Share

Bab 2547

Author: Arif
"Kak, aku rasa wanita ini memang gila. Gimana kalau aku menyerangnya di tengah situasi kacau? Kalau bisa menyanderanya, orang-orang itu akan meletakkan senjata mereka. Kalau kamu rasa bisa, aku baru akan melakukannya. Kamu cari tempat saja untuk sembunyi. Jangan sampai terluka," bisik Agha di samping telinga Wira.

Wira merasa bersyukur mendengarnya. Perkataan Agha ini membuatnya terharu. Di situasi semacam ini, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, Agha bersedia mempertaruhkan nyawanya demi melindungi Wira. Anak ini benar-benar setia dan tulus padanya.

Tidak peduli bagaimana sikap Agha biasanya, satu-satunya yang bisa dipastikan adalah Agha benar-benar menganggapnya sebagai kakak. Wira merasa senang memiliki adik seperti ini.

"Aku yang membawamu ke Restoran Semiyang. Kita harus sama-sama keluar dari tempat ini. Kalau menuruti idemu, kamu nggak bakal bisa lolos. Kamu ingin menggunakan tubuhmu mengadang anak panah? Mana mungkin kakakmu ini tega melihatnya."

Wira b
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2548

    "Nggak ada orang?""Sialan! Dia menipu kita!""Tembak mereka! Tembak mati manusia rendahan itu!"Fadela langsung bangkit dan memberi perintah menembak. Tanpa ragu sedikit pun, para bawahan sontak mengangkat busur dan panah. Saat berikutnya, anak panah menghujani pintu.Wira dan Agha buru-buru mundur. Wira melindungi tubuhnya dengan kursi, sedangkan Agha terus mengayunkan palunya untuk menangkis. Sesaat kemudian, mereka mundur sampai pinggir jendela."Kak, cepat lompat! Setelah keluar dari restoran ini, kita bakal aman! Kita beri tahu Kak Danu supaya dia yang balas dendam! Kita bisa membinasakan Keluarga Jati dengan mudah!" seru Agha.Wira mengangguk, lalu langsung melompat. Agha mengikuti di belakang. Di luar pintu, orang-orang masih menembak. Adapun orang-orang di lantai bawah, mereka menyerbu ke atas untuk memberi laporan."Nona, mereka sudah lompat turun dan menuju ke utara!"Ekspresi Fadela menjadi dingin. "Apa? Mereka benaran kabur? Kukira mereka bakal melawan mati-matian. Ternyat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2549

    "Bukannya dia cuma temanmu? Kalau nggak, untuk apa kamu begitu melindunginya, bahkan menamparku demi dia? Aku sampai curiga dia anak harammu. Makanya, kamu berpihak padanya!" pekik Fadela.Usia Fadela dan Wira tidak terpaut jauh. Apalagi, sikap Anang terhadap Wira sangat baik. Wajar jika Fadela berpikiran aneh seperti itu.Anang langsung membentak, "Kamu nggak ngerti apa-apa! Jangan bicara sembarangan! Kamu tahu Wira, 'kan? Dia Wira yang sangat terkenal itu! Sekarang kamu menyinggung Wira! Kamu membawa masalah besar untuk Keluarga Jati!"Apa? Begitu ucapan ini dilontarkan, bukan hanya para bawahan Vila Jati yang termangu dan takut, tetapi Fadela juga. Apa yang harus dilakukannya sekarang?Fadela memang nakal dan kekanak-kanakan. Namun, dia tahu dirinya tidak bisa menanggung akibat dari menyinggung Wira. Jika Wira tidak bersedia mengampuninya, akibatnya akan sangat buruk. Takutnya, seluruh Keluarga Jati akan mengalami bencana besar karena perbuatannya.Namun, di dunia ini tidak ada mesi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2550

    "Ayah, apa mungkin kamu salah informasi? Orang itu benaran Wira? Kenapa kebetulan sekali?" tanya Fadela yang masih merasa ragu.Bagaimanapun, ini sangat aneh. Wira berstatus mulia. Untuk apa dia datang ke Vila Jati? Hanya untuk sepasang palu itu?"Aku awalnya juga nggak percaya, tapi ada banyak bukti. Dia memang Wira yang kita kenal. Selain itu, dia sudah menuju ke kediaman jenderal. Itu artinya, dia sudah membuat persiapan sejak awal.""Coba pikirkan baik-baik, siapa yang bisa masuk ke kediaman jenderal seenaknya? Sekalipun orang itu bukan Wira, yang pasti dia punya status yang nggak biasa!" hardik Anang dengan dingin.Sebenarnya Anang sudah malas menceramahi Fadela. Masalah sudah sampai seperti ini. Tidak ada gunanya bicara panjang lebar lagi.Pada akhirnya, hasilnya akan sama. Mereka hanya bisa menemui Wira dan meminta pengampunan darinya.Saat ini, di kediaman jenderal, Wira dan Agha berlari dengan tergesa-gesa. Danu telah mendengar kabar, jadi dia langsung menyambut keduanya."Tua

