Share

Bab 1478

Penulis: Arif
Abbas meletakkan gelasnya, lalu mulai memapah Wira. Wira pun mengikuti rencana Abbas. Dia tiba-tiba terjatuh di atas meja dan mengayunkan tangannya dengan sembarangan hingga menjatuhkan semua hidangan dan gelas di meja.

"Aduh! Meskipun pria bodoh ini sudah mabuk, dia juga harusnya nggak merusak barang-barang seperti ini. Aku sudah bersusah payah mempersiapkan minuman dan hidangan ini!"

Abbas akhirnya menunjukkan sifat aslinya. Dia memang memiliki wajah yang licik, sehingga dia merasa kesulitan saat harus berpura-pura sebelumnya.

"Kak Abbas, kita harus bagaimana sekarang?"

"Kak Abbas, kalau kamu sudah kaya nanti, jangan lupakan kami ya!"

"Tenang saja. Kalau aku sudah kaya, aku nggak akan melupakan kalian. Sudahlah, cepat bantu aku seret orang ini ke luar."

Karena sudah menerima uang dari orang lain, Abbas tentunya harus menyelesaikan tugas ini dengan baik. Hanya dengan cara ini, dia baru benar-benar bisa masuk ke delapan keluarga besar dan bisa sukses kelak.

Setelah mendapat perintah da
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1479

    Gawat, bukankah seharusnya orang yang berada di kamar adalah Wira? Kenapa menjadi Abbas? Hal ini tidak boleh terekspos. Kalau tidak, Abbas pasti akan mati. Sebelum pergi, Abbas sengaja melempar sebuah barang yang berhubungan dengan Wira ke dalam kamar. Dengan demikian, wanita itu tahu siapa yang menidurinya setelah bangun nanti.Sesudah Abbas pergi, wanita itu pun bangun. Melihat kondisinya, wanita itu tahu apa yang terjadi semalam. Sebelumnya dia masih perawan, kenapa pagi ini dia menjadi wanita yang telah dinodai? Wanita itu berteriak, "Ahh! Siapa yang melakukan hal bejat ini kepadaku? Jangan sampai aku menangkapmu! Kalau nggak, aku pasti akan menghabisimu!"Suara teriakan wanita ini menarik perhatian banyak orang. Kejadian yang menimpa wanita ini tidak bisa ditutupi lagi. Setelah selesai mengenakan bajunya dan bersiap membawa pisau untuk menghabisi pelakunya, tiba-tiba dia menginjak selembar kertas di lantai. Wanita itu membaca tulisan di kertas, ternyata Wira menulis kata-kata yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1480

    Semua orang tidak berhenti mengomentari hal ini."Sepertinya, Wira bukan orang seperti itu. Apa mungkin ada salah paham?""Kalaupun ada salah paham, itu juga nggak ada hubungannya dengan kita. Sebaiknya kita lihat saja nanti, sebenarnya siapa yang benar dan salah."Suara Zarina yang keras pun menarik perhatian Julian. Setelah mendengar perkataan Zarina, Julian kaget. Jangan-jangan, semalam Wira melakukan sesuatu kepada Zarina? Julian memang melihat Wira baru pulang saat tengah malam dan dia mencium bau alkohol yang menyengat di tubuh Wira.Julian segera menggeleng, dia harus memercayai Wira! Julian dan Wira sudah mengalami banyak masalah, jadi Julian tidak boleh mencurigai Wira hanya karena sedikit masalah. Sebaiknya, Julian baru membuat keputusan setelah Wira datang.Julian mengernyit, lalu menyuruh pelayannya untuk memanggil Wira keluar agar bisa menyelesaikan masalah Zarina.Semalam, Wira mabuk berat sehingga dia baru bangun sekarang. Wira bahkan tidak mendengar suara teriakan Zarin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1481

    Wira sungguh tidak berdaya. Tidak peduli bagaimana dia menjelaskan, Zarina ini tetap tidak mau mendengar. Bagaimana caranya memastikan bahwa dia bukan pria yang meniduri Zarina? Apakah Abbas meninggalkan sesuatu sebelum pergi?"Aku juga nggak tahu kapan kamu pergi, tapi aku punya surat yang ditulis olehmu di sini!" ujar Zarina sambil mengeluarkan secarik kertas dari kantongnya.Wira menerimanya, lalu mengamati dengan cermat. Tulisan ini jelas berbeda dari tulisannya, tetapi memang mengatasnamakan dirinya."Kak Zarina, kamu sudah salah paham. Ini bukan tulisanku. Jika kamu nggak percaya, aku bisa menulis untukmu. Aku serius!" Ketika Wira masih berusaha membujuk Zarina, Abbas sudah membawa orang-orang kemari."Kak Wira, kamu di sini. Maaf sekali, aku nggak nyangka masalah semalam akan menjadi begini," ujar Abbas.Mengapa Abbas dan kedua murid dalam itu ada di sini? Wira menatap mereka sembari mengernyit. Sepertinya, mereka ingin memfitnahnya.Keributan ini sudah terlalu besar sehingga Ha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1482

