"Anjir masa monyet bisa naik sepeda Josh," ucap Keyna seusai menonton topeng monyet bersama Joshua tadi.
"Kan udah dilatih Key," ucap Joshua.
Saat ini mereka berdua sedang berada di sebuah restoran. Karena selesai menonton topeng monyet tadi Keyna merasa lapar.
"Masa lo kalah sama monyet sih Josh, monyet aja bisa naik sepeda masa lo enggak," ucap Keyna menertawakan Joshua.
"Nyesel gue ngajak lo nonton topeng monyet Key," ucap Joshua menyesal.
Keyna yang tadinya tertawa tiba-tiba menghentikan tawanya saat melihat Sarah.
"Josh, ngumpet bawah meja cepet!" pinta Keyna panik.
"Hah? Ngapain Key?" tanya Joshua bingung.
"Udah nurut aja cepetan," ucap Keyna dan Joshua pun menurut.
Joshua menyembunyikan dirinya di bawah meja. Dan tiba-tiba Sarah datang menghampiri Keyna.
"Lo di sini?" tanya sarah ketus.
"Iya," jawab Keyna sembari tersenyum kecil.
"Sama siapa?" tanya Sarah lagi begitu melihat ada dua piring makanan di meja Keyna.
"Oh gue sama Luna, dia lagi di kamar mandi. Lo sendiri sama siapa Sar?"
"Bukan urusan lo," ucap Sarah dan berjalan keluar dari restoran.
Keyna pun menghela napas lega Sarah tidak merasa curiga.
"Josh udah, keluar lo."
"Aduh ngapain gue pake ngumpet segala sih," ucap Joshua kesal.
"Kalo enggak ntar bakal ada perang dunia," balas Keyna.
Sudah satu minggu Keyna pindah ke Bandung. Dan Keyna mulai terbiasa dengan kesehariannya. Apa lagi sebentar lagi ia akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Jadi ia berusaha untuk belajar lebih giat lagi.
"Key ntar liburan lo mau kemana?" tanya Luna saat jam istirahat di kantin.
"Ujian aja belum, udah mikirin liburan aja lo," ucap Keyna.
"Ya kan bentar lagi Key. Oh ya, lo sama Alfian gimana?" tanya Luna.
"Gimana apanya?" tanya Keyna tak mengerti.
"Ya itu loh hubungan kalian berdua," ucap Luna menggoda Keyna.
"Ih apaan orang gue sama Alfian gak ada apa-apa," ucap Keyna.
"Mas-"
"Key," panggil Alfian yang tiba-tiba duduk di samping Keyna.
"Eh kenapa Al?" tanya Keyna terkejut tiba-tiba Alfian menghampirinya.
"Gue mau ngajak belajar bareng."
"Hah? Belajar bareng?" tanya Keyna tak percaya.
"Ehem maksudnya Joshua yang ngajak," ucap Alfian mengulangi perkataannya.
"Kirain cuma lo sama gue doang," gumam Keyna lirih.
"Kenapa Key?" tanya Alfian yang tak mendengar perkataan Keyna.
"Kok Joshua gak ngasih tau gue langsung?" tanya Keyna.
"Lo gak suka kalo gue yang ngasih tau?" tanya Alfian balik sembari menatap Keyna. Hal itu membuat Keyna gugup setengah mati.
"Eh suka kok, suka banget malah. Soalnya bahaya kalo Joshua yang ngasih tau gue," jawab Keyna.
"Kenapa emang?"
"Ntar gue bisa dilabrak lagi sama Sarah, kan bahaya," ucap Keyna.
"Oh ya belajar barengnya kapan?" tanya Keyna.
"Besok aja, sabtu."
Setelah bel masuk berbunyi, Keyna berjalan menuju kelasnya. Saat ia selesai berbicara dengan Alfian tadi, tiba-tiba Luna sudah tidak ada. Jadi dari tadi hanya berdua dengan Alfian?
"Woy Lun," ucap Keyna kesal saat sudah duduk di bangkunya.
