Della semakin menitikkan air mata saat tangan Alvian mulai menjamah tubuhnya. Pakaian bagian atasnya kini terbuka, memperlihatkan bra yang menutup dua bukit kembarnya. Alvian semakin bersemangat untuk menyetubuhi Della saat melihat betapa bulat dan indahnya bukit kembar milik mantan istrinya itu.“Tubuhmu benar-benar makin indah, Del.” Alvian menyentuh salah satu bukit kembar Della dari balik bra.Della memejamkan mata begitu rapat dengan buliran kristal yang meluncur bebas saat Alvian menyentuh dan kini meremas bukit kembarnya. Sungguh dia sangat berdosa karena kini ada pria lain yang sudah menyentuh tubuhnya selain sang suami.“Menangislah, Del. Aku sangat suka melihatmu tersiksa dalam kenikmatan.”Alvian semakin menggila, dia bahkan kini menciumi belahan dada mantan istrinya itu.Kedua kaki Della terus menendang, mencoba memberontak tapi usahanya sia-sia karena Alvian menindih dengan satu kaki berada di antara dua pahanya.Di luar kamar, Max tersenyum miring mendengar Della yang me
Setelah semua kejadian yang menimpa, akhirnya Della dan Dimas memutuskan untuk tidak jadi pindah karena merasa aman tinggal bersama Salsa dan Anggara. Salsa sendiri begitu bahagia, karena dia tidak harus merasa kehilangan anggota keluarganya.Satu bulan berlalu setelah kejadian penculikan Bagas. Kini baik Della maupun Dimas pun sudah melakukan aktivitas mereka seperti biasa.Siang itu Della masih bekerja seperti biasa, hingga saat melihat darah dari daging yang hendak dibersihkan, Della tiba-tiba merasa mual dan muntah.“Del, kamu baik-baik saja?” tanya teman Della.Della belum menjawab, dirinya terus muntah di washbak. Perutnya rasanya dikocok hingga ingin sekali mengeluarkan semua isi makanan di dalam.Teman Della segera mengambilkan minyak kayu putih, berpikir jika Della mungkin saja masuk angin.“Olesi perutmu dengan ini agar hangat,” kata teman Della memberikan perhatian.Della mengangguk-angguk, kemudian membuka sedikit seragamnya dan mengolehkan minyak itu.“Kamu sakit? Apa kam
Senja berwarna jingga begitu indah, sang surya bersiap kembali ke peraduan setelah seharian menyinari bumi dan isinya.Seorang wanita berumur sekitar 26 tahun terlihat turun dari sebuah taksi, menenteng sebuah keranjang bayi dengan kedua tangan. Wanita itu bernama Della Mahardika, terlihat memakai jaket dengan penutup kepala dan berjalan ke arah apartemen."Bagas, Mama minta maaf. Secepatnya Mama akan datang untuk menjemputmu, kamu baik-baik ya, Nak."Della mengecup kening hingga kedua pipi putranya yang baru berumur beberapa bulan, meski tidak ingin tapi harus melakukannya. Ia meninggalkan puteranya di depan pintu salah satu unit apartemen yang didatangi, mengetuk pintu kemudian pergi begitu saja dari sana tanpa menunggu penghuni unit keluar.Della pergi menaiki sebuah taksi, memejamkan mata dan berharap kalau pemilik apartemen yang diketuknya mau menjaga dan merawat putranya sementara waktu.
