Share

Bab 1155

Author: Arif
Pemimpin kabupaten itu melambaikan tangannya dan memerintah pelayan untuk menuangkan teh kepada para pemimpin perampok itu, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Hari ini baru saja ada yang melapor padaku. Katanya, barang mereka dirampok saat dalam perjalanan."

"Dirampok?"

Pemimpin perampok itu hampir saja tersedak minumannya. Dia buru-buru melambaikan tangannya dan menjelaskan dengan nada panik, "Tuan, ini nggak mungkin. Kamu sudah lama bertobat dan nggak melakukan perampokan lagi!"

"Benar, Tuan. Ini pasti hanya sebuah kesalahpahaman. Anda yakin nggak ada kesalahan?"

Tatapan pemimpin kabupaten menjadi sangat serius dan berkata dengan nada muram, "Jadi, siapa yang melakukan ini? Nggak mungkin mereka berbohong karena mereka memang dirampok. Tubuh mereka kotor dan terlihat sangat menyedihkan."

Tatapan pemimpin kabupaten perlahan-lahan mengarah ke salah satu pemimpin dan berkata dengan nada serius dan tegas, "Apa mungkin ini terjadi karena kalian nggak mengurus bawahan kalian dengan baik,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mahmu Duien
Kami bukan kamu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1156

    "Mungkin mereka hanya kelihatannya saja tunduk, tapi diam-diam merencanakan orang-orangnya untuk melakukan sesuatu. Atau mungkin juga, memang bawahan mereka yang nggak jujur dan bersih, jadi diam-diam melakukan sesuatu. Sebagai pemimpin mereka, kalau ingin menyelidiki hal ini juga bukan hal yang mudah.""Tuan, aku rasa lebih baik kita sekarang jangan hanya mendengar dari satu pihak saja. Kita harus menyelidikinya dengan baik dan mencari tahu kebenarannya."Ekspresi pemimpin kabupaten itu menjadi sangat serius. Dia mengernyitkan alisnya dan berkata dengan nada muram, "Ya, yang kamu katakan masuk akal juga. Kalau begitu, kamu memerintahkan beberapa orang lagi untuk diam-diam mengawasi orang-orang ini dengan ketat. Begitu ada tanda-tanda yang mencurigakan, pastikan untuk menghentikan mereka dulu, lalu beri tahu aku. Kita harus segera menyelesaikan masalah ini, mengerti, nggak?""Ya, Tuan. Aku sekarang segera pergi mengatur beberapa orang untuk menangani masalah ini!" Penasihat itu mengang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1157

    Lantaran tak berdaya menangani masalah ini, hal ini terpaksa dilaporkan ke istana.Keesokan harinya, di rapat pagi di istana. Sigra mengenakan pakaian sidangnya dan duduk di singgasananya. Melihat para menteri utama memberi hormat kepadanya, Sigra melambaikan tangannya dan berkata, "Semuanya berdirilah. Apa ada yang perlu dilaporkan hari ini?"Salah seorang menteri utama dengan ekspresi yang sangat serius, segera maju dan melaporkan, "Raja, belakangan ini tiba-tiba muncul banyak perampok di seluruh negeri yang merampok para pedagang! Saat mengetahui kabar ini, kantor pemerintahan langsung menyelidikinya, tapi nggak ada hasilnya. Yang anehnya adalah kejadian ini terjadi di seluruh wilayah Kerajaan Beluana!""Apa? Ternyata ada hal seperti ini ya?" Ekspresi Sigra menjadi sangat serius dan berkata sambil mengernyitkan alisnya, "Dampak hal ini benar-benar terlalu buruk.""Ciputra.""Ya!"Sigra perlahan-lahan berkata dengan nada muram, "Aku serahkan hal ini padamu, segera selidiki kebenarann

