Share

Bab 2574

Author: Arif
Wira tetap tidak berbicara dan menatap Yono. Keduanya saling menatap dan tidak ada yang mau mengalah.

Di sisi lain, Lucy dan yang lainnya juga mulai bergerak dan saat ini sedang bergegas mendekati desa. Jaringan mata-mata ahli dalam bersembunyi dan menyelinap, sehingga bukan hal sulit bagi mereka untuk menghindari perhatian bawahan Yono.

Kali ini, Wira berbicara begitu banyak dengan para perampok itu juga sengaja untuk mengulur waktu. Para penduduk desa juga berada tidak jauh dari sana. Begitu melihat Lucy dan yang lainnya masuk ke dalam desa, kesempatannya datang. Dia hanya perlu mengirim sinyal dan lima ribu pasukan di luar akan segera menyerang desa ini.

Pada saat itu, para perampok yang dipimpin Yono dan Hajiz pasti tidak bisa kabur lagi.

"Kita harus bergerak dengan cepat. Setelah kita masuk ke dalam desa, kita harus segera memastikan keselamatan penduduk desa. Dengan begitu, Tuan baru bisa merasa tenang. Setelah itu, kita akan bekerja sama dengan pasukan di luar untuk memusnahkan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2575

    Agha mengangkat palunya dan berseru pada orang di belakangnya, "Apa ada pria sejati di sini yang ikut denganku untuk menyerbu desa? Kita melakukan ini untuk membantu kakakku! Kalaupun nanti kakakku menyalahkan kita, aku yang akan tanggung semua konsekuensinya!"Semua orang saling memandang, lalu menunduk dalam dengan diam. Sebelum Wira pergi tadi, dia sudah memberikan perintah tegas bahwa mereka harus mengikuti rencana dan tidak boleh bertindak gegabah. Jika melanggarnya, mereka akan merusak keseluruhan rencana!Dengan demikian, para warga desa biasa akan menjadi korban dan kemungkinan besar mereka tidak akan selamat. Selain itu, akan ada dampak besar yang berkelanjutan. Nama baik Wira yang selama ini dibangunnya dengan susah payah bisa hancur begitu saja.Demi menangkap Yono dan Hajiz, tindakan gegabah ini benar-benar tidak sepadan."Sepertinya kalian semua ketakutan ya? Ternyata semuanya cuma pengecut! Waktu Kak Danu menyerahkan kalian padaku, dia bilang kalian semua adalah pria seja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2576

    Fadela mengernyit dan tidak berbicara lagi. Wira ada di desa. Sekalipun Agha ke sana, Wira seharusnya bisa menahannya agar tidak merusak rencana.Selain itu, sebenarnya Fadela mencemaskan Wira. Hanya saja, sebelum pergi, Wira sudah membuat rencana sehingga Fadela tidak bisa mengatakan apa-apa.Kebetulan, Agha mengambil tindakan sesuka hati. Ini membuat Fadela merasa lebih percaya diri. Jika terjadi sesuatu pada Wira, setidaknya mereka bisa turun tangan dan menghabisi para perampok itu.....Di desa, setelah Lucy dan lainnya berjalan masuk, Wira langsung memperhatikan mereka. Seketika, senyuman Wira menjadi makin dingin.Wira mengeluarkan pistol dari sakunya. Kemudian, dia menembakkannya ke langit. Suara tembakan sontak terdengar. Bukan hanya Agha yang baru turun gunung yang mendengarnya, Fadela dan lainnya juga mendengar sinyal ini. Segera, orang-orang menyerbu ke desa."Apa yang kamu lakukan?" tanya Yono sambil memelototi Wira dengan dingin.Sebelum Wira menjawab, Hajiz segera mengham

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2577

    "Coba kamu lihat ke belakang dulu. Selain itu, siapa yang berdiri di sekitar para penduduk?" timpal Wira sambil terkekeh-kekeh.Yono tanpa sadar menoleh. Para perampok gunung yang berdiri di belakangnya bergeser ke samping. Tatapan Yono pun tertuju pada sekelompok penduduk itu.Para penduduk yang tadinya terikat, kini sudah bebas. Selain itu, para perampok gunung yang berjaga di sekitar pun terkapar di tanah.Di sekitar penduduk desa ada sekelompok orang berpakaian hitam. Yang memimpin adalah seorang wanita. Hati Yono bergetar. "Apa yang terjadi?"Yono bukan terkejut karena para penduduk telah bebas, melainkan karena kemunculan sekelompok orang misterius ini yang sama sekali tidak menimbulkan suara apa pun. Orang-orang ini berhasil menjatuhkan belasan pengawal Yono. Sebenarnya sehebat apa mereka? Ini tidak masuk akal!Di mata Wira, Yono dan bawahannya memang hanya tahu bersenang-senang. Namun, setidaknya mereka sering berlatih di hari biasa, 'kan? Lantas, kenapa mereka dijatuhkan semud

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2578

    "Ngapain kalian takut?" Ketika melihat orang-orang di sekitar tidak mengambil tindakan apa pun, Yono membentak, "Kalau kalian nggak menangkap Wira sekarang, kita yang bakal ditangkap setelah orang-orangnya datang!""Tadi Wira sudah memperjelas semua. Kalaupun kita menyerahkan semua barang dan melepaskan para penduduk, dia cuma nggak bakal menyiksa kita. Kita tetap bakal mati. Masa kalian mau mati begitu saja?""Jangan lupa. Wira masih punya senjata rahasia. Senjata itu cuma bisa membunuh seseorang sekali tembak. Kalau kalian mengeroyoknya, dia nggak bakal bisa menahan kalian!"Begitu mendengarnya, semua orang bertatapan dan bersiap-siap untuk mengambil tindakan. Pada saat yang sama, Wira berkata dengan dingin, "Kalau kalian ingin hidup, tetap diam di tempat! Kalian semua memang perampok, tapi aku cuma ingin bunuh Yono dan Hajiz.""Aku nggak ingin mencari masalah dengan kalian. Aku tahu kalian menjadi perampok juga karena nggak punya pilihan lain, 'kan? Coba pikirkan baik-baik. Masa kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2579

    Begitu mendengarnya, perampok itu langsung melempar senjata di tangannya. Ketika dia hendak berbicara, tiba-tiba terdengar bentakan di belakang Wira."Berengsek! Memangnya orang seperti kalian pantas hidup? Kalian sekelompok bajingan yang kerjaannya merampok dan berbuat jahat! Kalian masih ingin meminta diberikan jalan hidup? Selain itu, siapa yang tahu sudah berapa banyak orang yang kalian bunuh! Mati saja kamu!"Sebelum orang-orang sempat bereaksi, terlihat sebuah palu memelesat ke depan dan langsung mengenai dada pria yang berbicara tadi.Palu itu setidaknya memiliki berat sebesar ratusan kilogram. Perampok itu sontak terhempas dan mendarat dengan keras di tanah. Seketika, dia bersimbah darah.Kejadian ini membuat situasi menjadi gempar. Orang-orang makin panik. Tidak ada yang menduga akan terjadi perubahan situasi seperti ini."Agha?" Wira menoleh melihat si pendatang. Sebelum dia sempat bertanya, Agha sudah berbicara, "Kak, bukannya aku nggak mau dengar instruksimu. Tapi, mereka s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2580

    Begitu Yono dan Hajiz mengambil tindakan, Fadela juga beraksi. Dengan tangan memegang golok, Fadela menyerbu ke arah keduanya.Wira menatap medan tempur di depannya dengan santai. Dia merasa sangat lega karena sudah pasti menang.Jaringan mata-mata telah melindungi para penduduk. Sekalipun para perampok ingin membunuh mereka, di bawah jaringan mata-mata, mereka tidak akan sanggup mendekat. Pada akhirnya, mereka akan bertarung dengan bawahan Wira dan mati.Dalam waktu kurang dari 15 menit, lebih dari setengah perampok telah terbunuh. Yang tersisa hanya beberapa perampok yang terluka.Saat ini, para perampok telah berkumpul dan menatap para prajurit dengan penuh waspada. Pada akhirnya, mereka melempar senjata mereka sebagai isyarat menyerah."Tuan Wira, kami nggak pernah membunuh! Jangan percaya omongan Yono!""Ya! Tuan Wira, tolong ampuni kami!""Kami nggak ingin mati begitu saja!"Para perampok memohon supaya bisa bertahan hidup. Wira mendekati mereka dengan pelan. Dia telah menyimpan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2581

    Yono memperlihatkan senyuman sinis. Kemudian, dia langsung mengarahkan tombaknya kepada Fadela. Tatapannya dipenuhi niat membunuh.Hajiz pun bersembunyi di belakang Yono. Biasanya, dia hanya menjadi orang di belakang layar. Dia memang tidak bisa bertarung. Jika bersikeras melawan, nyawanya hanya akan melayang."Bos! Jangan basa-basi dengannya lagi! Cepat habisi dia, lalu kita kabur dari sini! Karena dia sudah kemari, itu artinya Wira dan lainnya juga sudah dekat. Kalau sampai pasukan tiba, jangan harap kita bisa selamat lagi!" seru Hajiz.Yono tentu memahaminya. Ketika melihat Fadela tidak berbicara, Yono langsung menyerbu ke depan dan berseru, "Karena kamu yang cari mati, aku bakal antar kamu ke neraka!"Saat berikutnya, Yono tiba di hadapan Fadela. Fadela mundur beberapa langkah. Pedang di tangan telah dihunuskan. Pertarungan akhirnya dimulai.Kekayaan Keluarga Jati memang penting. Namun, di hati Fadela, nyawa orang-orang di sekelilingnya jauh lebih penting.Meskipun para pelayan itu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2582

    Setelah semua beres, Wira berjalan ke samping dan menatap Lucy dengan puas. "Kerja bagus kali ini. Kalaupun ada Biantara, belum tentu hasilnya akan sebagus ini."Lucy segera menyahut, "Pujian Tuan berlebihan. Aku nggak bisa dibandingkan dengan Tuan Biantara."Ketika keduanya mengobrol, Agha menghampiri dengan tersenyum. Dia baru meraih kemenangan dan baru melampiaskan amarahnya, sehingga suasana hatinya sangat baik. Dia sudah lupa ucapan Wira yang sebelumnya.Agha menghampiri Wira lalu berkata, "Kak, kamu bilang mau kasih harta benda di sini kepada para penduduk. Kalau Nona Fadela tahu, apa dia bakal setuju? Bagaimanapun, itu bukan barangmu.""Setelah pulang nanti, aku bakal menebusnya kepada Keluarga Jati. Aku nggak bakal ambil barang mereka kok. Oh ya, kenapa aku nggak melihat Fadela?" tanya Wira.Lucy dan Agha bertatapan, lalu menggeleng. Mereka sibuk melakukan tugas masing-masing sehingga tidak memperhatikan hal lain. Lucy harus melindungi para penduduk, sedangkan Agha membawa pasu

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status