Share

Bab 2602

Author: Arif
Wira langsung tersenyum dan mengacungkan jempol pada Anang. "Tuan Anang, kamu benar-benar luar biasa. Aku nggak menyangka kamu akan merencanakan sesuatu seperti ini pada putrimu, tapi aku suka."

Keduanya pun tertawa bersama-sama.

....

Malam tiba, di dalam kamar Fadela. Setelah minum obat, dia entah mengapa tiba-tiba merasa aneh. Jelas-jelas obat itu untuk menyembuhkannya, tetapi dia malah merasa mengantuk dan ini tidak pernah dialaminya sebelumnya. Hanya dalam tiga puluh menit, dia sudah kehilangan kesadaran.

Di sisi lain. Setelah minum arak dan kembali ke kamarnya, Agha langsung terjatuh ke tempat tidur dan tertidur lelap. Meskipun ada beberapa orang yang diam-diam memasuki kamarnya, dia juga tidak menyadarinya dan hanya mendengkur.

Saat terdengar suara ketukan pintu yang cepat dari luar kamar keesokan paginya, Fadela yang masih tidur pun perlahan-lahan membuka pintunya. "Siapa itu? Pagi-pagi mengganggu orang tidur saja. Apa kamu nggak tahu aku masih dalam masa pemulihan?"

Begitu meng
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2603

    Sekelompok penduduk desa mulai berbicara. Mereka bercanda dan tertawa, seolah-olah sedang merayakan pernikahan kedua orang itu.Fadela melompat dari tempat tidur dengan marah dan terus menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia menatap para penduduk desa sambil menggertakkan gigi dan berkata dengan marah, "Tutup mulut busuk kalian! Bukan mata kalian besar-besar dan lihat dengan jelas, mana mungkin kita berdua adalah pasangan yang serasi. Kalian nggak lihat bagaimana rupa orang ini?""Sekarang dia bahkan diam-diam masuk ke dalam kamarku, jelas dia orang yang licik. Meskipun semua pria di dunia ini sudah mati, aku juga nggak akan bersama dengan pria seperti ini. Aku bahkan merasa jijik."Para penduduk desa terlihat tidak terpengaruh, malahan tertawa. Mereka berpikir mungkin keduanya sebenarnya sudah diam-diam menjalin hubungan, hanya saja mereka begitu marah karena ketahuan mereka. Namun, semua itu adalah hal yang wajar. Mereka merasa kepribadian keduanya yang sama-sama sangat keras kepala sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2604

    Sebenarnya, Wira sudah merencanakan semuanya ini bersama dengan Anang dan semua yang terjadi semalam adalah ulah dari Wira dan Anang.Dikarenakan kondisi Fadela yang makin membaik, obat-obatan hanya berfungsi sebagai perawatan tambahan. Yang paling penting adalah dia harus beristirahat dengan cukup. Wira dan Anang diam-diam menambahkan beberapa obat tidur ke dalam obat-obatan itu, sehingga dia tertidur nyenyak tanpa menyadari apa pun.Sementara itu, situasi Agha tidak terlalu rumit. Dikarenakan keramahan para penduduk desa yang luar biasa semalam, dia meminum beberapa gelas arak lagi dan kembali ke kamarnya lebih awal. Dia yang tidak memiliki tenaga untuk bangun lagi pun tidur dengan sangat nyenyak. Dengan begitu, Wira dan yang lainnya pun berkesempatan untuk menyatukan kedua orang itu.Saat semuanya sudah terjadi, Agha dan Fadela tidak akan memiliki kesempatan untuk berpisah lagi meskipun mereka menginginkannya. Mereka juga tidak mungkin menutup mulut semua orang, apalagi Fadela adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2605