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1158

    "Kak, kenapa kamu menghentikanku? Sekarang adalah saat terbaik untuk menangkap mereka!" Farrel mengernyitkan alisnya dan menatap ke arah Ciputra. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya ingin dilakukan Ciputra.Ekspresi Ciputra menjadi sangat serius dan berkata dengan nada muram, "Kamu jangan bicara dulu, lihat dulu."Farrel berjongkok dengan ragu dan melihat kejadian di bawah pegunungan dengan curiga. Dia melihat setelah merampok gerobak kayu itu, sekelompok perampok itu bahkan tidak melihat konvoi milik Wira sama sekali dan langsung pergi dengan santai sambil membawa barang jarahannya tadi. Saat melihat kejadian itu, ekspresinya langsung terlihat bingung. Dia bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Apa ... yang terjadi? Kenapa mereka nggak merampok konvoi milik Wira?""Ini juga hal yang membuatku bingung."Ciputra mengernyitkan alisnya dan berkata dengan nada muram, "Kita tangkap sekelompok perampok itu dulu!"Setelah berdiri, keduanya mengikuti jalur di mana para perampok itu melari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1159

    "Baik."Pada saat itu, Wira sedang berjemur matahari di halaman rumahnya. Dia juga mendengar kabar tentang hal yang terjadi belakangan ini."Kak Wira, hal yang terjadi belakangan ini, kamu sudah tahu, 'kan?"Ekspresi Biantara terlihat sangat serius dan berkata dengan nada tegas, "Para perampok itu sengaja merampok orang lain, tapi nggak merampok konvoi kita. Selain itu, mereka terlihat sangat terorganisasir, jelas target mereka adalah kita."Tatapan Wulan juga terlihat agak khawatir dan berkata dengan ragu, "Belakangan ini, aku dengar banyak konvoi yang sudah mulai memfitnah kita. Mereka berpikir kita yang diam-diam merencanakan hal ini dan pasti ada hubungannya dengan kita!"Tatapan Dewina yang berada di samping juga menjadi sangat serius.Dian menuangkan beberapa cangkir teh dan menyajikannya. Mendengar perkataan mereka, hatinya juga diam-diam merasa khawatir."Kak Wira, aku rasa masalah ini pasti perbuatan Keluarga Juwanto!"Tatapan Biantara menjadi sangat serius. Dengan ekspresi ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1160

    "Tok tok tok." Terdengar suara ketukan pintu.Dian langsung meletakkan barang di tangannya dan pergi membuka pintu. Setelah membuka pintunya dan melihat Ciputra dan Farrel berdiri di depan pintu, dia langsung memberi hormat dan berkata dengan sopan, "Keduanya, silakan masuk!""Maaf sudah mengganggu." Setelah disambut Dian, Ciputra dan Farrel masuk ke dalam rumah.Melihat kedatangan keduanya, Wira langsung tersenyum dan berdiri, lalu berkata dengan sopan, "Aku rasa kalian berdua sudah tahu masalah konvoi pedagang dirampok, 'kan?"Farrel dan Ciputra saling memandang dan segera melangkah ke depan, lalu berkata kepada Wira dengan sopan, "Tuan Wira, apa yang kamu katakan benar. Kamu memang sudah tahu hal itu, jadi kamu sengaja datang mencarimu dan mendengar apa pendapatmu."Wira langsung mempersilakan Farrel dan Ciputra untuk duduk, lalu menuangkan teh dan menyajikannya kepada mereka."Terima kasih banyak, Tuan Wira."Saat menerima secangkir teh itu dan menyeruputnya, Wira menatap Ciputra d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1161

    Salah satu menteri utama tiba-tiba melangkah maju. Ekspresinya sangat serius saat berkata, "Yang Mulia, masih tetap terjadi perampokan di berbagai tempat belakangan ini. Dilihat dari situasi saat ini, masih nggak ada perkembangan penyelesaian masalahnya, tapi aku mendapat sebuah informasi!""Oh?" Mendengar perkataan itu, ekspresi Sigra langsung berubah menjadi serius dan bertanya dengan nada muram, "Kenapa kamu berkata seperti itu?"Ekspresi menteri utama menjadi sangat serius dan mengernyitkan alisnya, lalu berkata, "Aku mendapat informasi, konvoi yang dirampok belakangan ini juga bertemu dengan konvoi Wira. Tapi para perampok itu malah nggak merampok konvoi Wira, hanya merampok konvoi orang lain! Jadi, aku pikir mungkin hal ini adalah ulah Wira.""Benar!"Mendengar perkataan itu, ekspresi para menteri utama di sekitar juga langsung berubah menjadi sangat serius. Tatapan mereka terlihat serius dan berkata dengan ekspresi tidak puas, "Aku pikir hal ini memang ada hubungannya dengan Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1162

