Share

Bab 2201

Penulis: Arif
Wira batuk beberapa kali, mana mungkin dia bisa melupakan ekspresi Leli tadi. Dia bukan orang yang bodoh, tentu saja bisa merasakan perasaan Leli terhadapnya, tetapi dia tahu jelas dia sudah memiliki istri-istri yang baik di rumah.

Selain itu, Wira dan Leli tidak memiliki pemikiran yang sama, tentu tidak akan ada hasil yang baik. Lebih baik dia bersikap santai dan tidak saling mengikat satu sama lain agar tidak menambah masalah yang perlu bagi Leli.

"Kenapa? Kamu merasa bersalah ya? Kalau nggak, kenapa nggak berbicara?" kata Thalia dengan kesal.

Namun, Wira tetap diam dan hanya tersenyum sebagai jawabannya. Sebagai pria yang memiliki daya tarik memang bukan hal yang bagus. Terlalu banyak wanita di sisi adalah hal yang sangat merepotkan.

Di Restoran Kembang, restoran paling mewah di ibu kota Kerajaan Nuala. Saat ini, Biantara sudah memesankan kamar untuk Wira dan yang lainnya dan dia juga sudah menunggu lama di kamar itu.

Dengan identitas Wira, tentu saja tidak boleh terlalu menarik per
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2202

    "Tuan, bagaimana menurutmu hadiah besar yang kuberikan ini?" kata Biantara sambil tersenyum.Wira menganggukkan kepala dengan puas, lalu berjalan mendekati Izhar. Setelah mengelilingi Izhar, dia melambaikan tangan sebagai isyarat agar kedua anggota jaringan mata-mata pergi."Benar-benar nggak disangka kita akan bertemu dengan cara seperti ini. Aku sudah mendengar reputasi Tuan Izhar. Tapi, aku benar-benar mengerti, kenapa Tuan Izhar bisa bekerja sama dengan orang seperti Sucipto? Dengan kecerdasan ini, apa kamu nggak bisa melihat orang itu nggak pergi jauh?"Pemenang adalah rajanya, sedangkan yang kalah adalah penjahatnya. Saat ini, Izhar sudah tertangkap dan berada di tangan Wira. Meskipun memiliki banyak kelebihan, dia juga tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Jika begitu, lebih baik menyerah dan mungkin masih bisa memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.Namun, sebagai pria sejati, Izhar tidak bisa merendahkan dirinya. Ini adalah bentuk keteguhan dirinya yang terakhir.Sete

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2203

    "Aku bisa memberimu waktu beberapa hari untuk berpikir. Kalau kamu sudah memutuskan, aku yang akan turun tangan berbicara dan meminta Osman untuk memberimu kesempatan kedua. Bagaimana menurutmu?"Izhar langsung terdiam dan ekspresinya terharu. Awalnya, dia sudah pasti akan mati karena dia sudah terlibat dalam pemberontakan dan kesalahannya sangat parah. Ditambah lagi, Wira terkenal bertindak dengan tegas dan membunuh orang tanpa ragu, dia merasa dirinya tidak ada artinya di hadapan Wira.Namun, Izhar sama sekali tidak menyangka Wira memilih untuk melepaskannya. Wira bahkan bersiap untuk memberinya tanggung jawab besar dan bersedia membantunya meminta ampun.Izhar tahu meskipun Osman meragukannya atau tidak bersedia untuk menggunakan jasanya, Osman tetap akan memberinya kesempatan kedua jika Wira berbicara. Osman bisa berada di posisinya sekarang semuanya berkat jasa Wira, sehingga Wira memiliki kekuasaan mutlak di hadapan Osman.Setelah memikirkannya dengan jelas, Izhar tidak ragu-ragu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2204

