Share

Bab 1483

Penulis: Arif
"Kenapa kalian bertiga diam saja? Cepat ceritakan semuanya! Kalian masih mau menunggu Biksu Hasto bertanya?" tegur Zarina.

Abbas baru bereaksi sekarang. Aura yang dipancarkan Hasto terlalu kuat barusan, jadi membuatnya terperangah untuk sesaat.

"Biksu Hasto, semalam kami bertiga minum-minum bersama Kak Wira karena merasa senang bisa berteman dengannya. Kami nggak tahu toleransi alkohol Kak Wira serendah itu. Setelah mabuk, dia memaksa kami membawanya ke kamar Kak Zarina. Kami melihat dengan mata kepala sendiri, dia masuk ke kamar Kak Zarina!" ucap Abbas yang sudah menyiapkan kebohongan ini sejak awal.

Wira pun mendengus dingin mendengarnya. Lancar sekali pria ini berbohong. Sementara itu, Hasto langsung menatap kedua teman Abbas dan bertanya, "Kalian benar-benar melihatnya?"

Tanpa berani mengangkat kepala, kedua murid dalam itu segera mengangguk dengan kuat. Setelah melihat ini, Wira bertanya, "Kapan kalian melihatku masuk ke kamar Kak Zarina?"

"Kak Wira, masalah sudah seperti ini, men
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1484

    "Aku ingat! Pria itu punya tahi lalat merah di bahu kirinya! Tolong tunjukkan bahu kiri kalian kepadaku!" seru Zarina. Kemudian, dia menatap Wira, Abbas, dan kedua murid dalam itu. Keempat pria ini adalah tersangka utama sekarang.Abbas pun termangu sesaat. Dia tidak menyangka Zarina akan mengingat hal sedetail itu, ini gawat! Dahi Abbas mulai berkeringat, sekujur tubuhnya juga gemetaran.Wira pun menyadari kepanikan Abbas ini. Ternyata, yang berhubungan badan dengan Zarina memang Abbas."Baik, akan kutunjukkan kepada Kak Zarina." Selesai mengatakan itu, Wira menyobek bajunya untuk memperlihatkan bahunya yang mulus tanpa tahi lalat apa pun.Kedua murid dalam itu juga melepaskan pakaian mereka. Sama seperti Wira, tidak terlihat tahi lalat apa pun. Itu artinya, hanya tersisa Abbas sekarang."Abbas, kenapa kamu nggak melepaskan bajumu?" tanya Hasto sembari menatapnya dengan tajam. Dia tentu menyadari kejanggalan ini.Abbas ketakutan hingga sekujur tubuhnya gemetaran. "Aku ...." Dia terbat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1485

    "Apanya? Wira, kenapa diam saja? Cepat lepaskan bajunya! Aku mau lihat!" perintah Hasto. Dia tidak akan menoleransi hal memalukan seperti ini terjadi di Sekte Langit.Mendengar itu, Wira perlahan-lahan maju. Abbas pun mundur ketakutan. Tampak jelas kepanikan pada sorot matanya."Jangan mendekat! Cepat mundur!" seru Abbas. Jika ketahuan dirinya yang melakukan semua itu, Zarina pasti akan mencabik-cabik dirinya. Juan dan Hasto juga tidak mungkin mengampuninya."Apa kamu pernah dengar, manusia harus bertanggung jawab atas perbuatan sendiri?" tanya Wira yang langsung berkelebat ke hadapan Abbas. Dia meraih kerah baju Abbas dan merobeknya hingga terlihat tahi lalat merah di bahu kiri."Ternyata memang kamu pelakunya! Sebagai murid dalam, kamu berani mencelakai kakak seniormu dan meracuni orang? Luar biasa! Aku akan melaporkan masalah ini kepada Tuan Juan. Kamu bukan murid Sekte Langit lagi!" hardik Hasto. Dia mengempaskan tangannya, lalu pergi. Jelas, maksud Hasto adalah membiarkan Zarina m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1486

