Kapan pun itu, yang terpenting adalah situasi keseluruhan.Satu-satunya hal yang membuat Wira kehilangan akal sehatnya adalah kematian Biantara. Itu karena hubungannya dengan Biantara sudah begitu dekat dan lama. Ditambah lagi, Biantara mati di tangan musuh. Jika tidak membalas dendam, bagaimana Wira bisa membangun prestisenya?"Tuan Wira memang baik hati. Aku kagum sekali padanya. Tapi, putriku memang bersalah. Aku cuma punya seorang putri. Kalau Tuan ingin kami membayar kompensasi, tolong jangan menyulitkannya. Biar aku yang menanggung semuanya. Meskipun nyawa taruhannya, aku nggak takut!" jelas Anang dengan tegas.Semua orang tua di dunia ini sama. Mereka selalu memikirkan keselamatan anak sendiri. Menurut mereka, lebih baik mereka yang mati daripada anak mereka.Hubungan dekat ayah dan anak ini membuat Wira tersentuh. Fadela yang berdiri di samping juga tak kuasa mengepalkan tangannya. Dia bukan marah, melainkan terharu.Fadela menatap ayahnya lekat-lekat. Namun, dia tidak melontar
"Kukira Kak Wira akan berbaik hati melepaskan mereka. Ternyata dia mengincar baskom harta karun itu. Dia ingin memilikinya!" gumam Agha.Tadi Agha memang sudah pergi, tetapi dia kembali lagi dan bersembunyi di kegelapan untuk mengamati semuanya. Dia tidak ingin melewatkan apa pun.Jika Keluarga Jati mencari masalah dengan Wira, Agha akan langsung maju untuk memberi mereka pelajaran. Namun, sepertinya dia tidak punya kesempatan seperti itu.Wira tidak berniat menyulitkan Anang. Sementara itu, Anang langsung berlutut dan meminta maaf kepada Wira. Itu sebabnya, Agha tidak punya peluang untuk unjuk gigi."Kamu ini picik sekali. Kamu kira Keluarga Jati benaran punya baskom harta karun? Tuan Wira sudah tahu rahasia mereka sejak awal. Dia cuma nggak ingin membongkarnya." Tiba-tiba, Lucy telah berdiri di belakang Agha.Suara yang muncul mendadak ini pun membuat Agha terperanjat. Dia tanpa sengaja menoleh, lalu menatap Lucy dan berkata dengan kesal, "Kamu ini seperti hantu saja. Untung jantungk
Jika Wira tahu baskom harta karun itu tidak pernah ada, Keluarga Jati akan menjadi tidak bernilai di mata Wira. Jika Wira marah besar, apa yang harus mereka lakukan? Situasi akan menjadi makin merepotkan.Kini, Anang merasa sangat gelisah. Dia menunggu tanggapan Wira. Entah bagaimana Wira akan mengambil sikap sekarang.Namun, waktu seolah-olah membeku. Senyuman di wajah Wira tidak berkurang sejak tadi. Namun, dia tidak melontarkan sepatah kata pun.Fadela menggertakkan giginya dengan cemas. Sekarang dia baru mengerti bahwa Wira punya tujuan lain. Sungguh menyebalkan!Hanya saja, perhitungan Wira salah kali ini. Ini karena baskom harta karun tidak pernah ada. Sepertinya Wira tidak akan mendapat keuntungan apa pun kali ini."Bagus!" Wira bertepuk tangan dan tertawa.Anang kebingungan melihatnya. Kenapa Wira malah mengatakan bagus setelah tahu baskom harta karun tidak pernah ada?Anang segera bangkit, lalu menangkupkan tangan dan berkata, "Aku tahu Tuan Wira mengutamakan kesejahteraan rak
"Baik, Ini adalah kehormatan besar bagi Keluarga Jati," ucap Anang sambil menangkupkan tangan dengan hormat.Masalah akhirnya selesai. Sekarang Keluarga Jati dan Wira berteman. Bukankah ini keuntungan besar bagi Keluarga Jati? Sekalipun kebenaran tentang baskom harta karun terungkap, mereka tidak perlu takut kepada apa pun.Dulu, mereka menyebarkan rumor seperti itu supaya Keluarga Jati bisa berkembang dengan pesat. Namun, sekarang mereka tidak membutuhkan rumor seperti itu lagi.Keluarga Jati bukan hanya memiliki posisi penting di Provinsi Yonggu, tetapi juga telah menemukan penyokong, yaitu Wira. Mereka hanya akan berkembang makin pesat, tanpa perlu menyebarkan rumor lagi."Danu, suruh orang siapkan makanan. Hari ini aku dan Tuan Anang akan minum sampai puas."Setelah Danu pergi, Wira dan Anang pun mengobrol. Fadela hanya berdiri di samping dan menatap Wira. Sebelumnya, dia merasa Wira bukan pria baik-baik. Ketika melihat Wira, dia merasa tidak nyaman dan ingin menjauh secepat mungki
