"Otakmu ini benar-benar mengkhawatirkan," kata Wira lagi, lalu tidak memedulikan Agha lagi.Agha menundukkan kepala dan berkata dengan suara pelan, "Bagaimanapun juga, aku nggak akan setuju dijodohkan dengan Fadela. Kalau kamu terus memaksa kami bersama, lebih baik kamu langsung bunuh aku saja. Meskipun kamu kakakku, kamu nggak boleh memaksaku melakukan apa pun."Setelah mengatakan itu, Agha memalingkan wajahnya dan tidak memedulikan Wira lagi. Kelihatan jelas, dia agak marah.Wira hanya menggelengkan kepala, lalu mengalihkan pandangannya ke Anang dan berkata, "Aku sudah mengatakan semua yang perlu kukatakan, anak ini memang terlalu keras kepala. Karena dia sudah bilang begitu, mungkin saja mereka memang nggak berjodoh. Kita nggak perlu terus memaksa mereka lagi.""Kalau mereka benar-benar berjodoh, kita nggak perlu memaksa pun mereka akan bersama. Bagaimana menurutmu?"Anang menganggukkan kepala karena apa yang dikatakan Wira memang benar. Biarkan semuanya berjalan sesuai takdir Agha
"Kamu benar-benar nggak tahu apa yang sudah dikatakan ayahmu dan kakakku?" tanya Agha sambil menatap Fadela dengan ekspresi ragu, seolah-olah merasa Fadela sedang menipunya. Bagaimana mungkin Fadela tidak mengetahui tentang urusan pernikahan ini?"Apa yang mereka katakan? Langsung katakan saja padaku," tanya Fadela langsung sambil menarik kursi dan duduk di depan Agha.Agha menghela napas, lalu berkata, "Aku juga nggak tahu kenapa kakakku ingin aku segera menikah. Mungkin dia berpikir sifatku akan lebih stabil setelah aku punya istri. Tapi, mereka nggak tahu kalau aku nggak tertarik dengan hal itu, aku hanya ingin berperang di medan perang dan menjadi pahlawan besar di dunia. Aku juga sama sekali nggak tertarik padamu, kamu ini seperti ...."Setelah mengatakan kalimat terakhir, Agha tiba-tiba berhenti dan terbatuk-batuk tanpa melanjutkan perkataannya lagi. Dia tidak mungkin merendahkan Fadela langsung di depannya, ini sama saja sengaja mencari masalah untuk dirinya sendiri. Masalahnya
Wira langsung tersenyum dan mengacungkan jempol pada Anang. "Tuan Anang, kamu benar-benar luar biasa. Aku nggak menyangka kamu akan merencanakan sesuatu seperti ini pada putrimu, tapi aku suka."Keduanya pun tertawa bersama-sama.....Malam tiba, di dalam kamar Fadela. Setelah minum obat, dia entah mengapa tiba-tiba merasa aneh. Jelas-jelas obat itu untuk menyembuhkannya, tetapi dia malah merasa mengantuk dan ini tidak pernah dialaminya sebelumnya. Hanya dalam tiga puluh menit, dia sudah kehilangan kesadaran.Di sisi lain. Setelah minum arak dan kembali ke kamarnya, Agha langsung terjatuh ke tempat tidur dan tertidur lelap. Meskipun ada beberapa orang yang diam-diam memasuki kamarnya, dia juga tidak menyadarinya dan hanya mendengkur.Saat terdengar suara ketukan pintu yang cepat dari luar kamar keesokan paginya, Fadela yang masih tidur pun perlahan-lahan membuka pintunya. "Siapa itu? Pagi-pagi mengganggu orang tidur saja. Apa kamu nggak tahu aku masih dalam masa pemulihan?"Begitu meng
Sekelompok penduduk desa mulai berbicara. Mereka bercanda dan tertawa, seolah-olah sedang merayakan pernikahan kedua orang itu.Fadela melompat dari tempat tidur dengan marah dan terus menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia menatap para penduduk desa sambil menggertakkan gigi dan berkata dengan marah, "Tutup mulut busuk kalian! Bukan mata kalian besar-besar dan lihat dengan jelas, mana mungkin kita berdua adalah pasangan yang serasi. Kalian nggak lihat bagaimana rupa orang ini?""Sekarang dia bahkan diam-diam masuk ke dalam kamarku, jelas dia orang yang licik. Meskipun semua pria di dunia ini sudah mati, aku juga nggak akan bersama dengan pria seperti ini. Aku bahkan merasa jijik."Para penduduk desa terlihat tidak terpengaruh, malahan tertawa. Mereka berpikir mungkin keduanya sebenarnya sudah diam-diam menjalin hubungan, hanya saja mereka begitu marah karena ketahuan mereka. Namun, semua itu adalah hal yang wajar. Mereka merasa kepribadian keduanya yang sama-sama sangat keras kepala sa