    Keluarga Juwanto mengetahui semua masalah yang terjadi di Kerajaan Beluana. Bukan hanya mengetahuinya saja, semuanya bahkan berada di bawah kendalinya."Tuan, Kerajaan Beluana sudah meragukan Wira, mereka mulai curiga semua ini tindakannya!" kata Bruno yang berada di samping Prabu dengan senyuman sinis terlintas di matanya."Baguslah kalau mereka meragukannya. Tunggu saja, hubungan mereka akan perlahan-lahan hancur. Tapi, kita tetap harus meneruskan semua ini!"Setelah Prabu selesai mengatakan itu, Bruno menganggukkan kepalanya."Aku mengerti. Selanjutnya, akan lebih baik kalau ada yang mati!"Setelah Bruno selesai mengatakan itu, Prabu menganggukkan kepalanya. "Bagus. Sekarang semuanya hanya keributan kecil saja. Kalau ada beberapa orang yang mati, keraguan mereka akan makin meningkat! Tapi, seperti biasanya, kalian harus hati-hati. Mengerti?"Prabu tersenyum. Dia tidak menyadari semua kejadian itu sebenarnya adalah rencana dari Wira dan Ciputra. Semua kecurigaan itu semuanya hanya se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1163

    Farrel langsung memberi tahu maksud kedatangannya.Wira menganggukkan kepalanya. "Tentu saja karena hal Keluarga Juwanto. Situasinya sekarang memang terkendalikan, tapi Keluarga Juwanto akan punya langkah baru. Hanya saja, kalian nggak bisa menebak apa langkah mereka selanjutnya, 'kan?"Setelah mendengar perkataan itu, Farrel tersenyum. "Kak Wira, sepertinya benar-benar nggak ada yang bisa disembunyikan darimu."Kali ini, Farrel tetap datang dengan menyamar sebagai seorang pria. Dengan statusnya ini, akan lebih mudah berhubungan dengan Wira dan dia merasa lebih nyaman juga. Bagaimanapun juga, jika berpakaian sebagai seorang wanita, Farrel merasa Wira akan memperlakukan dirinya seperti wanita dan pikirannya juga akan menjadi lebih rumit. Statusnya sekarang ini membuatnya merasa lebih nyaman."Tujuan Keluarga Juwanto adalah untuk memecah belah hubungan kita, tapi konflik kali ini masih nggak cukup untuk membuat kita bermusuhan. Jadi, mereka akan melakukan tindakan yang lebih besar, bahka

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3172

    Prajurit itu memberi hormat dan berkata dengan pelan, "Saat kami tiba di tempat itu, semua kudanya sudah hilang. Kami juga sudah mencari di segala arah, kami curiga semua kuda itu sudah dibawa pergi orang-orang Wira."Mendengar laporan itu, Zaki marah sampai hampir memuntahkan darah. Dia akhirnya yakin serangan mendadak sebelumnya pasti ulah dari Wira, sekarang orang-orang Wira bahkan mencuri kuda mereka. Ini benar-benar keterlaluan. Kekuatan utama dari pasukan utara adalah kavaleri. Jika tidak ada kuda, mereka tidak bisa dibilang sebagai kavaleri lagi.Sementara itu, Darsa dan Joko yang berada di dalam tenda juga mendengar Zaki yang sedang memaki prajurit di luar.Darsa pun tersenyum dan berkata, "Zaki ini memang begini, kamu juga tahu temperamennya itu buruk. Ayo kita keluar dan lihat apa yang sudah terjadi."Joko hanya tersenyum, lalu berjalan keluar bersama Darsa. Namun, begitu mereka melihat wajah Zaki yang memerah karena marah, mereka sangat terkejut.Darsa segera maju dan bertan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3171