    Ketiga orang itu terus menghibur Wira, seolah-olah dia memang pelakunya. Wira menghentikan langkah kakinya, lalu menatap mereka dengan suram. Tatapan ini sontak membuat Abbas terkesiap hingga kakinya melemas."Kalian tahu betul apa yang terjadi semalam. Kalian memaksaku minum semalam demi memfitnahku seperti ini, 'kan?" tanya Wira.Abbas bergegas menyahut, "Kak Wira, kenapa bicara begitu? Kami benar-benar menyambutmu, jadi mengajakmu minum-minum. Kamu sendiri yang bergabung dengan kami, kenapa menyalahkan kami atas tindakan kotormu itu?"Abbas memasang ekspresi tidak bersalah, bahkan matanya berkaca-kaca. Wira tidak ingin meladeni mereka lagi. Dengan bantuan Hasto, dia pasti bisa membuktikan dirinya tidak bersalah.Tidak berselang lama, mereka tiba di sebuah aula besar. Karena Juan tidak berada di sini, sudah pasti Hasto yang memegang kuasa terbesar. Jadi, dia berhak untuk duduk di kursi utama."Julian, duduk di sampingku, kita analisis masalah ini bersama. Kalau menemukan sesuatu, lan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1483

    "Kenapa kalian bertiga diam saja? Cepat ceritakan semuanya! Kalian masih mau menunggu Biksu Hasto bertanya?" tegur Zarina.Abbas baru bereaksi sekarang. Aura yang dipancarkan Hasto terlalu kuat barusan, jadi membuatnya terperangah untuk sesaat."Biksu Hasto, semalam kami bertiga minum-minum bersama Kak Wira karena merasa senang bisa berteman dengannya. Kami nggak tahu toleransi alkohol Kak Wira serendah itu. Setelah mabuk, dia memaksa kami membawanya ke kamar Kak Zarina. Kami melihat dengan mata kepala sendiri, dia masuk ke kamar Kak Zarina!" ucap Abbas yang sudah menyiapkan kebohongan ini sejak awal.Wira pun mendengus dingin mendengarnya. Lancar sekali pria ini berbohong. Sementara itu, Hasto langsung menatap kedua teman Abbas dan bertanya, "Kalian benar-benar melihatnya?"Tanpa berani mengangkat kepala, kedua murid dalam itu segera mengangguk dengan kuat. Setelah melihat ini, Wira bertanya, "Kapan kalian melihatku masuk ke kamar Kak Zarina?""Kak Wira, masalah sudah seperti ini, men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1484

    "Aku ingat! Pria itu punya tahi lalat merah di bahu kirinya! Tolong tunjukkan bahu kiri kalian kepadaku!" seru Zarina. Kemudian, dia menatap Wira, Abbas, dan kedua murid dalam itu. Keempat pria ini adalah tersangka utama sekarang.Abbas pun termangu sesaat. Dia tidak menyangka Zarina akan mengingat hal sedetail itu, ini gawat! Dahi Abbas mulai berkeringat, sekujur tubuhnya juga gemetaran.Wira pun menyadari kepanikan Abbas ini. Ternyata, yang berhubungan badan dengan Zarina memang Abbas."Baik, akan kutunjukkan kepada Kak Zarina." Selesai mengatakan itu, Wira menyobek bajunya untuk memperlihatkan bahunya yang mulus tanpa tahi lalat apa pun.Kedua murid dalam itu juga melepaskan pakaian mereka. Sama seperti Wira, tidak terlihat tahi lalat apa pun. Itu artinya, hanya tersisa Abbas sekarang."Abbas, kenapa kamu nggak melepaskan bajumu?" tanya Hasto sembari menatapnya dengan tajam. Dia tentu menyadari kejanggalan ini.Abbas ketakutan hingga sekujur tubuhnya gemetaran. "Aku ...." Dia terbat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1485