"Kenapa Key?"
"Kenapa, kenapa. Lo tadi ngapain ninggalin gue?" tanya Keyna.
"Ya abisnya lo asik banget pacaran- eh maksud gue lo tadi asik banget ngobrol sama Alfian. Dari pada jadi nyamuk mending gue pergi aja kan," jawab Luna.
"Emang tadi Alfian ngomong apa sama lo? Dia nembak lo ya?" tanya Luna penasaran.
"Mata lo nembak!"
---
"Lo kenapa Key?" tanya Luna. Saat ini Keyna sedang berada di rumah Luna karena hari ini mereka berdua akan belajar bersama Joshua dan Alfian.
"Tiba-tiba perasaan gue gak enak Lun," ucap Keyna yang merasa gelisah.
"Gak enak kenapa?"
"Gak tau," jawab Keyna menggelengkan kepalanya.
Tak lama kemudian Alfian sampai di rumah Luna.
"Lo gak bareng Joshua Al?" tanya Keyna yang melihat Alfian datang sendiri.
"Enggak," jawab Alfian.
Tiba-tiba ada panggilan masuk di handphone milik Keyna.
"Eh bentar gue angkat telpon dulu," ucap Keyna dan beranjak dari duduknya.
"Halo Dik kenapa?"
"....."
"Apa? Lo gak bercanda kan Dik?"
"....."
Setelah mendengar hal itu tubuh Keyna langsung luruh ke lantai. Alfian dan Luna pun terkejut, mereka berdua langsung menghampiri Keyna.
"Key ada apa?" tanya Luna cemas.
"Gue mau pulang," ucap Keyna dengan suara yang bergetar.
"Biar gue anter," ucap Alfian dan membantu Keyna berjalan untuk masuk ke mobilnya.
Alfian langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Keyna.
"Luna, Keyna mana?" tanya Arla terburu-buru.
"Keyna pulang Ma, baru aja."
"Emangnya ada apa Ma?" tanya Luna.
"Kakeknya Keyna meninggal."
---
"Berarti yang megang perusahaan papa sekarang harusnya aku," ucap Lidya, ibu dari Keyna.
"Aku kepala keluarga, itu artinya aku yang berhak," ucap Leo, ayah Keyna.
"Gak bisa! Aku anak kandung papa dan dari dulu papa mau nyerahin perusahaannya ke aku," balas Lidya mulai meninggikan suaranya.
"Aku suami kamu Lidya, ka-"
"Pa, Ma. Bisa gak sih kalian gak usah bahas hal itu sekarang? Kakek baru aja meninggal," ucap Keyna yang sudah muak dengan kedua orang tuanya itu.
Pemakaman Adam sudah selesai dari tadi, suasana rumah juga sudah sepi. Di saat yang lain masih merasa berduka, kedua orang tuanya justru sibuk membahas harta.
"Kalian berdua harusnya malu sama anak-anak kalian," ucap Mey berjalan menghampiri Lidya dan Leo sembari membawa sebuah stopmap.
"Papa kamu sudah mengatur semuanya," lanjut Mey dan menyerahkan stopmap tersebut kepada Lidya.
Lidya pun membuka stopmap tersebut dan membaca isi dari stopmap itu.
"Ma, ini serius?" tanya Lidya tak percaya setelah membaca isi dari stopmap tersebut.
"Iya, papa kamu sendiri yang mutusin," jawab Mey.
Leo yang tampak penasaran pun mengambil stopmap tersebut dan membaca isinya.
"Ma papa udah mikirin hal ini matang-matang kan?" tanya Leo yang sama tak percayanya seperti Lidya.
Keyna yang tak mau mendengarkan pertengkaran orang tuanya itu pun langsung menuju ke kamarnya.
Wajar jika Keyna merasa sangat kehilangan sosok kakeknya. Karena sejak kecil ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya, sementara kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja.
Keyna bersyukur karena kakek dan neneknya tidak gila harta seperti kedua orang tuanya.
Keyna dikagetkan oleh handphonenya yang tiba-tiba berbunyi. Ia segera mengambil handphonenya yang ada di atas kasur. Ternyata ada panggilan masuk dari Alfian.
"Halo Al?"
Suara Keyna sedikit serak karena sedari tadi ia terus menangis.
"Gue turut berduka cita ya Key."
"Iya, makasih Al."
"Lo udah mendingan?"
Keyna melamun, bahkan ia tak mendengar perkataan Alfian barusan.
"Key, Keyna."
"Eh iya Al?"
"Gapapa gue tutup ya, lo mending istirahat aja."
"Iya Al."
Tut tut tut
Keyna menghela napasnya sejenak, ia kemudian merebahkan tubuhnya dan menutup matanya. Perlahan ia hilang kesadaran dan tertidur.
-keesokan harinya-
"Ngapain pagi-pagi ke sini Josh?" tanya Keyna terkejut di hari minggu ini Joshua sudah ada di rumahnya pagi sekali.
"Gue mau menghilangkan kesedihan lo, jadi gue mau ngajak lo bu-"
"Jangan bilang lo mau ngajak gue nonton topeng monyet lagi ya?" tuduh Keyna curiga.
"Emang lo mau nonton topeng monyet Key? Tapi pagi-pagi gini gak ada topeng monyet," ucap Joshua.
"Syukur deh kalo gitu, terus mau apa?" tanya Keyna mengernyitkan dahinya penasaran.
"Ada pokoknya, lo pasti suka."
Joshua pun membawa Keyna ke tempat yang ia maksud tadi dan hal tersebut berhasil membuat Keyna terkejut.
"Josh ngapain lo ngajak gue ke lapangan? Mau lomba lari hah?!"
To be continued...
Seminggu berlalu dan ujian kenaikan kelas pun sudah berakhir."Kok orang-orang hari ini pada sibuk banget ada apa sih Lun?" tanya Keyna yang bersiap untuk pulang setelah mendengar bel pulang sekolah."Loh lo gak tau Key? Tiga hari lagi ulang tahun sekolah. Jadi bakal ada perayaan gitu," ucap Luna membuat Keyna berohria."Key, Keyna!" panggil Joshua menghampiri Keyna."Kenapa Josh?" tanya Keyna bingung."Ayo ikut gue." Bukannya menjawab pertanyaan Keyna, Joshua justru menarik tangan Keyna dan mengajaknya entah kemana."Mau kemana Josh?" tanya Keyna."Udah ikut aja," ucap Joshua membuat Keyna mendengus kesal.Ternyata Joshua membawa Keyna menuju ruang fotografi. Hal itu membuat Keyna semakin bingung."Gue udah nemu orangnya," ucap Joshua saat masuk ke dalam ruang fotografi.Keyna terkejut saat melihat di dalam ruangan
"Lo mau ikut?" tanya Alfian membuat Keyna terkejut."Eh boleh ayo kasian ntar kalo lo jalan sendirian," ucap Keyna tersenyum kecil.Alfian dan Keyna berjalan beriringan menuju toko elektronik yang tak jauh dari sekolah."Tokonya dimana?" tanya Keyna begitu sudah berjalan beberapa meter dari sekolahan."Tuh di seberang," jawab Alfian sembari menunjuk toko yang ada di seberang jalan.Hal itu membuat Keyna terkejut sekaligus takut. Sejak kejadian di masa lalu, ia menjadi tak berani menyebrang jalan sampai sekarang."Al gue nunggu di sini aja boleh gak?" tanya Keyna ketakutan."Kenapa?""Gue..., gue capek iya capek. Jadi gue nunggu sini aja gapapa ya?" ucap Keyna yang tetap kekeuh."Ya udah lo tunggu sini aja sambil istirahat," ucap Alfian dan dibalas anggukkan kepala oleh Keyna.Alfian pun menyebrang jalan dan Keyna du
