Share

Bab 2405

Penulis: Arif
Wira tampak ragu untuk sesaat. Meskipun memiliki obat pemberian Arifin, tidak bisa dipastikan bahwa semuanya akan aman-aman saja.

Bagaimana jika dirinya keracunan dan tewas di desa ini? Bukankah berarti segala usahanya akan sia-sia?

Namun, jika tidak menyetujuinya, orang-orang ini akan mencurigainya. Wira pun tidak akan bisa memasuki desa ini dan mencari tahu informasi tentang Ahmad.

Selain itu, para penduduk ini tidak mungkin melepaskannya begitu saja. Dia bisa dibunuh! Lantaran tidak ada pilihan yang lebih baik, Wira memilih untuk mencobanya!

Setelah ragu-ragu sesaat, Wira maju sedikit dan diam-diam menelan obat dari Arifin. Kemudian, dia bertanya dengan lantang, "Kenapa harus takut?"

"Oke!" Kaswara langsung mengeluarkan rumput beracun dari sakunya, lalu menyerahkannya kepada Wira dan berkata, "Ini adalah rumput patah hati. Penduduk kami sekalipun akan tersiksa sebelum makan penawar racunnya. Karena kamu begitu percaya diri, makanlah rumput itu."

Para penduduk yang berada di belakang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2406

    Wira menggeleng sambil menyahut, "Ya, aku baik-baik saja."Kaswara segera meraih tangan Wira untuk memeriksa denyut nadinya. Orang yang paham tentang racun tentu tahu cara menetralisasi racun. Kaswara memiliki pemahaman tertentu terhadap ilmu medis.Setelah memeriksa secara sederhana, Kaswara mengangguk dan berujar, "Dia nggak menipu kita. Fisiknya memang berbeda dari manusia biasa. Rumput patah hati nggak berefek apa pun padanya. Sepertinya, dia memang kebal terhadap racun."Orang-orang merasa takjub mendengarnya. Ini pertama kalinya mereka bertemu orang sehebat Wira."Nggak boleh! Dia tetap nggak boleh masuk ke desa kita! Orang yang kebal terhadap racun lebih sulit dihadapi!""Benar! Kalau dia berniat jahat pada kita, kita nggak akan punya cara untuk melawannya! Lebih baik kita tuntun dia keluar!"Orang-orang sibuk bersuara karena tidak ingin Wira memasuki desa. Desa Damaro adalah desa yang sangat damai. Semua orang yang tinggal di sini tidak suka diganggu. Namun, kemunculan Wira tel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2407

    "Kak, kamu yakin ingin mengizinkannya masuk ke desa kita? Asal-usul pemuda ini nggak jelas. Kita nggak boleh memercayainya begitu saja!" Orang-orang memperingatkan dengan cemas.Kaswara menggeleng dan menyahut, "Kita harus menepati janji. Dia sudah mempertaruhkan nyawa dengan makan rumput patah hati, masa kita ingkar janji begitu saja?""Karena kita sudah membuat kesepakatan, kita harus menurutinya. Dia akan mengikutiku malam ini. Dia akan istirahat di rumahku. Kalau terjadi masalah, aku yang akan bertanggung jawab."Orang-orang hanya bisa mengangguk melihat Kaswara yang begitu yakin. Segera, Wira mengikuti Kaswara ke rumahnya.Wira akhirnya berhasil memasuki desa ini. Dia benar-benar senang karena usahanya tidak sia-sia.Sementara itu, di luar hutan, Lucy dan lainnya masih menunggu dengan tenang. Sejak tadi, mereka telah mengutus cukup banyak orang. Beberapa selamat, beberapa tidak. Mereka juga masih belum menemukan jejak Wira. Tentunya, kerugian yang mereka derita cukup besar.Setela

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2408

    Memang benar bahwa Wira sudah tidak makan seharian! Wira makan dengan sangat lahap.Istri Kaswara, Rara, tersenyum sambil menuangkan air untuk Wira. Dia berkata, "Dik, pelan sedikit. Nggak ada yang berebutan denganmu."Wira berujar, "Aku benar-benar lapar, makanya makan selahap ini. Tolong maklumi aku ya."Kaswara dan Rara bertatapan sambil tersenyum. Mereka bisa memahaminya. Akan tetapi, Kaswara merasa lebih tenang sekarang. Ini membuktikan bahwa Wira tidak menipunya."Kamu benaran datang kemari untuk memetik bahan obat demi istrimu?" tanya Kaswara.Setelah Wira meletakkan peralatan makannya, Rara merapikan meja makan sehingga hanya tersisa Kaswara dan Wira di ruang tamu.Wira ragu-ragu sejenak, lalu menjilat bibirnya dan menyahut, "Paman, aku tahu kalian berdua orang baik. Aku nggak akan merahasiakan apa pun dari kalian berdua.""Aku kemari karena ada urusan penting. Aku ingin mencari orang. Orang ini punya dendam kesumat denganku. Dia membunuh banyak sahabatku. Aku harus segera mene

