Share

Bab 51

Selesai masak ponselku bordering, dari Bu Mulia. Beliau minta maaf karena tadi lagi di kamar mandi. Ah, untung saja punya mentor, nggak kebayang kalau apa-apa dipikirin sendiri, karena aku memang nol besar di dunia bisnis. Bisa kacau seperti tadi kalau semua dipikir sendiri. Dengan penuh semangat kuceritakan laporan dari Lina pada Bu Mutia. Beliau terkekeh membuatku bingung apa ada yang lucu.

“Masya Allah, Lala, Ibu bahagia sekali mendengar suara kamu yang penuh semangat dan ceria begini. Beda jauh dari cara bicara kamu waktu pertama kita ketemu di pesawat. Alhamdulillah Allah membukakan pintu rejekinya untuk keluargamu dari jalan bisnis kurma. Jangan ditutup, lanjutkan aja PO nya sampai menjelang Ramadhan. Insya Allah ada jalan keluarnya.”

Bu Mulia memuji kecerdasan dan kecakapan Lina mempelajari sesuatu yang baru, padahal usianya masih remaja.

“Ini semua berkat bimbingan sama doa orang sebaik Bu Mulia. Hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikan Ibu.” Aku tak kuasa menahan keharu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status