    "Tadi aku benar-benar mengira kamu punya hubungan dengan Zarina. Semalam, aku melihatmu agak mabuk dan bau alkohol. Pagi ini, Zarina datang untuk membuat keributan. Makanya ...." Julian tidak menyelesaikan perkataannya, tetapi maksudnya sudah sangat jelas. Dia cemburu."Semalam aku tahu niat jahat mereka, jadi bertindak sesuai situasi. Kalaupun terjadi sesuatu padaku, aku nggak mungkin melakukan itu dengan Zarina. Lagian, aku nggak pernah bertemu Zarina," sahut Wira sambil mengelus kepala Julian.Julian merasa puas dengan penjelasan ini. Keduanya berdiri di aula, saling bertatapan dengan sorot mata penuh kelembutan.Sementara itu, terdengar teriakan histeris di luar sana sepanjang hari. Keesokan hari, jenazah Abbas dilemparkan begitu saja. Tidak ada yang menghiraukannya karena Hasto sudah memberi peringatan kepada semua orang.Di sisi lain, anggota Keluarga Ghanim sedang berkumpul dan membahas cara untuk menghabisi Wira."Aku nggak nyangka Wira akan tahu rencana kita. Kita sudah menyia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1487

    Selanjutnya, makin banyak orang yang tiba di lokasi sayembara."Lihat, itu Ozak yang sudah mencapai asterik puncak, 'kan?""Sepertinya begitu, masih ada Fardad dan Ishrat, mereka juga sudah mencapai asterik puncak!""Sepertinya Kak Ishrat sudah lama menyatakan perasaannya kepada Wanita Suci, tapi nggak pernah melakukan apa-apa karena Wanita Suci nggak menyukainya. Dia pasti membuat persiapan matang demi sayembara ini!""Kak Fardad juga hebat. Pertandingan kali ini pasti akan seru sekali!""Kalau dipikir-pikir, untuk apa kita datang ke sini? Kita sudah pasti kalah telak!"Para pesilat yang basis kultivasinya tidak terlalu tinggi sibuk bergosip. Tidak berselang lama, Juan dan 8 kepala keluarga tiba di arena."Selamat datang, semuanya. Kompetisi kali ini sangat sederhana, yaitu peserta harus tinggal di Pulau Tawang selama 7 hari. Dalam 7 hari ini, akan ada pohon prunus yang berbuah, tapi waktunya nggak tentu.""Kalian boleh menggunakan cara apa pun untuk mendapatkan buah itu. Ada ular pit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1488

    "Tuan Arham, bagaimana rencanamu untuk mendapat buah prunus itu? Semua pesilat asterik puncak pasti akan berjaga di sekitarnya," tanya Wira yang berjalan di samping Arham.Arham cukup terkejut karena mengira Wira akan mencurigai dirinya sebagai mata-mata Keluarga Ghanim dan menghindarinya. Tanpa diduga, pria ini malah berjalan di sampingnya dan mengajaknya berdiskusi."Wira, kamu sudah lupa kita ini lawan, ya? Jelas-jelas sudah terjadi masalah sebesar itu, tapi kamu masih memercayaiku? Gimana kalau aku mengkhianatimu nanti?" balas Arham sambil mengangkat alisnya. Tampak provokasi pada sorot matanya."Aku nggak keberatan kalau kamu memang berniat seperti itu," sahut Wira dengan tatapan dingin. Karena Wira tidak menunjukkan terlalu banyak ekspresi, Arham pun tidak bisa menebak tujuannya."Wira, Tuan Arham, ternyata kalian juga ikut sayembara. Gimana kalau kita berangkat bersama?" Terdengar suara yang kekanak-kanakan dari belakang. Keduanya sama-sama menoleh, lalu melihat seorang anak kec

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1489

    Ketiganya mengobrol dengan senang, tetapi Wira bisa merasakan tatapan aneh sejak tadi, seperti ada ular ganas yang mengawasinya dari kegelapan."Kalian nggak merasa ada yang mengawasi kita sejak tadi?" tanya Wira."Maksudmu mereka bertiga?" sahut Arham sambil memberi isyarat mata kepada Wira untuk melihat ke samping.Wira mengikuti arah pandangnya, lalu mendapati ketiga orang itu menatap mereka lekat-lekat. Sorot mata mereka jelas menunjukkan provokasi dan penghinaan."Kamu Wira, 'kan? Kelihatannya biasa-biasa saja. Seharusnya, ujian yang diberikan Tuan Juan dan 8 kepala keluarga itu nggak sesulit yang orang-orang bayangkan.""Aku pernah mendengar tentangmu. Setelah melihatmu hari ini, aku nggak merasa ada kemampuan apa pun."Ketiga orang itu langsung menghampiri saat melihat Wira menatap mereka. Nada bicara mereka pun terdengar sangat sombong."Wira, atas dasar apa kamu merasa dirimu sanggup melawan kami yang merupakan anggota Sekte Langit? Kamu baru mencapai asterik menengah, tapi su