    "Apanya? Wira, kenapa diam saja? Cepat lepaskan bajunya! Aku mau lihat!" perintah Hasto. Dia tidak akan menoleransi hal memalukan seperti ini terjadi di Sekte Langit.Mendengar itu, Wira perlahan-lahan maju. Abbas pun mundur ketakutan. Tampak jelas kepanikan pada sorot matanya."Jangan mendekat! Cepat mundur!" seru Abbas. Jika ketahuan dirinya yang melakukan semua itu, Zarina pasti akan mencabik-cabik dirinya. Juan dan Hasto juga tidak mungkin mengampuninya."Apa kamu pernah dengar, manusia harus bertanggung jawab atas perbuatan sendiri?" tanya Wira yang langsung berkelebat ke hadapan Abbas. Dia meraih kerah baju Abbas dan merobeknya hingga terlihat tahi lalat merah di bahu kiri."Ternyata memang kamu pelakunya! Sebagai murid dalam, kamu berani mencelakai kakak seniormu dan meracuni orang? Luar biasa! Aku akan melaporkan masalah ini kepada Tuan Juan. Kamu bukan murid Sekte Langit lagi!" hardik Hasto. Dia mengempaskan tangannya, lalu pergi. Jelas, maksud Hasto adalah membiarkan Zarina m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1486

    "Tadi aku benar-benar mengira kamu punya hubungan dengan Zarina. Semalam, aku melihatmu agak mabuk dan bau alkohol. Pagi ini, Zarina datang untuk membuat keributan. Makanya ...." Julian tidak menyelesaikan perkataannya, tetapi maksudnya sudah sangat jelas. Dia cemburu."Semalam aku tahu niat jahat mereka, jadi bertindak sesuai situasi. Kalaupun terjadi sesuatu padaku, aku nggak mungkin melakukan itu dengan Zarina. Lagian, aku nggak pernah bertemu Zarina," sahut Wira sambil mengelus kepala Julian.Julian merasa puas dengan penjelasan ini. Keduanya berdiri di aula, saling bertatapan dengan sorot mata penuh kelembutan.Sementara itu, terdengar teriakan histeris di luar sana sepanjang hari. Keesokan hari, jenazah Abbas dilemparkan begitu saja. Tidak ada yang menghiraukannya karena Hasto sudah memberi peringatan kepada semua orang.Di sisi lain, anggota Keluarga Ghanim sedang berkumpul dan membahas cara untuk menghabisi Wira."Aku nggak nyangka Wira akan tahu rencana kita. Kita sudah menyia

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3030

    "Kak, sekarang kamu adalah penguasa. Kami tentu perlu menunjukkan rasa hormat yang lebih padamu. Walaupun kamu nggak minta kami berlutut, tata krama yang semestinya nggak boleh diabaikan!" ujar Danu langsung.Osmaro pun mengangguk dan menambahkan, "Benar, melihat situasi saat ini, rakyat di seluruh negara sudah bersatu. Ditambah lagi, rakyat di Kerajaan Beluana terlantar dan menderita.""Diperkirakan dalam waktu singkat akan terjadi pemberontakan di sana. Ketika saat itu tiba, kemungkinan besar perang akan kembali pecah.""Kalau perang terjadi lagi, kamu pasti akan menjadi penguasa dunia ini. Itu artinya, kami harus semakin hormat padamu, 'kan?"Wira pun tertegun mendengarnya. Dia sama sekali tidak memikirkan hal itu sebelumnya. Jika bisa, Wira hanya ingin mempertahankan kondisi sekarang. Bukan karena dia tidak punya ambisi besar, melainkan dia tidak ingin rakyat kembali menderita akibat perang.Dulu Wira telah menyaksikan rakyat di sembilan provinsi hidup terlantar. Hal itu sangat men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3029

    Bahkan, Ciputra sendiri tidak pernah memiliki rencana sekejam ini!"Ya sudah. Kalau begitu, mari kita sepakati terlebih dahulu. Kita memang bisa bekerja sama, tapi aku punya satu syarat.""Kalau ingin bekerja sama, pertama-tama kita harus membunuh Osman. Ini seharusnya bukan sesuatu yang terlalu sulit, 'kan?"Osman adalah batu penghalang yang harus disingkirkan. Tidak peduli mereka akan melawan Wira atau tidak, keberadaan Osman tidak boleh terus dibiarkan!Selama Osman mati, Kerajaan Nuala akan terjerumus ke dalam kekacauan internal dan Ciputra akan mendapatkan keuntungan yang sesuai! Hal ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan Wira!Ciputra bukanlah seseorang yang suka dirugikan. Dia sangat pintar dalam membuat kesepakatan!'Dasar licik! Pantas saja kamu bisa menjadi penguasa!' gumam Dahlan dalam hati. Namun, dia tetap berkata dengan sopan, "Baik! Semua akan dilakukan sesuai dengan instruksimu. Kamu hanya perlu menunggu kabar baik."Ciputra tertawa terbahak-bahak. "Bagus! Karena se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3028