    Meskipun sembilan provinsi sudah kembali damai, tidak ada yang tahu kapan situasi ini akan berubah. Begitu perang kembali berkobar di sembilan provinsi, bahkan hubungan antara Wira dan Osman yang saat ini cukup baik pun kelak akan saling bertentangan jika kepentingan mereka berbenturan. Pada saat itu, Izhar akan menjadi ancaman besar mereka.Wira malah melambaikan tangannya dengan santai dan berkata, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini. Kalau orang berbakat seperti ini mati di tangan kita, aku akan sangat sedih. Setelah merenungkannya, aku merasa lebih baik biarkan dia kembali ke sisi Osman dulu untuk sementara waktu.""Aku yakin Osman juga bukan orang yang lupa budi, dia pasti mengerti niat baikku. Begitu juga dengan Izhar. Meskipun kelak aku akan berhadapan dengan Osman dalam pertarungan, Izhar juga akan berusaha keras mencegahnya. Lagi pula, masih belum tentu hari itu akan datang, 'kan?"Melihat Wira sudah merencanakannya, Biantara juga tidak berbicara lebih banyak lagi dan se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2205

    Suara yang tiba-tiba itu membuat ekspresi Wira dan Thalia berubah. Saat menoleh ke belakang, mereka melihat beberapa pria berpakaian sangat mewah mendekat. Meskipun mengenakan pakaian sutra yang mahal, wajah pria-pria itu terlihat kasar dan jelas bukan orang yang baik. Hanya melihat pria-pria itu sekilas saja, Wira sudah merasa kesal.Melihat kedatangan para pria itu, orang-orang di sekitar langsung menjauh dan tidak berani mendekat."Mereka ini Empat Tuan Muda Kota Nasaka.""Mereka berempat ini bukan orang-orang yang boleh disinggung.""Lebih baik kita jangan melihat keributan ini lagi. Ayo cepat pulang agar nggak terkena masalah.""Wanita itu benar-benar malam. Sepertinya Empat Tuan Muda Kota Nasaka tertarik pada wanita itu."Orang-orang di jalan mulai berbicara, tetapi banyak yang sudah pergi. Suara mereka memang tidak terlalu keras, tetapi tetap terdengar ke telinga Wira.Setelah mendengar kata-kata orang itu, ekspresi Wira menjadi makin muram dan menatap Empat Tuan Muda Kota Nasak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2206

    Di tengah kerumunan penonton, banyak orang yang matanya mulai bersinar saat melihat uang-uang yang menggoda itu."Dasar berengsek! Apa maksudmu ini?" Sudut mulut pemuda buruk rupa itu berkedut. Di antara generasi muda di ibu kota ini tidak ada orang yang berani tidak menghormatinya, selain Tengku. Saat ini, dia sudah inisiatif melempar uang kepada Wira, tetapi Wira malah mengabaikannya. Sungguh menyebalkan!"Kenapa? Nggak mau?"Tepat pada saat pemuda buruk rupa itu hendak marah, terlihat Andrian sudah berjalan ke depan Wira dan menghentikan langkah pemuda itu.Wira tidak marah, melainkan tersenyum. Dia menatap Thalia, lalu menunjuk Thalia dan berkata, "Terserah kalian saja. Asalkan kalian bisa membawa pergi istriku, kalian bebas melakukan apa pun malam ini. Aku nggak peduli.""Kamu ...."Wajah Thalia memerah dan menatap Wira dengan tajam. Namun, dia mengerti maksud di balik kata-kata Wira. Jelas Wira ingin dia sendiri yang turun tangan untuk menghajar keempat orang itu.Keempat pria it

