Ekspresi Anang lagi-lagi berubah. Dia terkejut mendengar ucapan putrinya. Suasana baru membaik, tetapi Fadela mengacaukannya lagi. Apa anak ini ingin mencelakai Keluarga Jati ya?Kalau tahu Fadela akan bersikap tidak masuk akal seperti ini, Anang tidak akan membawanya kemari untuk meminta maaf. Fadela hanya bisa menambah kerepotan!Wira tergelak, lalu menunjuk Fadela dan berkata, "Tuan Anang, putrimu ini sangat menarik. Dia sangat blak-blakan dan berani.""Selama ini, selain mereka yang punya hubungan dekat denganku, sisanya selalu menyanjung dan memujiku. Aku merasa nggak enak hati. Aku lebih suka orang yang berani jujur.""Bagiku, status tidak ada apa-apanya. Makanya, aku suka keluar sendirian dan pergi ke tempat yang penduduknya nggak mengenalku. Hanya dengan cara ini, mereka akan memperlakukanku dengan setara. Aku suka interaksi seperti itu."Ketika mendengar Wira berbicara demikian, Anang pun merasa lega. Sepertinya, Wira tidak bercanda. Dia benar-benar menganggap Anang sebagai te
Tatapan Danu juga tertuju pada Anang. Danu memang membutuhkan orang genius untuk membantunya. Dia tahu kekurangannya sendiri. Jika menyuruhnya bertarung di medan tempur, kemampuan Danu tentu tak perlu diragukan lagi.Namun, sekarang Wira menyuruhnya mengurus Provinsi Yonggu. Ini adalah pekerjaan yang sangat merepotkan. Danu sering kewalahan mengurusnya.Masalahnya adalah Danu tidak punya bawahan yang bisa diandalkan. Dia hanya bisa melakukan semuanya sendiri. Danu pun sudah berkali-kali meminta Wira memindahkan Osmaro kemari. Namun, Wira terus menolak.Bagaimanapun, Osmaro adalah salah satu bawahan kesayangan Wira. Wira tidak mungkin membiarkannya mengikuti Danu.Selain itu, Provinsi Loala lebih penting daripada Provinsi Yonggu. Provinsi Loala adalah markas besar Wira. Makanya, Wira tidak mungkin memindahkan mereka untuk membantu Danu. Kalau tidak, Wira harus mencari siapa untuk berdiskusi saat ada masalah?"Tuan, kamu nggak bercanda?" Mata Anang sontak berbinar-binar. "Aku tentu berse
"Bagaimanapun, kalau kita mengikat Anang di sisi kita, Keluarga Jati nggak mungkin berani macam-macam sekalipun membenci kita. Kalau mereka macam-macam, Anang bisa mati kapan saja dan Keluarga Jati bakal musnah," lanjut Agha sambil menyesap anggurnya.Di antara semua orang di sini, hanya suasana hati Agha yang buruk. Dia awalnya ingin membalas dendam, tetapi Keluarga Jati malah bergabung dengan mereka. Kini, Agha tidak punya cara untuk membalas penghinaan Fadela lagi. Dia tentu kesal memikirkannya.Wira tersenyum sambil menyahut, "Pikiranmu makin jauh ke depan. Tapi, bukan ini yang kupikirkan. Aku nggak berniat mengancam siapa pun dengan menggunakan Anang. Aku memang sudah memikirkan hal ini matang-matang.""Anang adalah seorang genius. Dia bukan cuma cerdas, tapi juga fleksibel. Aku menyukai kedua hal ini darinya. Kalau dia mengikuti Danu, kelak Danu pasti akan terbantu. Intinya, Anang bisa memberi kita manfaat besar."Danu berkata, "Benar. Sekarang aku memang butuh orang cerdas yang
Fadela menganggukkan kepala. "Aku sudah mengerti niatmu. Ayah, tenang saja, aku nggak akan mengecewakanmu. Vila Jati akan menjadi makin baik di tanganku, aku nggak akan menghancurkan kemuliaan yang sudah kamu ciptakan."Anang tersenyum lega. Bisa dibilang, kali ini dia mendapat berkah dalam bencana karena putrinya akhirnya sudah dewasa.Saat semua orang sudah tidur pulas di tengah malam, terdengar keributan di luar pintu. Wira yang awalnya sudah tidur lelap perlahan-lahan membuka mata dan melangkah ke pintu.Baru saja keluar, Wira melihat Anang dan Fadela sedang bergegas ke luar pintu dengan panik dan ditemani banyak rombongannya. Namun, orang-orang ini adalah orang dari kediaman jenderal, bukan orang dari Keluarga Jati. Ini membuktikan kedua orang ini tidak berniat untuk melarikan diri, kemungkinan besar ada masalah di Keluarga Jati. Bahkan Agha juga berada di antara mereka."Apa yang terjadi?" tanya Wira.Semua orang akhirnya berhenti, lalu Anang segera mendekati Wira dan berkata sam
