"Gimana kamu bisa tahu?" tanya Wira sambil menatap Abyas dengan waspada."Kamu nggak perlu takut. Aku nggak akan beri tahu siapa pun. Jalan yang kamu tempuh ini khusus untuk ke gunung belakang. Selain itu, cuma ada paman aneh itu di gunung belakang. Mudah saja ditebak," sahut Abyas.Wira melirik Abyas. Anak ini memang cerdik. Masih kecil, tetapi sudah bisa berpikir secara rinci. Padahal, Wira tidak memberinya petunjuk apa pun. Anak ini memang tidak biasa.Abyas berkata lagi, "Aku berbaik hati memperingatkanmu, paman aneh itu sulit dihadapi. Selain itu, waktu dia pulang, orang tuaku langsung melarangku ke gunung belakang. Kata mereka, jangan membuat paman aneh itu marah atau aku bisa mati ...."Wira mengangguk dan menyahut, "Orang tuamu benar."Pantas saja, penilaian Kaswara terhadap Ahmad begitu buruk. Ternyata bukan cuma Kaswara, tetapi semua orang di desa ini. Seperti yang dikatakan Kaswara, mereka mengizinkan Ahmad tinggal di sini hanya karena Ahmad memang penduduk Desa Damaro.Mere
"Menurutmu, apa yang harus kita lakukan demi saudara dan Tuan kita?" tanya Jonathan dengan mengernyitkan alis setelah mendekati Lucy. Meskipun biasanya mereka saling bersaing, sekarang mereka harus memutuskan siapa yang akan menggantikan posisi Biantara. Namun, mereka sebenarnya masih satu organisasi dan sudah memiliki ikatan yang kuat seperti saudara.Mereka menyadari betapa berbahayanya hutan ini, tidak ada yang ingin melihat saudaranya mati sia-sia. Meskipun akan berkurang seorang pesaing, ini juga bukan pemandangan yang ingin mereka lihat.Setelah ragu sejenak, Lucy akhirnya berkata, "Saat ini aku juga merasa bingung karena kita nggak tahu situasi Tuan. Tapi, situasi di depan memang nggak begitu baik. Meskipun kita nggak ingin melakukan ini, seperti kita terpaksa harus melakukannya. Kita nggak mungkin membiarkan Tuan kehilangan kontak dengan kita begitu saja, kita nggak akan bisa menjelaskannya pada para nyonya nanti.""Lagi pula, Jenderal Danu dan yang lainnya juga masih menunggu
Jonathan dan Lucy sangat khawatir terhadap Klause, tetapi sekarang semuanya hanya bisa bergantung pada nasib Klause sendiri.Di sisi lain, di pegunungan di belakang Desa Damaro. Wira terus berjalan maju mengikuti petunjuk dari peta dan segera memasuki Desa Damaro. Setelah itu, dia melihat sebuah jalan setapak kecil di antara pepohonan di depannya. Sesuai dengan arah yang ditunjuk peta, dia hanya perlu terus mengikuti jalan setapak itu dan pasti akan menemukan sebuah gua di pertengahan gunung.Saat ini, Ahmad bersembunyi di dalam gua yang merupakan tujuan Wira, sehingga dia pun segera mempercepat langkahnya. Tak lama kemudian, dia sudah tiba di pertengahan gunung. Dia melihat memang ada sebuah gua di sekitar sana."Sepertinya Kaswara memang nggak membohongiku. Ternyata Ahmad benar-benar bersembunyi di sini," kata Wira sambil tersenyum dingin.Wira pun merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah pil, lalu langsung menelannya. Ahmad ahli dalam racun, kejam, dan metode yang digunakannya tidak
"Aku sudah tahu kamu nggak akan melepaskanku begitu saja, tapi aku nggak menyangka kamu akan menemukanku begitu cepat. Sepertinya kamu memang hebat," kata Ahmad sambil mengernyitkan alis."Kamu terluka ya?" tanya Wira setelah mengamati Ahmad dari atas ke bawah, tanpa menanggapi perkataan Ahmad.Saat ini, Ahmad berjalan dengan terpincang-pincang, jelas terluka parah. Jika tidak, wajahnya juga tidak akan pucat seperti ini.Namun, hal ini yang membuat Wira merasa aneh dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi. Ahmad ahli dalam hal racun dan sangat kejam, siapa yang bisa melukainya sampai seperti ini?Jika orang-orang dari Desa Damaro yang melakukannya, mereka pasti tidak akan membiarkan Ahmad hidup. Mereka pasti akan langsung membunuhnya agar kelak tidak menjadi ancaman bagi mereka. Bukan hanya Wira yang mengerti prinsip ini, begitu juga dengan orang lain. Ini berarti Ahmad pasti sudah menghadapi masalah besar.Ahmad tersenyum pahit dan berkata, "Bukankah semua ini karena kamu?
