"Baiklah. Ayo kita pergi melihat Nona Fadela," kata Wira dan kembali mempersilakan Anang dengan tersenyum.Anang segera menganggukkan kepala dan mengikuti Wira.....Di pinggiran desa. Wira sudah meminta Lucy untuk memimpin orang-orang pergi terlebih dahulu. Selain penduduk setempat yang tinggal di desa itu, hanya tersisa Wira dan Agha yang merupakan orang asing di sana.Agha yang biasanya tidak betah berdiam diri merasa makin bosan karena sekarang dia terjebak di desa itu. Pada akhirnya, dia hanya bisa pergi berburu di hutan terdekat. Untungnya, hutan itu cukup menarik karena masih memiliki banyak binatang buas untuk menghabiskan waktu senggangnya.Saat ini, ada beberapa pemuda yang baru saja dewasa yang memegang tombak bercabang tiga di belakang Agha dan memperhatikan keadaan sekitar dengan waspada."Kak Agha, di sini benar-benar ada beruang yang berkeliaran. Kalau kita benar-benar bertemu dengan beruang hitam, apa kamu yakin bisa mengalahkannya? Hari ini kamu nggak membawa palumu lo
"Nggak perlu takut, itu hanya seekor binatang berkulit tebal saja. Bagiku, mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan para prajurit di medan perang," kata Agha sambil menepuk dadanya.Saat beruang hitam itu makin mendekat, kaki para pemuda itu mulai lemas. Meskipun ada Agha yang melindungi mereka, mereka masih tidak tahu apakah Agha bisa mengalahkan beruang hitam yang bisa menjatuhkan satu pohon besar hanya dengan satu pukulan. Bagaimanapun juga, Agha hanya manusia biasa. Jika Agha melakukan kesalahan dan terbunuh, mereka juga akan ikut celaka.Selain itu, para pemuda itu juga tidak bisa mempertanggungjawabkan hal ini pada Wira saat kembali ke desa nanti. Agha adalah adik Wira, nyawanya jauh lebih berharga daripada mereka.Melihat beruang hitam itu terus mendekat, Agha mengepalkan tinjunya dengan erat dan segera mendekat beruang hitam itu."Kak Agha, hati-hati!" teriak para pemuda itu yang terus mengingatkan Agha.Agha hanya memberikan isyarat agar para pemuda itu tidak perlu khaw
Agha menganggukkan kepala dan berkata sambil mengelus tinjunya, "Menurutku, itu ide yang bagus. Kalau begitu, kamu yang memimpin jalan ke depan."Setelah kejadian sebelumnya, semua orang sudah percaya dengan kemampuan Agha. Tanpa ragu-ragu, mereka segera memimpin jalan dengan ekspresi yang gembira.Saat baru berjalan beberapa langkah, Agha tiba-tiba menghentikan para pemuda itu dan berkata, "Kalau hanya dua ekor beruang hitam, aku mungkin masih bisa menyeretnya sampai ke desa. Tapi, ukurannya besar, aku nggak bisa menyeret terlalu banyak meskipun aku kuat. Tapi, daging beruang hitam ini sangat enak, kita nggak mungkin meninggalkannya di sini, 'kan?""Begini saja, kalian kirim dua orang untuk segera kembali ke desa dan panggil lebih banyak orang ke sini untuk mengangkut mayat beruang ini kembali."Mendengar instruksi dari Agha, dua pemuda segera menawarkan diri dan berlari kembali ke desa.Sementara itu, Agha dan yang lainnya kembali melangkah menuju ke kedalaman hutan. Dia berpikir har
Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara dan tertawa, tiba-tiba terdengar suara ribut dari luar dan banyak penduduk desa yang bergegas ke luar desa dengan tersenyum bahagia.Mendengar suara itu, Wira keluar dari kamar. Setelah memanggil salah seorang penduduk desa, dia bertanya, "Apa yang telah terjadi? Aku lihat kalian semua begitu bahagia, apa kalian sudah tahu tentang kebaikan yang dilakukan Keluarga Jati?"Wira bukan orang yang tidak bisa menjaga rahasia, sehingga dia belum memberi tahu orang-orang tentang Keluarga Jati yang menyumbangkan seluruh harta keluarga. Hal seperti ini tentu saja akan diumumkannya setelah dia kembali ke Provinsi Yonggu.Penduduk desa itu menggelengkan kepala dan berkata, "Aku nggak tahu kebaikan apa yang dilakukan Tuan Anang, tapi adikmu sudah melakukan hal yang luar biasa bagi desa kami.""Eh?" Wira mengernyitkan alis dan ekspresinya terlihat bingung.Wira lebih tahu sifat Agha daripada siapa pun. Dia harus selalu mengingatkan Agha setiap harinya agar
