Share

Bab 46

“Shodaqolloohuladziim.” Kusudahi tilawahku saat melihat Ayu duduk di atas sajadah di depanku.

“Ada apa?”

“Ajari aku ngaji yang bagus kayak kamu ya, La.” Katanya sambil mengelus-elus mukena sederhana yang kubawa dari kampung. Aku mengernyitkan dahi.

“Apanya yang mau diajarin, bacaan kamu udah lancar begitu.” Kami biasa tilawah bersama setelah tahajud sambil menunggu waktu Subuh.

“Bacaannya sih lancar tapi tak sebagus bacaan kamu. Bacaan kamu itu tajwidnya bagus banget, jadi enak didengarnya. Mau yah yah? Dosa lho menyembunyikan ilmu,” ujarnya merayu. Aku tersenyum sambil mencubit pipinya.

“Baiklah, mulai besok ya belajar tahsinnya. Hari ini kan kita harus siap-siap. Eh jadi kan kita ke kebun kurma?”

“Jadi dong. Aku tuh selalu suka kalau disuruh bantu-bantu panen kurma. Sesekali menghirup udara bebas, suntuk di rumah terus.”

“Kemaren kan kita udah ngeborong kurma, mubadzir dong!”

“Enggak lah. Ummi sama Madam itu kalau Ramdhan sedekahnya jorjoran. Eh, kok aku tiba-tiba kepikiran ngajuin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status