    Selain itu, Kerajaan Nuala sempat mengalami perang saudara yang menyebabkan kerusakan besar. Jika saat itu mereka berperang melawan Wira, Ciputra tentu tidak punya kekhawatiran apa pun dan bahkan penuh percaya diri.Namun untuk sekarang, memulai perang melawan Wira adalah sesuatu yang cukup merepotkan. Selama beberapa tahun terakhir, berkat dukungan yang diberikan Wira kepada Ciputra, Kerajaan Beluana berkembang semakin baik.Hanya dengan dirinya dan Senia, sangat sulit untuk melawan Wira dan Osman sekaligus. Hasil akhirnya dapat diprediksi dengan mudah. Kekalahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.Namun, kini Ciputra tidak lagi sanggup menanggung kekalahan. Jika dirinya kalah lagi, kemungkinan besar seluruh warisannya akan hancur sia-sia. Kalaupun dirinya mengakhiri hidupnya di tempat, bagaimana dia bisa menghadapi para leluhurnya nanti?"Aku memahami kekhawatiranmu. Itu juga yang menjadi kekhawatiran terbesar ibuku. Tapi, gimana kalau kita bisa membunuh Osman?"Dahlan menyipi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3027

    "Memangnya kalian nggak berniat menguasai kedua wilayah milik Wira?" Ciputra tidak langsung menjawab pertanyaan itu, melainkan balik bertanya dengan nada menantang.Di antara sembilan provinsi, tempat yang paling makmur adalah dua wilayah di bawah kekuasaan Wira. Baik itu Provinsi Lowala ataupun Provinsi Yonggu, keduanya sangat kaya, seolah-olah bisa menyaingi kekayaan sebuah kerajaan.Meskipun Provinsi Yonggu dulunya adalah wilayah Kerajaan Beluana yang juga merupakan wilayah Ciputra, provinsi itu justru tidak memberikan kontribusi besar. Ini karena perkembangannya sangat lambat.Ada dua alasan utama untuk hal ini. Pertama, masalah keputusan strategi yang diambil Ciputra. Bukan hanya Provinsi Yonggu yang mengalami hal itu, tetapi juga wilayah-wilayah lain di bawah kekuasaannya.Bagaimanapun, Ciputra tidak memiliki banyak penasihat yang cakap. Jika dibandingkan dengan Wira, perbedaan keduanya sangat jauh.Baik itu Huben, Osmaro, maupun Harraz, semua penasihat di bawah Wira adalah ahli

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3026

    Kali ini, Dahlan datang memang demi Wira.Tampaknya eksistensi Wira bukan hanya memengaruhi Ciputra dan Kerajaan Beluana, tetapi juga memengaruhi Senia serta Kerajaan Agrel.Namun, jika dipikirkan lebih jauh, hal ini masuk akal. Meskipun fondasi kekuasaan Senia berada di Kerajaan Agrel, siapa yang tidak tahu ambisinya begitu besar?Senia tentu saja ingin merebut wilayah Wira, lalu mengerahkan pasukan ke selatan dan langsung menyerbu Dataran Tengah. Dengan demikian, Senia dapat mengamankan posisinya sebagai penguasa.Ketika saat itu tiba, persaingan antara Ciputra dan Senia tidak akan terhindarkan. Melawan Senia sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan menghadapi Wira.Apalagi, Senia berasal dari suku lain. Dalam perbandingan di antara keduanya, rakyat di sembilan provinsi ini tentu lebih berpihak kepada Ciputra. Ciputra sangat yakin tentang ini.Namun, saat mendengar Dahlan mengatakan hal itu, dia tidak bisa menunjukkan kegelisahan yang berlebihan agar rencananya tidak terbaca oleh ora

