Setelah melakukan perjalanan selama beberapa menit, Endrick pun akhirnya menepikan mobilnya di halaman rumah. Ia keluar dari dalam mobil itu dan langsung berjalan memasuki rumah.Pelayan yang berjajar di sana pun langsung membungkuk sopan ke arah Endrick. Tetapi, Endrick hanya terfokus pada Rosmala yang kala itu tidak ada di sana.Kepala pelayan yang ada di sana pun sontak menghampiri. "Tuan muda, Nyonya ada di kamarnya." Menebak bahwa Endrick tengah mencari keberadaan Rosmala yang saat itu tak terlihat di ruang tamu, ia pun langsung memberitahunya begitu saja."Baiklah!" Endrick melanjutkan langkah kakinya kembali, lalu dengan cepat menaiki tangga. Ia terus berjalan, berjalan dan berjalan naik. Sampai tibalah ia di depan kamar Rosmala.Tok Tok Tok "Ma~!" serunya dengan sebuah ketukan pintu. Rosmala yang saat itu tengah duduk di sebuah kursi dengan sebuah laptop di hadapannya pun membuatnya segera menutup laptop itu."Iya, Nak, masuk saja!" serunya dari dalam kamar.Cklek! Kriieett
Malam pun tiba. Endrick yang beberapa jam lalu pergi ke kamarnya pun kini telah berdandan rapi, dengan piyama polos berwarna biru tua yang membalut tubuhnya.Tok Tok Tok Endrick menoleh ke pintu. "Masuk!" ujarnya.Lalu, seorang pelayan datang ke kamarnya dan langsung menghampiri. Tetapi, pada jarak dua meter dengan Endrick, pelayan itu menghentikan langkah kakinya. "Nyonya meminta Anda ke ruang makan, katanya makan malam bersama!" ucapnya menyampaikan."Iya, saya sudah tahu. Katakan saja kalau saya akan segera ke sana.""Baik, Tuan muda!" sahutnya dengan tubuh agak membungkuk.Pelayan rumah itu pun langsung membalikkan badan pergi menuju ruang makan untuk menyampaikan ucapan Endrick sebelumnya.Endrick mengambil ponselnya, lalu setelah itu ia bergegas pergi menuju ruang makan. Sepanjang ia melangkah menuju ruang makan, dirinya membuka ponsel sejenak.Sebab sebelumnya ia mendengar ada notifikasi pesan, ia pun kemudian membukanya. Sebelumnya ia belum sempat membuka pesan karena belum a
"Kenapa kamu lama sekali, sih?" tanya Rosmala yang merasa bosan menunggu Endrick hampir setengah jam.Endrick duduk di kursi. "Maaf, Ma. Tadi aku ada sedikit urusan dulu.""Anak Mama ini banyak sekali urusan, mentang-mentang sudah mau menikah," sindir Rosmala.Endrick tersenyum malu. Tetapi, dibalik semua itu ia merasa senang karena perlahan dan satu persatu permasalahan dalam hidupnya mulai terselesaikan.Rosmala yang duduk di dekat Endrick -- duduk di kursi utama pun langsung memegang tangan Anaknya itu. "Mama ikut senang kalau kamu menikah. Pokoknya, Mama akan selalu mendukung apapun yang kamu mau, jika memang itu yang terbaik," ucap Rosmala sembari tersenyum.Endrick tidak menyahut lagi. Ia membalas sentuhan tangan Rosmala. Lalu, sentuhan tangan itu dilepaskannya. Rosmala membalikkan piring yang masih terbalik. Ia mengambil makanan sedikit-sedikit yang terdapat di meja makan itu.Begitu juga dengan Endrick yang juga membalikkan piring, lalu mengambil makanan yang tersedia di sana
"Pa, aku harus pulang dulu. Papa hati-hati dan jangan lupa jaga kesehatan!" serunya sembari melambaikan tangan dengan bibir tersenyum.Zsalsya berjalan terus keluar dari rumah sakit itu, ia mencari keberadaan mesin ATM untuk mengambil sedikit uang supaya dirinya bisa pulang. Karena, saat itu ia sedang tidak memegang uang sama sekali.Namun, rupanya, saat ia tengah melihat ke sekeliling .... Tampak sekali sebuah mobil yang melaju lambat dan berhenti di hadapannya. Seseorang keluar dari mobil sana dan Zsalsya pun seperti mengenal orang itu. Terlihat dari cara ia melihat ke arah pria tersebut dengan mata terbuka lebar."Silakan, Nona!" katanya sembari berdiri di samping pintu mobil dengan pintu mobil yang telah ia buka.Sontak saja, Zsalsya pun menjadi tidak enak. Semalam ia baru saja mendapat transferan uang yang cukup banyak, kini ia mendapat pelayanan dari sopir Endrick."Apa Mas Endrick yang memintamu datang ke sini?" tanya Zsalsya, bingung."Benar, Nona. Silakan masuk!" jawabnya se
