Share

Part 6

Author: AR_Merry
last update Last Updated: 2021-09-27 22:39:58

Nana merasakan gugup luar biasa ketika wanita paruh baya yang tak lain adalah Rima Dirgantara, Mama dari Marvel, menatap menyelidik ke arahnya.

“Mau cari siapa, Tante?”

Rima mengerutkan dahinya. “Marvel ada?” celetuknya kemudian.

“T- Tuan Marvel sudah berangkat ke kantor,” jawab Nana terbata.

“Kamu siapanya Marvel?” tanya Rima penasaran.

“S-saya ... s- saya ...”

“Mama?”

Rima menoleh ke arah sumber suara diikuti Nana, di mana Marvel kembali ke unitnya.

“Mama ngapain ke sini?”

“Jelasin semuanya sama Mama, Marvel!” ucap Rima tegas.

Nana membulatkan matanya saat mengetahui siapa wanita yang ada di hadapannya. Kedua kakinya gemetar dan melemas. Tapi sekuat tenaga ia bertahan agar tak jatuh ke lantai dalam waktu dekat.

“Nanti Marvel jelasin ke Mama. Pagi ini Marvel ada meeting penting. Lebih baik Mama pulang dulu, ya?” bujuk Marvel.

Rima ragu untuk mengiyakan bujukan Marvel, karena sejak semalam ia merasakan ada hal aneh dengan putranya. Rima tahu betul bagaimana kebiasaan Marvel dan waktu kerja atau pun sekedar keluar dengan teman-temannya. Hingga pagi ini, wanita paruh baya yang curiga dengan gerak-gerik Sang putra memilih  mengikuti Marvel yang terkesan terburu-buru ke kantor.

“Baiklah. Tapi kamu janji akan jelasin semuanya ke Mama,”

“Tentu, Ma. Marvel janji,” ucap Marvel bersungguh-sungguh.

Dengan isyarat mata, Marvel meminta Nana masuk dan menutup pintu yang langsung dipatuhi oleh Nana.

“Ayo Marvel anter ke mobil Mama,”

“Tapi Vel?”

“Tunggu Marvel pulang dari kantor ya?”

Rima mengangguk dan mengikuti tarikan lembut Sang putra yang membawanya kembali ke mobilnya. Rima pun segera mengemudikan mobilnya untuk pulang ke rumah.

Marvel menghela nafas dalam-dalam setelah berhasil membujuk Sang Mama.

‘Untung saja Mama mau menunggu sampai nanti sore,’

Sesampai di kantor, Marvel langsung menuju ke ruang meeting di lantai 5 tanpa ke ruangannya terlebih dahulu. Saat Marvel di jalan, laki-laki itu sudah berpesan pada Reni untuk membawa berkasnya turun ke tempat meeting.

“Selamat pagi Pak Marvel,” sapa Reni dengan senyum termanisnya yang selalu diabaikan oleh Marvel.

“Hm,”

Marvel memilih duduk di kursi sambil mengecek berkas meeting pagi ini sambil menunggu CEO dari Pratama Corporation.

Tak lama kemudian seorang laki-laki berpakaian formal dengan jas hitam, diikuti oleh seorang pria sebagai sekretaris masuk ke dalam setelah disambut oleh Reni di depan pintu.

“Selamat pagi Tuan Marvel,” sapa Rendy, CEO Pratama Corporation.

“Selamat pagi Tuan Rendy, silah kan duduk,”

Rendy mengambil tempat duduk yang telah disediakan begitu juga dengan Marvel. Kedua CEO tampan dan berkhidmat itu mulai membahas tentang kerja sama yang akan melibatkan dua perusahaan terbesar di Jakarta. Sedangkan Reni dan sekretaris Rendy yang bernama Didi, fokus dengan catatannya, menulis poin-poin penting yang mereka bicarakan.

Dua jam lamanya meeting berjalan lancar. Kedua CEO tampan itu saling berjabat tangan dan tertawa bersama.

“Bagaimana kalau lusa Tuan Marvel ke rumah saya untuk makan malam?” tawar Rendy kepada Marvel.

“Saya belum bisa berjanji Tuan Rendy, karena akhir-akhir ini banyak proyek yang harus dikerjakan.

“Ha ha ha ... jangan terlalu fokus dengan pekerjaan, Tuan Marvel. Kerjaan itu nggak akan ada habisnya. Mendingan sekalian cari pendamping, biar ada yang di kangenin di rumah,” goda Rendy.