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1490

    Akibatnya, para pesilat itu terhempas dalam sekejap. Kejadian ini tampak sangat tragis, membuat Wira tidak ingin melihatnya lagi.Asalkan berpikir dengan otak, siapa pun akan tahu bahwa mereka tidak mungkin sanggup melawan pesilat asterik puncak secara langsung.Setelah melihat situasi ini, orang-orang pun tidak berani mengambil tindakan lagi. Mereka hanya bisa menunggu di samping agar tidak melewatkan peluang yang ada.Arham dan Delmar mencari tempat untuk duduk agar bisa beristirahat. Sementara itu, Wira sedang mengelilingi pohon prunus karena merasa ada yang aneh dengan peraturan sayembara.Jika buah prunus ini begitu langka, mengapa harus diberikan kepada ular piton raksasa? Bukankah kedengarannya sangat tidak masuk akal? Kenapa tidak dimakan sendiri atau dipersembahkan kepada para petinggi? Pasti ada alasan yang tidak mereka mengerti.Wira memaksakan diri untuk memikirkannya. Hanya dengan cara ini, dia baru bisa menemukan jalan keluar. Dia tidak boleh berpangku tangan dan harus be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1491

    "Wira, kamu pergi ke mana? Ada menemukan sesuatu?" Setelah Wira mendekat, Arham dan Delmar baru bertanya kepadanya.Setelah ragu sejenak, Wira akhirnya menggelengkan kepalanya. Dia tahu dia sangat bersalah, tetapi hanya ada satu pemenang. Dia tidak ingin menyerahkan Julian kepada orang lain, sehingga hanya bisa menggunakan rencana ini."Aku tahu kamu nggak akan menemukan apa pun. Lagi pula, pohon prunus sudah ada di hadapan kita, mana mungkin ada pohon lainnya. Kita hanya perlu menunggu di sini dengan sabar dan mencari kesempatan saja."Delmar sangat yakin tidak ada cara lain. Selain itu, Juna juga tidak memberikan petunjuk lain dan menyuruh mereka mencari prunus saja. Sekarang, ada pohon prunus yang begitu besar di hadapan mereka dan pulau ini juga sangat kecil, pasti tidak mungkin ada pohon prunus lainnya lagi.Mendengar perkataan Delmar, Wira hanya menganggukkan kepalanya. Namun, Arham terus menatapnya hingga membuatnya merasa tidak nyaman. Dia berpikir apakah Arham tahu dia sudah b

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3036

    "Tuanku, akhirnya kamu pulang. Kami pikir kamu sudah nggak peduli dengan kedua provinsi ini lagi," ucap Huben terlebih dahulu dengan nada tidak puas.Bagi Wira, menjadi seorang pemimpin yang hanya memberi perintah memang mudah. Namun, semua beban dan tanggung jawab akhirnya ditanggung oleh bawahan. Siapa yang bisa merasa senang dengan itu?Apalagi, selama ini mereka tidak bisa menghubungi Wira dan hanya bisa bertahan dengan segala kemampuan yang ada.Pada hari-hari biasa, mungkin semua masih berjalan lancar tanpa banyak kendala. Namun, sejak bencana banjir melanda sembilan provinsi, masalah menjadi semakin banyak. Terlebih lagi saat membuat keputusan besar tanpa Wira sebagai pendukung utama, langkah mereka terasa begitu berat.Untungnya, semua bisa dilalui dengan baik. Namun, melihat Wira kembali, mereka tidak bisa menahan diri untuk mengungkapkan keluh kesah mereka. Mereka ingin Wira tahu betapa besar usaha dan pengorbanan mereka."Semuanya, sudah lama nggak ketemu. Aku bukan sengaja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3035

    Bagaimanapun, jika ada yang menyapanya, Wira harus membalas dengan sopan. Dalam proses itu, banyak waktu akan terbuang dan situasi seperti itu sangat merepotkan.Sebagai seseorang yang selalu rendah hati, Wira tidak suka melakukan sesuatu dengan cara yang mencolok."Tuan Wira, kapan kamu kembali?"Saat Wira sedang berjalan santai di pinggir jalan, dia mendengar seseorang memanggilnya. Dia pun menoleh, lalu menatap sosok yang mendekat.Namun, Wira hanya merasa familier dengan pria itu. Dia tidak langsung mengingat identitasnya.Melihat keraguan di mata Wira, pria itu tersenyum dan berkata, "Kamu benaran lupa padaku? Aku Sarman. Selama ini aku yang membantumu membuat senjata. Sudah ingat belum?"Mendengar itu, Wira langsung menyadari siapa pria itu dan mengangguk pelan. Sarman diterima di Dusun Darmandi karena memiliki sejumlah besar besi dingin berusia ribuan tahun.Karena besi dingin itu, Sarman meninggalkan tempat asalnya dan pergi ke Provinsi Lowala. Saat itu juga, Wira mengambil sel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3034