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2551

    "Sebentar!" Ketika keduanya hendak pergi, Wira tiba-tiba memanggil."Kak, jangan-jangan kamu kasihan karena dia wanita?" tanya Agha sambil mengernyit. Nada bicaranya dipenuhi keengganan.Fadela sangat keterlaluan. Wanita ini terus mencari masalah dengan mereka, bahkan hampir membunuh mereka. Sudah sewajarnya diberi pelajaran.Meskipun Wira bisa menahan amarahnya, Agha dan Danu tidak akan mengampuni Fadela begitu saja. Mereka sudah tidak sabar untuk mencari Fadela dan membalas dendam."Kak, kalau yang kubilang benar, aku akan beri tahu istri-istrimu. Setelah mereka tahu, mereka pasti akan marah besar.""Wanita itu jelas-jelas terus mencari masalah dengan kita. Sekarang kita akhirnya terlepas dan selamat. Kesempatan membalas dendam ada di depan mata. Kamu malah menyuruh kami berpangku tangan?""Kalau kamu bilang nggak ada apa-apa di antara kalian berdua, istri-istrimu nggak mungkin percaya!" ucap Agha dengan lantang. Dia hanya ingin Wira membalas dendam. Ada pun hasilnya, Agha tidak memp

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2552

    Agha menggebrak meja, lalu bangkit dan berkata dengan dingin, "Kami belum mencari masalah dengannya, tapi mereka berani datang kemari? Mereka mau cari masalah ya? Oke. Mari kita lihat, sehebat apa mereka! Beraninya mereka datang ke kediaman jenderal. Suruh mereka masuk!"Sebelum Wira dan Danu berbicara, Agha sudah mengomel. Prajurit itu tampak ragu. Dia menatap Wira untuk meminta arahan.Prajurit itu tahu Agha punya status tinggi. Namun, dia juga tahu hanya Wira yang bisa membuat keputusan di sini. Danu sekalipun tidak berani melampaui Wira."Ehem, ehem." Danu berdeham dua kali sambil menatap Agha untuk memberi peringatan. Mentang-mentang Wira memanjakannya, Agha malah berani memberi perintah di hadapan Wira? Bocah ini makin menarik saja."Kak, kamu ngapain? Kalau sakit, cari dokter saja. Jangan memaksakan diri. Cuaca sangat terik sekarang. Kalau masuk angin, sakitmu bisa makin parah," nasihat Agha.Danu menggeleng sambil membatin, 'Dasar bodoh! Sebenarnya apa isi pikiran bocah ini?'"

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2553

    "Tuan punya pengamatan yang jeli. Pasti tahu maksud Agha, 'kan? Dia bersikap seperti itu cuma karena marah. Jangan bersikap perhitungan dengannya," bujuk Danu.Mereka semua adalah sahabat. Danu juga tahu seperti apa hubungan Wira dengan Agha. Meskipun Wira berbicara demikian, dia pasti masih memiliki keyakinan terhadap Agha.Agha punya keberanian besar. Jika dibandingkan dengan Danu dan lainnya, nyali Agha jelas berkali-kali lipat lebih besar dari mereka.Meskipun Agha kurang bijaksana dalam berpikir, dia pantas berdiri di garda terdepan ataupun menjadi tangan kanan Wira.Ketika keduanya sedang mengobrol, prajurit membawa masuk Anang dan Fadela. Begitu masuk, Anang langsung maju dan berlutut. "Tuan Wira, maaf sekali! Aku baru tahu masalahmu dengan putriku. Ini salahku. Aku nggak memberitahunya identitasmu. Makanya, situasi jadi kacau begini.""Putriku terlalu dimanjakan selama ini. Dia sombong dan semena-mena. Kuharap kamu bisa memaafkannya. Tolong jangan bersikap perhitungan dengan or

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2554

    Kapan pun itu, yang terpenting adalah situasi keseluruhan.Satu-satunya hal yang membuat Wira kehilangan akal sehatnya adalah kematian Biantara. Itu karena hubungannya dengan Biantara sudah begitu dekat dan lama. Ditambah lagi, Biantara mati di tangan musuh. Jika tidak membalas dendam, bagaimana Wira bisa membangun prestisenya?"Tuan Wira memang baik hati. Aku kagum sekali padanya. Tapi, putriku memang bersalah. Aku cuma punya seorang putri. Kalau Tuan ingin kami membayar kompensasi, tolong jangan menyulitkannya. Biar aku yang menanggung semuanya. Meskipun nyawa taruhannya, aku nggak takut!" jelas Anang dengan tegas.Semua orang tua di dunia ini sama. Mereka selalu memikirkan keselamatan anak sendiri. Menurut mereka, lebih baik mereka yang mati daripada anak mereka.Hubungan dekat ayah dan anak ini membuat Wira tersentuh. Fadela yang berdiri di samping juga tak kuasa mengepalkan tangannya. Dia bukan marah, melainkan terharu.Fadela menatap ayahnya lekat-lekat. Namun, dia tidak melontar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2555

    "Kukira Kak Wira akan berbaik hati melepaskan mereka. Ternyata dia mengincar baskom harta karun itu. Dia ingin memilikinya!" gumam Agha.Tadi Agha memang sudah pergi, tetapi dia kembali lagi dan bersembunyi di kegelapan untuk mengamati semuanya. Dia tidak ingin melewatkan apa pun.Jika Keluarga Jati mencari masalah dengan Wira, Agha akan langsung maju untuk memberi mereka pelajaran. Namun, sepertinya dia tidak punya kesempatan seperti itu.Wira tidak berniat menyulitkan Anang. Sementara itu, Anang langsung berlutut dan meminta maaf kepada Wira. Itu sebabnya, Agha tidak punya peluang untuk unjuk gigi."Kamu ini picik sekali. Kamu kira Keluarga Jati benaran punya baskom harta karun? Tuan Wira sudah tahu rahasia mereka sejak awal. Dia cuma nggak ingin membongkarnya." Tiba-tiba, Lucy telah berdiri di belakang Agha.Suara yang muncul mendadak ini pun membuat Agha terperanjat. Dia tanpa sengaja menoleh, lalu menatap Lucy dan berkata dengan kesal, "Kamu ini seperti hantu saja. Untung jantungk

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status