"Bisa produksi lagi nggak, tuh?" tanya ibu kos berbisik pada pak Rt."Entah, Bu. Aku aja belum pernah ngerasain, dan semoga tidak pernah," jawab pak Rt yang ikut berbisik dengan mengedikkan pundak karena merinding."Kalau begitu jangan ikut jejaknya tuh orang luknut, kalau nggak nanti bu Rt nginjak burung titit tuitmu, Pak." Bisa-bisanya bu kos bercanda di tengah panasnya atmosfer di sekitar."Nggak berani." Seketika pak Rt merasa takut dengan kemampuan dan keberanian wanita yang biasa disebut dengan 'The power of emak-emak' yang sering disebut dalam akun sosial media yang terkadang pak Rt lihat.Alvian masih merintih kesakitan, sedangkan wanita selingkuhannya ketakutan ketika melihat betapa garangnya Della yang dikira lemah dan penurut."Ck, sakit? Semoga kamu sudah investasi banyak bibit lele di rahimnya," ujar Della seraya melirik wanita simpanan sang suami. "Jadi, kalau nanti pabrikmu itu mengalami kerusakan, maka masih ada modal dan harapan me
Della menceritakan semuanya kenapa dirinya sampai meninggalkan Bagas di sana. Susan dan Malik akhirnya mencoba mengerti dan membawa Della ke rumah orangtua Susan karena Bagas dititipkan di sana.Mereka pun sampai di rumah orangtua Susan, dan kakak ipar Della itu langsung menjelaskan siapa Della pada ibunya juga duduk permasalahan kenapa Della membuang Bagas.Livia—ibu Susan pun mencoba memahami dan mengerti perasaan Della, wanita mana yang rela diduakan apalagi diselingkuhi."Sayang, maafin Mama. Mama udah pulang dan nggak akan meninggalkan kamu lagi," ucap Della pada Bagas yang sudah berada dalam gendongan. Della terus mengecup wajah tampan putranya.Livia terkejut mendengar ucapan Della, apakah itu artinya wanita paruh baya itu akan kehilangan Bagas, bayi menggemaskan yang sudah menemani kesepiannya selama sebulan ini."Del, kamu akan bercerai dengan suamimu. Lalu setelah itu kamu akan ke mana?" tanya Susan."Entah, intinya aku hanya
TOK! TOK! TOK!Della langsung bangun ketika mendengar suara ketukan, hingga berjalan dan membuka pintu."Nggak ganggu tidur, 'kan?" tanya Livia yang ternyata berdiri di depan pintu."Oh, nggak kok," jawab Della sedikit sungkan, hingga membuka pintu lebar dan mempersilahkan Livia masuk ke kamarnya.Livia tersenyum lebar, hingga kemudian masuk dan langsung menghampiri Bagas yang berada di ranjang. Livia langsung duduk di tepian ranjang dan langsung mengajak main dan bicara seakan bayi menggemaskan itu paham."Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Livia dengan tatapan yang masih tertuju pada Bagas. Sudah beberapa hari Della tinggal di sana dan bekerja di restoran milik Livia."Sangat baik, seperti biasa," jawab Della. "Terima kasih, karena Anda sudah banyak membantu saya," ucapnya kemudian."Sama-sama," balas Livia. Wanita itu masih terus mengajak main Bagas, seakan sebenarnya tak ingin lepas dari bayi itu."Terima kasih juga karena Anda
Kanaya mendatangi sebuah rumah sederhana, bertekad mencari tahu siapa yang membocorkan rahasia hubungannya dengan pria yang menjadikannya selingkuhan."Maaf cari siapa, ya?" tanya seorang wanita ketika pintu terbuka.Bukannya bersikap sopan, Kanaya langsung masuk dan mendorong wanita yang rumahnya didatangi."Katakan siapa bos kamu!" Kanaya menatap tajam wanita itu."Maaf, bos bagaimana ya? Anda siapa?" tanya wanita itu."Jangan pura-pura! Kamu kaki tangan seorang hacker, 'kan! Katakan siapa dia?" tanya Kanaya beringas.Wanita itu terlihat terkejut, tapi mencoba menutupi dan berpura tak tahu."Saya tidak tahu!""Jangan bohong kamu!" Kanaya melayangkan tas ke arah tubuh wanita yang memang dilihatnya pernah menerima sejumlah uang dari istri pria selingkuhannya."Mbak ini siapa? Kenapa kasar?" Wanita itu terkejut ketika Kanaya memukulnya."Jawab, atau aku akan menghajarmu!" ancam Kanaya.Wanita yang tern
Setelah bicara dengan Livia, akhirnya Della pun mencari rumah kontrakan yang murah untuknya. Ia akan mampir ke rumah Livia setelah pulang kerja, terkadang Livia yang membawa Bagas ke restoran agar Della bisa melihat putranya itu.Hingga tanpa terasa Della sudah bekerja di restoran Livia selama 5 bulan lamanya, menjalani hidup sebagai janda anak satu. Ia bersyukur karena Bagas terjamin kehidupannya bersama Livia dan Juan. Bayi mungil itu kini hampir berumur satu tahun dan tampak sehat serta terawat."Dompet, ponsel, apalagi yang belum?" Della tengah bersiap pergi ke restoran untuk bekerja seperti biasa."Ah, sudah semua."Della pun mencangklong tali tas menyilang di depan dada, berjalan keluar rumah untuk mencari taksi. Ia pun berangkat ke restoran untuk bekerja menggunakan taksi karena sudah kesiangan.Della duduk di kursi belakang dengan menyangga dagu, menatap jalanan yang tampak ramai, hingga tatapannya tertuju pada sosok yang dikenalnya.