Hal ini membuktikan selama ada sedikit jejak ataupun pernah muncul di suatu tempat, tidak ada yang bisa lepas dari pengawasan jaringan mata-mata. Inilah akibatnya menyinggung Wira."Yang menang yang menjadi rajanya, aku nggak bisa mengatakan apa-apa lagi. Sekarang kamu sudah menemukanku, aku hanya berharap bisa segera mati agar bisa lepas dari semua ini. Aku nggak ingin dibawa kembali olehmu seperti yang lainnya, itu benar-benar sangat menderita ...," gumam Ahmad, lalu langsung beberapa jarum perak dari sakunya dan melemparkannya saat Wira sedang lengah.Wira juga tidak menyangka Ahmad masih berusaha untuk membunuhnya. Ternyata, orang jahat yang tiba-tiba berubah menjadi baik memang tetap harus diwaspadai.Ting ting ting!Terdengar suara yang nyaring.Wira tidak menghindari serangan Ahmad dan tetap berdiri di tempatnya. Meskipun jarum-jarum perak itu mengenai tubuhnya, dia sama sekali tidak terluka sedikit pun. Pada akhirnya, jarum itu satu per satu jatuh ke tanah."Apa yang telah terj
"Tinggal satu langkah lagi, kamu malah sudah kebal terhadap semua racun. Kamu ini memang hebat, pantas saja rakyat di seluruh negeri ini mendukungmu," kata Ahmad.Ahmad merasa tidak puas karena rencana besarnya masih belum terwujud, tetapi sekarang dia sudah harus kalah dengan begitu menyedihkan di tangan Wira. Bahkan taruhannya adalah nyawanya sendiri. Jika dia bisa kembali memilih, dia tidak akan menjadi musuh Wira. Musuh seperti Wira ini terlalu menakutkan sampai dia tidak berani melihatnya lagi.Pada detik berikutnya, Ahmad kembali mengeluarkan jarum peraknya yang sudah dilapisi racun. Dia tidak pernah menyangka dia harus menggunakan racun ini pada dirinya sendiri.Tepat saat Ahmad hendak meracuni dirinya sendiri, Wira segera bergerak ke hadapan Ahmad dan langsung menahan tangan Ahmad. Setelah itu, dia menendang lutut Ahmad, sehingga Ahmad kehilangan keseimbangan karena kesakitan dan berlutut di tanah dengan satu kaki."Apa yang kamu lakukan?" teriak Ahmad dengan marah sambil berlu
"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk segera kembali ke Desa Damaro? Kenapa kamu masih mengikutiku ke sini?" tanya Wira.Saat ini, Wira tidak memiliki banyak kekhawatiran lagi, sehingga tidak terdengar maksud untuk menyalahkan Abyas dari nada bicaranya. Lagi pula, dia sudah membereskan Ahmad, sekarang juga tidak ada masalah apa pun lagi. Meskipun berlari sembarangan, Abyas juga tidak akan kehilangan nyawanya. Oleh karena itu, dia tentu saja tidak perlu khawatir.Abyas berkata, "Aku sudah bilang padamu, aku suka melihat keramaian. Sekarang akhirnya ada seseorang yang datang dari luar, aku tentu saja harus datang melihat keramaian. Meskipun kamu nggak membiarkanku ikut, aku juga akan diam-diam mengikutimu. Tapi, kamu memang nggak membohongi Paman Kaswara dan semalam Paman Kaswara juga jelas ingin membantumu.""Sepertinya kamu memang punya kemampuan yang luar biasa, benar-benar kebal terhadap segala jenis racun. Hebat, sungguh luar biasa!"Abyas terus bertepuk tangan dan segera melompat me
Melihat dirinya tidak bisa mengancam Wira, Abyas hanya bisa mengubah cara berbicaranya untuk berusaha menyentuh hati Wira. Mungkin dengan cara ini, dia baru bisa belajar kemampuan untuk kebal terhadap semua racun.Wira tersenyum dan berkata, "Kamu masih begitu muda, sebaiknya fokus pada belajar saja dan jangan terlalu memikirkan hal-hal seperti ini. Dunia luar sangat besar, kamu nggak seharusnya terus bersembunyi di desa ini. Saat aku bertemu keluargamu nanti, aku akan memberi tahu mereka untuk mengirimmu ke luar. Percayalah. Saat kamu melihat dunia luar, kamu nggak akan ingin kembali lagi."Dia berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan dan tidak mengungkit apa pun tentang kebal terhadap racun.Abyas yang masih anak-anak pun segera tertarik dan bertanya, "Kak, ceritakan padaku, apa yang seru di dunia luar sana?"Wira menjawab, "Tempat seru di luar sana terlalu banyak, nggak bisa diceritakan hanya dengan beberapa kata saja. Meskipun kita berbicara selama tiga hari tiga malam, hanya a
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m