    Wira terkekeh-kekeh. Dia merasakan bahwa Gina benar-benar merasa senang. Hubungan antara Gina dan Kresna serupa dengan hubungan Wira dengan Lucy, atau bahkan lebih erat lagi.Bagaimanapun, Gina dan Kresna sudah menjalin hubungan yang lebih intim. Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal. Sementara itu, Wira dan Lucy tidak memiliki hubungan seperti itu."Terima kasih banyak, Tuan. Aku harap aku juga bisa ikut serta saat perang dimulai. Percayalah, aku nggak akan menjadi beban bagimu.""Selain itu, aku cukup mengenal medan di Kerajaan Agrel. Aku yakin aku dapat memberi bantuan kepadamu." Gina berbicara sambil menangkupkan tangan dengan penuh hormat.Wira mengangguk sambil membalas, "Ya, aku pegang ucapanmu ini."Setelah semua diatur dengan baik, Wira segera pergi. Segalanya sudah siap. Kini, mereka tinggal menunggu waktu yang tepat.Tugas berikutnya adalah memastikan Lucy menyusupkan orang-orangnya ke Kerajaan Agrel, lalu menjalin kontak dengan kedua raja itu.Sepanjang malam, Gina ti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3033

    Di halaman belakang kediaman jenderal.Di bawah panduan Lucy, Wira segera tiba di depan sebuah ruangan.Setelah pintu diketuk, tidak lama kemudian seorang wanita keluar dari dalam ruangan. Dia adalah Gina yang sudah lama tidak terlihat.Melihat Wira, Gina segera memberi hormat kepadanya. "Salam untuk Tuan Wira."Wira tersenyum sambil mengangguk. Sambil melangkah masuk ke ruangan, dia berucap, "Nggak perlu terlalu formal.""Aku memperlakukan orang-orang di sekitar dengan cara yang sama. Aku nggak menyukai tata krama berlebihan dan nggak membutuhkan penghormatan seperti ini.""Kelak, kamu nggak perlu bersikap terlalu sopan. Anggap saja kita ini teman."Gina mengangguk, meskipun dalam hati kecilnya, dia tidak berani benar-benar bertindak seperti itu.Sebagai penguasa dua wilayah, Wira memiliki kedudukan yang setara dengan Senia, bahkan lebih tinggi dari Kresna. Bagaimana mungkin Gina berani bersikap sembrono terhadapnya?Lucy terus mengikuti di belakang Wira, berdiri diam di sisi ruangan.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3032

    Wira kembali berbicara, "Dari semua orang yang berada di sekitarku, pekerjaanmu adalah yang paling berbahaya. Mengikutimu berarti menghadapi risiko terbesar pula.""Ayahnya sudah meninggal, kita nggak bisa membiarkan anaknya menderita karena kita. Menurut pendapatku, lebih baik kirim dia ke Dusun Darmadi untuk belajar. Mungkin suatu hari nanti, dia bisa meraih gelar kehormatan. Itu adalah jalan yang lebih baik."Lucy mengangguk. "Baik, akan kulaksanakan.""Oh ya." Wira mengubah topik pembicaraan. "Apa orang-orang kita masih belum bisa menyusup ke Kerajaan Agrel?"Dalam benak Wira, terlintas bayangan Kresna. Saat ini, dia telah mencapai kesepakatan dengan Kresna dan Ararya. Jika ketiganya bersatu, mereka akan menjadi tak terkalahkan. Hari kehancuran Senia akan segera tiba.Meskipun enggan bertempur dengan Senia dalam kondisi seperti ini, semua itu dilakukan demi rakyat. Hanya dengan menghancurkan Senia, rakyat di sembilan provinsi dapat hidup damai tanpa harus kembali merasakan peperang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3031