"Pak Endrick, kepala detektif ingin bertemu dengan Anda," ucap sekretaris kantor di perusahaan tempat Endrick bekerja.Endrick yang tengah sibuk dengan komputernya pun segera beranjak. Ia beralih pergi. "Di mana dia sekarang?" tanyanya sembari berjalan dengan sekretarisnya tersebut."Ada di ruang rapat.""Baiklah, kamu urusan semua berkasnya, saya akan menemuinya sekarang!" Sekretaris itu menghentikan langkah kakinya. "Baiklah, saya ambil dulu semua berkas yang dibutuhkan!" kata sekretaris itu dengan tegas.Endrick terus berjalan menuju ruang rapat, ia mengancingkan jasnya. Lalu ....Cklek! Endrick memasuki ruangan itu.Gema langkah kaki terdengar nyaring. Kepala detektif itu langsung menoleh ke arah pintu. Begitu melihat Endrick memasuki ruangan, ia pun langsung berdiri untuk menyambut kedatangannya.Endrick duduk di kursi putarnya dengan kaki menyilang dan kedua tangan diletakkan di lengan kursi. "Maaf kalau membuat Anda menunggu lama," ucapnya.Kepala detektif yang bekerja di per
Di meja makan, Zsalsya menghabiskan santapan sarapan paginya. Ia tidak menyisakan nasi goreng yang sudah ada di piringnya tersebut."Mbok, makan!" ajak Zsalsya. Lalu, Zsalsya juga menoleh ke arah sopir yang hanya berdiri tanpa duduk di kursi. "Kamu juga makan!" serunya.Sopir yang merasa terpanggil pun langsung menyahut."Tidak, Non. Saya sudah kenyang."Zsalsya menoleh ke arah Minah. "Mbok juga sudah sarapan?" tanyanya, melihat Minah yang hanya menyaksikan Zsalsya makan, tetapi tidak ikut makan. "Betul, Non. Sudah sarapan sedikit tadi," katanya.Zsalsya meratapi nasi goreng dalam sebuah wadah lengkap dengan telur yang diletakkan di atas piring. Beberapa lembar telur goreng itu tersaji rapi dan masih banyak. Sekitar ... lima lembar telur goreng."Tapi makanannya masih banyak. Mbok, temani aku makan, ya!" ajaknya dengan nada sedikit membujuk.Minah hanya memandangi sejenak makanan nasi goreng dan telur itu, ia menelan ludah seakan tergoda, tetapi dirinya sama sekali tidak berani makan
"Kenapa membawa saya ke sini?" tanya Zsalsya kepada sopir tersebut."Tuan muda memerintahkan saya untuk membawa Anda ke sini, katanya sebelum menikah harus perawatan dulu."Zsalsya tampak berpikir sejenak, ia terus diam dengan mata yang terus melihat ke sana-kemari. "Apa uang yang ditransfer kemarin itu buat biaya ini?" gumamnya.Sopir itu tidak menjawab rasa penasaran Zsalsya, walau saat itu ia mendengar gumamannya. Tetapi ...."Saya antar Nona ke dalam!" katanya. Ia turun dari dalam mobil dan segera membukakan pintu mobil tersebut untuk Zsalsya.Zsalsya pun turun dari sana. Ia tidak mempertanyakan hal itu lagi. "Benar juga, seperti pria yang lain, aku yakin dia juga pasti menginginkan wanita cantik yang mulus," batin Zsalsya. Namun itu bukan masalah baginya, sebab ia pun sadar bahwa pria memanglah makhluk visual. Tentu menginginkan wanita dengan visual yang bagus.Zsalsya lanjut mengayunkan langkah kakinya ke dalam salon tersebut. Sopir yang mendampingi berjalan di belakangnya. Beg
Sorot mata Mariana langsung tampak serius kala suara pintu terbuka dan melihat sosok Endrick bersama seorang wanita. Mariana yang tidak mengenal wanita itu membuatnya bertanya-tanya, tetapi berbeda dengan Firman sudah tahu bahwa itu adalah sekretaris Endrick."Masuk, masuk!" pintanya kepada Endrick dan wanita di belakangnya.Endrick pun memasuki ruangan itu dengan sekretarisnya. Ia menghampiri Firman dan berdiri di sampingnya."Bagaimana keadaannya sekarang, Om? Apa sudah membaik?" tanya Endrick berbasa-basi. Endrick yang merasa sudah mengambil hati Firman pun kini ingin agar ikatan dirinya dengan calon Papa mertuanya itu jauh lebih dekat lagi dibanding sebelumnya."Sudah lumayan. Sebentar lagi juga pulang, kok."Dengan antusiasnya, Endrick pun langsung membalas. "Kapan pulang, Om? Saat pernikahan digelar nanti, Om sudah sembuh dan pulang dari rumah sakit ini, 'kan?""Memangnya kapan kamu akan menikahi anakku?" tanya Firman yang mana dirinya dirinya pun memang belum tahu pasti tangga
Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata
"Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul
Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat
Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la
DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint
"Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f
"Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal
Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod
Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe