Jika Wira tahu baskom harta karun itu tidak pernah ada, Keluarga Jati akan menjadi tidak bernilai di mata Wira. Jika Wira marah besar, apa yang harus mereka lakukan? Situasi akan menjadi makin merepotkan.Kini, Anang merasa sangat gelisah. Dia menunggu tanggapan Wira. Entah bagaimana Wira akan mengambil sikap sekarang.Namun, waktu seolah-olah membeku. Senyuman di wajah Wira tidak berkurang sejak tadi. Namun, dia tidak melontarkan sepatah kata pun.Fadela menggertakkan giginya dengan cemas. Sekarang dia baru mengerti bahwa Wira punya tujuan lain. Sungguh menyebalkan!Hanya saja, perhitungan Wira salah kali ini. Ini karena baskom harta karun tidak pernah ada. Sepertinya Wira tidak akan mendapat keuntungan apa pun kali ini."Bagus!" Wira bertepuk tangan dan tertawa.Anang kebingungan melihatnya. Kenapa Wira malah mengatakan bagus setelah tahu baskom harta karun tidak pernah ada?Anang segera bangkit, lalu menangkupkan tangan dan berkata, "Aku tahu Tuan Wira mengutamakan kesejahteraan rak
"Baik, Ini adalah kehormatan besar bagi Keluarga Jati," ucap Anang sambil menangkupkan tangan dengan hormat.Masalah akhirnya selesai. Sekarang Keluarga Jati dan Wira berteman. Bukankah ini keuntungan besar bagi Keluarga Jati? Sekalipun kebenaran tentang baskom harta karun terungkap, mereka tidak perlu takut kepada apa pun.Dulu, mereka menyebarkan rumor seperti itu supaya Keluarga Jati bisa berkembang dengan pesat. Namun, sekarang mereka tidak membutuhkan rumor seperti itu lagi.Keluarga Jati bukan hanya memiliki posisi penting di Provinsi Yonggu, tetapi juga telah menemukan penyokong, yaitu Wira. Mereka hanya akan berkembang makin pesat, tanpa perlu menyebarkan rumor lagi."Danu, suruh orang siapkan makanan. Hari ini aku dan Tuan Anang akan minum sampai puas."Setelah Danu pergi, Wira dan Anang pun mengobrol. Fadela hanya berdiri di samping dan menatap Wira. Sebelumnya, dia merasa Wira bukan pria baik-baik. Ketika melihat Wira, dia merasa tidak nyaman dan ingin menjauh secepat mungki
Ekspresi Anang lagi-lagi berubah. Dia terkejut mendengar ucapan putrinya. Suasana baru membaik, tetapi Fadela mengacaukannya lagi. Apa anak ini ingin mencelakai Keluarga Jati ya?Kalau tahu Fadela akan bersikap tidak masuk akal seperti ini, Anang tidak akan membawanya kemari untuk meminta maaf. Fadela hanya bisa menambah kerepotan!Wira tergelak, lalu menunjuk Fadela dan berkata, "Tuan Anang, putrimu ini sangat menarik. Dia sangat blak-blakan dan berani.""Selama ini, selain mereka yang punya hubungan dekat denganku, sisanya selalu menyanjung dan memujiku. Aku merasa nggak enak hati. Aku lebih suka orang yang berani jujur.""Bagiku, status tidak ada apa-apanya. Makanya, aku suka keluar sendirian dan pergi ke tempat yang penduduknya nggak mengenalku. Hanya dengan cara ini, mereka akan memperlakukanku dengan setara. Aku suka interaksi seperti itu."Ketika mendengar Wira berbicara demikian, Anang pun merasa lega. Sepertinya, Wira tidak bercanda. Dia benar-benar menganggap Anang sebagai te
Tatapan Danu juga tertuju pada Anang. Danu memang membutuhkan orang genius untuk membantunya. Dia tahu kekurangannya sendiri. Jika menyuruhnya bertarung di medan tempur, kemampuan Danu tentu tak perlu diragukan lagi.Namun, sekarang Wira menyuruhnya mengurus Provinsi Yonggu. Ini adalah pekerjaan yang sangat merepotkan. Danu sering kewalahan mengurusnya.Masalahnya adalah Danu tidak punya bawahan yang bisa diandalkan. Dia hanya bisa melakukan semuanya sendiri. Danu pun sudah berkali-kali meminta Wira memindahkan Osmaro kemari. Namun, Wira terus menolak.Bagaimanapun, Osmaro adalah salah satu bawahan kesayangan Wira. Wira tidak mungkin membiarkannya mengikuti Danu.Selain itu, Provinsi Loala lebih penting daripada Provinsi Yonggu. Provinsi Loala adalah markas besar Wira. Makanya, Wira tidak mungkin memindahkan mereka untuk membantu Danu. Kalau tidak, Wira harus mencari siapa untuk berdiskusi saat ada masalah?"Tuan, kamu nggak bercanda?" Mata Anang sontak berbinar-binar. "Aku tentu berse
