Share

Bab 2599

Author: Arif
Setelah para penduduk desa itu kembali ke desa, mereka langsung mulai menyalakan api dan memasak. Suasananya sangat meriah. Mereka bukannya sangat ingin memakan daging beruang hitam itu, tetapi lebih ingin melampiaskan amarah yang sudah mereka pendam. Panen tahun depan mereka akan melimpah, hal ini yang sebenarnya membuat mereka merasa sangat senang.

Wira dan Agha duduk di depan api unggun. Setelah melirik adiknya sebentar, Wira tersenyum dan berkata, "Tahun ini usiamu sudah enam belas tahun, 'kan?"

Agha melahap makanannya sambil menganggukkan kepala. Pertarungannya dengan beruang-beruang hitam tadi sudah menguras banyak tenaganya, dia merasa dia harus makan banyak untuk memulihkan tenaganya.

"Kak Wira, kenapa tiba-tiba tanya ini?" tanya Agha.

Wira tersenyum dan berkata, "Aku berencana untuk menjodohkanmu dan mencarikan wanita yang baik untukmu agar kamu juga punya keluarga sendiri. Bagaimana menurutmu?"

Agha langsung merasa daging yang sedang dipegangnya tidak seenak tadi lagi dan seg
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2600

    "Otakmu ini benar-benar mengkhawatirkan," kata Wira lagi, lalu tidak memedulikan Agha lagi.Agha menundukkan kepala dan berkata dengan suara pelan, "Bagaimanapun juga, aku nggak akan setuju dijodohkan dengan Fadela. Kalau kamu terus memaksa kami bersama, lebih baik kamu langsung bunuh aku saja. Meskipun kamu kakakku, kamu nggak boleh memaksaku melakukan apa pun."Setelah mengatakan itu, Agha memalingkan wajahnya dan tidak memedulikan Wira lagi. Kelihatan jelas, dia agak marah.Wira hanya menggelengkan kepala, lalu mengalihkan pandangannya ke Anang dan berkata, "Aku sudah mengatakan semua yang perlu kukatakan, anak ini memang terlalu keras kepala. Karena dia sudah bilang begitu, mungkin saja mereka memang nggak berjodoh. Kita nggak perlu terus memaksa mereka lagi.""Kalau mereka benar-benar berjodoh, kita nggak perlu memaksa pun mereka akan bersama. Bagaimana menurutmu?"Anang menganggukkan kepala karena apa yang dikatakan Wira memang benar. Biarkan semuanya berjalan sesuai takdir Agha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2601

    "Kamu benar-benar nggak tahu apa yang sudah dikatakan ayahmu dan kakakku?" tanya Agha sambil menatap Fadela dengan ekspresi ragu, seolah-olah merasa Fadela sedang menipunya. Bagaimana mungkin Fadela tidak mengetahui tentang urusan pernikahan ini?"Apa yang mereka katakan? Langsung katakan saja padaku," tanya Fadela langsung sambil menarik kursi dan duduk di depan Agha.Agha menghela napas, lalu berkata, "Aku juga nggak tahu kenapa kakakku ingin aku segera menikah. Mungkin dia berpikir sifatku akan lebih stabil setelah aku punya istri. Tapi, mereka nggak tahu kalau aku nggak tertarik dengan hal itu, aku hanya ingin berperang di medan perang dan menjadi pahlawan besar di dunia. Aku juga sama sekali nggak tertarik padamu, kamu ini seperti ...."Setelah mengatakan kalimat terakhir, Agha tiba-tiba berhenti dan terbatuk-batuk tanpa melanjutkan perkataannya lagi. Dia tidak mungkin merendahkan Fadela langsung di depannya, ini sama saja sengaja mencari masalah untuk dirinya sendiri. Masalahnya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2602

    Wira langsung tersenyum dan mengacungkan jempol pada Anang. "Tuan Anang, kamu benar-benar luar biasa. Aku nggak menyangka kamu akan merencanakan sesuatu seperti ini pada putrimu, tapi aku suka."Keduanya pun tertawa bersama-sama.....Malam tiba, di dalam kamar Fadela. Setelah minum obat, dia entah mengapa tiba-tiba merasa aneh. Jelas-jelas obat itu untuk menyembuhkannya, tetapi dia malah merasa mengantuk dan ini tidak pernah dialaminya sebelumnya. Hanya dalam tiga puluh menit, dia sudah kehilangan kesadaran.Di sisi lain. Setelah minum arak dan kembali ke kamarnya, Agha langsung terjatuh ke tempat tidur dan tertidur lelap. Meskipun ada beberapa orang yang diam-diam memasuki kamarnya, dia juga tidak menyadarinya dan hanya mendengkur.Saat terdengar suara ketukan pintu yang cepat dari luar kamar keesokan paginya, Fadela yang masih tidur pun perlahan-lahan membuka pintunya. "Siapa itu? Pagi-pagi mengganggu orang tidur saja. Apa kamu nggak tahu aku masih dalam masa pemulihan?"Begitu meng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2603

