Lantaran tak berdaya menangani masalah ini, hal ini terpaksa dilaporkan ke istana.Keesokan harinya, di rapat pagi di istana. Sigra mengenakan pakaian sidangnya dan duduk di singgasananya. Melihat para menteri utama memberi hormat kepadanya, Sigra melambaikan tangannya dan berkata, "Semuanya berdirilah. Apa ada yang perlu dilaporkan hari ini?"Salah seorang menteri utama dengan ekspresi yang sangat serius, segera maju dan melaporkan, "Raja, belakangan ini tiba-tiba muncul banyak perampok di seluruh negeri yang merampok para pedagang! Saat mengetahui kabar ini, kantor pemerintahan langsung menyelidikinya, tapi nggak ada hasilnya. Yang anehnya adalah kejadian ini terjadi di seluruh wilayah Kerajaan Beluana!""Apa? Ternyata ada hal seperti ini ya?" Ekspresi Sigra menjadi sangat serius dan berkata sambil mengernyitkan alisnya, "Dampak hal ini benar-benar terlalu buruk.""Ciputra.""Ya!"Sigra perlahan-lahan berkata dengan nada muram, "Aku serahkan hal ini padamu, segera selidiki kebenarann
"Kak, kenapa kamu menghentikanku? Sekarang adalah saat terbaik untuk menangkap mereka!" Farrel mengernyitkan alisnya dan menatap ke arah Ciputra. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya ingin dilakukan Ciputra.Ekspresi Ciputra menjadi sangat serius dan berkata dengan nada muram, "Kamu jangan bicara dulu, lihat dulu."Farrel berjongkok dengan ragu dan melihat kejadian di bawah pegunungan dengan curiga. Dia melihat setelah merampok gerobak kayu itu, sekelompok perampok itu bahkan tidak melihat konvoi milik Wira sama sekali dan langsung pergi dengan santai sambil membawa barang jarahannya tadi. Saat melihat kejadian itu, ekspresinya langsung terlihat bingung. Dia bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Apa ... yang terjadi? Kenapa mereka nggak merampok konvoi milik Wira?""Ini juga hal yang membuatku bingung."Ciputra mengernyitkan alisnya dan berkata dengan nada muram, "Kita tangkap sekelompok perampok itu dulu!"Setelah berdiri, keduanya mengikuti jalur di mana para perampok itu melari
"Baik."Pada saat itu, Wira sedang berjemur matahari di halaman rumahnya. Dia juga mendengar kabar tentang hal yang terjadi belakangan ini."Kak Wira, hal yang terjadi belakangan ini, kamu sudah tahu, 'kan?"Ekspresi Biantara terlihat sangat serius dan berkata dengan nada tegas, "Para perampok itu sengaja merampok orang lain, tapi nggak merampok konvoi kita. Selain itu, mereka terlihat sangat terorganisasir, jelas target mereka adalah kita."Tatapan Wulan juga terlihat agak khawatir dan berkata dengan ragu, "Belakangan ini, aku dengar banyak konvoi yang sudah mulai memfitnah kita. Mereka berpikir kita yang diam-diam merencanakan hal ini dan pasti ada hubungannya dengan kita!"Tatapan Dewina yang berada di samping juga menjadi sangat serius.Dian menuangkan beberapa cangkir teh dan menyajikannya. Mendengar perkataan mereka, hatinya juga diam-diam merasa khawatir."Kak Wira, aku rasa masalah ini pasti perbuatan Keluarga Juwanto!"Tatapan Biantara menjadi sangat serius. Dengan ekspresi ya
"Tok tok tok." Terdengar suara ketukan pintu.Dian langsung meletakkan barang di tangannya dan pergi membuka pintu. Setelah membuka pintunya dan melihat Ciputra dan Farrel berdiri di depan pintu, dia langsung memberi hormat dan berkata dengan sopan, "Keduanya, silakan masuk!""Maaf sudah mengganggu." Setelah disambut Dian, Ciputra dan Farrel masuk ke dalam rumah.Melihat kedatangan keduanya, Wira langsung tersenyum dan berdiri, lalu berkata dengan sopan, "Aku rasa kalian berdua sudah tahu masalah konvoi pedagang dirampok, 'kan?"Farrel dan Ciputra saling memandang dan segera melangkah ke depan, lalu berkata kepada Wira dengan sopan, "Tuan Wira, apa yang kamu katakan benar. Kamu memang sudah tahu hal itu, jadi kamu sengaja datang mencarimu dan mendengar apa pendapatmu."Wira langsung mempersilakan Farrel dan Ciputra untuk duduk, lalu menuangkan teh dan menyajikannya kepada mereka."Terima kasih banyak, Tuan Wira."Saat menerima secangkir teh itu dan menyeruputnya, Wira menatap Ciputra d
