Happy Reading!
"Key kamu kenapa pergi gak bilang-bilang mama?"
"Kan aku udah ngechat mama."
"Kenapa gak ngomong langsung?"
"Yah abisnya mama sibuk mulu."
Keyna bisa mendengar lewat telepon bahwa mamanya sekarang tengah menghela napas.
"Ya udah kamu hati-hati, salam buat kakek nenek sama Dika."
"Siap ma."
Tut tut tut
Keyna mematikan panggilan dengan mamanya dan berjalan keluar dari stasiun. Saat sampai di pintu masuk, ia melihat Dika dan segera menghampiri adiknya itu.
"Dika!" panggil Keyna.
"Buset beneran ke sini lo ternyata," ucap Dika terkejut mendapat kabar bahwa Keyna kakaknya itu akan ke Bandung.
"Iya dong. Ayo, lo bawain koper gue ya." Keyna berjalan mendahului Dika menuju mobil, dan tentu saja Dika yang harus membawa kopernya itu.
Dika pun segera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju rumah.
"Sekolah gue udah diurus belum?" tanya Keyna.
"Udah sama kakek."
"Gue mulai masuk sekolah kapan?" tanya Keyna lagi.
"Lusa, besok kan minggu."
Keyna menganggukkan kepalanya paham. Dan menikmati perjalanan menuju rumah.
-sampai di rumah-
"Kakek nenek!" ucap Keyna riang dan langsung masuk ke dalan rumah.
Keyna langsung memeluk kakek dan neneknya.
"Keyna kangen banget sama kakek nenek," ucap Keyna.
"Kita juga kangen sama kamu nak," balas Adam, kakek Keyna.
"Kamu bersih-bersih dulu sana, kamar kamu masih sama," ucap Mey, nenek Keyna.
"Iya udah Keyna mau bersih-bersih dulu," ucap Keyna dan membawa kopernya menuju kamarnya.
Keyna merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Ia melihat ke sekeliling kamarnya, masih sama seperti dulu waktu ia masih kecil.
-keesokan harinya-
"Lo nambah-nambahin kerjaan gue aja," ucap Dika kesal karena saat ini ia harus menemani Keyna ke gramedia.
"Oh gitu ya? Gue aduin lo ke nenek," ancam Keyna membuat Dika mengendus kesal.
Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di sebuah gramedia.
"Gue tinggal ya, ntar kalo udah kelar telfon aja," ucap Dika.
"Emang lo mau kemana?" tanya Keyna mengernyit bingung.
"Ada urusan. Ya udah ya," ucap Dika.
Keyna hanya mengangguk dan masuk ke dalam gramedia. Ia berencana untuk membeli buku sekolah dan beberapa novel.
Keyna berjalan menelusuri rak-rak buku. Mencari novel yang sedang ia incar.
"Keyna?" panggil seseorang dengan nada ragu.
Keyna menoleh dan melihat ada seorang laki-laki yang baru saja memanggilnya.
"Siapa ya?" tanya Keyna bingung.
"Seriusan lo gak inget sama gue? Temen lo dari kecil?"
Keyna tampak berpikir, mencoba mengingat siapa laki-laki di hadapannya ini.
"Joshua?!!" ucap Keyna setelah ingat bahwa laki-laki itu adalah Joshua, teman masa kecilnya.
"Astaga udah lama banget jadi gue gak ngenalin lo hehe," ucap Keyna meringis kecil.
"Lo balik lagi ke Bandung?" tanya Joshua yang sekarang tengah menemani Keyna mencari novel.
"Iya gue bakal sekolah di sini," jawab Keyna menganggukkan kepalanya.
"Oh ya? Serius?" tanya Joshua yang terlihat sangat senang.
"Iya Josh, ya kali gue bo'ong."
"Eh iya Josh," ucap Keyna membuat Joshua mengalihkan pandangannya.
"Kenapa Key?" tanya Joshua.
"Luna, gimana kabarnya?"
---
"Lo kok gak bilang-bilang Key ke Bandung," ucap Luna. Salah satu teman masa kecil Luna.
