Sekarang Greg sudah berkata seperti ini, anak-anak itu tidak memiliki alasan untuk menolak. Selain itu, beberapa dari mereka juga sudah mulai tertarik. Tidak peduli seberapa sulit kehidupan mereka, setidaknya mereka yakin mereka perlu tidur di tanah dan makan di luar ruangan lagi jika berada di sisi Wira. Ini saja sudah cukup bagi mereka."Bagus! Kalian memang punya keberanian dan wawasan," kata Wira sambil tersenyum dengan puas, tetapi dia tetap tidak mengungkapkan identitasnya karena sekarang bukan saat yang tepat."Selama beberapa hari ini, kalian tinggal di sini dulu. Beberapa hari lagi, aku akan memberi kalian tugas yang baru dan kehidupan baru kalian akan dimulai. Tapi, kalian harus berjanji padaku, kalian nggak boleh melakukan perbuatan yang merugikan orang lain dan nggak boleh mencuri lagi. Kalau aku tahu ada yang melakukannya lagi, jangan salahkan aku nggak berbelas kasihan," peringatan Wira.Semua orang menundukkan kepala dan tidak ada yang berbicara, jelas mereka merasa bers
"Nggak ada yang bisa disembunyikan dari mata Tuan."Lucy menghela napas, lalu melanjutkan, "Aku sedang menyelidiki masalah di Desa Damaro dan luka di tubuhku ini karena masalah ini juga.""Tuan, arah penyelidikan kami sebelumnya sudah melenceng. Masalah di Desa Damaro mungkin nggak ada hubungannya dengan Kerajaan Beluana, tapi ada orang yang diam-diam mengendalikan semua ini. Maafkan aku, aku masih belum bisa memastikan siapa pelakunya."Wira memahami kemampuan Lucy. Jika Lucy pun tidak bisa menyelidikinya, berarti lawan mereka sangat berhati-hati sampai bisa menipu Lucy. Sepertinya, lawan mereka ini memang hebat.Dia tersenyum dan berkata, "Kamu nggak perlu terlalu memikirkan hal ini. Jangan meremehkan kemampuanmu hanya karena satu masalah. Aku tahu seperti apa dirimu, aku sudah menganggapmu sebagai tangan kananku. Kamu pulihkan lukamu ini dulu. Soal masalah ini, kamu bisa menyelidikinya perlahan-lahan setelah lukamu pulih."Mendengar perkataan ini, Lucy merasa sangat terharu. Bisa be
"Menurutku, lebih baik kirim mereka ke sekolah privat saja, bukankah di sana lebih baik? Anak muda yang kuat berarti negara yang kuat," kata Lucy.Lucy tidak ingin menjadi seorang ibu bagi anak-anak. Meskipun mereka tidak ada hubungan darah dengannya, membayangkan ada begitu banyak anak-anak di timnya saja sudah membuatnya pusing. Bagaimana dia bisa melatih mereka?Wira tersenyum dan berkata, "Kamu nggak perlu khawatirkan hal ini, aku kan membuat sebuah lembaga khusus untuk melatih anak-anak ini. Bukan hanya membentuk mereka menjadi talenta, tapi meningkatkan kemampuan mereka juga.""Aku juga akan memberikan mereka pendidikan agar memperkaya pengalaman dan pengetahuan mereka. Kelak mereka akan berguna bagi kita. Tapi, lembaga ini harus beroperasi secara rahasia, jadi aku teringat denganmu."Jika Wira yang memaksakan lembaga ini dijalankan, pasti akan ketahuan orang lain. Bagaimana jika semua anak-anak di sembilan provinsi ingin bergabung? Lebih baik dia membantu satu per satu, ini juga
"Kalau kalian ingin bermain seperti hari ini, mungkin nggak akan ada begitu banyak waktu lagi. Selain itu, akan ada orang yang mengawasi kalian dengan ketat. Kalau kalian sudah memikirkannya dengan baik, kalian boleh ikut aku," kata Wira dengan ekspresi serius.Untuk membentuk talenta, metode yang digunakan sangat berbeda dengan metode yang digunakan pada murid di sekolah privat. Murid di sana belajar untuk meraih gelar, sehingga semuanya bergantung pada bakat dan kesadaran mereka sendiri.Namun, untuk mengeluarkan potensi diri, orang itu harus terus menekan diri menekan diri dan memaksa diri mereka sendiri untuk menjadi lebih kuat. Meskipun anak-anak di depannya ini masih kecil, Wira merasa potensi di dalam diri mereka ini tidak bisa diremehkan."Tuan, tenang saja, kami bersedia mengikutimu. Selama kami bisa menjadi orang yang berguna, nggak peduli seberapa besar pengorbanannya pun kami pasti nggak akan mundur," kata Greg yang pertama kali menyatakan tekadnya. Bagaimanapun juga, dia a