“Ah, Tuan Rendy bisa saja,”

Selalu seperti ini jika Marvel disinggung dengan pasangan. Laki-laki 28 tahun ini masih trauma dengan wanita, hingga memilih melajang sampai saat ini.

Sedangkan Rendy Arya Pratama sudah mempunyai 2 anak laki-laki dan satu bayi perempuan yang masih berusia 3 bulan. Itu karena Rendy bucin sekali dengan sang istri. (Baca novel My Destiny)

“Kalau begitu saya pamit, Tuan Marvel. Kalau Tuan ada waktu dan bisa mampir ke rumah, segera hubungi saya, ya?” Rendy masih belum menyerah dengan tawarannya.

“Tentu Tuan Rendy. Nanti saya hubungi, terima kasih undangannya.”

Setelah saling berjabat tangan, Rendy bersama Didi keluar dari ruang meeting yang di antar Reni, meninggalkan Marvel seorang diri di sana.

Ngomong-ngomong soal pasangan, entah mengapa Marvel teringat dengan Nana. Ingatan sarapan bersama Nana tadi pagi membuat Marvel menarik kedua sudut bibirnya, membentuk satu senyum yang memikat.

Reni yang masuk setelah mengantarkan CEO Pratama Corporation keluar, tertegun melihat senyum bos idamannya. Pasalnya selama setahun bekerja di sini, Reni belum pernah melihat Marvel tersenyum.

“Pak,” sapa  Reni setelah mendekat di sebelah Marvel.

“Ya?” jawab Marvel tanpa menoleh. Laki-laki itu sedang asyik dengan khayalannya.

“Bapak mau kembali ke ruangan sekarang atau nanti?”

“Kembalilah dulu. Aku nanti menyusul,” jawab Marvel masih mempertahankan khayalan konyolnya.

“Baik, Pak. Saya permisi,” Reni membungkukkan badan dan beranjak membawa beberapa dokumen dan I- pad miliknya.

Sebelum benar-benar keluar, Reni menoleh ke arah Marvel yang masih asyik duduk sambil tersenyum berkali-kali.

‘Kenapa Pak Marvel aneh banget ya? Batin Reni’

Sebenarnya Reni gatal untuk bertanya, tapi ia juga tak mau mendapat surat peringatan seperti beberapa hari yang lalu.

*

Hari ini Marvel memilih pulang lebih awal karena sudah berjanji kepada Sang Mama untuk menjelaskan peristiwa tadi pagi di unit apartemennya. Secepatnya Marvel akan bercerita sekaligus meminta pertimbangan Sang Mama untuk menindaklanjuti Nana yang kini bersembunyi di unitnya.

Mobil yang dikendarai Marvel masuk ke halaman rumah bertingkat, yang menjadi saksi tumbuh besar dirinya dan adik perempuannya, Rara Ayu Dirgantara.

Kedatangan Marvel sudah ditunggu oleh Rima Dirgantara. Terbukti wanita paruh baya itu duduk di teras depan. Tak seperti biasanya.

“Mama,” panggil Marvel yang menghampiri Sang Mama dengan seulas senyumnya.

“Ayo masuk. Mumpung Papa kamu belum pulang,” ajak Rima yang kini menarik lengan Marvel dengan semangat.

“Hati-hati, Ma,” peringat Marvel melihat Rima berjalan tergesa-gesa.

Marvel tahu kalau Sang Mama sudah tak sabar ingin mendengarkan penjelasannya.

Setelah mendengar seluruh cerita Marvel, Rima terlihat berpikir sejenak. Memikirkan gagasan Marvel yang akan memberikan pekerjaan kepada Nana.

“Jadi asisten pribadi kamu aja, Vel,” celetuk Rima setelah beberapa menit lamanya berpikir keras.

“Asisten pribadi?” beo Marvel.

“Iya. Itu lebih aman buat dia. Kan nanti dia bakalan di samping kamu setiap saat. Bener nggak?”

“Tapi kalau Marvel ke luar kota gimana?”

“Ish, kamu memang perlu belajar sama Papa,” jawab Rima gemas. “Ya diajak dong, Vel,” tambahnya.