Seusai tadi ia bertemu Joshua, ia langsung meminta agar Joshua mengabari Luna. Dan alhasil Luna langsung pergi menemui Keyna.
Saat ini mereka tengah berada di sebuah cafe.
"Gue aja udah gak punya nomor kalian berdua, gimana mau ngabarin coba," ucap Keyna terkekeh.
"Sumpah gue kangen banget sama lo tau," ucap Luna sembari memeluk Keyna.
"Gue juga kali Lun."
"Ehem, gue gak dipeluk?" ucap Joshua mendehem kecil.
"Dih pelukan aja sono sama tembok," ucap Keyna lalu tertawa kecil.
"Lo udah di Bandung sejak kapan?" tanya Luna.
"Baru kemarin, itu aja mendadak banget."
"Oh ya lo bakal sekolah dimana Key?" tanya Joshua yang sudah penasaran sejak tadi.
"Iya dimana Key? Siapa tau satu sekolah sama kita," ucap Luna menambahi.
"Kalo gak salah namanya SMA Trisakti deh," jawab Keyna sembari mengingat-ingat.
"Seriusan Key?" tanya Luna memastikan dan dijawab anggukan kepala oleh Keyna.
"Berarti lo bakal satu sekolahan dong sama kita," ucap Luna riang.
"Beneran?" tanya Keyna seolah tak percaya.
"Iya, udah tenang aja lo pokoknya."
1 jam kemudian.
"Lo pulang naik apa Key?" tanya Joshua saat sudah bersiap untuk pulang.
"Sama adek gue kok," jawab Keyna.
"Dika?" tanya Joshua.
"Iya," jawab Keyna sembari menganggukkan kepalanya.
"Lo pulang dulu aja gapapa, Luna juga udah pulang," ucap Keyna.
"Gue nunggu lo dijemput sama Dika deh," ucap Joshua.
"Pulang aja Josh udah mau gelap juga," ucap Keyna menyadari bahwa saat ini sudah pukul 17.11.
"Lo udah nelfon Dika?" tanya Joshua.
"Iya udah bentar lagi juga nyampe," jawab Keyna.
"Ya udah gue pulang duluan gapapa nih?" tanya Joshua lagi untuk memastikan.
"Iya Joshuaaa," ucap Keyna. Joshua mengangguk dan berdiri dari duduknya.
"Gue duluan ya," ucap Joshua sembari menepuk kepala Keyna pelan.
"Hati-hati." Joshua pun mengangguk dan berjalan keluar dari cafe.
Sementara Keyna masih menunggu Dika. Adiknya itu mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan.
Keyna menikmati pemandangan dari rooftop cafe tersebut. Menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
Selang beberapa menit, ada panggilan masuk di handphone Keyna.
"Halo."
"Gue udah nyampe nih, lo keluar aja."
"Oke bentar."
Tut tut tut.
Keyna mematikam panggilannya dan segera turun. Ia menuruni tangga dengan sedikit buru-buru dengan membawa tas penuh buku di tangannya.
Hingga akhirnya Keyna sampai di parkiran, ia langsung bisa mengenali Dika.
"Perasaan tadi lo ke gramedia, kenapa bisa tiba-tiba di sini?" tanya Dika mengernyit bingung.
"Ketemu temen, udah ayo pulang Dik." Keyna masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Dika.
-keesokan harinya-
"Pagi kek, nek," ucap Keyna yang sudah berada di meja makan rapi dengan seragam barunya.
"Pagi nak."
"Dika dimana kek?" tanya Keyna yang tak melihat keberadaan Dika.
"Dia sudah berangkat," jawab Adam.
"Hah? Terus Keyna berangkat sama siapa?" tanya Keyna merengut kesal.
"Sam-"
"Sama gue dong," ucap Joshua yang tiba-tiba datang memotong perkataan Adam. Adam tersenyum kecil kepada Joshua.
"Joshua?"
"Pagi kek nek," ucap Joshua menyalami tangan Adam dan Mey.
"Pagi Joshua, kamu sudah sarapan?" tanya Mey.
"Udah kok nek, ke sini mau jemput Keyna aja," jawab Joshua.
"Kok lo di sini Josh?" tanya Keyna bingung.
