Share

Bab 50

Dua minggu sejak diskusi dengan Bu Mulia di pasar kurma itu, Lala nelpon via aplikasi hijau dengan nada ceria penuh semangat.

“Teteh ya Allah Teteh, Lina nggak mengira respon pasar pada kurma kita sangat luar biasa. Padahal kita pemula banget. Sekarang saja yang PO kurma ajwa sepuluh kilo, medjoul 10 kilo, dan sukari 20 kilo. Padahal kurma yang teteh kirim saja nggak sebanyak itu kan? Lina jadi antara bahagia sama panik takut mengecewakan.”

“Masya Allah, adik Teh Lala hebat sekali. Kamu promosi di mana saja bisa secepat itu mendapat pesanan?”

“Aku hanya promosi di IG sama WA sesuai saran Bu Mulia waktu itu. Sepertinya mereka tertarik karena melihat foto-foto Teteh di pasar kurma sama kebun kurma itu. Jadi mereka yakin kurma kita masih fresh.”

“Ya ampun Lina, kamu majang foto Teteh di mana-mana. Malu atuuh. Mana lagi caludih (Kusam) wajahnya penuh keringat.” Aku menutup muka membayangkan foto-fotoku tersebar di media sosial, meski sebagian tertutup niqab.

“Nggak kok, Teh, justru muka T
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status