Radit dan Fadil sungguh tercengang mendengarnya.Pada tahun itu, Panglima Dirga membentuk Pasukan Zirah Hitam. Tidak ada seorang pun yang berani menolak untuk tunduk pada pasukan ini.Sementara itu, prajurit pribadinya sudah pasti adalah yang paling elite. Mereka sanggup melawan 10 orang sendirian.Para pemilik zirah hitam ini memiliki kekuatan tempur yang sangat luar biasa.Peringkat pengawal pribadi pun diurutkan sesuai jumlah pembantaian mereka. Orang yang menduduki 100 besar memiliki pencapaian besar dalam pertempuran.Menurut rumor, pengawal pribadi pertama Panglima Dirga telah mengikutinya bertempur ke mana-mana. Jumlah orang yang dibunuhnya pun tak terhitung lagi.Jika tidak terjadi kecelakaan waktu itu, pengawal pribadi Panglima Dirga sudah menjadi pejabat sekarang. Pangkatnya bahkan di atas mereka semua yang ada di sini.Meskipun demikian, masih ada para petinggi yang turun tangan melindungi para pengawal pribadi itu agar mereka bisa kembali ke medan perang dan menghentikan ba
Kemudian, Iqbal melanjutkan, "Hasan, Zabran, dan penduduk Dusun Darmadi lainnya telah berjasa karena menjatuhkan Desa Tiga Harimau. Mereka telah memberantas bahaya untuk Kabupaten Uswal.""Sesuai jumlah hadiah yang ada, mereka akan mendapat 1 juta gabak untuk penangkapan Kadir, 800 ribu gabak untuk pembunuhan Heru, dan masing-masing bandit dihitung 10 ribu gabak per kepala. Perintahkan departemen yang terkait untuk menyediakan 2,3 juta gabak sebagai hadiahnya!" jelas Iqbal."Terima kasih, Yang Mulia!" Hasan memimpin para penduduk desa memberi hormat.Mendengar keputusan ini, Danu tetap tenang seperti biasanya. Sementara itu, Doddy, Sony, Danur, Herman, dan Hamid justru tampak sangat senang.Mereka sudah beberapa kali datang ke aula pengadilan daerah. Jadi, mereka sudah cukup familier dan tidak ketakutan seperti sebelumnya lagi.Apalagi, mereka pernah melihat pemimpin kabupaten ini bersikap sangat hormat kepada Wira.Sejak kejadian ini, setiap ada penduduk Dusun Darmadi yang datang ke p
Bahkan, Mahendra yakin dia bisa membuat Wira si pecundang itu mati mengenaskan suatu hari nanti.Seorang pelayan menghampiri dengan membawa nampan berisi uang perak. Dia berkata, "Tuan Muda Mahendra, Tuan Muda Harsa bilang dia nggak bisa membantumu. Uang ini adalah niat baik darinya. Kelak, Keluarga Silali dan Keluarga Linardi nggak punya hubungan apa pun lagi."Selesai berbicara, pelayan itu langsung berbalik dan menutup pintu kediaman.Mahendra termangu untuk sesaat. Dia tiba-tiba melemparkan nampan di tangannya, lalu memukul pintu dengan marah sambil berteriak, "Harsa, kamu kira aku ini pengemis? Kalau bukan karena adikmu, mana mungkin Keluarga Silali jadi begini sekarang. Cepat keluar kamu! Kamu harus memberiku penjelasan!"Di dalam Kediaman Linardi, Harsa mengernyit mendengarnya. Dia memang berharap adiknya berpisah dengan Wira, tetapi tidak pernah berpikiran untuk menyuruh orang membunuh Wira.Jika tahu Keluarga Silali begitu kejam, Harsa tentu tidak akan meladeni mereka ataupun
Kemal memicingkan matanya sembari menimpali, "Pak Dimas, kamu ingin menurunkan jabatan pemimpin kabupaten semudah itu? Orang yang nggak tahu apa-apa mungkin akan mengira kamu ini sudah ganti profesi menjadi menteri personalia."Kerajaan Nuala memiliki seorang penasihat kanan, seorang penasihat kiri, dan enam orang menteri. Masing-masing pun memiliki dua orang sekretaris.Tahap awal pekerjaan adalah menangani semua pengajuan, lalu diserahkan kepada raja untuk dibaca. Pada akhirnya, dewan pengawas akan mengecap dengan segel dan menyebarkannya ke seluruh negeri.Enam kementerian dibagi menjadi kementerian personalia, kementerian ritus, kementerian perang, kementerian keadilan, kementerian perekonomian, dan kementerian perindustrian.Keenam kementerian ini berhak untuk mengevaluasi ataupun memecat para pejabat.Kementerian perindustrian adalah adalah fondasi keenam kementerian ini. Mereka memegang kendali atas segala proyek nasional sehingga pekerjaan mereka paling melelahkan.Ekspresi Dim