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2207

    Ketiga pria yang berada di samping Andrian juga terkejut dan segera memapah Andrian. Pemuda buruk rupa itu menunjuk Thalia, lalu melihat tangan di tanah dan berteriak dengan marah."Kamu tahu siapa dia? Dia ini putra dari Menteri Ritus, kamu sudah membuat masalah besar. Dasar wanita berengsek, berani-beraninya melukai Tuan Andrian. Jangan harap bisa keluar dari ibu kota hidup-hidup!"Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu juga terkejut, tetapi mereka lebih merasa puas. Anak-anak orang kaya ini memang harus diberi pelajaran. Jika tidak, orang-orang itu benar-benar tidak tahu batasan.Thalia mendengus. Dia mengelap noda darah di pisau dengan pakaian dan terus mendekati keempat pria itu. "Aku nggak peduli siapa ayahnya. Aku hanya tahu dia sudah menggangguku, jadi ini akibatnya. Kalian semua juga nggak akan lolos dari balasan kalian. Setiap orang harus bertanggung jawab atas tindakannya."Setelah mengatakan itu, terlihat Thalia segera bergerak ke depan keempat pria itu. Setiap kali dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2208

    "Sekarang kamu sudah menjadi pahlawan di mata semua orang. Kalau tadi aku yang turun tangan, apa kamu masih bisa merasakan kemuliaan seperti ini?"Thalia memelototi Wira karena merasa Wira ini hanya membela dirinya saja. Mana ada suami yang membiarkan istrinya yang turun tangan menangani masalahnya sendiri."Malas berdebat denganmu! Kalau kelak ada orang yang menggangguku dan kamu hanya menonton dari samping lagi, aku nggak akan melayangkan tinjuku pada mereka. Tapi, akan jatuh ke kepalamu!" kata Thalia dengan marah.Wira tersenyum dan menganggukkan kepala. "Baiklah. Hanya kali ini saja, nggak akan terulang lagi."Keduanya segera berjalan-jalan dengan santai lagi di jalanan. Mereka melihat barang-barang baru dan mencicipi berbagai makan enak dengan sangat bahagia.Namun, ada yang bersuka cita dan ada juga yang bersedih. Saat Wira dan Thalia sedang bersantai di jalanan, Andrian dan yang lainnya sudah kembali ke rumah mereka dan berita itu segera tersebar. Menteri Ritus Bilal yang awalny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2209

    "Sampah! Benar-benar sampah yang nggak berguna!" Setelah memaki-maki, Bilal langsung melempar cangkir di tangannya ke lantai hingga pengurus rumah dan yang lainnya segera datang."Segera cari jejak kedua orang itu. Nggak peduli siapa pun itu, mereka harus membayar harganya. Beraninya melukai putraku, aku nggak akan membiarkannya begitu saja."Pengurus rumah segera merespons dan langsung pergi."Bawa aku pergi melihat anak durhaka itu," kata Bilal lagi, lalu keluar dari aula utama bersama dengan Anissa.Pada saat yang bersamaan, Wira dan Thalia sudah berkeliling di jalanan selama dua jam. Hanya makan di beberapa warung pinggir jalan saja, mereka sudah kenyang. Mereka masih belum puas, tetapi sayangnya, perut mereka sudah tidak bisa menampung makanan lagi.Thalia menghela napas. "Kalau aku tahu ada begitu banyak makanan lezat di jalanan, makan malam tadi aku harusnya nggak makan sebanyak itu.""Lagi pula, kita masih akan tinggal di sini selama beberapa hari lagi, paling-paling besok kita

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3116

    Dalam sejarah, para jenderal perang yang menggunakan trisula sangatlah langka. Ini karena satu trisula setidaknya memiliki berat sekitar 90 kilogram. Orang yang mampu mengayunkan senjata semacam ini sudah pasti sangat ganas dan kuat.Di bawah komando Wira, selain Agha yang menggunakan palu berat dengan kedua tangan, tak ada orang lain yang mampu menggunakan senjata berat semacam ini.Dari sini pula bisa dilihat bahwa Zaki, yang disebut sebagai salah satu tangan kanan Bimala, jelas bukan seseorang yang hanya memiliki nama besar tanpa kekuatan nyata.Wakil jenderal yang mengikuti Zaki tersenyum tipis setelah mendengar kabar itu. Dia menangkupkan tangan dan berkata, "Jenderal, aku nggak setuju. Bertempur seperti ini jauh lebih baik daripada yang kita bayangkan sebelumnya. Kita nggak bisa terus bersembunyi di dalam suku sambil bermain intrik dengan mereka yang bermuka dua."Zaki mendengus dingin dan berkata, "Siapa pun yang berani bermain intrik denganku akan langsung kusingkirkan dengan t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3115