Dalam sekejap, Wira dan Lucy sudah berangkat.....Di dalam Vila Jati. Saat rombongan Anang sedang bergegas kembali, orang-orang di Vila Jati sudah menerima kabar itu. Saat ini, banyak perampok gunung yang sedang sibuk memindahkan semua emas dan perhiasan milik Keluarga Jati.Sementara itu, para anggota VIP Keluarga Jati sudah lama meninggalkan vila itu. Mereka sudah mengetahui apa yang telah terjadi selama beberapa hari ini dan tidak berani tinggal di kediaman Keluarga Jati lagi setelah mengetahui identitas Wira.Para anggota VIP ini berpikir mereka bukan hanya akan bermusuhan dengan Wira jika tetap tinggal, kelak mereka juga mungkin akan terseret dalam masalah yang dibuat oleh Anang dan yang lainnya. Mereka memilih sebaiknya lebih cepat pergi dari sana. Selama memiliki kemampuan, mereka tidak perlu khawatir tidak akan mendapatkan pekerjaan.Dikarenakan para anggota VIP ini pergi, perampok gunung baru berhasil menjarah Vila Jati."Ayo cepat angkat! Dalam waktu setengah jam, kita sudah
Satu jam kemudian, Wira sudah tiba di Vila Jati. Dia melihat Anang, Agha, dan yang lainnya sudah tiba di tempat itu dan saat ini sedang menghitung harta di sana."Bagaimana dengan kerugiannya?" tanya Wira yang perlahan-lahan mendekat dan menatap Anang.Ekspresi Anang terlihat muram. Saat melihat Wira tiba, dia baru memaksakan senyumannya dan berkata sambil menggelengkan kepala, "Situasinya sangat buruk, lebih parah dari yang kubayangkan. Gudang di rumah sudah dibuka, bahkan ruang bawah tanah pun diledakkan. Hampir semua barang di dalamnya sudah diambil.""Aku sudah tanya pada orang-orang di rumah, tapi mereka juga nggak tahu asal-usul orang itu. Mereka hanya tahu orang-orang itu mempersiapkan semuanya sejak awal dan ada seseorang di rumah yang membukakan pintu, jadi mereka bisa masuk ke Vila Jati dengan mudah. Saat kita menerima kabar itu, semuanya sudah terlambat. Saat kami baru saja tiba, mereka sudah pergi."Anang merasa sangat sedih karena kekayaan Keluarga Jati adalah hasil jerih
Orang-orang itu berpikir mereka tidak akan terlibat dalam masalah. Perasaan manusia memang seperti itu, sehingga Anang bisa memakluminya."Kenapa ada perampok gunung di Provinsi Yonggu?" tanya Wira. Saat ini, Danu sudah mengambil alih Provinsi Yonggu. Dengan kemampuannya, dia berpikir Danu pasti sudah memusnahkan semuanya jika benar-benar ada perampok gunung di sini. Bagaimana mungkin mereka masih bisa melakukan hal-hal yang begitu keterlaluan lagi?Saat mengungkit hal ini, Anang langsung melanjutkan, "Memang selalu ada perampok gunung di Provinsi Yonggu. Lebih tepatnya, bukan hanya di Provinsi Yonggu saja, provinsi yang lainnya selain Provinsi Lowala milik Tuan Wira juga begitu.""Meskipun dunia sudah kembali damai, masih ada pergolakan di balik layar. Jadi, wajar saja kalau masih ada perampok gunung. Inilah alasannya semua orang ingin tinggal di provinsi yang dikelola Tuan Wira."Mendengar perkataan itu, Wira terkejut. Dia mengira dunia sudah damai dan perampok gunung sudah musnah, t
Selain itu, orang-orang dari Wira dan Kerajaan Beluana tidak pernah mengepung Desa Anyer, sehingga mereka menjadi makin kuat. Membunuh, membakar, berkelahi, dan merampok, mereka sudah melakukan semua bentuk kejahatan itu.Ekspresi Wira menjadi muram, lalu mengernyitkan alis dan bertanya dengan nada dingin, "Sekarang mereka sudah kembali ke Gunung Anyer?"Desa Anyer terletak di Gunung Anyer, sebuah tempat berbahaya yang mudah dipertahankan dan sulit untuk diserang. Namun, jumlah mereka hanya sekitar tiga ribu orang, tidak mungkin bisa mempertahankan Gunung Anyer.Sementara itu, Provinsi Yonggu memiliki ratusan ribu pasukan. Hanya perlu mengirim tiga puluh ribu pasukan untuk mengepung saja, Gunung Anyer pasti bisa ditaklukkan. Ini juga akan membuat Yono dan Hajiz membayar harga untuk perbuatan mereka."Sekarang mereka masih belum kembali. Sepertinya mereka menyadari kita sudah mengetahui keberadaan mereka dan sekarang sedang menuju ke arah Kerajaan Beluana. Mereka mungkin ingin meninggal