    Agha terus merasa ada yang tidak beres, tetapi dia benar-benar tidak bisa memikirkan apa yang terjadi dengan otaknya itu. Bagaimanapun juga, setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahannya. Meskipun dia memiliki kekuatan yang luar biasa, kecerdasannya memang kurang."Kak Wira ...."Saat Agha masih hendak mengatakan sesuatu, Wira memelototinya. Dia menarik Agha ke samping dan berbisik, "Sekarang kamu sudah melakukan hal seperti ini yang merusak nama baiknya. Kamu memang nggak perlu khawatir, tapi dia itu seorang wanita. Coba kamu pikirkan saja. Sebagai seorang pria, bukankah kamu harus bertanggung jawab?"Agha menganggukkan kepala. Meskipun dia tidak menyukai Fadela, dia juga tidak benci pada wanita itu. Sebenarnya, dia pernah berpikir meskipun kelak dia akan menikah, istrinya juga tidak boleh orang sembarangan karena statusnya ini. Istrinya tidak harus menjadi pahlawan, setidaknya harus memiliki kemampuan untuk melindungi diri dan Fadela termasuk memenuhi kriterianya.Namun, Fadela in

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2606

    Mereka sudah lupa. Agha memang mudah dibujuk, tetapi Fadela tidak mudah dihadapi. Jika ingin membuat wanita ini menurut dan menikah dengan Agha, itu adalah suatu hal yang sulit.Namun, karena situasi sudah seperti ini, mereka tidak akan menyerah begitu saja. Kelak pasti masih ada kesempatan, 'kan?Setelah Wira dan lainnya keluar, terlihat Lucy menghampiri. Wira menatap Lucy dan bertanya, "Lucy, apa ada urusan?"Masih ada seseorang di belakang Lucy. Orang itu terlihat familier. Dia memakai jubah hitam, memiliki bekas luka di wajahnya. Penampilannya terlihat berantakan, seolah-olah baru selamat dari musibah."Tuan, ini Nayara Jingga dari Desa Damaro. Dia datang jauh-jauh kemari untuk mencarimu." Lucy bergegas memperkenalkan.Nayara segera menghampiri. "Tuan, aku Nayara dari Desa Damaro.""Apa hubunganmu dengan Ahmad?" tanya Wira langsung.Begitu membahas tentang Ahmad, wajah Nayara langsung menjadi agak canggung. Dia menggosok tangannya, lalu ragu-ragu sejenak sebelum menyahut, "Dia saud

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2607

    Nayara dan Ahmad adalah saudara kembar. Namun, bertahun-tahun lalu, mereka sudah putus hubungan.Sebenarnya sejak Ahmad masih kecil, penduduk desa sudah menyadari niat jahatnya. Setiap gerak-gerik dan tatapannya menunjukkan dengan jelas bahwa dia bukan anak kecil biasa.Tidak berselang lama, Ahmad diam-diam mempelajari teknik rahasia desa. Dia menjadi kejam dan akhirnya diusir dari desa.Kemudian, Ahmad bergabung dengan Aliran Kegelapan dan berkomplot dengan Bhurek. Akhirnya, Ahmad mati tragis.Sementara itu, karakter saudara kembarnya ini justru jauh berbeda. Ketika Ahmad kembali ke desa, sebagai saudara kembarnya, Nayara sama sekali tidak menghiraukannya. Nayara tidak bersedia memberikannya tempat tinggal sehingga Ahmad terpaksa bersembunyi di pegunungan.Menurut Nayara, kekacauan sebesar itu bisa terjadi di Desa Damaro karena hubungannya dengan adiknya. Ahmad memang sudah mati, tetapi yang mereka pelajari adalah ilmu sihir. Ilmu sihir adalah sesuatu yang menentang hukum alam dan me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2608