"Kan udah gue bilang mau jemput lo," jawab Joshua membuat Keyna mengangguk-anggukkan kepalanya.
Keyna pun segera menyelesaikan sarapannya.
Setelah sarapannya habis, Keyna langsung pamit kepada Adam dan Mey untuk berangkat ke sekolah.
Joshua memberikan helm kepada Keyna dan langsung naik ke atas motor. Joshua melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Sengaja, ingin menjahili Keyna.
"WOY ANJIR LO NYARI MATI YA JOSH?!" teriak Keyna sembari memeluk Joshua erat.
"GIMANA KEY?" tanya Joshua yang pura-pura tidak mendengar perkataan Keyna.
"AWAS AJA NTAR LO JOSH!" teriak Keyna lagi dan hanya dibalas kekehan kecil dari Joshua.
Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di parkiran sekolahan.
"Sumpah ya lo Josh parah banget," ucap Keyna kesal. Ia merapikan rambutnya dan memukul kepala Joshua dengan keras sehingga mampu membuat Joshua mengaduh kesakitan.
"Aduh sakit Key," ucap Joshua.
"Sukurin salah siapa," balas Keyna dan berjalan meninggalkan Joshua. Belum 10 meter Keyna berjalan, ia kembali berjalan menghampiri Joshua yang masih setia duduk di atas motor.
"Kenapa?" tanya Joshua menahan tawa melihat wajah marah Keyna.
"Ruang kepala sekolahnya dimana?" tanya Keyna ketus.
"Oh lo lurus ntar ada ruang guru belok kanan lurus dikit ntar ruang kepsek di sebelah kiri," jawab Joshua menjelaskan.
Keyna menganggukkan kepalanya dan kembali berjalan. Namun tiba-tiba ia berbalik menghampiri Joshua lagi.
"Kenapa lagi Key?" tanya Joshua.
"Anterin, gue gak hafal," ucap Keyna gengsi.
"Haha siap ayo gue anter tuan putri."
To be continued...
"Mau gue tungguin gak?" tanya Joshua saat sudah sampai di depan ruang kepala sekolah."Gak usah, lo ke kelas aja sana," jawab Keyna."Ya udah gue duluan," ucap Joshua berjalan menuju ke kelasnya.Tok tok tokKeyna mengetuk pintu ruang kepala sekolah. Dan tak lama terdengar suara dari dalam."Masuk."Cklek"Permisi pak, saya Keyna murid baru," ucap Keyna sopan setelah menyalami tangan Pak Wira, kepala sekolah."Keyna Aleysha?" tanya Pak Wira."Iya pak," jawab Keyna menganggukkan kepalanya."Sebentar ya saya panggilkan wali kelas kamu dulu," ucap Pak Wira.Keyna hanya mengangguk dan menunggu. Apa lagi memangnya yang bisa ia lakukan?Jam sudah menunjukkan pukul 07.00, mungkin kegiatan pembelajaran sudah dimulai.Selang beberapa menit, datanglah wali kela
"LO?!" ucap Keyna kaget saat melihat yang ditabraknya barusan adalah Alfian.Keyna melihat ke belakang, ternyata dua orang tersebut masih mengejarnya. Keyna segera menarik tangan Alfian dan berlari keluar dari sekolah.Alfian yang tadinya ditarik Keyna sekarang menarik Keyna karena langkah Keyna sangat lambat untuk disebut lari.Alfian melihat sebuah gedung yang sedang direkonstruksi, tanpa pikir panjang lagi ia berlari ke dalam gedung tersebut.Gedung tersebut terlihat sangat gelap dan banyak kayu, semen, dll di dalamnya. Alfian mendorong tubuh Keyna ke tembok pelan agar tak terlihat oleh orang yang mengejarnya tadi.Alfian sedikit merapatkan tubuhnya ke Keyna, takut jika Keyna terlihat. Gedung tersebut terlalu gelap, sampai-sampai Keyna tak bisa melihat wajah Alfian. Namun Alfian bisa melihat wajah Keyna dari cahaya senja yang menerobos masuk.Alfian menatap wajah Keyna, menel