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3025

    "Lebih baik kita masuk ke kota dulu. Perang itu memang nggak terhindarkan. Tapi, bagaimana kita melawannya, kita masih perlu membahasnya dengan yang lainnya dulu," kata Wira sambil tersenyum dan menepuk bahu Agha.Meskipun Agha agak ceroboh dan gegabah, Wira tetap menganggapnya sebagai adik sendiri. Lagi pula, Agha melakukan semua itu juga demi kebaikannya. Memiliki ambisi untuk maju di medan perang juga termasuk hal yang baik.Dalam sekejap, semua orang sudah bergerak menuju Provinsi Yonggu.....Saat ini, di Kerajaan Beluana.Setelah mengetahui kedatangan Dahlan, Ciputra yang langsung menemuinya dan saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja istana. Selain pengawal dan pelayan istana, tidak ada orang lain lagi di sana. Para pejabat pemerintahan juga tidak dipanggil untuk hadir di sana.Ciputra merasa statusnya sangat jauh berbeda dengan Dahlan yang hanya seorang pangeran saja, sehingga dia tidak perlu sungkan. Dia sendiri yang langsung menyelesaikan masalah ini pun sudah termasuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3024

    Ararya memang sangat berhati-hati. Jika tidak, dia tidak akan bisa sampai ke posisinya saat ini.Kresna menganggukkan kepala. "Baik."Setelah membahas semuanya, ketiganya punya berpisah dan pergi ke wilayah mereka masing-masing.Pada malam harinya, Kresna segera mengirimkan pesan pada Wira untuk memberi tahu situasi mereka di sana. Langkahnya ini memang sangat berisiko karena mereka tidak memiliki cara berkomunikasi lain dengan Wira, hanya bisa mengandalkan cara mengirim pesan dengan burung merpati ini. Jika tidak dalam keadaan darurat, mereka pasti tidak akan berani mengambil risiko ini.Untuk mengirim pesan dengan burung merpati bisa sampai ke tangan Wira, perjalanannya harus melewati ribuan gunung dan sungai. Tempat pertama yang harus dilalui adalah wilayah tandus di utara ini. Apalagi tanah yang sudah mereka huni selama puluhan tahun ini merupakan tempat yang sering berubah secara mendadak. Namun, demi rencana besar kelak, Kresna hanya bisa mengambil risiko ini.Untungnya, Wira tet

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3023

    Dwipangga tetap tidak berbicara. Sekarang dia sudah tahu apa yang dilakukannya tadi adalah salah."Sudahlah. Bukankah sekarang juga nggak terjadi kejadian besar? Kalau begitu, jangan mempersulit Dwipangga lagi. Dia juga karena memikirkan kita, jadi bertindak gegabah. Anak muda memang harus bersemangat. Anak-anakku malah nggak punya semangat sedikit pun. Kalau aku bisa punya putra seperti Dwipangga, aku akan merasa sangat bersyukur," kata Kresna.Kresna bukannya sengaja memuji Dwipangga, tetapi anak-anaknya memang tidak bisa dibandingkan dengan Dwipangga. Jika tidak, dia tidak perlu memikul semua beban ini sendirian. Selama bertahun-tahun ini, dia juga sudah merasa kelelahan dan ingin menikmati masa tuanya dengan tenang seperti orang lain. Namun, urusan di pemerintahan memang selalu memerlukan banyak tenaga dan pikiran.Ararya hanya menghela napas. Melihat Kresna yang membela Dwipangga, dia pun tidak banyak berbicara lagi."Kalau kelak kamu gegabah lagi, kamu akan tetap tinggal di rumah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3022

    "Selain itu, pemikiran Raja Ararya dan Raja Kresna juga nggak sama denganmu. Kenapa Ratu masih membiarkan mereka pergi? Sekarang hanya ada mereka bertiga saja, kita bisa langsung menyingkirkan mereka," kata kepala kasim itu.Berhubung karena tidak ada asisten yang bisa diandalkan Senia lagi, kepala kasim pun naik jabatan. Sekarang, dia selalu berada di sisi Senia kapan pun. Namun, ide-ide yang diberikannya semuanya adalah ide buruk karena dia hanya seorang kasim biasa yang tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Untungnya, dia pandai berbicara, sehingga dia lebih disukai dan bisa tetap berada di sisi Senia.Senia berkata, "Kamu pikir aku nggak ingin menyingkirkan mereka? Sejak aku naik takhta, mereka selalu menjadi masalah besar bagiku. Aku sudah lama ingin menyingkirkan mereka. Tapi, mereka punya kekuasaan militer dan sekarang juga adalah saat yang penting untuk merekrut orang. Kalau terjadi pemberontakan internal, situasinya akan makin nggak terkendali dan itu nggak menguntungkanku."

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status