Salah satu menteri utama tiba-tiba melangkah maju. Ekspresinya sangat serius saat berkata, "Yang Mulia, masih tetap terjadi perampokan di berbagai tempat belakangan ini. Dilihat dari situasi saat ini, masih nggak ada perkembangan penyelesaian masalahnya, tapi aku mendapat sebuah informasi!""Oh?" Mendengar perkataan itu, ekspresi Sigra langsung berubah menjadi serius dan bertanya dengan nada muram, "Kenapa kamu berkata seperti itu?"Ekspresi menteri utama menjadi sangat serius dan mengernyitkan alisnya, lalu berkata, "Aku mendapat informasi, konvoi yang dirampok belakangan ini juga bertemu dengan konvoi Wira. Tapi para perampok itu malah nggak merampok konvoi Wira, hanya merampok konvoi orang lain! Jadi, aku pikir mungkin hal ini adalah ulah Wira.""Benar!"Mendengar perkataan itu, ekspresi para menteri utama di sekitar juga langsung berubah menjadi sangat serius. Tatapan mereka terlihat serius dan berkata dengan ekspresi tidak puas, "Aku pikir hal ini memang ada hubungannya dengan Wir
Keluarga Juwanto mengetahui semua masalah yang terjadi di Kerajaan Beluana. Bukan hanya mengetahuinya saja, semuanya bahkan berada di bawah kendalinya."Tuan, Kerajaan Beluana sudah meragukan Wira, mereka mulai curiga semua ini tindakannya!" kata Bruno yang berada di samping Prabu dengan senyuman sinis terlintas di matanya."Baguslah kalau mereka meragukannya. Tunggu saja, hubungan mereka akan perlahan-lahan hancur. Tapi, kita tetap harus meneruskan semua ini!"Setelah Prabu selesai mengatakan itu, Bruno menganggukkan kepalanya."Aku mengerti. Selanjutnya, akan lebih baik kalau ada yang mati!"Setelah Bruno selesai mengatakan itu, Prabu menganggukkan kepalanya. "Bagus. Sekarang semuanya hanya keributan kecil saja. Kalau ada beberapa orang yang mati, keraguan mereka akan makin meningkat! Tapi, seperti biasanya, kalian harus hati-hati. Mengerti?"Prabu tersenyum. Dia tidak menyadari semua kejadian itu sebenarnya adalah rencana dari Wira dan Ciputra. Semua kecurigaan itu semuanya hanya se
Farrel langsung memberi tahu maksud kedatangannya.Wira menganggukkan kepalanya. "Tentu saja karena hal Keluarga Juwanto. Situasinya sekarang memang terkendalikan, tapi Keluarga Juwanto akan punya langkah baru. Hanya saja, kalian nggak bisa menebak apa langkah mereka selanjutnya, 'kan?"Setelah mendengar perkataan itu, Farrel tersenyum. "Kak Wira, sepertinya benar-benar nggak ada yang bisa disembunyikan darimu."Kali ini, Farrel tetap datang dengan menyamar sebagai seorang pria. Dengan statusnya ini, akan lebih mudah berhubungan dengan Wira dan dia merasa lebih nyaman juga. Bagaimanapun juga, jika berpakaian sebagai seorang wanita, Farrel merasa Wira akan memperlakukan dirinya seperti wanita dan pikirannya juga akan menjadi lebih rumit. Statusnya sekarang ini membuatnya merasa lebih nyaman."Tujuan Keluarga Juwanto adalah untuk memecah belah hubungan kita, tapi konflik kali ini masih nggak cukup untuk membuat kita bermusuhan. Jadi, mereka akan melakukan tindakan yang lebih besar, bahka
Setelah Wira selesai berbicara, Farrel langsung menggeleng sambil membalas, "Tentu saja nggak, aku menggunakan nyawaku sebagai jaminan. Aku nggak akan membiarkanmu berada dalam bahaya."Yang dikatakan Farrel memang benar. Dia juga percaya ayah dan kakaknya tidak akan melakukan hal seperti itu!Tujuan Wira melakukan ini adalah untuk membuktikan apakah Keluarga Barus akan melawannya atau tidak. Kalau sampai hal seperti itu terjadi, Wira akan membuat pembalasan.Faktanya, Wira terus memikirkan hal ini. Bagaimanapun, bahaya akan selalu mengintai saat berada di sisi seorang penguasa. Apalagi Wira masih harus menghidupi begitu banyak orang, dari para sahabat sampai istrinya."Oke." Wira tersenyum sembari mengiakan. Sesudah Farrel pergi, kedua wanita itu menatapnya dan mulai merasa cemas."Suamiku, kamu yakin dengan keputusanmu ini? Keluarga Barus jelas-jelas mencurigai kita. Ini sudah pasti! Bagaimana kalau mereka benar-benar melawanmu?" tanya Wulan.Wira tentu memahami kekhawatiran mereka.
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m