Keyna melamun, dan memperhatikan Alfian intens. Keyna membatin, bagaimana bisa ada laki-laki diciptakan setampan Alfian?"Ngapain ngeliatin gue gitu?" tanya Alfian yang menyadari sedari tadi Keyna terus memperhatikannya."Habisnya lo ganteng sih," jawab Keyna spontan membuat Alfian sedikit terkejut."Gue?" tanya Alfian sembari menunjuk dirinya sendiri."Iya, tapi sayang," ucap Keyna."Sayang kenapa?" tanya Alfian mengernyit bingung."Cie udah manggil gue sayang aja," ucap Keyna terkekeh kecil.Alfian hanya terkekeh kecil melihat tingkah Keyna."Iya maksudnya sayang aja bukan pacar gue," lanjut Keyna menjawab pertanyaan Alfian."Gak usah ngarang, tuh udah selesai," ucap Alfian yang sudah selesai mengganti ban mobil Keyna."Wah thanks ya Al," ucap Keyna tersenyum senang."Iya, ya ud
"Alfian kenapa Key?" tanya Luna bingung kenapa tiba-tiba Keyna meneriakkan nama Alfian."Lo punya kontaknya Alfian gak?" tanya Keyna mengabaikan pertanyaan Luna."Hah? Gue enggak ada, soalnya nih ya yang punya kontaknya Alfian cuma beberapa orang doang," jawab Luna."Aduh terus gue minta sama siapa dong," ucap Keyna."Ah gue tau!" ucap Luna tiba-tiba."Minta sama Joshua aja," lanjut Luna."Oh iya ya, coba gue minta sama Joshua."Keyna pun mengambil handphonenya dan mencari nomor Joshua. Ia menelpon Joshua, tak perlu menunggu lama Joshua langsung mengangkat panggilan dari Keyna."Halo Josh?""Halo Key kenapa?""Lo punya kontaknya Alfian gak?""Alfian? Alfian Nugraha?""Iya! Temen sekelas lo Josh.""Tapi gue gak dibolehin bagi-bagiin kontak
"Anjir masa monyet bisa naik sepeda Josh," ucap Keyna seusai menonton topeng monyet bersama Joshua tadi."Kan udah dilatih Key," ucap Joshua.Saat ini mereka berdua sedang berada di sebuah restoran. Karena selesai menonton topeng monyet tadi Keyna merasa lapar."Masa lo kalah sama monyet sih Josh, monyet aja bisa naik sepeda masa lo enggak," ucap Keyna menertawakan Joshua."Nyesel gue ngajak lo nonton topeng monyet Key," ucap Joshua menyesal.Keyna yang tadinya tertawa tiba-tiba menghentikan tawanya saat melihat Sarah."Josh, ngumpet bawah meja cepet!" pinta Keyna panik."Hah? Ngapain Key?" tanya Joshua bingung."Udah nurut aja cepetan," ucap Keyna dan Joshua pun menurut.Joshua menyembunyikan dirinya di bawah meja. Dan tiba-tiba Sarah datang menghampiri Keyna."Lo di sini?" tanya sarah ketus."Iya," jawab Keyna sembari tersenyum kecil."Sama siapa?" tanya Sarah lagi begitu melihat ada du
Seminggu berlalu dan ujian kenaikan kelas pun sudah berakhir."Kok orang-orang hari ini pada sibuk banget ada apa sih Lun?" tanya Keyna yang bersiap untuk pulang setelah mendengar bel pulang sekolah."Loh lo gak tau Key? Tiga hari lagi ulang tahun sekolah. Jadi bakal ada perayaan gitu," ucap Luna membuat Keyna berohria."Key, Keyna!" panggil Joshua menghampiri Keyna."Kenapa Josh?" tanya Keyna bingung."Ayo ikut gue." Bukannya menjawab pertanyaan Keyna, Joshua justru menarik tangan Keyna dan mengajaknya entah kemana."Mau kemana Josh?" tanya Keyna."Udah ikut aja," ucap Joshua membuat Keyna mendengus kesal.Ternyata Joshua membawa Keyna menuju ruang fotografi. Hal itu membuat Keyna semakin bingung."Gue udah nemu orangnya," ucap Joshua saat masuk ke dalam ruang fotografi.Keyna terkejut saat melihat di dalam ruangan
