"Bagaimanapun, kalau kita mengikat Anang di sisi kita, Keluarga Jati nggak mungkin berani macam-macam sekalipun membenci kita. Kalau mereka macam-macam, Anang bisa mati kapan saja dan Keluarga Jati bakal musnah," lanjut Agha sambil menyesap anggurnya.Di antara semua orang di sini, hanya suasana hati Agha yang buruk. Dia awalnya ingin membalas dendam, tetapi Keluarga Jati malah bergabung dengan mereka. Kini, Agha tidak punya cara untuk membalas penghinaan Fadela lagi. Dia tentu kesal memikirkannya.Wira tersenyum sambil menyahut, "Pikiranmu makin jauh ke depan. Tapi, bukan ini yang kupikirkan. Aku nggak berniat mengancam siapa pun dengan menggunakan Anang. Aku memang sudah memikirkan hal ini matang-matang.""Anang adalah seorang genius. Dia bukan cuma cerdas, tapi juga fleksibel. Aku menyukai kedua hal ini darinya. Kalau dia mengikuti Danu, kelak Danu pasti akan terbantu. Intinya, Anang bisa memberi kita manfaat besar."Danu berkata, "Benar. Sekarang aku memang butuh orang cerdas yang
Fadela menganggukkan kepala. "Aku sudah mengerti niatmu. Ayah, tenang saja, aku nggak akan mengecewakanmu. Vila Jati akan menjadi makin baik di tanganku, aku nggak akan menghancurkan kemuliaan yang sudah kamu ciptakan."Anang tersenyum lega. Bisa dibilang, kali ini dia mendapat berkah dalam bencana karena putrinya akhirnya sudah dewasa.Saat semua orang sudah tidur pulas di tengah malam, terdengar keributan di luar pintu. Wira yang awalnya sudah tidur lelap perlahan-lahan membuka mata dan melangkah ke pintu.Baru saja keluar, Wira melihat Anang dan Fadela sedang bergegas ke luar pintu dengan panik dan ditemani banyak rombongannya. Namun, orang-orang ini adalah orang dari kediaman jenderal, bukan orang dari Keluarga Jati. Ini membuktikan kedua orang ini tidak berniat untuk melarikan diri, kemungkinan besar ada masalah di Keluarga Jati. Bahkan Agha juga berada di antara mereka."Apa yang terjadi?" tanya Wira.Semua orang akhirnya berhenti, lalu Anang segera mendekati Wira dan berkata sam
Dalam sekejap, Wira dan Lucy sudah berangkat.....Di dalam Vila Jati. Saat rombongan Anang sedang bergegas kembali, orang-orang di Vila Jati sudah menerima kabar itu. Saat ini, banyak perampok gunung yang sedang sibuk memindahkan semua emas dan perhiasan milik Keluarga Jati.Sementara itu, para anggota VIP Keluarga Jati sudah lama meninggalkan vila itu. Mereka sudah mengetahui apa yang telah terjadi selama beberapa hari ini dan tidak berani tinggal di kediaman Keluarga Jati lagi setelah mengetahui identitas Wira.Para anggota VIP ini berpikir mereka bukan hanya akan bermusuhan dengan Wira jika tetap tinggal, kelak mereka juga mungkin akan terseret dalam masalah yang dibuat oleh Anang dan yang lainnya. Mereka memilih sebaiknya lebih cepat pergi dari sana. Selama memiliki kemampuan, mereka tidak perlu khawatir tidak akan mendapatkan pekerjaan.Dikarenakan para anggota VIP ini pergi, perampok gunung baru berhasil menjarah Vila Jati."Ayo cepat angkat! Dalam waktu setengah jam, kita sudah
Satu jam kemudian, Wira sudah tiba di Vila Jati. Dia melihat Anang, Agha, dan yang lainnya sudah tiba di tempat itu dan saat ini sedang menghitung harta di sana."Bagaimana dengan kerugiannya?" tanya Wira yang perlahan-lahan mendekat dan menatap Anang.Ekspresi Anang terlihat muram. Saat melihat Wira tiba, dia baru memaksakan senyumannya dan berkata sambil menggelengkan kepala, "Situasinya sangat buruk, lebih parah dari yang kubayangkan. Gudang di rumah sudah dibuka, bahkan ruang bawah tanah pun diledakkan. Hampir semua barang di dalamnya sudah diambil.""Aku sudah tanya pada orang-orang di rumah, tapi mereka juga nggak tahu asal-usul orang itu. Mereka hanya tahu orang-orang itu mempersiapkan semuanya sejak awal dan ada seseorang di rumah yang membukakan pintu, jadi mereka bisa masuk ke Vila Jati dengan mudah. Saat kita menerima kabar itu, semuanya sudah terlambat. Saat kami baru saja tiba, mereka sudah pergi."Anang merasa sangat sedih karena kekayaan Keluarga Jati adalah hasil jerih