"Sepertinya kamu sangat perhatian pada adikku ini. Oh ya, usiamu dan adikku ini juga hampir sama. Kalau kamu merasa adikku ini cukup baik, aku bisa menjodohkan kalian," kata Wira pada Fadela sambil tersenyum.Swish!Dalam sekejap, wajah Fadela langsung memerah. "Tuan Wira, omong kosong apa yang kamu katakan ini? Mana mungkin aku jatuh cinta pada anak kecil seperti ini."Wira menggelengkan kepala sambil tersenyum mendengar perkataan itu karena jelas-jelas usia mereka berdua tidak beda jauh. Jika Agha termasuk anak kecil, Fadela termasuk apa? Bukankah sama saja?Anang juga menganggukkan kepala dan berkata, "Agha ini memang pahlawan muda. Aku dengar dia adalah orang terkuat di dunia dari Gedung Nomor Satu, termasuk pilar masa depan juga. Lagi pula, dia adalah adik Tuan Wira, pilihan yang pasti nggak akan salah. Fadela, kalau kamu bisa bersama anak ini, berarti kamu mendapat suami yang baik juga. Aku merasa saran Tuan Wira ini memang bagus."Fadela langsung memalingkan wajahnya yang makin
"Kalian nggak tahu. Saat tadi Kak Agha masuk ke dalam sarang beruang, kami semua sudah ketakutan. Hanya terdengar suara geraman yang begitu menyayat hati saja dari dalam. Saat kami masuk lagi, semua beruang hitam di dalam sudah dibunuh Kak Agha. Kak Agha benar-benar hebat!" kata seorang pemuda yang selalu mengikut di belakang Agha.Agha menepuk kepala pemuda yang berbicara itu dan berkata dengan kesal, "Kamu tadi ketakutan sekali, aku lihat kamu beberapa kali berniat kabur."Pemuda itu tersenyum sambil menggaruk kepalanya karena bohong jika dia tidak takut. Lawan mereka adalah beruang hitam yang tidak berani mereka lawan, ini bukan lelucon. Jika Agha tidak bersama mereka, mereka tidak akan berani datang ke sini. Itu jelas mencari masalah untuk diri mereka sendiri.Dalam sekejap, mayat beruang-beruang hitam itu berhasil diangkat dengan kerja sama semua orang dan bergerak menuju desa. Satu jam kemudian, mereka semua sudah kembali ke desa.Saat ini, Wira dan Anang sedang berdiri di pintu
Setelah para penduduk desa itu kembali ke desa, mereka langsung mulai menyalakan api dan memasak. Suasananya sangat meriah. Mereka bukannya sangat ingin memakan daging beruang hitam itu, tetapi lebih ingin melampiaskan amarah yang sudah mereka pendam. Panen tahun depan mereka akan melimpah, hal ini yang sebenarnya membuat mereka merasa sangat senang.Wira dan Agha duduk di depan api unggun. Setelah melirik adiknya sebentar, Wira tersenyum dan berkata, "Tahun ini usiamu sudah enam belas tahun, 'kan?"Agha melahap makanannya sambil menganggukkan kepala. Pertarungannya dengan beruang-beruang hitam tadi sudah menguras banyak tenaganya, dia merasa dia harus makan banyak untuk memulihkan tenaganya."Kak Wira, kenapa tiba-tiba tanya ini?" tanya Agha.Wira tersenyum dan berkata, "Aku berencana untuk menjodohkanmu dan mencarikan wanita yang baik untukmu agar kamu juga punya keluarga sendiri. Bagaimana menurutmu?"Agha langsung merasa daging yang sedang dipegangnya tidak seenak tadi lagi dan seg
"Otakmu ini benar-benar mengkhawatirkan," kata Wira lagi, lalu tidak memedulikan Agha lagi.Agha menundukkan kepala dan berkata dengan suara pelan, "Bagaimanapun juga, aku nggak akan setuju dijodohkan dengan Fadela. Kalau kamu terus memaksa kami bersama, lebih baik kamu langsung bunuh aku saja. Meskipun kamu kakakku, kamu nggak boleh memaksaku melakukan apa pun."Setelah mengatakan itu, Agha memalingkan wajahnya dan tidak memedulikan Wira lagi. Kelihatan jelas, dia agak marah.Wira hanya menggelengkan kepala, lalu mengalihkan pandangannya ke Anang dan berkata, "Aku sudah mengatakan semua yang perlu kukatakan, anak ini memang terlalu keras kepala. Karena dia sudah bilang begitu, mungkin saja mereka memang nggak berjodoh. Kita nggak perlu terus memaksa mereka lagi.""Kalau mereka benar-benar berjodoh, kita nggak perlu memaksa pun mereka akan bersama. Bagaimana menurutmu?"Anang menganggukkan kepala karena apa yang dikatakan Wira memang benar. Biarkan semuanya berjalan sesuai takdir Agha
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m