"Lo mau ikut?" tanya Alfian membuat Keyna terkejut."Eh boleh ayo kasian ntar kalo lo jalan sendirian," ucap Keyna tersenyum kecil.Alfian dan Keyna berjalan beriringan menuju toko elektronik yang tak jauh dari sekolah."Tokonya dimana?" tanya Keyna begitu sudah berjalan beberapa meter dari sekolahan."Tuh di seberang," jawab Alfian sembari menunjuk toko yang ada di seberang jalan.Hal itu membuat Keyna terkejut sekaligus takut. Sejak kejadian di masa lalu, ia menjadi tak berani menyebrang jalan sampai sekarang."Al gue nunggu di sini aja boleh gak?" tanya Keyna ketakutan."Kenapa?""Gue..., gue capek iya capek. Jadi gue nunggu sini aja gapapa ya?" ucap Keyna yang tetap kekeuh."Ya udah lo tunggu sini aja sambil istirahat," ucap Alfian dan dibalas anggukkan kepala oleh Keyna.Alfian pun menyebrang jalan dan Keyna du
"Luna!" panggil Keyna saat melihat Luna berjalan menuju kelas."Wah tumben banget lo jam segini udah ada di sekolahan," ucap Luna melihat jam di tangannya."Iya kalo gak ntar kena semprot sama Alfian," ucap Keyna dan berjalan menuju kelas bersama Luna."Oh iya ya gue liat juga akhir-akhir ini lo deket sama Alfian, lo jadian ya?" ucap Luna menggoda Keyna."Enggak kata siapa?" ucap Keyna. Kalau dipikir-pikir, sejak kemarin banyak yang mengira ia dan Alfian jadian. Memangnya mereka sedekat itu?"Lo tau gak gara-gara lo deket sama Alfian, Sarah jadi gak pernah nyari masalah lagi kan sama lo?" tanya Luna."Iya juga," ucap Keyna mengangguk-anggukkan kepalanya."Nah udah pacaran aja sama Alfian," ucap Luna yang langsung mendapat pukulan ringan dari Keyna."Enak banget lo ngomong ya.""Masalahnya ya Key, gue gak pernah li
Happy Reading!Keyna merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk. Ia teringat bahwa tadi Luna memberikan sebuah kotak dari seseorang yang mengaku sebagai temannya.Keyna pun beranjak duduk dan mengambil tasnya, ia mengambil sebuah kotak kecil berwarna coklat tua.“Isinya apaan ya?” gumam Keyna sembari memperhatikan kotak tersebut.Keyna memberanikan dirinya untuk membuka kotak tersebut. Namun tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk di handphone miliknya sehingga ia terpaksa meletakkan kembali kotak tersebut.“Halo Josh?” tanya Keyna setelah menjawab panggilan yang ternyata dari Joshua.“Eh, kepencet Key sorry,” balas Joshua di seberang membuat Keyna mendengus kesal.“Sumpah ya lo Josh gue kira ada apaan,” ucap Keyna membuat Joshua yang ada di seberang meringis kecil.“Hehe maaf Key, ya udah gue mati-“Tut tut tut.Belum sempat Joshua menyelesaikan perkataannya, Keyna sudah memutuskan panggilan tersebut terlebih dahulu. Key
“Bunda lihat Dika nggak bun?” tanya Keyna kepada Ira, karena sejak tadi ia tak melihat keberadaan adiknya itu.“Tadi kayaknya nganterin Feya ke toko depan,” jawab Ira membuat Keyna mengernyit bingung.“Dari tadi bun?” tanya Keyna lagi, pasalnya ia sudah mau pulang sekarang.“Lumayan, kamu sudah mau pulang?” tanya Ira dan dijawab anggukkan kepala oleh Keyna.“Iya bun udah malem besok Keyna sekolah,” ucap Keyna menatap jam di pergelangan tangannya.Tiba-tiba Keyna teringat bahwa ada Alfian, Keyna pun tersenyum kecil karena mendapat ide.“Bun Keyna pulang ya,” ucap Keyna membuat Ira bingung.“Loh kamu mau pulang sama siapa?” tanya Ira.Keyna hanya diam dan menunjuk Alfian yang sedang mengambil beberapa foto anak-anak panti dengan kamera yang dibawanya. Bahkan Keyna tidak sadar bahwa Alfian membawa kamera.“Alfian?” tanya Ira mengikuti arah yang ditunjuk Keyna.“Iya bun,” jawab Keyna menganggukkan kepalanya semangat.“Mem
