Share

Bab 1160

Author: Arif
"Tok tok tok." Terdengar suara ketukan pintu.

Dian langsung meletakkan barang di tangannya dan pergi membuka pintu. Setelah membuka pintunya dan melihat Ciputra dan Farrel berdiri di depan pintu, dia langsung memberi hormat dan berkata dengan sopan, "Keduanya, silakan masuk!"

"Maaf sudah mengganggu." Setelah disambut Dian, Ciputra dan Farrel masuk ke dalam rumah.

Melihat kedatangan keduanya, Wira langsung tersenyum dan berdiri, lalu berkata dengan sopan, "Aku rasa kalian berdua sudah tahu masalah konvoi pedagang dirampok, 'kan?"

Farrel dan Ciputra saling memandang dan segera melangkah ke depan, lalu berkata kepada Wira dengan sopan, "Tuan Wira, apa yang kamu katakan benar. Kamu memang sudah tahu hal itu, jadi kamu sengaja datang mencarimu dan mendengar apa pendapatmu."

Wira langsung mempersilakan Farrel dan Ciputra untuk duduk, lalu menuangkan teh dan menyajikannya kepada mereka.

"Terima kasih banyak, Tuan Wira."

Saat menerima secangkir teh itu dan menyeruputnya, Wira menatap Ciputra d
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1161

    Salah satu menteri utama tiba-tiba melangkah maju. Ekspresinya sangat serius saat berkata, "Yang Mulia, masih tetap terjadi perampokan di berbagai tempat belakangan ini. Dilihat dari situasi saat ini, masih nggak ada perkembangan penyelesaian masalahnya, tapi aku mendapat sebuah informasi!""Oh?" Mendengar perkataan itu, ekspresi Sigra langsung berubah menjadi serius dan bertanya dengan nada muram, "Kenapa kamu berkata seperti itu?"Ekspresi menteri utama menjadi sangat serius dan mengernyitkan alisnya, lalu berkata, "Aku mendapat informasi, konvoi yang dirampok belakangan ini juga bertemu dengan konvoi Wira. Tapi para perampok itu malah nggak merampok konvoi Wira, hanya merampok konvoi orang lain! Jadi, aku pikir mungkin hal ini adalah ulah Wira.""Benar!"Mendengar perkataan itu, ekspresi para menteri utama di sekitar juga langsung berubah menjadi sangat serius. Tatapan mereka terlihat serius dan berkata dengan ekspresi tidak puas, "Aku pikir hal ini memang ada hubungannya dengan Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1162

    Keluarga Juwanto mengetahui semua masalah yang terjadi di Kerajaan Beluana. Bukan hanya mengetahuinya saja, semuanya bahkan berada di bawah kendalinya."Tuan, Kerajaan Beluana sudah meragukan Wira, mereka mulai curiga semua ini tindakannya!" kata Bruno yang berada di samping Prabu dengan senyuman sinis terlintas di matanya."Baguslah kalau mereka meragukannya. Tunggu saja, hubungan mereka akan perlahan-lahan hancur. Tapi, kita tetap harus meneruskan semua ini!"Setelah Prabu selesai mengatakan itu, Bruno menganggukkan kepalanya."Aku mengerti. Selanjutnya, akan lebih baik kalau ada yang mati!"Setelah Bruno selesai mengatakan itu, Prabu menganggukkan kepalanya. "Bagus. Sekarang semuanya hanya keributan kecil saja. Kalau ada beberapa orang yang mati, keraguan mereka akan makin meningkat! Tapi, seperti biasanya, kalian harus hati-hati. Mengerti?"Prabu tersenyum. Dia tidak menyadari semua kejadian itu sebenarnya adalah rencana dari Wira dan Ciputra. Semua kecurigaan itu semuanya hanya se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1163

    Farrel langsung memberi tahu maksud kedatangannya.Wira menganggukkan kepalanya. "Tentu saja karena hal Keluarga Juwanto. Situasinya sekarang memang terkendalikan, tapi Keluarga Juwanto akan punya langkah baru. Hanya saja, kalian nggak bisa menebak apa langkah mereka selanjutnya, 'kan?"Setelah mendengar perkataan itu, Farrel tersenyum. "Kak Wira, sepertinya benar-benar nggak ada yang bisa disembunyikan darimu."Kali ini, Farrel tetap datang dengan menyamar sebagai seorang pria. Dengan statusnya ini, akan lebih mudah berhubungan dengan Wira dan dia merasa lebih nyaman juga. Bagaimanapun juga, jika berpakaian sebagai seorang wanita, Farrel merasa Wira akan memperlakukan dirinya seperti wanita dan pikirannya juga akan menjadi lebih rumit. Statusnya sekarang ini membuatnya merasa lebih nyaman."Tujuan Keluarga Juwanto adalah untuk memecah belah hubungan kita, tapi konflik kali ini masih nggak cukup untuk membuat kita bermusuhan. Jadi, mereka akan melakukan tindakan yang lebih besar, bahka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1164

    Setelah Wira selesai berbicara, Farrel langsung menggeleng sambil membalas, "Tentu saja nggak, aku menggunakan nyawaku sebagai jaminan. Aku nggak akan membiarkanmu berada dalam bahaya."Yang dikatakan Farrel memang benar. Dia juga percaya ayah dan kakaknya tidak akan melakukan hal seperti itu!Tujuan Wira melakukan ini adalah untuk membuktikan apakah Keluarga Barus akan melawannya atau tidak. Kalau sampai hal seperti itu terjadi, Wira akan membuat pembalasan.Faktanya, Wira terus memikirkan hal ini. Bagaimanapun, bahaya akan selalu mengintai saat berada di sisi seorang penguasa. Apalagi Wira masih harus menghidupi begitu banyak orang, dari para sahabat sampai istrinya."Oke." Wira tersenyum sembari mengiakan. Sesudah Farrel pergi, kedua wanita itu menatapnya dan mulai merasa cemas."Suamiku, kamu yakin dengan keputusanmu ini? Keluarga Barus jelas-jelas mencurigai kita. Ini sudah pasti! Bagaimana kalau mereka benar-benar melawanmu?" tanya Wulan.Wira tentu memahami kekhawatiran mereka.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1165

    Farrel menganggukkan kepalanya dan menimpali, "Ya, ini ide dari Wira. Dia ingin mencari tahu apa yang sebenarnya ingin dilakukan Keluarga Juwanto, sekaligus menjatuhkan mereka!"Ciputra mengangguk mendengarnya. Dia berkata, "Sebaiknya kita diskusikan dengan Ayah dulu." Dia tidak berani membuat keputusan sendiri karena hal ini sangat serius."Benar, kita harus mendalami peran dengan baik," ujar Farrel. Kemudian, dia dan Ciputra sama-sama pergi mencari Sigra untuk memberitahukan semuanya.Begitu mendengarnya, reaksi Sigra dan Ciputra pun sama. Keduanya tidak bisa memercayai realita ini. Hanya saja, tebersit suatu hal dalam benak Sigra."Kalau rencana ini berhasil, kita memang bisa mengetahui rencana Keluarga Juwanto ...," ucap Sigra.Farrel dan Ciputra tersenyum. Ciputra berkata, "Benar, Ayah. Begitu mengetahuinya, mudah saja bagi kita untuk melawan Keluarga Juwanto."Ciputra pun terkekeh-kekeh. Siapa juga yang akan tahu mereka hanya berakting?Langkah berikut menjadi lebih sederhana. Se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1166

    "Oke, kabari Kerajaan Agrel," ujar Kumar sambil mengangguk. Dia juga merasa sekarang saat yang tepat. Bagaimanapun, Keluarga Barus dan Wira sudah berselisih. Ini adalah kesempatan terbaik untuk mereka. Mungkin, kesempatan seperti ini tidak akan datang untuk kedua kalinya.Saat ini, Wira akhirnya tiba di istana Kerajaan Beluana. Dia masuk tanpa rasa ragu sedikit pun. Begitu masuk, dia langsung dikawal oleh pengawal istana dan memasuki bagian terdalam. Tidak ada seorang pun yang boleh menemuinya.Wira tidak heran dengan perlakuan seperti ini, dia juga tidak merasa keberatan. Sementara itu, Farrel dan Ciputra bergegas datang menemuinya."Kak Wira, maaf sekali," ucap Ciputra seraya tersenyum.Wira hanya terkekeh-kekeh dan berkata, "Lingkungan di sini cukup baik, nggak apa-apa."Farrel segera menyahut, "Kak Wira, kami sudah mengutus semua pasukan untuk memantau Keluarga Juwanto. Memang belum ada hasil, tapi kami menemukan sesuatu. Keluarga Juwanto sudah mulai menyiapkan persediaan makanan!"

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1167

    "Kak Wira, apa kamu punya cara untuk menahan salah satu pihak?" tanya Ciputra. Pertanyaannya ini jelas menunjukkan bahwa dia meminta bantuan Wira.Wira pun tersenyum sambil bertanya balik, "Kamu yakin hanya ingin menahan mereka?"Keduanya pun terkesiap mendengarnya. Farrel dan Ciputra sama-sama memahami maksud perkataan Wira.Wira bukan hanya ingin menahan mereka, tetapi ... ingin menghabisi mereka! Hal seperti ini sungguh di luar dugaan Farrel dan Ciputra! Itu sebabnya, mereka tidak bisa bereaksi untuk sesaat!"Kak Wira, maksudmu ...," tanya Ciputra.Wira sontak tergelak dan menjawab, "Seperti yang kamu pikirkan."Wira tidak ingin berbelaskasihan terhadap Keluarga Juwanto. Bagaimanapun, Keluarga Juwanto terus memikirkan cara untuk membuat masalah. Setelah melenyapkan mereka, mungkin dunia ini baru bisa damai.Jadi, Wira ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabisi Keluarga Juwanto. Jika tidak, mana mungkin Wira repot-repot datang kemari."Meskipun ini terdengar sangat menggiurka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1168

    Jika bekerja sama dengan Kerajaan Agrel, mereka memang bisa mencapai tujuan dengan mudah. Akan tetapi, risikonya sangatlah besar!Jika Kerajaan Agrel membelot pada saat-saat terakhir, Keluarga Barus yang akan menderita kerugian besar! Mereka memang memercayai Wira, tetapi sulit untuk memercayai Kerajaan Agrel!Apalagi ini bukan masalah sepele, melainkan menyangkut keberlangsungan Kerajaan Beluana. Tentu harus dipertimbangkan sebaik mungkin!"Kak Wira, kami memang percaya padamu, tapi ... apa benar-benar bisa berjalan selancar itu? Kalau sampai ... Kerajaan Agrel membelot, kita akan ...," ujar Ciputra.Begitu mendengarnya, Wira pun terkekeh-kekeh. Dia tahu Ciputra tidak yakin pada kemungkinan ini. Bagaimanapun, ini adalah keputusan besar yang berdampak pada keselamatan kerajaan mereka.Akan tetapi, hanya ini jalan yang bisa ditempuh kalau ingin Kerajaan Beluana bertahan untuk jangka panjang."Kalian diskusikan dulu masalah ini. Perang sudah dekat, waktu untuk berpikir nggak banyak lagi,

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3172

    Prajurit itu memberi hormat dan berkata dengan pelan, "Saat kami tiba di tempat itu, semua kudanya sudah hilang. Kami juga sudah mencari di segala arah, kami curiga semua kuda itu sudah dibawa pergi orang-orang Wira."Mendengar laporan itu, Zaki marah sampai hampir memuntahkan darah. Dia akhirnya yakin serangan mendadak sebelumnya pasti ulah dari Wira, sekarang orang-orang Wira bahkan mencuri kuda mereka. Ini benar-benar keterlaluan. Kekuatan utama dari pasukan utara adalah kavaleri. Jika tidak ada kuda, mereka tidak bisa dibilang sebagai kavaleri lagi.Sementara itu, Darsa dan Joko yang berada di dalam tenda juga mendengar Zaki yang sedang memaki prajurit di luar.Darsa pun tersenyum dan berkata, "Zaki ini memang begini, kamu juga tahu temperamennya itu buruk. Ayo kita keluar dan lihat apa yang sudah terjadi."Joko hanya tersenyum, lalu berjalan keluar bersama Darsa. Namun, begitu mereka melihat wajah Zaki yang memerah karena marah, mereka sangat terkejut.Darsa segera maju dan bertan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3171

    Semua orang sangat mengagumi Adjie.Namun, di mata Adjie, semua orang memiliki niat mereka masing-masing. Dia sendiri menyusun rencana ini juga untuk mengalihkan perhatian mereka saja. Dia tahu mereka ini adalah mata-mata yang dikirim Guntur, sehingga cara terbaik untuk menangani masalah ini adalah menjauhkan mereka.Melihat semua orang tidak keberatan dengan rencananya, Adjie berkata dengan pelan, "Kalau nggak ada yang keberatan, kita langsung jalankan rencana ini sekarang juga. Makin cepat, makin baik. Lagi pula, saluran air itu juga membutuhkan banyak tenaga kerja. Makin banyak yang bekerja, makin cepat selesai. Kita harus cepat."Orang-orang itu tidak menyangka situasinya akan berubah menjadi seperti ini, tetapi mereka tetap menganggukkan kepala.Namun, orang-orang ini tidak menyadari Adjie sebenarnya memiliki maksud tersembunyi. Setelah mereka pergi, dia tersenyum dan berkata, "Mereka pikir mereka ini cerdas, sekarang kelihatannya mereka ternyata hanya begitu."Adjie berbicara den

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3170

    Adjie tersenyum, lalu perlahan-lahan berkata, "Hehe. Hal ini sebenarnya mudah saja, selama kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Pulau Hulu ini memang punya banyak jalan keluar, tapi kalian nggak menyadari ada sebuah sungai di sebelah timur, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang langsung tertegun sejenak. Mereka sebenarnya sudah menyadari keberadaan sungai ini sejak tadi, tetapi mereka mengira sungai ini tidak berguna sebelum mendengar perkataan Adjie.Beberapa saat kemudian, ekspresi anak buah itu tiba-tiba terlihat gembira. Seolah-olah teringat sesuatu, dia menatap Adjie dan berkata, "Jangan-jangan maksud Bos adalah mengalirkan semua air sungai ini ke Pulau Hulu?"Adjie tersenyum dan berpikir orang-orang ini memang sangat cerdas. Pulau Hulu ini memiliki banyak jalur keluar, tetapi letak pulau ini sangat rendah. Jika mereka berhasil, air sungai ini pasti akan membanjiri seluruh pulau ini. Pada saat itu, mereka bisa menenggelamkan seluruh pasukan musuh di dalam pulau itu, tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3169

    Sebelumnya, Adjie bisa meminta anak buah itu untuk mengumpulkan beberapa orang karena dia merasa pasti ada mata-mata yang ditempatkan Guntur di kelompoknya. Sekarang, sepertinya dugaannya memang benar.Setelah terdiam sejenak, anak buah yang tadinya pergi mengumpulkan orang-orang langsung tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia baru perlahan-lahan berkata, "Menurutku, sebaiknya kita menyusun ulang rencana kita. Kita setidaknya harus memastikan semuanya beres terlebih dahulu."Adjie menganggukkan kepala, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, coba katakan kita harus bagaimana menyelesaikan masalah ini?"Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, anak buah itu mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau begitu, kami menyarankan untuk langsung membakar kemah musuh malam ini. Dengan begitu, kita bisa langsung menghancurkan mereka dengan satu serangan."Yang lainnya juga menganggukkan kepala, jelas mereka sangat setuju dengan usulan anak buah itu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3168

    Melihat Adjie yang masih bisa tersenyum, Hayam tertegun dan bertanya dengan sangat penasaran, "Kenapa kamu tertawa? Apa informasi ini keliru?"Adjie berkata, "Hehe. Aku juga nggak yakin apa informasi ini keliru, tapi yang pastinya semua akan baik-baik saja kalau kita bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi, kita harus memastikan hal ini terlebih dahulu baru bisa menyusun rencana selanjutnya. Sekarang yang paling mendesak adalah mencari solusi untuk masalah utama kita."Hayam tertegun sejenak, lalu mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya memang sulit untuk memahami situasi ini, tapi sekarang yang paling penting adalah mencari solusi untuk menyelesaikannya."Adjie menganggukkan kepala, setuju dengan pendapat Hayam. Melihat waktunya sudah tidak banyak lagi, dia berkata, "Baiklah, hari ini waktunya sudah hampir habis. Kalau Tuan sudah tiba, pastikan untuk segera laporkan pada Tuan bahwa malam ini mereka akan langsung menyerang dari selatan dan utara. Ingat, kita harus bersiap-siap."Hayam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3167