    Setelah melarikan diri dari musibah, Nayara tidak hanya memikirkan kehidupannya sendiri, melainkan ingin membalas dendam untuk Desa Damaro. Bisa dilihat betapa Nayara menjunjung keadilan. Jika dibandingkan dengan Ahmad, perbedaan ini seperti langit dan bumi.Nayara mengangguk. "Terima kasih, Tuan.""Sama-sama." Wira melambaikan tangan. Sesaat kemudian, Nayara dibawa pergi oleh dua penduduk desa.Wira tidak punya hubungan dekat dengan penduduk Desa Damaro. Namun, ketika dia tiba di Desa Damaro waktu itu, penduduk di sana termasuk cukup baik padanya, bahkan membantunya.Ketika mendengar Desa Damaro diserang, Wira tentu merasa tidak nyaman. Dia harus membalaskan dendam para penduduk supaya mereka bisa pergi dengan tenang."Tuan, sepertinya kamu harus kembali ke Provinsi Yonggu?" tanya Anang yang berdiri di samping.Kondisi Fadela sudah stabil, apalagi ada begitu banyak masalah yang terjadi. Wira tentu tidak bisa berlama-lama di desa lagi. Dia harus mengendalikan situasi."Belakangan ini a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2609

    Bam! Anang menggebrak meja saking kesalnya. Dia menggertakkan gigi dan menegur, "Semua ini demi kebaikanmu! Kalau kamu bisa memahami niat baikku, sebaiknya turuti perkataanku!""Sekarang kamu telah kehilangan kesucianmu. Kamu tahu betapa pentingnya kesucian untuk wanita, 'kan? Mau kamu setuju atau nggak, kamu harus menikah dengan Agha!""Sejak zaman dulu, pernikahan diatur oleh orang tua. Kalau kamu berani menentang ucapanku, aku bakal pergi mencari ibumu!"Jelas sekali, ini adalah ancaman! Sekujur tubuh Fadela bergetar mendengarnya. Pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa pun lagi.Meskipun demikian, dari sorot matanya, terlihat jelas bahwa Fadela menentang pernikahan ini. Dia tidak akan pernah menyetujuinya sekalipun ditodong pisau! Untuk sekarang, Fadela hanya bisa mengamati situasi."Oh ya." Sebelum keluar, Anang menoleh untuk berkata, "Tuan Wira ada urusan penting, jadi malam ini dia bakal meninggalkan desa. Kita harus berkemas dan ikut ke Provinsi Yonggu."Bagaimanapun, tempat in

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2610

    Danu segera mengangguk dan mengikuti Wira. Tiba-tiba, Agha menarik ujung bajunya dan berujar sambil menangis, "Kak, kamu harus memberiku keadilan. Kak Wira menyiksaku selama kamu nggak ada. Dia mau aku menikahi Fadela!"Danu tergelak dan menyahut, "Nona Fadela cantik dan pemberani. Dia wanita hebat. Tuan Wira juga sudah memberinya posisi di pasukan. Kalau suatu hari terjadi perang, Nona Fadela bisa membuat prestasi gemilang lho. Kalian serasi kok. Kenapa kamu malah sedih?"Agha merasa makin pusing. Dia berkata, "Kamu benar. Aku juga tahu dia wanita hebat. Tapi, ada satu hal yang aku nggak setuju. Wanita ini galak sekali! Dia nggak ada bedanya dengan harimau betina! Kalau kami nikah, bukannya aku bakal diterkamnya?"Danu dan beberapa orang di samping tak kuasa tertawa mendengarnya, termasuk Anang. Untung, Fadela tidak mendengar perkataan Agha. Jika tidak, Agha pasti sudah dihajar habis-habisan.Pada akhirnya, tidak ada kemungkinan mereka berdua bisa bersama. Tentunya, Anang memegang per

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3099

    Selama mereka bisa menguasai tembok kota, saat fajar tiba dan pasukan Kerajaan Nuala memasuki kota, mereka dapat bergerak menuju tiga gerbang lainnya melalui jalur yang menghubungkan tembok kota.Nafis memberi hormat, lalu segera memimpin 100 orang untuk naik. Begitu mereka mencapai tembok kota, mereka mendapati bahwa para prajurit musuh di sana ternyata tertidur dengan bersandar pada dinding.Wira yang baru saja naik ke tembok juga melihat pemandangan itu dan hanya bisa tersenyum getir. Setelah beberapa saat, dia memberi isyarat untuk tetap diam dan memberi isyarat tangan untuk membunuh mereka.Orang-orang di belakangnya langsung mengerti maksudnya. Dengan hati-hati, mereka berjalan berjongkok menuju para prajurit yang sedang tertidur.Para prajurit dari pasukan utara itu bahkan tidak menyadari bahwa tidur mereka kali ini akan membawa mereka ke akhir hayat.....Sementara itu, di kediaman Kunaf.Meskipun kota dalam keadaan siaga penuh, sebagai tempat kediaman penguasa tertinggi di kot