“Dika ayo cepetan,” ucap Keyna di depan pintu kamar Dika.Cklek.Dika pun keluar dengan wajah masam karena dipaksa untuk ikut dengan kakaknya itu.“Nah ayo berangkat,” ucap Keyna bersemangat dan berjalan lebih dulu menuju mobil.Dika berjalan menyusul Keyna dan masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu, ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju panti asuhan yang Keyna maksud.“Siapa yang ulang tahun?” tanya Dika melihat Keyna memegang sebuah kotak kado.“Bunda Ira, masih inget nggak lo?” ucap Keyna membuat Dika berpikir sejenak.“Masih lah,” ucap Dika dengan yakin.Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di panti asuhan “Kasih Ibu”. Keyna pun langsung berjalan masuk disusul oleh Dika di belakangnya.“Fey!” panggil Keyna saat melihat Feya sedang menata kue ulang tahun.“Sini Key,” ucap Feya membuat Keyna berjalan ke arahnya.“Bunda Ira dimana?” tanya Keyna melihat ke sekelilingnya.“Masih di l
“Eh Key btw tadi ada murid baru loh. Ganteng banget serius nggak bohong gue,” ucap Luna saat jam istirahat dan saat ini ia tengah berada di kantin bersama Keyna.“Murid baru?” tanya Keyna mengernyitkan dahinya bingung.“Iya di kelas kita tau masa lo nggak nyadar,” ucap Luna menganggukkan kepalanya.“Tadi kan gue masuk kelasnya telat,” ucap Keyna mengedikkan bahunya.“Sama Alfian lagi, curiga gue hubungan lo sama Alfian,” ucap Luna menyipitkan matanya mebatap Keyna.“Nggak usah ngaco,” ucap Keyna membuat Luna terkekeh kecil.“Oh ya tadi di suruh ngumpulin fotokopian ijazah smp ke bu Meli,” ucap Luna membuat Keyna membelalakkan matanya terkejut.“Astaga gue belum,” ucap Keyna menghentikan aktivitas makannya.“Gue mau fotokopi dulu ya Lun,” lanjut Keyna dan meminum air putihnya hingga habis.“Mau gue anter?” tawar Luna menatap Keyna.“Nggak usah bentar doang ke depan,” tolak Keyna dan langsung berjalan menuju kelas untuk menga
"Ngapain malem-malem di sini?" tanya Alfian dan duduk di sebelah Keyna."Astaga lo ngagetin gue aja," ucap Keyna mengelus dadanya pelan."Gue cuma mau nyari udara segar aja," lanjut Keyna menjawab pertanyaan Alfian."Eh Al emang tadi ayamnya beneran enak?" tanya Keyna."Iya," jawab Alfian beralih menatap Keyna."Beneran? Gue jad-""Lo gak kedinginan?" tanya Alfian meraih kedua tangan Keyna.Alfian meniup telapak tangan Keyna dan menggosok pelan. Keyna terlamun melihat perlakuan Alfian. Alfian meletakkan kedua telapak tangan Keyna di pipi Keyna.Mata Alfian terkunci menatap Keyna, rasanya malam ini tidak terasa dingin sekali. Justru sebaliknya terasa sangat hangat."Ayo masuk," ucap Alfian menyadarkan Keyna."Eh iya," ucap Keyna dan berjalan beriringan dengan Alfian ke dalam villa."Langsung tidur, besok kita masih ada acara," ucap Alfian begitu sampai di depan kamar Keyna."Iya makasih Al.""Makasih