Sebenarnya, Wira sudah merencanakan semuanya ini bersama dengan Anang dan semua yang terjadi semalam adalah ulah dari Wira dan Anang.Dikarenakan kondisi Fadela yang makin membaik, obat-obatan hanya berfungsi sebagai perawatan tambahan. Yang paling penting adalah dia harus beristirahat dengan cukup. Wira dan Anang diam-diam menambahkan beberapa obat tidur ke dalam obat-obatan itu, sehingga dia tertidur nyenyak tanpa menyadari apa pun.Sementara itu, situasi Agha tidak terlalu rumit. Dikarenakan keramahan para penduduk desa yang luar biasa semalam, dia meminum beberapa gelas arak lagi dan kembali ke kamarnya lebih awal. Dia yang tidak memiliki tenaga untuk bangun lagi pun tidur dengan sangat nyenyak. Dengan begitu, Wira dan yang lainnya pun berkesempatan untuk menyatukan kedua orang itu.Saat semuanya sudah terjadi, Agha dan Fadela tidak akan memiliki kesempatan untuk berpisah lagi meskipun mereka menginginkannya. Mereka juga tidak mungkin menutup mulut semua orang, apalagi Fadela adala
Agha terus merasa ada yang tidak beres, tetapi dia benar-benar tidak bisa memikirkan apa yang terjadi dengan otaknya itu. Bagaimanapun juga, setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahannya. Meskipun dia memiliki kekuatan yang luar biasa, kecerdasannya memang kurang."Kak Wira ...."Saat Agha masih hendak mengatakan sesuatu, Wira memelototinya. Dia menarik Agha ke samping dan berbisik, "Sekarang kamu sudah melakukan hal seperti ini yang merusak nama baiknya. Kamu memang nggak perlu khawatir, tapi dia itu seorang wanita. Coba kamu pikirkan saja. Sebagai seorang pria, bukankah kamu harus bertanggung jawab?"Agha menganggukkan kepala. Meskipun dia tidak menyukai Fadela, dia juga tidak benci pada wanita itu. Sebenarnya, dia pernah berpikir meskipun kelak dia akan menikah, istrinya juga tidak boleh orang sembarangan karena statusnya ini. Istrinya tidak harus menjadi pahlawan, setidaknya harus memiliki kemampuan untuk melindungi diri dan Fadela termasuk memenuhi kriterianya.Namun, Fadela in
Mereka sudah lupa. Agha memang mudah dibujuk, tetapi Fadela tidak mudah dihadapi. Jika ingin membuat wanita ini menurut dan menikah dengan Agha, itu adalah suatu hal yang sulit.Namun, karena situasi sudah seperti ini, mereka tidak akan menyerah begitu saja. Kelak pasti masih ada kesempatan, 'kan?Setelah Wira dan lainnya keluar, terlihat Lucy menghampiri. Wira menatap Lucy dan bertanya, "Lucy, apa ada urusan?"Masih ada seseorang di belakang Lucy. Orang itu terlihat familier. Dia memakai jubah hitam, memiliki bekas luka di wajahnya. Penampilannya terlihat berantakan, seolah-olah baru selamat dari musibah."Tuan, ini Nayara Jingga dari Desa Damaro. Dia datang jauh-jauh kemari untuk mencarimu." Lucy bergegas memperkenalkan.Nayara segera menghampiri. "Tuan, aku Nayara dari Desa Damaro.""Apa hubunganmu dengan Ahmad?" tanya Wira langsung.Begitu membahas tentang Ahmad, wajah Nayara langsung menjadi agak canggung. Dia menggosok tangannya, lalu ragu-ragu sejenak sebelum menyahut, "Dia saud
Nayara dan Ahmad adalah saudara kembar. Namun, bertahun-tahun lalu, mereka sudah putus hubungan.Sebenarnya sejak Ahmad masih kecil, penduduk desa sudah menyadari niat jahatnya. Setiap gerak-gerik dan tatapannya menunjukkan dengan jelas bahwa dia bukan anak kecil biasa.Tidak berselang lama, Ahmad diam-diam mempelajari teknik rahasia desa. Dia menjadi kejam dan akhirnya diusir dari desa.Kemudian, Ahmad bergabung dengan Aliran Kegelapan dan berkomplot dengan Bhurek. Akhirnya, Ahmad mati tragis.Sementara itu, karakter saudara kembarnya ini justru jauh berbeda. Ketika Ahmad kembali ke desa, sebagai saudara kembarnya, Nayara sama sekali tidak menghiraukannya. Nayara tidak bersedia memberikannya tempat tinggal sehingga Ahmad terpaksa bersembunyi di pegunungan.Menurut Nayara, kekacauan sebesar itu bisa terjadi di Desa Damaro karena hubungannya dengan adiknya. Ahmad memang sudah mati, tetapi yang mereka pelajari adalah ilmu sihir. Ilmu sihir adalah sesuatu yang menentang hukum alam dan me