Marvel berpikir sejenak. Memang benar yang dikatakan Sang Mama. Jika menjadi asisten pribadi, otomatis Nana akan berada di sekitar Marvel. Setidaknya di unit apartemennya juga menjadi tempat teraman saat mereka tak bersama.

“Kayaknya ide Mama lumayan juga deh. Besok aku coba bicara sama Nana,”

“Namanya Nana?” tanya Rima meyakinkan.

“Iya Ma,”

“Lalu, si tua bangka itu udah nemuin kamu di kantor?”

Marvel sontak tertawa mendengar pertanyaan Sang Mama yang menyebut Ferdi Adinata sebagai tua bangka.

“Belum, Ma. Tadi Reni bilang sekretarisnya telepon kalau besok pagi datengnya.”

“Kamu harus hati-hati, Vel. Kalau dia ngelunjak laporin saja ke polisi,” ucap Rima menggebu-gebu.

Wanita paruh baya itu geram setelah mendengar cerita Marvel dari awal hingga akhir. Rima tak menyangka bahwa orang terkenal seperti itu mau memperkosa gadis yang masih belia. Walaupun awalnya dia membeli itu sama saja dengan memperdaya.

Marvel mulai membayangkan jika gadis asing yang polos itu berada di sekitarnya setiap saat.

Deg

Deg

Deg

Dada Marvel tiba-tiba berdetak kencang mengingat Nana. Mulai dari wajahnya, bibirnya dan postur tubuh mungilnya yang semalam terlihat dekat karena Marvel sempat menggendongnya.

‘Kenapa jantungku berdetak kencang gini? Ini nggak mungkin perasaan itu kan?’

Marvel mencoba mengusir kemungkinan-kemungkinan konyol yang terlintas di otaknya. Tanpa sadar kepala Marvel pun menggeleng ke kanan kiri dan membuat Rima mengerutkan dahi.

“Kamu kenapa, Vel?” Rima semakin heran karena Marvel tak menjawab pertanyaannya. “Marvel,” seru Rima lebih kencang.

“Ya. Kenapa Ma?” jawab Marvel bingung.

“Kamu melamun?”

“Aku?” Marvel menunjuk dirinya sendiri sambil mengerut bingung.

“Ish, kamu kebanyakan kerjaan, Vel. Kamu harusnya cepetan cari istri. Bukan ngurusin kerjaan melulu,” Rima geleng-geleng melihat tingkah absurd Sang putra.

“Mama ini, pasti selalu ngomongin istri,” gerutu Marvel.

Rima terkikik geli, “Kamu itu udah siap berumah tangga. Papa kamu aja di usia 23 tahun sudah menjadi seorang Ayah,” tambah Rima memanas-manasi keadaan.

Marvel memutar bola mata malas. Pembahasan pernikahan dan anak akan menjadi hal membosankan baginya. Apalagi nanti Sang Mama pasti akan menceritakan masa muda dengan Aryo Dirgantara yang menikah di usia muda.

“Marvel masih ingin menikmati masa muda, Ma. Nanti kalau udah ketemu jodohnya, pasti Mama adalah orang pertama yang Marvel beritahu,” ucap Marvel lelah.

Marvel harus mengakhiri pembicaraan ini atau nanti ia sendiri yang akan susah. Rima tidak akan melepaskan dirinya begitu saja.

“Kamu ini, selalu saja menghindar,”

Marvel tersenyum dan memeluk Rima. Meskipun Rima selalu menuntutnya untuk menikah, tapi wanita itu tetap menghormati pembelaan Marvel. Tidak seperti Aryo Dirgantara yang sudah berkali-kali menjodohkan Marvel dengan anak dari relasi bisnisnya, yang ditolak semua oleh Marvel sendiri.

“Mama tenang saja, suatu saat Marvel akan membawanya pulang,”

Bersambung ....

Comments (1)
goodnovel comment avatar
hernipurwanti044
Rendy udh 3 anaknya thor di EP nya baru lahir anak yg ke 2
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 7

    “A- apa? B-bagaimana bisa?”>> “Dia kabur,”“L-lalu apa Tuan Dirgantara akan menuntut kita ke polisi?”>> “Aku belum tahu,”Adila hanya bisa menatap layar ponsel miliknya yang berubah menjadi gelap setelah sang penelepon memutuskan secara sepihak.Wanita 56 tahun itu memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut, memikirkan kemungkinan terburuk tentang apa yang ia lakukan pada Nana.Ceklek ...Seorang pria paruh baya 58 tahun yang masih berpakaian formal khas kantoran, mengernyitkan dahi mendapati Sang istri yang gelisah.“Ada apa, La? Kenapa wajahmu terlihat kusut? Ada masalah?” tanya pria yang bernama Bisma Wijaya.“Lebih dari masalah, Bis,” ucap Adila lesu. Kepalanya mulai berdenyut.“Masalah apa lagi?” Bisma mendekat ke arah Adila dan duduk di samping wanita yang telah menjadi istrinya selama 20 tahun.

