresna akan bernegosiasi dengan kita. Ketika saat itu tiba, mungkin waktunya kita dan Kresna bekerja sama."Begitu memikirkan hal ini, Wira merasa dirinya harus berterima kasih kepada Senia. Senia membantunya membawa Kresna ke hadapannya. Dia pun tidak perlu repot-repot lagi."Ternyata Tuan
"Raja Kresna, bicaralah! Jangan diam saja!" desak Delon dengan tidak sabar saat melihat Kresna hanya diam. Apakah orang ini sedang menguji kesabarannya?Sesaat kemudian, Kresna baru menyahut dengan kesal, "Pangeran, kamu mungkin nggak tahu apa yang terjadi di Kerajaan Agrel belakangan ini. Sekarang Ratu ingin membunuh Doly. Tapi, Doly ada di tangan Wira sekarang.""Kamu seharusnya tahu betapa Ratu memercayai dan menghargai Doly dulu. Itu artinya, rahasia yang diketahui Doly sangat banyak. Orang seperti ini nggak seharusnya hidup."Kresna merendahkan suaranya dan melanjutkan, "Selain itu, aku mendapat surat dari Ratu. Ratu menyuruhku mengorbankan apa pun, yang penting Doly terbunuh."Begitu mendengarnya, wajah Delon menjadi pucat pasi saking kagetnya. Mengorbankan apa pun? Bukankah itu berarti dirinya juga bisa dikorbankan? Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?"Jadi, kamu berniat mengorbankan nyawa adikku? Tapi, adikku adalah putra kesayangan ibuku!" Delon tampak cemas.Jika Senia be
Sesuai dugaan Wira, begitu mendengarnya, Dahlan langsung memelototi Kresna dengan galak.Kresna pun ragu-ragu sejenak sebelum berkata, "Tuan Wira, kuharap kamu bisa memberiku sedikit waktu. Izinkan aku dan ratuku berdiskusi dulu. Kemudian, aku akan memberimu jawaban. Ini bukan masalah sepele. Aku nggak bisa membuat keputusan sendiri. Tolong dimaklumi."Krek! Dahlan mengepalkan tangannya dengan erat hingga terdengar suara tulang. Beraninya Kresna mengabaikan keselamatannya! Dahlan merasa Kresna tidak menghormatinya sebagai pangeran!Dahlan pun diam-diam membuat keputusan. Asalkan dia bisa pulang dengan selamat, dia akan menghabisi Kresna. Bahkan, dia akan membantai seluruh keluarga Kresna!"Oke, kuberi kamu waktu untuk mempertimbangkannya. Kutunggu jawabanmu." Usai berbicara, Wira bangkit dari kursinya. Lagi pula, dia masih punya banyak waktu. Tempat ini juga Provinsi Yonggu. Tidak peduli keputusan apa yang mereka buat, waktunya tidak akan terbuang.Wira hanya perlu menunggu. Sebaliknya