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2409

    "Kalau begitu, apa kamu punya ide bagus?" tanya Wira.Jika bisa mendapat bantuan dari Kaswara, Wira tidak perlu mencemaskan banyak hal lagi. Dia bisa membawa Ahmad pergi dengan mudah tanpa perlu menunggu Lucy dan lainnya kemari.Bagaimanapun, Ahmad sangat berbahaya. Jika Ahmad tahu Wira dan pasukannya ada di sini, Wira sendiri yang akan kerepotan."Aku tentu nggak bisa ikut campur dalam masalah ini. Tapi, aku bisa memberitahumu lokasinya. Bisa menangkapnya atau nggak, semua tergantung nasibmu.""Tapi, aku percaya pada kemampuanmu. Karena kamu kebal terhadap berbagai racun, Ahmad pasti bakal kewalahan menghadapimu. Kalau kamu menguasai ilmu bela diri, mudah saja bagimu untuk menangkapnya!" sahut Kaswara sambil tersenyum.Bantuan ini sudah sangat berarti bagi Wira. Wira ragu-ragu sesaat, lalu mengangguk dan berucap, "Kalau begitu, tolong beri tahu aku lokasinya. Aku akan mencarinya nanti."Malam itu juga, Kaswara langsung menggambar peta untuk Wira. Meskipun terlihat agak jelek, Wira bis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2410

    "Gimana kamu bisa tahu?" tanya Wira sambil menatap Abyas dengan waspada."Kamu nggak perlu takut. Aku nggak akan beri tahu siapa pun. Jalan yang kamu tempuh ini khusus untuk ke gunung belakang. Selain itu, cuma ada paman aneh itu di gunung belakang. Mudah saja ditebak," sahut Abyas.Wira melirik Abyas. Anak ini memang cerdik. Masih kecil, tetapi sudah bisa berpikir secara rinci. Padahal, Wira tidak memberinya petunjuk apa pun. Anak ini memang tidak biasa.Abyas berkata lagi, "Aku berbaik hati memperingatkanmu, paman aneh itu sulit dihadapi. Selain itu, waktu dia pulang, orang tuaku langsung melarangku ke gunung belakang. Kata mereka, jangan membuat paman aneh itu marah atau aku bisa mati ...."Wira mengangguk dan menyahut, "Orang tuamu benar."Pantas saja, penilaian Kaswara terhadap Ahmad begitu buruk. Ternyata bukan cuma Kaswara, tetapi semua orang di desa ini. Seperti yang dikatakan Kaswara, mereka mengizinkan Ahmad tinggal di sini hanya karena Ahmad memang penduduk Desa Damaro.Mere

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2411

    "Menurutmu, apa yang harus kita lakukan demi saudara dan Tuan kita?" tanya Jonathan dengan mengernyitkan alis setelah mendekati Lucy. Meskipun biasanya mereka saling bersaing, sekarang mereka harus memutuskan siapa yang akan menggantikan posisi Biantara. Namun, mereka sebenarnya masih satu organisasi dan sudah memiliki ikatan yang kuat seperti saudara.Mereka menyadari betapa berbahayanya hutan ini, tidak ada yang ingin melihat saudaranya mati sia-sia. Meskipun akan berkurang seorang pesaing, ini juga bukan pemandangan yang ingin mereka lihat.Setelah ragu sejenak, Lucy akhirnya berkata, "Saat ini aku juga merasa bingung karena kita nggak tahu situasi Tuan. Tapi, situasi di depan memang nggak begitu baik. Meskipun kita nggak ingin melakukan ini, seperti kita terpaksa harus melakukannya. Kita nggak mungkin membiarkan Tuan kehilangan kontak dengan kita begitu saja, kita nggak akan bisa menjelaskannya pada para nyonya nanti.""Lagi pula, Jenderal Danu dan yang lainnya juga masih menunggu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2412

    Jonathan dan Lucy sangat khawatir terhadap Klause, tetapi sekarang semuanya hanya bisa bergantung pada nasib Klause sendiri.Di sisi lain, di pegunungan di belakang Desa Damaro. Wira terus berjalan maju mengikuti petunjuk dari peta dan segera memasuki Desa Damaro. Setelah itu, dia melihat sebuah jalan setapak kecil di antara pepohonan di depannya. Sesuai dengan arah yang ditunjuk peta, dia hanya perlu terus mengikuti jalan setapak itu dan pasti akan menemukan sebuah gua di pertengahan gunung.Saat ini, Ahmad bersembunyi di dalam gua yang merupakan tujuan Wira, sehingga dia pun segera mempercepat langkahnya. Tak lama kemudian, dia sudah tiba di pertengahan gunung. Dia melihat memang ada sebuah gua di sekitar sana."Sepertinya Kaswara memang nggak membohongiku. Ternyata Ahmad benar-benar bersembunyi di sini," kata Wira sambil tersenyum dingin.Wira pun merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah pil, lalu langsung menelannya. Ahmad ahli dalam racun, kejam, dan metode yang digunakannya tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2413

    "Aku sudah tahu kamu nggak akan melepaskanku begitu saja, tapi aku nggak menyangka kamu akan menemukanku begitu cepat. Sepertinya kamu memang hebat," kata Ahmad sambil mengernyitkan alis."Kamu terluka ya?" tanya Wira setelah mengamati Ahmad dari atas ke bawah, tanpa menanggapi perkataan Ahmad.Saat ini, Ahmad berjalan dengan terpincang-pincang, jelas terluka parah. Jika tidak, wajahnya juga tidak akan pucat seperti ini.Namun, hal ini yang membuat Wira merasa aneh dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi. Ahmad ahli dalam hal racun dan sangat kejam, siapa yang bisa melukainya sampai seperti ini?Jika orang-orang dari Desa Damaro yang melakukannya, mereka pasti tidak akan membiarkan Ahmad hidup. Mereka pasti akan langsung membunuhnya agar kelak tidak menjadi ancaman bagi mereka. Bukan hanya Wira yang mengerti prinsip ini, begitu juga dengan orang lain. Ini berarti Ahmad pasti sudah menghadapi masalah besar.Ahmad tersenyum pahit dan berkata, "Bukankah semua ini karena kamu?

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status