    Last Updated : 2021-10-02
  • Perjalanan Cinta Nana   Part 8

    “A-Asisten pribadi?” beo Nana.Marvel mengangguk. “Iya.”“A-Apa Nana harus ikut ke mana pun Tuan pergi?” tanya Nana lirih.“Tentu saja. Ke mana pun aku pergi dan melakukan perjalanan bisnis, kamu harus mendampingiku,” jelas Marvel.“Kenapa terdengar seperti seorang istri?” celetuk Nana tanpa sadar.Marvel tertegun mendengar ucapan Nana barusan. Ada desiran aneh dalam hatinya diiringi detakan jantung yang semakin menggila.‘Istri? Pikir Marvel.’Selama ini Marvel hanya jatuh cinta sekali pada gadis saat dirinya masih sekolah SMA. Gadis yang diagung-agungkan akan menjadi pendamping hidup malah mencampakkan Marvel saat mereka baru masuk ke Universitas.Suasana kembali hening karena Nana dan Marvel berkelana dengan pikiran masing-masing, hingga Nana yang lebih dulu menyadari ucapannya barusan tak seharusnya diucapkan.“M-Maaf Tuan, maksud Nana bukan seperti it

    Last Updated : 2021-10-03
  • Perjalanan Cinta Nana   Part 1

    “Na, kamu jadi mau lanjut kuliah?” tanya Lisa, sahabat Nana satu-satunya di SMA 26 Jakarta.“Belum tahu Sa,” jawab Nana lesu.Kini mereka berada di belakang kelas setelah menyelesaikan ujian akhirnya.Lisa mengernyit, “Kamu belum bilang ke bibi kamu?”Nana menggeleng. Ia mendesah pasrah.“Kenapa? Kamu kan pintar? Sayang loh Na kalau kamu nggak nerusin kuliah,” tanya Lisa beruntun.“Nana maunya gitu. Tapi, mau bagaimana lagi kalau keadaannya seperti ini.” Nana menghela nafas pelan. “Bisa sekolah di sini saja Nana sudah bahagia,”Tanpa terasa kedua mata Nana berkaca-kaca. Bulir-bulir air mata siap tumpah dalam waktu dekat jika saja Lisa tak mengalihkan pembicaraan mereka.“Ehm, bagaimana kalau kamu cari kerja dulu gitu. Nanti kumpulin uangnya buat kuliah tahun depan. Aku temenin deh. Gimana?” ucap Lisa antusias.Nana tersenyum penuh harapan

    Last Updated : 2021-09-20
  • Perjalanan Cinta Nana   Part 2

    Beberapa menit lamanya, Nana mematut wajahnya di depan cermin kecil yang Atik belikan untuknya.Setelah membersihkan diri, Nana segera memakai dress polos pemberian Atik beberapa bulan yang lalu. Dress sederhana sebagai hadiah ulang tahun Nana yang ke 19.Nana mengoleskan tipis bedak tabur bayi ke seluruh wajahnya, tak lupa memulas sedikit pelembab bibir dan mengikat rambut panjangnya. Sekilas Nana tampak cantik meskipun hanya memakai pakaian dan dandanan sederhana.Gadis naif itu tak henti-hentinya mengembangkan senyum manisnya ketika otaknya mengulang ajakan Adila sore tadi. Sikapnya yang terlalu polos sama seperti Sang ibu yang sudah meninggalkannya sejak ia berumur 4 tahun.“Nana cantik,” celetuk Atik memasuki kamar Nana.“Terima kasih Mbak Atik,” ucap Nana malu-malu. Selalu seperti ini jika ada yang memujinya. Bahkan jika Lisa sekalipun yang mengatakannya.“Ingat pesan Mbak Atik ya, Nana nggak b