"Bagaimanapun, kalau kita mengikat Anang di sisi kita, Keluarga Jati nggak mungkin berani macam-macam sekalipun membenci kita. Kalau mereka macam-macam, Anang bisa mati kapan saja dan Keluarga Jati bakal musnah," lanjut Agha sambil menyesap anggurnya.Di antara semua orang di sini, hanya suasana hati Agha yang buruk. Dia awalnya ingin membalas dendam, tetapi Keluarga Jati malah bergabung dengan mereka. Kini, Agha tidak punya cara untuk membalas penghinaan Fadela lagi. Dia tentu kesal memikirkannya.Wira tersenyum sambil menyahut, "Pikiranmu makin jauh ke depan. Tapi, bukan ini yang kupikirkan. Aku nggak berniat mengancam siapa pun dengan menggunakan Anang. Aku memang sudah memikirkan hal ini matang-matang.""Anang adalah seorang genius. Dia bukan cuma cerdas, tapi juga fleksibel. Aku menyukai kedua hal ini darinya. Kalau dia mengikuti Danu, kelak Danu pasti akan terbantu. Intinya, Anang bisa memberi kita manfaat besar."Danu berkata, "Benar. Sekarang aku memang butuh orang cerdas yang
Fadela menganggukkan kepala. "Aku sudah mengerti niatmu. Ayah, tenang saja, aku nggak akan mengecewakanmu. Vila Jati akan menjadi makin baik di tanganku, aku nggak akan menghancurkan kemuliaan yang sudah kamu ciptakan."Anang tersenyum lega. Bisa dibilang, kali ini dia mendapat berkah dalam bencana karena putrinya akhirnya sudah dewasa.Saat semua orang sudah tidur pulas di tengah malam, terdengar keributan di luar pintu. Wira yang awalnya sudah tidur lelap perlahan-lahan membuka mata dan melangkah ke pintu.Baru saja keluar, Wira melihat Anang dan Fadela sedang bergegas ke luar pintu dengan panik dan ditemani banyak rombongannya. Namun, orang-orang ini adalah orang dari kediaman jenderal, bukan orang dari Keluarga Jati. Ini membuktikan kedua orang ini tidak berniat untuk melarikan diri, kemungkinan besar ada masalah di Keluarga Jati. Bahkan Agha juga berada di antara mereka."Apa yang terjadi?" tanya Wira.Semua orang akhirnya berhenti, lalu Anang segera mendekati Wira dan berkata sam
Dalam sekejap, Wira dan Lucy sudah berangkat.....Di dalam Vila Jati. Saat rombongan Anang sedang bergegas kembali, orang-orang di Vila Jati sudah menerima kabar itu. Saat ini, banyak perampok gunung yang sedang sibuk memindahkan semua emas dan perhiasan milik Keluarga Jati.Sementara itu, para anggota VIP Keluarga Jati sudah lama meninggalkan vila itu. Mereka sudah mengetahui apa yang telah terjadi selama beberapa hari ini dan tidak berani tinggal di kediaman Keluarga Jati lagi setelah mengetahui identitas Wira.Para anggota VIP ini berpikir mereka bukan hanya akan bermusuhan dengan Wira jika tetap tinggal, kelak mereka juga mungkin akan terseret dalam masalah yang dibuat oleh Anang dan yang lainnya. Mereka memilih sebaiknya lebih cepat pergi dari sana. Selama memiliki kemampuan, mereka tidak perlu khawatir tidak akan mendapatkan pekerjaan.Dikarenakan para anggota VIP ini pergi, perampok gunung baru berhasil menjarah Vila Jati."Ayo cepat angkat! Dalam waktu setengah jam, kita sudah
Satu jam kemudian, Wira sudah tiba di Vila Jati. Dia melihat Anang, Agha, dan yang lainnya sudah tiba di tempat itu dan saat ini sedang menghitung harta di sana."Bagaimana dengan kerugiannya?" tanya Wira yang perlahan-lahan mendekat dan menatap Anang.Ekspresi Anang terlihat muram. Saat melihat Wira tiba, dia baru memaksakan senyumannya dan berkata sambil menggelengkan kepala, "Situasinya sangat buruk, lebih parah dari yang kubayangkan. Gudang di rumah sudah dibuka, bahkan ruang bawah tanah pun diledakkan. Hampir semua barang di dalamnya sudah diambil.""Aku sudah tanya pada orang-orang di rumah, tapi mereka juga nggak tahu asal-usul orang itu. Mereka hanya tahu orang-orang itu mempersiapkan semuanya sejak awal dan ada seseorang di rumah yang membukakan pintu, jadi mereka bisa masuk ke Vila Jati dengan mudah. Saat kita menerima kabar itu, semuanya sudah terlambat. Saat kami baru saja tiba, mereka sudah pergi."Anang merasa sangat sedih karena kekayaan Keluarga Jati adalah hasil jerih