    Semua orang sangat mengagumi Adjie.Namun, di mata Adjie, semua orang memiliki niat mereka masing-masing. Dia sendiri menyusun rencana ini juga untuk mengalihkan perhatian mereka saja. Dia tahu mereka ini adalah mata-mata yang dikirim Guntur, sehingga cara terbaik untuk menangani masalah ini adalah menjauhkan mereka.Melihat semua orang tidak keberatan dengan rencananya, Adjie berkata dengan pelan, "Kalau nggak ada yang keberatan, kita langsung jalankan rencana ini sekarang juga. Makin cepat, makin baik. Lagi pula, saluran air itu juga membutuhkan banyak tenaga kerja. Makin banyak yang bekerja, makin cepat selesai. Kita harus cepat."Orang-orang itu tidak menyangka situasinya akan berubah menjadi seperti ini, tetapi mereka tetap menganggukkan kepala.Namun, orang-orang ini tidak menyadari Adjie sebenarnya memiliki maksud tersembunyi. Setelah mereka pergi, dia tersenyum dan berkata, "Mereka pikir mereka ini cerdas, sekarang kelihatannya mereka ternyata hanya begitu."Adjie berbicara den

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3170

    Adjie tersenyum, lalu perlahan-lahan berkata, "Hehe. Hal ini sebenarnya mudah saja, selama kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Pulau Hulu ini memang punya banyak jalan keluar, tapi kalian nggak menyadari ada sebuah sungai di sebelah timur, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang langsung tertegun sejenak. Mereka sebenarnya sudah menyadari keberadaan sungai ini sejak tadi, tetapi mereka mengira sungai ini tidak berguna sebelum mendengar perkataan Adjie.Beberapa saat kemudian, ekspresi anak buah itu tiba-tiba terlihat gembira. Seolah-olah teringat sesuatu, dia menatap Adjie dan berkata, "Jangan-jangan maksud Bos adalah mengalirkan semua air sungai ini ke Pulau Hulu?"Adjie tersenyum dan berpikir orang-orang ini memang sangat cerdas. Pulau Hulu ini memiliki banyak jalur keluar, tetapi letak pulau ini sangat rendah. Jika mereka berhasil, air sungai ini pasti akan membanjiri seluruh pulau ini. Pada saat itu, mereka bisa menenggelamkan seluruh pasukan musuh di dalam pulau itu, tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3169

    Sebelumnya, Adjie bisa meminta anak buah itu untuk mengumpulkan beberapa orang karena dia merasa pasti ada mata-mata yang ditempatkan Guntur di kelompoknya. Sekarang, sepertinya dugaannya memang benar.Setelah terdiam sejenak, anak buah yang tadinya pergi mengumpulkan orang-orang langsung tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia baru perlahan-lahan berkata, "Menurutku, sebaiknya kita menyusun ulang rencana kita. Kita setidaknya harus memastikan semuanya beres terlebih dahulu."Adjie menganggukkan kepala, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, coba katakan kita harus bagaimana menyelesaikan masalah ini?"Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, anak buah itu mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau begitu, kami menyarankan untuk langsung membakar kemah musuh malam ini. Dengan begitu, kita bisa langsung menghancurkan mereka dengan satu serangan."Yang lainnya juga menganggukkan kepala, jelas mereka sangat setuju dengan usulan anak buah itu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3168

    Melihat Adjie yang masih bisa tersenyum, Hayam tertegun dan bertanya dengan sangat penasaran, "Kenapa kamu tertawa? Apa informasi ini keliru?"Adjie berkata, "Hehe. Aku juga nggak yakin apa informasi ini keliru, tapi yang pastinya semua akan baik-baik saja kalau kita bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi, kita harus memastikan hal ini terlebih dahulu baru bisa menyusun rencana selanjutnya. Sekarang yang paling mendesak adalah mencari solusi untuk masalah utama kita."Hayam tertegun sejenak, lalu mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya memang sulit untuk memahami situasi ini, tapi sekarang yang paling penting adalah mencari solusi untuk menyelesaikannya."Adjie menganggukkan kepala, setuju dengan pendapat Hayam. Melihat waktunya sudah tidak banyak lagi, dia berkata, "Baiklah, hari ini waktunya sudah hampir habis. Kalau Tuan sudah tiba, pastikan untuk segera laporkan pada Tuan bahwa malam ini mereka akan langsung menyerang dari selatan dan utara. Ingat, kita harus bersiap-siap."Hayam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3167