Orang-orang itu berpikir mereka tidak akan terlibat dalam masalah. Perasaan manusia memang seperti itu, sehingga Anang bisa memakluminya."Kenapa ada perampok gunung di Provinsi Yonggu?" tanya Wira. Saat ini, Danu sudah mengambil alih Provinsi Yonggu. Dengan kemampuannya, dia berpikir Danu pasti sudah memusnahkan semuanya jika benar-benar ada perampok gunung di sini. Bagaimana mungkin mereka masih bisa melakukan hal-hal yang begitu keterlaluan lagi?Saat mengungkit hal ini, Anang langsung melanjutkan, "Memang selalu ada perampok gunung di Provinsi Yonggu. Lebih tepatnya, bukan hanya di Provinsi Yonggu saja, provinsi yang lainnya selain Provinsi Lowala milik Tuan Wira juga begitu.""Meskipun dunia sudah kembali damai, masih ada pergolakan di balik layar. Jadi, wajar saja kalau masih ada perampok gunung. Inilah alasannya semua orang ingin tinggal di provinsi yang dikelola Tuan Wira."Mendengar perkataan itu, Wira terkejut. Dia mengira dunia sudah damai dan perampok gunung sudah musnah, t
Selain itu, orang-orang dari Wira dan Kerajaan Beluana tidak pernah mengepung Desa Anyer, sehingga mereka menjadi makin kuat. Membunuh, membakar, berkelahi, dan merampok, mereka sudah melakukan semua bentuk kejahatan itu.Ekspresi Wira menjadi muram, lalu mengernyitkan alis dan bertanya dengan nada dingin, "Sekarang mereka sudah kembali ke Gunung Anyer?"Desa Anyer terletak di Gunung Anyer, sebuah tempat berbahaya yang mudah dipertahankan dan sulit untuk diserang. Namun, jumlah mereka hanya sekitar tiga ribu orang, tidak mungkin bisa mempertahankan Gunung Anyer.Sementara itu, Provinsi Yonggu memiliki ratusan ribu pasukan. Hanya perlu mengirim tiga puluh ribu pasukan untuk mengepung saja, Gunung Anyer pasti bisa ditaklukkan. Ini juga akan membuat Yono dan Hajiz membayar harga untuk perbuatan mereka."Sekarang mereka masih belum kembali. Sepertinya mereka menyadari kita sudah mengetahui keberadaan mereka dan sekarang sedang menuju ke arah Kerajaan Beluana. Mereka mungkin ingin meninggal
"Kamu hanya akan merepotkan kami, kamu tunggu di sini dengan tenang saja. Kakakku sendiri yang memimpin pengejaran ini, apa kamu masih pikir dia nggak akan bisa mengambil kembali barang-barang kalian? Jangan pikir semua orang itu sama seperti para pengecut di Keluarga Jati itu," kata Agha yang duduk di atas kuda dengan ekspresi meremehkan."Kamu ...." Fadela menggertakkan giginya sampai hampir retak. Orang yang paling dibencinya adalah Agha, terutama saat Agha sedang berbicara yang selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Sekarang Agha bahkan mengatakan hal-hal seperti ini, dia tentu saja tidak bisa menahan amarahnya.Agha juga tidak peduli dengan Fadela, lalu kembali berkata, "Kak Wira, ayo kita berangkat sekarang."Wira menatap Fadela dan berkata, "Kamu juga ikut dengan kami saja.""Kak Wira ...." Agha baru saja hendak menolak, dia akhirnya tidak mengatakan apa-apa lagi saat melihat tatapan Wira. Jika kakaknya sudah berbicara, dia tidak bisa mengatakan apa-apa meskipun tidak setuju. Pa
Di dalam desa. Saat ini, Yono dan Hajiz sudah menguasai desa sepenuhnya dan dua ratusan penduduk di desa itu sudah dikendalikan mereka. Saat ini, mereka semua mengelilingi alun-alun, sedangkan keduanya duduk di depan api unggun untuk memanggang makanan sambil minum alkohol."Ketua, sepertinya informasi kita salah. Wira bukan hanya nggak berselisih dengan Anang, sekarang mereka malah bekerja sama. Aku dengar Wira sedang memimpin orang-orang ke sini untuk membela Anang. Menurutmu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Hajiz.Di mata keduanya, Wira adalah sosok yang tidak bisa mereka ganggu. Saat ini, Wira sudah memimpin orang-orang untuk mengejar mereka ke desa ini dan seharusnya sebentar lagi akan tiba. Mereka hanya bisa berusaha menghibur diri karena semuanya memang sesuai dengan perkataan Yono sebelumnya. Memiliki uang, tetapi tidak bisa menikmatinya."Untuk apa panik?" kata Yono sambil merobek kaki kelinci dan melahapnya.Setelah mengambil arak dan meneguknya, Yono menunjuk pada para p
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m