    Ternyata orang yang datang bertemu dengan Adjie adalah Hayam yang datang ke sini bersama Wira.Setelah turun dari kuda dan membalas salam, Hayam tersenyum dan berkata, "Setelah Tuan menyuruhku bertemu denganmu di sini, aku baru tahu ternyata kamu sudah masuk ke Desa Riwut. Kamu bahkan menjadi wakil pertama di sana."Adjie tertawa dan perlahan-lahan berkata, "Hehe. Aku hanya beruntung saja. Tuan sudah tiba di sini?"Hayam menggelengkan kepala dan berkata, "Belum, tapi Tuan mengutusku datang ke sini lebih dulu. Sekarang kami hanya membawa 500 pasukan saja, sedangkan Tuan memimpin 10 ribu pasukan sedang dalam perjalanan ke sini."Mendengar perkataan itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia tersenyum dan berkata, "Baiklah, semuanya tetap seperti rencana sebelumnya. Malam ini kita akan menyerang dari utara dan selatan secara bersamaan, tapi Desa Riwut hanya mengirim seribu orang. Jadi, sisanya tergantung pada kalian."Hayam langsung terkejut saa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3166

    Darsa langsung tertegun sejenak, lalu perlahan-lahan bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Ceritakan dengan jelas. Apa pasukan dari Kerajaan Nuala ini benar-benar begitu hebat?"Setelah menghela napas, Zaki akhirnya mulai menceritakan seluruh kejadiannya dengan detail.....Di sisi lain, Adjie sudah membawa banyak orang keluar dari Desa Riwut. Setelah tiba di sekitar Pulau Hulu, mereka segera berpencar menjadi beberapa tim."Bos, Guntur, kita tetap jalankan rencana kita sebelumnya, tapi kita baru mulai menyerang di malam hari. Kalau kita menyerang sekarang, jumlah kita yang sedikit ini bukan tandingan mereka," kata Adjie.Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, jika kali ini mereka berhasil merebut Pulau Hulu, tempat ini akan menjadi milik Desa Riwut. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjalankan rencana Adjie, tidak berani bertindak sembarangan.Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tenang saja, kali ini kita pasti akan berti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3165

    Melihat ekspresi Zaki masih terlihat bingung, Darsa tersenyum. Dia tentu saja tahu Zaki masih belum mengerti maksudnya. Dia tersenyum dan perlahan-lahan berkata, "Lihat bagian ini dulu. Kalau Wira ingin menyerang kita dari selatan, dia pasti harus melewati Desa Riwut karena hanya ada satu jalur yang bisa dilewati."Setelah tertegun sejenak, Zaki baru mengamati peta di depannya. Saat melihat jalur yang ditunjukkan Darsa, dia menganggukkan kepala dan perlahan-lahan berkata, "Sepertinya memang begitu."Pada peta itu, terlihat sebuah jalur yang langsung melewati Desa Riwut dan mengarah ke kota di selatan. Zaki menyadari pasukan dari Kerajaan Nuala juga hanya bisa melewati jalur itu, yang berarti mereka tetap harus melewati Desa Riwut untuk sampai ke sini. Jika begitu, dia bisa langsung memasang jebakan.Namun, mengingat perkataan Darsa sebelumnya, Zaki merasa sangat ragu. Setelah terdiam sejenak, dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kalau mengikuti rencana Tuan Darsa, tentu nggak akan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3164

    Zaki langsung tertegun sejenak saat mendengar Darsa juga datang karena dia sangat mengenal sosok ini yang sebelumnya.Konon, Darsa pernah bersembunyi di lembah dan memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Namun, setelah ditemukan Bimala, dia langsung direkrut sebagai penasihat militer.Zaki benar-benar tidak menyangka kali ini Bimala bisa mengirim Darsa yang sangat berharga ke sini, sehingga dia pun langsung bangkit dan keluar dari tenda. Namun, begitu keluar, dia melihat sekelompok orang berjalan mendekat.Di antara kerumunan itu, ada seorang pemuda yang membawa pedang panjang di pinggangnya. Namun, tubuh mungilnya terlihat tidak serasi dengan zirahnya yang besar. Begitu melihatnya, ekspresi Zaki menjadi tidak ramah karena dia adalah Joko.Selain itu, ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping Joko. Pria ini mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar tanpa membawa pedang, sepatunya bahkan hanya berupa sandal jerami. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dia adalah rakya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status