    Last Updated : 2021-09-20
  • Perjalanan Cinta Nana   Part 3

    Suara keyboard di salah satu ruangan CEO Dirgantara Group menggema seperti melodi lagu yang beruntun dengan berbagai irama.Seorang laki-laki, 28 tahun yang memiliki wajah tampan dan tubuh kekar yang menjulang hingga 180 cm itu tampak fokus ke layar laptop di hadapannya. Sesekali kedua bola mata hitamnya bergerak-gerak ke sana kemari menyesuaikan data di layar dan dokumen yang sedang terbuka di atas meja kerjanya.Laki-laki itu adalah Marvel Dirgantara. Seorang pewaris utama Dirgantara Group dan merupakan anak sulung dari Aryo Dirgantara dan Rima Dirgantara. Laki-laki yang sering dipanggil Marvel itu memiliki adik perempuan 6 tahun lebih muda bernama Rara Ayu Dirgantara, yang masih kuliah di salah satu fakultas bisnis ternama di Jakarta.Marvel adalah sosok pekerja keras yang perfeksionis dan selektif seperti Sang Papa. Dia menjabat sebagai CEO sejak berumur 23 tahun atas permintaan Aryo Dirgantara. Sedangkan Aryo sendiri menjabat sebagai Direktur Utama setelah

    Last Updated : 2021-09-20
  • Perjalanan Cinta Nana   Part 4

    “Hahaha .... Kamu jangan sombong anak muda. Dia sudah saya beli dengan harga yang sangat mahal. Jadi kembalikan baik-baik atau saya akan membuatmu tak bisa bicara selamanya,” ucap pria paruh baya yang tak lain adalah Ferdi Adinata dengan lantang.Marvel tersenyum miring sambil mengeratkan salah satu tangannya yang melindungi gadis itu. “Mungkin Anda yang akan menyesal berurusan dengan saya. Saya akan mengganti 10 kali lipat dari uang yang Anda keluarkan. Dan saya akan melaporkan Anda ke pihak berwajib karena menganiaya seorang perempuan. 1 atau 2 pasal mungkin cukup untuk membuat Anda mendekam ke jeruji besi dalam waktu yang lama,” balas Marvel santai.“Terlalu banyak omong!!! Kamu tahu berapa uang yang saya keluarkan?” Ferdi menunjukkan seringainya. Pria itu berjalan mendekat ke arah Marvel. “1 Milyar,” tambahnya.Gadis di dalam pelukan Marvel terkesiap mendengarnya. Ia semakin memeluk erat Marvel seakan meminta p

    Last Updated : 2021-09-20
  • Perjalanan Cinta Nana   Part 5

    “Jangan Tuan! Jangan lakukan ini sama Nana!” jerit Nana di saat Marvel meraih sebelah tangannya.“Hey, Aku tidak akan melakukan apa-apa denganmu. Sadarlah! Lihat! Aku bukan pria itu!?” seru Marvel seraya mengguncang tangan Nana agar gadis itu tak semakin histeris.Nana mendongak dengan air mata yang membasahi kedua pipinya. Tatapannya mengabur, namun ia bisa melihat dengan jelas siapa laki-laki yang berada di hadapannya.Nana menjatuhkan diri, berlutut di depan Marvel seraya meletakkan kedua tangannya, menyatu di depan wajahnya, memohon pertolongan agar laki-laki itu mau melindunginya.“Tolong saya, Tuan?”Marvel memijat pelipisnya, ia merasa iba sekaligus pusing. Dengan gerakan cepat ia pun menarik kedua tangan Nana agar gadis itu kembali berdiri.“Kamu tidak usah khawatir, aku akan melindungi kamu,” hibur Marvel agar gadis itu tak lagi histeris. “Ayo duduk dulu,” Marvel menuntun N

    Last Updated : 2021-09-25

Latest chapter

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 8

    “A-Asisten pribadi?” beo Nana.Marvel mengangguk. “Iya.”“A-Apa Nana harus ikut ke mana pun Tuan pergi?” tanya Nana lirih.“Tentu saja. Ke mana pun aku pergi dan melakukan perjalanan bisnis, kamu harus mendampingiku,” jelas Marvel.“Kenapa terdengar seperti seorang istri?” celetuk Nana tanpa sadar.Marvel tertegun mendengar ucapan Nana barusan. Ada desiran aneh dalam hatinya diiringi detakan jantung yang semakin menggila.‘Istri? Pikir Marvel.’Selama ini Marvel hanya jatuh cinta sekali pada gadis saat dirinya masih sekolah SMA. Gadis yang diagung-agungkan akan menjadi pendamping hidup malah mencampakkan Marvel saat mereka baru masuk ke Universitas.Suasana kembali hening karena Nana dan Marvel berkelana dengan pikiran masing-masing, hingga Nana yang lebih dulu menyadari ucapannya barusan tak seharusnya diucapkan.“M-Maaf Tuan, maksud Nana bukan seperti it