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3098

    Setelah pasukan terbagi, Wira memimpin kelompoknya keluar dari hutan lebat.Karena Kunaf telah mengeluarkan perintah untuk menangkap Wira, gerbang kota berada dalam keadaan siaga penuh.Namun, karena Kunaf yakin bahwa Wira telah melarikan diri ke utara, dia lantas menarik kembali setengah dari pasukannya.Melihat jumlah patroli di gerbang kota berkurang, Nafis berbisik, "Tuan, kenapa jumlah prajurit tampak jauh lebih sedikit dibandingkan siang tadi? Jangan-jangan ini jebakan?"Wira tersenyum dan menyahut, "Nggak. Ini pasti karena Latif memberi tahu Kunaf kita kabur ke utara."Mendengar itu, yang lainnya tersenyum kecil. Jika Kunaf benar-benar mempercayai informasi itu,berarti dia benar-benar bodoh.Bagaimana mungkin mereka yang telah melarikan diri dari utara justru kembali ke arah sana? Itu sama saja mencari mati!"Nafis, kamu yang memimpin di depan. Sebarkan pasukan, jangan berkumpul di satu tempat. Habisi prajurit musuh yang menjaga gerbang, lalu kenakan seragam mereka. Lakukan den

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3097

    Mendengar laporan itu, Kunaf langsung berseri-seri dan segera menyuruh para penari untuk pergi.Setelah aula menjadi kosong, Kunaf menatap Latif dengan penuh antusiasme. Dia bahkan lupa menyuruhnya berdiri.Kunaf sangat memahami perintah dari Bimala. Tidak peduli apa pun caranya, Wira harus ditangkap. Jika berhasil, Kunaf bisa meninggalkan tempat ini.Latif perlahan-lahan berdiri, lalu menangkupkan tangannya sambil berujar dengan tenang, "Lapor, Jenderal. Kami telah mencari di dalam hutan untuk waktu yang lama, tapi nggak menemukan jejak musuh. Aku menduga mereka sudah meninggalkan area ini.""Nggak ada jejak?" Ekspresi Kunaf yang tadinya bersemangat langsung berubah. Dia lantas terdiam beberapa saat sebelum mengerutkan kening dan bertanya, "Kalau begitu, apa ada informasi dari penjaga gerbang?"Latif bertugas di benteng utama, jadi pertanyaan itu masih berada dalam ranah tanggung jawabnya. Dia segera menjawab, "Saat kembali, aku sudah menanyakan kepada penjaga gerbang. Hingga saat ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3096

    Mengingat semua hal besar yang telah dilakukan oleh Wira, Latif merasa sangat bersemangat. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Wira.Latif segera menangkupkan tangan dan berkata, "Aku sudah lama mengetahui nama besar Tuan Wira. Hari ini, aku akhirnya bisa bertemu langsung denganmu. Ini benar-benar suatu kehormatan bagiku. Aku Latif, mohon ampuni nyawaku."Wira terkekeh-kekeh dan membalas, "Haha. Dengan cara pencarian seperti ini, kamu nggak takut Kunaf mengetahuinya dan memenggal kepalamu?"Saat berbicara, Wira menunjuk ke arah para prajurit yang masih memegang obor di kejauhan. Kini, dia sudah bisa menebak maksud Latif. Rupanya, dia sedang berusaha membantu Wira sebagai tanda persahabatan.Latif hanya bisa tertawa canggung dan berkata dengan suara rendah, "Jujur saja, aku nggak terlalu menyukai Kunaf. Lagian, dia nggak ada di sini. Dia nggak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi.""Hari ini, ketika aku melihat Tuan berada dalam situasi sulit, aku ingin membantu sebi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status