Menteri ritus dan perang langsung menentang pendapat faksi penasihat kiri.Dalam sekejap, faksi penasihat kiri dan kanan mulai berdebat dengan sengit.Menteri ritus membaca surat pengajuan tersebut dengan saksama tanpa menghiraukan lingkungan sekitarnya. Tidak terlihat emosi apa pun di wajahnya."Lakukan pemungutan suara!" kata Ardi tiba-tiba. Kemudian, dia menambahkan, "Aku rasa strategi ini kurang sesuai.""Aku juga rasa begitu," ujar menteri perekonomian, keadilan, dan perindustrian dengan serentak. Mereka juga menentang strategi yang diusulkan Iqbal.Melihat situasi ini, Kemal mengernyit dengan geram. Dia ingin sekali meninggalkan tempat ini secepat mungkin.Setiap kali melakukan pemungutan suara, mereka selalu gagal menjalankan hal yang bermanfaat untuk rakyat dan negara.Menurut Kemal, jabatan penasihat kiri ini sungguh tidak berguna!Tiba-tiba, Gatot Handoyo sang menteri personalia yang sedari tadi diam tergelak dan berkata, "Memang ada yang kurang sesuai, tapi ada beberapa bagi
"Orang yang memberi usul ini pasti ingin mencelakai Kerajaan Nuala. Dia seharusnya dibawa ke ibu kota untuk menerima hukuman!" teriak seseorang dari faksi penasihat kanan."Iqbal juga sudah memikirkan strategi untuk mengatasi para perampok dan mata-mata!""Meruntuhkan tembok pasar, meningkatkan bisnis, dan mengembangkan hiburan malam. Tiga ide ini bisa meningkatkan pembayaran pajak dan meningkatkan transaksi. Dengan begini, pajak yang diterima istana akan bertambah!""Yang Mulia, ini adalah strategi yang sangat brilian dan langka. Orang yang memberi usul justru harus diberi penghargaan. Kalau tidak, genius mana yang bersedia membuatkan strategi untuk istana lagi?""Saya setuju. Yang Mulia seharusnya memberi hadiah kepada Iqbal dan Wira yang telah memberi usul ini."Faksi penasihat kiri bergegas maju untuk memberi dukungan."Hehe." Raja Bakir tersenyum melihat perdebatan antara kedua faksi. Setelah aula istana diam, dia baru bertanya, "Gatot, bagaimana menurutmu?""Yang Mulia, jika temb
Gandi dan Ganjar melirik Gavin sekilas. Keduanya menunduk tanpa berkata-kata."Nggak, nggak ada masalah. Ibu kami sakit, jadi kami mencari tabib untuknya," jawab Gandi dengan wajah memerah.Wira bertanya dengan prihatin, "Apa kata tabib? Apa kondisi ibu kalian parah?"Pada zaman ini, masyarakat kekurangan obat dan ilmu medis. Penyakit flu bahkan bisa membunuh seseorang.Gavin menunduk seraya menyahut dengan terbata-bata, "Ee ... nggak parah. Tabib bilang cukup makan obat."Wira berpesan, "Orang tua memang lemah. Kalian harus memberinya makanan yang lebih bernutrisi, seperti telur, ikan, dan daging. Kalau ada yang punya sapi atau kambing yang melahirkan, minta sedikit susu dari mereka. Kalian tinggal memasaknya untuk ibu kalian. Susu seperti ini sangat menyehatkan.""Jangan mencoba berhemat. Kalau sampai penyakitnya parah, uang pun belum tentu bisa menyelamatkannya lagi," ujar Wira untuk memperingatkan.Pada zaman ini, orang dari keluarga biasa kurang mengonsumsi protein.Meskipun gaji
Wira mengikuti Lestari dengan kebingungan. Entah apa yang akan dikatakan wanita ini kepadanya.Lestari menunjuk tiga kendi yang ada di halaman, lalu berujar, "Sesuai dengan instruksimu, aku dan ayahku mencari perajin tembikar, lalu membuat 20-an gelas tanah liat dengan ukuran berbeda dan membangun 3 tanur untuk membakarnya.""Biaya yang kami habiskan untuk ini sudah mencapai 50 ribu gabak. Semua uang itu hanya untuk membuat 3 kendi jelek ini. Kalau dihitung keseluruhannya, total uang yang dihabiskan adalah 100 ribu gabak!" seru Lestari.Ketika melihat 3 kendi jelek yang tidak berbeda dengan kendi seharga puluhan gabak di jalanan, Doddy pun merasa sangat sayang dengan uang-uang itu sehingga berteriak, "Mahal sekali!"Doddy bekerja dengan susah payah selama 3 hari, bahkan difitnah pergi ke rumah bordil. Alhasil, Wira malah membuat benda jelek ini.'Apa mungkin Kak Wira hanya mau menghamburkan uangnya?' batin Doddy."Harga segitu pantas kok," ujar Wira sambil mengambil mortar tanah liat g