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 7

    “A- apa? B-bagaimana bisa?”>> “Dia kabur,”“L-lalu apa Tuan Dirgantara akan menuntut kita ke polisi?”>> “Aku belum tahu,”Adila hanya bisa menatap layar ponsel miliknya yang berubah menjadi gelap setelah sang penelepon memutuskan secara sepihak.Wanita 56 tahun itu memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut, memikirkan kemungkinan terburuk tentang apa yang ia lakukan pada Nana.Ceklek ...Seorang pria paruh baya 58 tahun yang masih berpakaian formal khas kantoran, mengernyitkan dahi mendapati Sang istri yang gelisah.“Ada apa, La? Kenapa wajahmu terlihat kusut? Ada masalah?” tanya pria yang bernama Bisma Wijaya.“Lebih dari masalah, Bis,” ucap Adila lesu. Kepalanya mulai berdenyut.“Masalah apa lagi?” Bisma mendekat ke arah Adila dan duduk di samping wanita yang telah menjadi istrinya selama 20 tahun.

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 6

    Nana merasakan gugup luar biasa ketika wanita paruh baya yang tak lain adalah Rima Dirgantara, Mama dari Marvel, menatap menyelidik ke arahnya.“Mau cari siapa, Tante?”Rima mengerutkan dahinya. “Marvel ada?” celetuknya kemudian.“T- Tuan Marvel sudah berangkat ke kantor,” jawab Nana terbata.“Kamu siapanya Marvel?” tanya Rima penasaran.“S-saya ... s- saya ...”“Mama?”Rima menoleh ke arah sumber suara diikuti Nana, di mana Marvel kembali ke unitnya.“Mama ngapain ke sini?”“Jelasin semuanya sama Mama, Marvel!” ucap Rima tegas.Nana membulatkan matanya saat mengetahui siapa wanita yang ada di hadapannya. Kedua kakinya gemetar dan melemas. Tapi sekuat tenaga ia bertahan agar tak jatuh ke lantai dalam waktu dekat.“Nanti Marvel jelasin ke Mama. Pagi ini Marvel ada meeting penting. Lebih baik Mama pulang dulu

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 5

    “Jangan Tuan! Jangan lakukan ini sama Nana!” jerit Nana di saat Marvel meraih sebelah tangannya.“Hey, Aku tidak akan melakukan apa-apa denganmu. Sadarlah! Lihat! Aku bukan pria itu!?” seru Marvel seraya mengguncang tangan Nana agar gadis itu tak semakin histeris.Nana mendongak dengan air mata yang membasahi kedua pipinya. Tatapannya mengabur, namun ia bisa melihat dengan jelas siapa laki-laki yang berada di hadapannya.Nana menjatuhkan diri, berlutut di depan Marvel seraya meletakkan kedua tangannya, menyatu di depan wajahnya, memohon pertolongan agar laki-laki itu mau melindunginya.“Tolong saya, Tuan?”Marvel memijat pelipisnya, ia merasa iba sekaligus pusing. Dengan gerakan cepat ia pun menarik kedua tangan Nana agar gadis itu kembali berdiri.“Kamu tidak usah khawatir, aku akan melindungi kamu,” hibur Marvel agar gadis itu tak lagi histeris. “Ayo duduk dulu,” Marvel menuntun N