    "Apa?" Wira langsung terkejut dan berpikir mengapa bisa muncul masalah merepotkan seperti ini pada saat krisis ini. Jika para pengungsi ini benar-benar nekat, kekuatan mereka tidak akan jauh berbeda dengan orang biasa. Namun, saat ini mereka sedang bersiap melawan pasukan utara, kehadiran orang-orang ini bisa menjadi faktor yang sangat tidak stabil.Setelah berpikir sejenak, Wira pun memerintah tanpa ragu, "Tutup gerbang kota dan jangan membiarkan para pengungsi itu keluar dulu. Selain itu, buka gudang persediaan dan bagikan makanannya, sebisa mungkin menenangkan para pengungsi itu. Pada saat seperti ini, kita nggak boleh menghadapi masalah seperti ini."Wira berkata dengan ekspresi muram setelah berhenti sejenak, seolah-olah merasa tidak tenang, "Kalau masih ada yang nggak tahu diri, beri tahu Jenderal Trenggi bahwa dia berhak menentukan hidup dan mati mereka. Tapi, itu hanya untuk menakut-nakuti saja, jangan sampai terlalu kejam.""Baik," jawab mata-mata itu.....Di sekitar Dataran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3114

    Setelah terdiam cukup lama, Nafis mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau mereka melewati jalur cabang ini, mereka akan berputar jauh. Dengan begitu, mereka akan menghindari Dataran Haloam dan laju mereka akan menjadi sangat lambat."Wira juga menganggukkan kepala karena memang ini yang dikhawatirkannya.Beberapa saat kemudian, Arhan memberi hormat dan berkata, "Tuan Wira, aku punya ide, tapi aku nggak tahu apa ini bisa berhasil."Wira tertegun sejenak saat mendengar perkataan itu, lalu matanya bersinar sebagai isyarat agar Arhan melanjutkan perkataannya. Sejak Arhan memimpin pasukannya untuk mengikutinya, Arhan tidak banyak berbicara. Sekarang kesempatan itu sudah datang, dia tentu saja ingin mendengar lebih banyak pemikiran Arhan.Setelah memberi hormat, Arhan menunjuk pada peta dan berkata, "Tuan, coba lihat di sini. Kalau mereka melalui jalur cabang dari Dataran Haloam, mereka akan melewati gunung berbatu. Aku berniat untuk menempatkan pasukan kecil di sini untuk memaksa mereka meng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3113

    Sekelompok pasukan keluarga dari gerbang utara dengan sangat bersemangat dan langsung menuju Dataran Haloam dan Hutan Bambu Mayu.Begitu tiba di Hutan Bambu Mayu, Wira segera mulai membagi pasukannya sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Hutan ini sangat lebat, sehingga orang yang berjalan di luar tidak akan mengetahui ada orang yang bersembunyi di dalamnya.Selain itu, celah-celah di dalam Hutan Bambu Mayu ini juga cukup lebar dan daerah penyangga yang luasnya beberapa mil. Jangankan tiga ribu Pasukan Harimau yang dipimpin Wira sekarang, mereka juga tetap bisa bersembunyi sepenuhnya jika ditambah dua ribu Pasukan Harimau lagi.Saat Agha dan Latif bersiap untuk memimpin sepuluh ribu prajurit itu berangkat, Latif maju dan berkata, "Tuan, apa perlu kami meninggalkan beberapa prajurit untuk kalian?"Setelah berpikir sejenak, Wira perlahan-lahan berkata, "Nggak perlu, ingat untuk menggunakan mata-mata sebaik mungkin. Kamu dan Agha harus membagi tugas, jangan terus berkumpul bersama. Pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status