Share

Bab 39

Di pelataran Masjidil Harom tidak terlalu banyak orang seperti yang kukira. Syukurlah jadi aku tak kesulitan mendorong kursi roda Ummi. Memasuki Masjidil Harom aku masih biasa, hanya dada merasa mengembang saking bahagia. Lalu saat bangunan ka’bah hanya beberapa meter di depan kami, tenggorokanku seperti tercekik oleh air mata yang ingin berjejalan keluar.

Terima kasih ya Allah, hamba yang hina ini Engkau perkenankan menjadi tamu-Mu dan akan menikmati jamuan kasih sayang-Mu. Bangunan kotak berwarna hitam itu adalah bangunan yang sama yang dipandang baginda Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam saat beribadah. Bangunan yang sama pula meski dalam bentuk lebih sederhana, yang dibangun Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sebagai tempat ibadah pertama.

“Teteh sangat beruntung, baru beberapa bulan kerja sudah diajak umroh sama majikan. Kemarin Ceu Kiki cerita, dia baru diajak umroh setelah hampir dua tahun kerja. Itu pun setelah merengek-rengek karena sudah mau pulang tapi belum pernah umroh.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status