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 4

    “Hahaha .... Kamu jangan sombong anak muda. Dia sudah saya beli dengan harga yang sangat mahal. Jadi kembalikan baik-baik atau saya akan membuatmu tak bisa bicara selamanya,” ucap pria paruh baya yang tak lain adalah Ferdi Adinata dengan lantang.Marvel tersenyum miring sambil mengeratkan salah satu tangannya yang melindungi gadis itu. “Mungkin Anda yang akan menyesal berurusan dengan saya. Saya akan mengganti 10 kali lipat dari uang yang Anda keluarkan. Dan saya akan melaporkan Anda ke pihak berwajib karena menganiaya seorang perempuan. 1 atau 2 pasal mungkin cukup untuk membuat Anda mendekam ke jeruji besi dalam waktu yang lama,” balas Marvel santai.“Terlalu banyak omong!!! Kamu tahu berapa uang yang saya keluarkan?” Ferdi menunjukkan seringainya. Pria itu berjalan mendekat ke arah Marvel. “1 Milyar,” tambahnya.Gadis di dalam pelukan Marvel terkesiap mendengarnya. Ia semakin memeluk erat Marvel seakan meminta p

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 3

    Suara keyboard di salah satu ruangan CEO Dirgantara Group menggema seperti melodi lagu yang beruntun dengan berbagai irama.Seorang laki-laki, 28 tahun yang memiliki wajah tampan dan tubuh kekar yang menjulang hingga 180 cm itu tampak fokus ke layar laptop di hadapannya. Sesekali kedua bola mata hitamnya bergerak-gerak ke sana kemari menyesuaikan data di layar dan dokumen yang sedang terbuka di atas meja kerjanya.Laki-laki itu adalah Marvel Dirgantara. Seorang pewaris utama Dirgantara Group dan merupakan anak sulung dari Aryo Dirgantara dan Rima Dirgantara. Laki-laki yang sering dipanggil Marvel itu memiliki adik perempuan 6 tahun lebih muda bernama Rara Ayu Dirgantara, yang masih kuliah di salah satu fakultas bisnis ternama di Jakarta.Marvel adalah sosok pekerja keras yang perfeksionis dan selektif seperti Sang Papa. Dia menjabat sebagai CEO sejak berumur 23 tahun atas permintaan Aryo Dirgantara. Sedangkan Aryo sendiri menjabat sebagai Direktur Utama setelah

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 2

    Beberapa menit lamanya, Nana mematut wajahnya di depan cermin kecil yang Atik belikan untuknya.Setelah membersihkan diri, Nana segera memakai dress polos pemberian Atik beberapa bulan yang lalu. Dress sederhana sebagai hadiah ulang tahun Nana yang ke 19.Nana mengoleskan tipis bedak tabur bayi ke seluruh wajahnya, tak lupa memulas sedikit pelembab bibir dan mengikat rambut panjangnya. Sekilas Nana tampak cantik meskipun hanya memakai pakaian dan dandanan sederhana.Gadis naif itu tak henti-hentinya mengembangkan senyum manisnya ketika otaknya mengulang ajakan Adila sore tadi. Sikapnya yang terlalu polos sama seperti Sang ibu yang sudah meninggalkannya sejak ia berumur 4 tahun.“Nana cantik,” celetuk Atik memasuki kamar Nana.“Terima kasih Mbak Atik,” ucap Nana malu-malu. Selalu seperti ini jika ada yang memujinya. Bahkan jika Lisa sekalipun yang mengatakannya.“Ingat pesan Mbak Atik ya, Nana nggak b

  • Perjalanan Cinta Nana   Part 1

    “Na, kamu jadi mau lanjut kuliah?” tanya Lisa, sahabat Nana satu-satunya di SMA 26 Jakarta.“Belum tahu Sa,” jawab Nana lesu.Kini mereka berada di belakang kelas setelah menyelesaikan ujian akhirnya.Lisa mengernyit, “Kamu belum bilang ke bibi kamu?”Nana menggeleng. Ia mendesah pasrah.“Kenapa? Kamu kan pintar? Sayang loh Na kalau kamu nggak nerusin kuliah,” tanya Lisa beruntun.“Nana maunya gitu. Tapi, mau bagaimana lagi kalau keadaannya seperti ini.” Nana menghela nafas pelan. “Bisa sekolah di sini saja Nana sudah bahagia,”Tanpa terasa kedua mata Nana berkaca-kaca. Bulir-bulir air mata siap tumpah dalam waktu dekat jika saja Lisa tak mengalihkan pembicaraan mereka.“Ehm, bagaimana kalau kamu cari kerja dulu gitu. Nanti kumpulin uangnya buat kuliah tahun depan. Aku temenin deh. Gimana?” ucap Lisa antusias.Nana tersenyum penuh harapan

DMCA.com Protection Status