    Sekelompok penduduk desa mulai berbicara. Mereka bercanda dan tertawa, seolah-olah sedang merayakan pernikahan kedua orang itu.Fadela melompat dari tempat tidur dengan marah dan terus menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia menatap para penduduk desa sambil menggertakkan gigi dan berkata dengan marah, "Tutup mulut busuk kalian! Bukan mata kalian besar-besar dan lihat dengan jelas, mana mungkin kita berdua adalah pasangan yang serasi. Kalian nggak lihat bagaimana rupa orang ini?""Sekarang dia bahkan diam-diam masuk ke dalam kamarku, jelas dia orang yang licik. Meskipun semua pria di dunia ini sudah mati, aku juga nggak akan bersama dengan pria seperti ini. Aku bahkan merasa jijik."Para penduduk desa terlihat tidak terpengaruh, malahan tertawa. Mereka berpikir mungkin keduanya sebenarnya sudah diam-diam menjalin hubungan, hanya saja mereka begitu marah karena ketahuan mereka. Namun, semua itu adalah hal yang wajar. Mereka merasa kepribadian keduanya yang sama-sama sangat keras kepala sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2604

    Sebenarnya, Wira sudah merencanakan semuanya ini bersama dengan Anang dan semua yang terjadi semalam adalah ulah dari Wira dan Anang.Dikarenakan kondisi Fadela yang makin membaik, obat-obatan hanya berfungsi sebagai perawatan tambahan. Yang paling penting adalah dia harus beristirahat dengan cukup. Wira dan Anang diam-diam menambahkan beberapa obat tidur ke dalam obat-obatan itu, sehingga dia tertidur nyenyak tanpa menyadari apa pun.Sementara itu, situasi Agha tidak terlalu rumit. Dikarenakan keramahan para penduduk desa yang luar biasa semalam, dia meminum beberapa gelas arak lagi dan kembali ke kamarnya lebih awal. Dia yang tidak memiliki tenaga untuk bangun lagi pun tidur dengan sangat nyenyak. Dengan begitu, Wira dan yang lainnya pun berkesempatan untuk menyatukan kedua orang itu.Saat semuanya sudah terjadi, Agha dan Fadela tidak akan memiliki kesempatan untuk berpisah lagi meskipun mereka menginginkannya. Mereka juga tidak mungkin menutup mulut semua orang, apalagi Fadela adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2605

    Agha terus merasa ada yang tidak beres, tetapi dia benar-benar tidak bisa memikirkan apa yang terjadi dengan otaknya itu. Bagaimanapun juga, setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahannya. Meskipun dia memiliki kekuatan yang luar biasa, kecerdasannya memang kurang."Kak Wira ...."Saat Agha masih hendak mengatakan sesuatu, Wira memelototinya. Dia menarik Agha ke samping dan berbisik, "Sekarang kamu sudah melakukan hal seperti ini yang merusak nama baiknya. Kamu memang nggak perlu khawatir, tapi dia itu seorang wanita. Coba kamu pikirkan saja. Sebagai seorang pria, bukankah kamu harus bertanggung jawab?"Agha menganggukkan kepala. Meskipun dia tidak menyukai Fadela, dia juga tidak benci pada wanita itu. Sebenarnya, dia pernah berpikir meskipun kelak dia akan menikah, istrinya juga tidak boleh orang sembarangan karena statusnya ini. Istrinya tidak harus menjadi pahlawan, setidaknya harus memiliki kemampuan untuk melindungi diri dan Fadela termasuk memenuhi kriterianya.Namun, Fadela in

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2606

    Mereka sudah lupa. Agha memang mudah dibujuk, tetapi Fadela tidak mudah dihadapi. Jika ingin membuat wanita ini menurut dan menikah dengan Agha, itu adalah suatu hal yang sulit.Namun, karena situasi sudah seperti ini, mereka tidak akan menyerah begitu saja. Kelak pasti masih ada kesempatan, 'kan?Setelah Wira dan lainnya keluar, terlihat Lucy menghampiri. Wira menatap Lucy dan bertanya, "Lucy, apa ada urusan?"Masih ada seseorang di belakang Lucy. Orang itu terlihat familier. Dia memakai jubah hitam, memiliki bekas luka di wajahnya. Penampilannya terlihat berantakan, seolah-olah baru selamat dari musibah."Tuan, ini Nayara Jingga dari Desa Damaro. Dia datang jauh-jauh kemari untuk mencarimu." Lucy bergegas memperkenalkan.Nayara segera menghampiri. "Tuan, aku Nayara dari Desa Damaro.""Apa hubunganmu dengan Ahmad?" tanya Wira langsung.Begitu membahas tentang Ahmad, wajah Nayara langsung menjadi agak canggung. Dia menggosok tangannya, lalu ragu-ragu sejenak sebelum menyahut, "Dia saud

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2607

    Nayara dan Ahmad adalah saudara kembar. Namun, bertahun-tahun lalu, mereka sudah putus hubungan.Sebenarnya sejak Ahmad masih kecil, penduduk desa sudah menyadari niat jahatnya. Setiap gerak-gerik dan tatapannya menunjukkan dengan jelas bahwa dia bukan anak kecil biasa.Tidak berselang lama, Ahmad diam-diam mempelajari teknik rahasia desa. Dia menjadi kejam dan akhirnya diusir dari desa.Kemudian, Ahmad bergabung dengan Aliran Kegelapan dan berkomplot dengan Bhurek. Akhirnya, Ahmad mati tragis.Sementara itu, karakter saudara kembarnya ini justru jauh berbeda. Ketika Ahmad kembali ke desa, sebagai saudara kembarnya, Nayara sama sekali tidak menghiraukannya. Nayara tidak bersedia memberikannya tempat tinggal sehingga Ahmad terpaksa bersembunyi di pegunungan.Menurut Nayara, kekacauan sebesar itu bisa terjadi di Desa Damaro karena hubungannya dengan adiknya. Ahmad memang sudah mati, tetapi yang mereka pelajari adalah ilmu sihir. Ilmu sihir adalah sesuatu yang menentang hukum alam dan me

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status