    Ternyata orang yang datang bertemu dengan Adjie adalah Hayam yang datang ke sini bersama Wira.Setelah turun dari kuda dan membalas salam, Hayam tersenyum dan berkata, "Setelah Tuan menyuruhku bertemu denganmu di sini, aku baru tahu ternyata kamu sudah masuk ke Desa Riwut. Kamu bahkan menjadi wakil pertama di sana."Adjie tertawa dan perlahan-lahan berkata, "Hehe. Aku hanya beruntung saja. Tuan sudah tiba di sini?"Hayam menggelengkan kepala dan berkata, "Belum, tapi Tuan mengutusku datang ke sini lebih dulu. Sekarang kami hanya membawa 500 pasukan saja, sedangkan Tuan memimpin 10 ribu pasukan sedang dalam perjalanan ke sini."Mendengar perkataan itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia tersenyum dan berkata, "Baiklah, semuanya tetap seperti rencana sebelumnya. Malam ini kita akan menyerang dari utara dan selatan secara bersamaan, tapi Desa Riwut hanya mengirim seribu orang. Jadi, sisanya tergantung pada kalian."Hayam langsung terkejut saa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3166

    Darsa langsung tertegun sejenak, lalu perlahan-lahan bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Ceritakan dengan jelas. Apa pasukan dari Kerajaan Nuala ini benar-benar begitu hebat?"Setelah menghela napas, Zaki akhirnya mulai menceritakan seluruh kejadiannya dengan detail.....Di sisi lain, Adjie sudah membawa banyak orang keluar dari Desa Riwut. Setelah tiba di sekitar Pulau Hulu, mereka segera berpencar menjadi beberapa tim."Bos, Guntur, kita tetap jalankan rencana kita sebelumnya, tapi kita baru mulai menyerang di malam hari. Kalau kita menyerang sekarang, jumlah kita yang sedikit ini bukan tandingan mereka," kata Adjie.Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, jika kali ini mereka berhasil merebut Pulau Hulu, tempat ini akan menjadi milik Desa Riwut. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjalankan rencana Adjie, tidak berani bertindak sembarangan.Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tenang saja, kali ini kita pasti akan berti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3165

    Melihat ekspresi Zaki masih terlihat bingung, Darsa tersenyum. Dia tentu saja tahu Zaki masih belum mengerti maksudnya. Dia tersenyum dan perlahan-lahan berkata, "Lihat bagian ini dulu. Kalau Wira ingin menyerang kita dari selatan, dia pasti harus melewati Desa Riwut karena hanya ada satu jalur yang bisa dilewati."Setelah tertegun sejenak, Zaki baru mengamati peta di depannya. Saat melihat jalur yang ditunjukkan Darsa, dia menganggukkan kepala dan perlahan-lahan berkata, "Sepertinya memang begitu."Pada peta itu, terlihat sebuah jalur yang langsung melewati Desa Riwut dan mengarah ke kota di selatan. Zaki menyadari pasukan dari Kerajaan Nuala juga hanya bisa melewati jalur itu, yang berarti mereka tetap harus melewati Desa Riwut untuk sampai ke sini. Jika begitu, dia bisa langsung memasang jebakan.Namun, mengingat perkataan Darsa sebelumnya, Zaki merasa sangat ragu. Setelah terdiam sejenak, dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kalau mengikuti rencana Tuan Darsa, tentu nggak akan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3164

    Zaki langsung tertegun sejenak saat mendengar Darsa juga datang karena dia sangat mengenal sosok ini yang sebelumnya.Konon, Darsa pernah bersembunyi di lembah dan memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Namun, setelah ditemukan Bimala, dia langsung direkrut sebagai penasihat militer.Zaki benar-benar tidak menyangka kali ini Bimala bisa mengirim Darsa yang sangat berharga ke sini, sehingga dia pun langsung bangkit dan keluar dari tenda. Namun, begitu keluar, dia melihat sekelompok orang berjalan mendekat.Di antara kerumunan itu, ada seorang pemuda yang membawa pedang panjang di pinggangnya. Namun, tubuh mungilnya terlihat tidak serasi dengan zirahnya yang besar. Begitu melihatnya, ekspresi Zaki menjadi tidak ramah karena dia adalah Joko.Selain itu, ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping Joko. Pria ini mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar tanpa membawa pedang, sepatunya bahkan hanya berupa sandal jerami. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dia adalah rakya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status