Anak-anak itu merasa sangat malu."Ternyata kamu adalah kakakku. Kak, aku ini benar-benar bodoh sampai menyinggung Kakak, harap Kakak nggak marah," kata Greg yang segera berlutut dengan satu lutut dan memberi hormat dengan sopan.Agha menggaruk kepala dan berkata, "Kak, apa hubunganmu dengan anak ini? Jangan-jangan kamu juga mengangkatnya sebagai saudara?"Wira langsung menendang bokong Agha dan berkata dengan kesal, "Kamu juga baru berusia enam belas tahun, 'kan? Bukankah aku juga mengangkatmu menjadi saudara? Dia hanya lebih muda dua atau tiga tahun darimu, kamu malah meremehkannya.""Lagi pula, aku sudah bilang padamu jangan terus minum-minum lagi, 'kan? Sekarang kamu ini sudah termasuk pria yang punya keluarga dan pekerjaan. Kamu sudah setuju untuk menikahi Nona Fadela, jadi kamu harus memperlakukannya dengan baik. Kalau aku tahu kamu melakukan sesuatu yang bersalah pada Nona Fadela, jangan salahkan aku kalau aku menjadi kejam."Wira mengangkat tangannya saat mengatakan itu, sehing
Vion menganggukkan kepala dengan tak berdaya dan diam-diam melirik ke arah Agha. Meskipun masih belum berbicara dengan Wira, dia sudah bisa menebak apa yang ingin dikatakan Wira pasti berhubungan dengan Agha. Sepertinya, dia harus mempertimbangkan baik-baik apakah harus tetap akrab dengan Agha.Dalam sekejap, Wira dan yang lainnya sudah tiba di sebuah ruangan pribadi. Setelah mereka duduk, Wira menunjuk cangkir teh di samping dan berkata, "Cepat minum teh untuk menetralkan alkoholmu. Kamu masih muda, tapi sudah menjadi pecandu alkohol. Meskipun sudah menikahi Nona Fadela, kamu pikir dia akan perlahan-lahan menyukaimu yang seperti ini?"Sebenarnya, Wira juga sudah membuat kesepakatan dengan Anang dan mereka sudah saling memahami. Mereka ingin membiarkan Fadela dan Agha untuk saling berinteraksi secara perlahan-lahan, lalu keduanya akhirnya saling menyukai.Ini juga termasuk jodoh yang luar biasa. Bagaimanapun juga, Agha dan Fadela memiliki penampilan yang menarik dan status serta posisi
"Nona Lucy sudah pulang?" Mata Vion sontak berbinar-binar.Dilihat dari penampilan Vion, Wira seketika memahami sesuatu. "Vion, kamu tertarik pada Lucy?""Mana mungkin! Kak Vion nggak tertarik sama wanita! Dia pernah bilang wanita cuma penghambat. Kalau punya hubungan dengan wanita, fokusnya akan terbagi!""Sekarang aku juga merasa begitu. Sebelumnya waktu di arena, kalau yang berdiri di depanku bukan wanita, aku pasti bisa menaklukkannya dalam waktu singkat!" jelas Agha dengan sungguh-sungguh."Hehe." Wira menggeleng sambil terkekeh-kekeh. Menurut orang zaman dulu, pria yang tergila-gila pada wanita memang akan bernasib sial. Agha yang begitu pemberani saja merasa demikian, apalagi orang lain. Hanya saja, Agha sungguh tidak pengertian. Dia tidak bisa menebak isi hati Vion."Benar, yang Agha bilang masuk akal. Aku cuma penasaran. Apa yang dilakukan wanita seperti Lucy setiap hari? Yang jelas, aku nggak punya maksud apa-apa. Aku cuma ingin berteman dengannya," ucap Vion segera.Namun, m
"Kak, di sini ramai sekali! Kamu seharusnya menjaga harga diriku sedikit dong!" keluh Agha. Namun, Wira sama sekali tidak memedulikannya. Wira menjewernya dan menariknya keluar secara paksa.Pada akhirnya, Agha pun hanya bisa mengikuti Wira kembali ke kediaman jenderal. Vion tentu merasa lucu melihatnya.....Di kegelapan, pria dengan bekas luka pisau di wajah telah meninggalkan wilayah Kerajaan Beluana. Dia telah sampai di tempat yang aman. Saat ini, sekujur tubuhnya diperban karena mengalami cedera. Bisa dilihat betapa seriusnya cederanya.Bam! Pria itu mengepalkan tangannya dengan erat dan meninju kursi di samping dengan kesal. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Dendam ini harus dibalaskan!""Kenapa marah-marah begini? Kamu sendiri yang kurang kompeten. Sudah syukur majikanmu nggak menyalahkanmu. Kamu malah buat onar. Lihat dulu performamu. Kamu nggak merasa bersalah pada majikanmu?" Di luar pintu, seorang pemuda perlahan-lahan berjalan masuk.Pemuda ini memakai sutra dan satin
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m