"Key liburan enaknya kemana ya?" tanya Luna yang saat ini sedang berada di kamar Keyna."Gak tau," jawab Keyna sembari mengendikkan bahu."Dih lo mah enak ke puncak sama tim fotografi," ucap Luna membuat Keyna mengernyitkan dahi."Kok lo tau sih Lun?" tanya Keyna."Joshua yang ngasih tau gue," jawab Luna."Enak ya kalian, lah gue," ucap Luna sembari menunjuk dirinya sendiri."Ya elah tenang aja kali, itu juga acaranya seminggu sebelum masuk sekolah. Jadi kita bisa liburan bareng dulu," ucap Keyna menghibur Luna. Luna mengangguk-anggukkan kepalanya.Tiba-tiba handphone Keyna berbunyi menunjukkan ada sebuah pesan masuk. Keyna terkejut ternyata yang mengirim pesan adalah nomor tidak dikenal yang sama seperti waktu itu.+6287-2607-5084Kayaknya gue harus nunda pertemuan kita deh.Tapi lo tenang aja, kita pasti bakal ket
"Lo pasti bisa," ucap Alfian menepuk bahu Keyna pelan."Gue ada di depan panggung, di tempat lo bisa ngeliat gue," lanjut Alfian dan setelah itu berjalan meninggalkan Keyna.Keyna menghela napas beberapa kali."Gue bakal hitung mundur," ucap Alfian melalui alat komunikasi timnya."Lima, empat, tiga, dua, satu," ucap Alfian dan lampu panggung pun menyala.Keyna berjalan menuju ke atas panggung dengan senyum di wajahnya.Dan acara pun dimulai."Bagus acara kali ini berjalan lancar, gue terima kasih sama kalian semua," ucap Alfian seusai acara ulang tahun sekolah selesai."Yoi Al, ya udah kita pulang dulu. Udah tengah malem gini juga," ucap Kevin dan dibalas anggukkan kepala oleh Alfian.Satu-persatu tim fotografi pun meninggalkan sekolah."Al, Keyna gimana?" tanya Josh
"Luna!" panggil Keyna saat melihat Luna berjalan menuju kelas."Wah tumben banget lo jam segini udah ada di sekolahan," ucap Luna melihat jam di tangannya."Iya kalo gak ntar kena semprot sama Alfian," ucap Keyna dan berjalan menuju kelas bersama Luna."Oh iya ya gue liat juga akhir-akhir ini lo deket sama Alfian, lo jadian ya?" ucap Luna menggoda Keyna."Enggak kata siapa?" ucap Keyna. Kalau dipikir-pikir, sejak kemarin banyak yang mengira ia dan Alfian jadian. Memangnya mereka sedekat itu?"Lo tau gak gara-gara lo deket sama Alfian, Sarah jadi gak pernah nyari masalah lagi kan sama lo?" tanya Luna."Iya juga," ucap Keyna mengangguk-anggukkan kepalanya."Nah udah pacaran aja sama Alfian," ucap Luna yang langsung mendapat pukulan ringan dari Keyna."Enak banget lo ngomong ya.""Masalahnya ya Key, gue gak pernah li
"Lo mau ikut?" tanya Alfian membuat Keyna terkejut."Eh boleh ayo kasian ntar kalo lo jalan sendirian," ucap Keyna tersenyum kecil.Alfian dan Keyna berjalan beriringan menuju toko elektronik yang tak jauh dari sekolah."Tokonya dimana?" tanya Keyna begitu sudah berjalan beberapa meter dari sekolahan."Tuh di seberang," jawab Alfian sembari menunjuk toko yang ada di seberang jalan.Hal itu membuat Keyna terkejut sekaligus takut. Sejak kejadian di masa lalu, ia menjadi tak berani menyebrang jalan sampai sekarang."Al gue nunggu di sini aja boleh gak?" tanya Keyna ketakutan."Kenapa?""Gue..., gue capek iya capek. Jadi gue nunggu sini aja gapapa ya?" ucap Keyna yang tetap kekeuh."Ya udah lo tunggu sini aja sambil istirahat," ucap Alfian dan dibalas anggukkan kepala oleh Keyna.Alfian pun menyebrang jalan dan Keyna du