Ekspresi Anang lagi-lagi berubah. Dia terkejut mendengar ucapan putrinya. Suasana baru membaik, tetapi Fadela mengacaukannya lagi. Apa anak ini ingin mencelakai Keluarga Jati ya?Kalau tahu Fadela akan bersikap tidak masuk akal seperti ini, Anang tidak akan membawanya kemari untuk meminta maaf. Fadela hanya bisa menambah kerepotan!Wira tergelak, lalu menunjuk Fadela dan berkata, "Tuan Anang, putrimu ini sangat menarik. Dia sangat blak-blakan dan berani.""Selama ini, selain mereka yang punya hubungan dekat denganku, sisanya selalu menyanjung dan memujiku. Aku merasa nggak enak hati. Aku lebih suka orang yang berani jujur.""Bagiku, status tidak ada apa-apanya. Makanya, aku suka keluar sendirian dan pergi ke tempat yang penduduknya nggak mengenalku. Hanya dengan cara ini, mereka akan memperlakukanku dengan setara. Aku suka interaksi seperti itu."Ketika mendengar Wira berbicara demikian, Anang pun merasa lega. Sepertinya, Wira tidak bercanda. Dia benar-benar menganggap Anang sebagai te
Tatapan Danu juga tertuju pada Anang. Danu memang membutuhkan orang genius untuk membantunya. Dia tahu kekurangannya sendiri. Jika menyuruhnya bertarung di medan tempur, kemampuan Danu tentu tak perlu diragukan lagi.Namun, sekarang Wira menyuruhnya mengurus Provinsi Yonggu. Ini adalah pekerjaan yang sangat merepotkan. Danu sering kewalahan mengurusnya.Masalahnya adalah Danu tidak punya bawahan yang bisa diandalkan. Dia hanya bisa melakukan semuanya sendiri. Danu pun sudah berkali-kali meminta Wira memindahkan Osmaro kemari. Namun, Wira terus menolak.Bagaimanapun, Osmaro adalah salah satu bawahan kesayangan Wira. Wira tidak mungkin membiarkannya mengikuti Danu.Selain itu, Provinsi Loala lebih penting daripada Provinsi Yonggu. Provinsi Loala adalah markas besar Wira. Makanya, Wira tidak mungkin memindahkan mereka untuk membantu Danu. Kalau tidak, Wira harus mencari siapa untuk berdiskusi saat ada masalah?"Tuan, kamu nggak bercanda?" Mata Anang sontak berbinar-binar. "Aku tentu berse
"Bagaimanapun, kalau kita mengikat Anang di sisi kita, Keluarga Jati nggak mungkin berani macam-macam sekalipun membenci kita. Kalau mereka macam-macam, Anang bisa mati kapan saja dan Keluarga Jati bakal musnah," lanjut Agha sambil menyesap anggurnya.Di antara semua orang di sini, hanya suasana hati Agha yang buruk. Dia awalnya ingin membalas dendam, tetapi Keluarga Jati malah bergabung dengan mereka. Kini, Agha tidak punya cara untuk membalas penghinaan Fadela lagi. Dia tentu kesal memikirkannya.Wira tersenyum sambil menyahut, "Pikiranmu makin jauh ke depan. Tapi, bukan ini yang kupikirkan. Aku nggak berniat mengancam siapa pun dengan menggunakan Anang. Aku memang sudah memikirkan hal ini matang-matang.""Anang adalah seorang genius. Dia bukan cuma cerdas, tapi juga fleksibel. Aku menyukai kedua hal ini darinya. Kalau dia mengikuti Danu, kelak Danu pasti akan terbantu. Intinya, Anang bisa memberi kita manfaat besar."Danu berkata, "Benar. Sekarang aku memang butuh orang cerdas yang
Fadela menganggukkan kepala. "Aku sudah mengerti niatmu. Ayah, tenang saja, aku nggak akan mengecewakanmu. Vila Jati akan menjadi makin baik di tanganku, aku nggak akan menghancurkan kemuliaan yang sudah kamu ciptakan."Anang tersenyum lega. Bisa dibilang, kali ini dia mendapat berkah dalam bencana karena putrinya akhirnya sudah dewasa.Saat semua orang sudah tidur pulas di tengah malam, terdengar keributan di luar pintu. Wira yang awalnya sudah tidur lelap perlahan-lahan membuka mata dan melangkah ke pintu.Baru saja keluar, Wira melihat Anang dan Fadela sedang bergegas ke luar pintu dengan panik dan ditemani banyak rombongannya. Namun, orang-orang ini adalah orang dari kediaman jenderal, bukan orang dari Keluarga Jati. Ini membuktikan kedua orang ini tidak berniat untuk melarikan diri, kemungkinan besar ada masalah di Keluarga Jati. Bahkan Agha juga berada di antara mereka."Apa yang terjadi?" tanya Wira.Semua orang akhirnya berhenti, lalu Anang segera mendekati Wira dan berkata sam