    "Coba kupikirkan lagi," kata Wira sambil meneguk habis anggur di cangkirnya. Dia benar-benar tak tahan melihat rakyat menderita. Meskipun harus mengambil risiko, dia tidak ingin rakyatnya hidup sengsara.Semua orang saling memandang, lalu memutuskan untuk tidak melanjutkan pembicaraan tentang hal itu. Sebagai gantinya, mereka lanjut makan dan minum bersama.Wira baru saja kembali, jadi mereka tidak ingin menambah beban pikirannya. Saat ini, lebih baik menikmati momen ini dengan mabuk bersama dan mempererat persaudaraan. Itu yang paling penting untuk sekarang.Setelah beberapa gelas hingga sore hari, perjamuan akhirnya selesai. Wira minum cukup banyak, tetapi tidak mabuk. Saat ini, ia sedang berdiri bersama Lucy di depan kediaman jenderal."Kamu sudah mengurus keluarga mereka dengan baik?" tanya Wira sambil menatap Lucy.Sebelum Wira pergi ke wilayah barat, banyak anggota jaringan mata-mata yang telah diutus ke sana. Dalam insiden itu, banyak yang tewas. Bahkan Lucy hampir kehilangan ny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3030

    "Kak, sekarang kamu adalah penguasa. Kami tentu perlu menunjukkan rasa hormat yang lebih padamu. Walaupun kamu nggak minta kami berlutut, tata krama yang semestinya nggak boleh diabaikan!" ujar Danu langsung.Osmaro pun mengangguk dan menambahkan, "Benar, melihat situasi saat ini, rakyat di seluruh negara sudah bersatu. Ditambah lagi, rakyat di Kerajaan Beluana terlantar dan menderita.""Diperkirakan dalam waktu singkat akan terjadi pemberontakan di sana. Ketika saat itu tiba, kemungkinan besar perang akan kembali pecah.""Kalau perang terjadi lagi, kamu pasti akan menjadi penguasa dunia ini. Itu artinya, kami harus semakin hormat padamu, 'kan?"Wira pun tertegun mendengarnya. Dia sama sekali tidak memikirkan hal itu sebelumnya. Jika bisa, Wira hanya ingin mempertahankan kondisi sekarang. Bukan karena dia tidak punya ambisi besar, melainkan dia tidak ingin rakyat kembali menderita akibat perang.Dulu Wira telah menyaksikan rakyat di sembilan provinsi hidup terlantar. Hal itu sangat men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3029

    Bahkan, Ciputra sendiri tidak pernah memiliki rencana sekejam ini!"Ya sudah. Kalau begitu, mari kita sepakati terlebih dahulu. Kita memang bisa bekerja sama, tapi aku punya satu syarat.""Kalau ingin bekerja sama, pertama-tama kita harus membunuh Osman. Ini seharusnya bukan sesuatu yang terlalu sulit, 'kan?"Osman adalah batu penghalang yang harus disingkirkan. Tidak peduli mereka akan melawan Wira atau tidak, keberadaan Osman tidak boleh terus dibiarkan!Selama Osman mati, Kerajaan Nuala akan terjerumus ke dalam kekacauan internal dan Ciputra akan mendapatkan keuntungan yang sesuai! Hal ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan Wira!Ciputra bukanlah seseorang yang suka dirugikan. Dia sangat pintar dalam membuat kesepakatan!'Dasar licik! Pantas saja kamu bisa menjadi penguasa!' gumam Dahlan dalam hati. Namun, dia tetap berkata dengan sopan, "Baik! Semua akan dilakukan sesuai dengan instruksimu. Kamu hanya perlu menunggu kabar baik."Ciputra tertawa terbahak-bahak. "Bagus! Karena se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3028

    Selain itu, Kerajaan Nuala sempat mengalami perang saudara yang menyebabkan kerusakan besar. Jika saat itu mereka berperang melawan Wira, Ciputra tentu tidak punya kekhawatiran apa pun dan bahkan penuh percaya diri.Namun untuk sekarang, memulai perang melawan Wira adalah sesuatu yang cukup merepotkan. Selama beberapa tahun terakhir, berkat dukungan yang diberikan Wira kepada Ciputra, Kerajaan Beluana berkembang semakin baik.Hanya dengan dirinya dan Senia, sangat sulit untuk melawan Wira dan Osman sekaligus. Hasil akhirnya dapat diprediksi dengan mudah. Kekalahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.Namun, kini Ciputra tidak lagi sanggup menanggung kekalahan. Jika dirinya kalah lagi, kemungkinan besar seluruh warisannya akan hancur sia-sia. Kalaupun dirinya mengakhiri hidupnya di tempat, bagaimana dia bisa menghadapi para leluhurnya nanti?"Aku memahami kekhawatiranmu. Itu juga yang menjadi kekhawatiran terbesar ibuku. Tapi, gimana kalau kita bisa membunuh Osman?"Dahlan menyipi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status