"Luna!" panggil Keyna saat melihat Luna berjalan menuju kelas."Wah tumben banget lo jam segini udah ada di sekolahan," ucap Luna melihat jam di tangannya."Iya kalo gak ntar kena semprot sama Alfian," ucap Keyna dan berjalan menuju kelas bersama Luna."Oh iya ya gue liat juga akhir-akhir ini lo deket sama Alfian, lo jadian ya?" ucap Luna menggoda Keyna."Enggak kata siapa?" ucap Keyna. Kalau dipikir-pikir, sejak kemarin banyak yang mengira ia dan Alfian jadian. Memangnya mereka sedekat itu?"Lo tau gak gara-gara lo deket sama Alfian, Sarah jadi gak pernah nyari masalah lagi kan sama lo?" tanya Luna."Iya juga," ucap Keyna mengangguk-anggukkan kepalanya."Nah udah pacaran aja sama Alfian," ucap Luna yang langsung mendapat pukulan ringan dari Keyna."Enak banget lo ngomong ya.""Masalahnya ya Key, gue gak pernah li
"Lo pasti bisa," ucap Alfian menepuk bahu Keyna pelan."Gue ada di depan panggung, di tempat lo bisa ngeliat gue," lanjut Alfian dan setelah itu berjalan meninggalkan Keyna.Keyna menghela napas beberapa kali."Gue bakal hitung mundur," ucap Alfian melalui alat komunikasi timnya."Lima, empat, tiga, dua, satu," ucap Alfian dan lampu panggung pun menyala.Keyna berjalan menuju ke atas panggung dengan senyum di wajahnya.Dan acara pun dimulai."Bagus acara kali ini berjalan lancar, gue terima kasih sama kalian semua," ucap Alfian seusai acara ulang tahun sekolah selesai."Yoi Al, ya udah kita pulang dulu. Udah tengah malem gini juga," ucap Kevin dan dibalas anggukkan kepala oleh Alfian.Satu-persatu tim fotografi pun meninggalkan sekolah."Al, Keyna gimana?" tanya Josh
"Key liburan enaknya kemana ya?" tanya Luna yang saat ini sedang berada di kamar Keyna."Gak tau," jawab Keyna sembari mengendikkan bahu."Dih lo mah enak ke puncak sama tim fotografi," ucap Luna membuat Keyna mengernyitkan dahi."Kok lo tau sih Lun?" tanya Keyna."Joshua yang ngasih tau gue," jawab Luna."Enak ya kalian, lah gue," ucap Luna sembari menunjuk dirinya sendiri."Ya elah tenang aja kali, itu juga acaranya seminggu sebelum masuk sekolah. Jadi kita bisa liburan bareng dulu," ucap Keyna menghibur Luna. Luna mengangguk-anggukkan kepalanya.Tiba-tiba handphone Keyna berbunyi menunjukkan ada sebuah pesan masuk. Keyna terkejut ternyata yang mengirim pesan adalah nomor tidak dikenal yang sama seperti waktu itu.+6287-2607-5084Kayaknya gue harus nunda pertemuan kita deh.Tapi lo tenang aja, kita pasti bakal ket
"Ngapain malem-malem di sini?" tanya Alfian dan duduk di sebelah Keyna."Astaga lo ngagetin gue aja," ucap Keyna mengelus dadanya pelan."Gue cuma mau nyari udara segar aja," lanjut Keyna menjawab pertanyaan Alfian."Eh Al emang tadi ayamnya beneran enak?" tanya Keyna."Iya," jawab Alfian beralih menatap Keyna."Beneran? Gue jad-""Lo gak kedinginan?" tanya Alfian meraih kedua tangan Keyna.Alfian meniup telapak tangan Keyna dan menggosok pelan. Keyna terlamun melihat perlakuan Alfian. Alfian meletakkan kedua telapak tangan Keyna di pipi Keyna.Mata Alfian terkunci menatap Keyna, rasanya malam ini tidak terasa dingin sekali. Justru sebaliknya terasa sangat hangat."Ayo masuk," ucap Alfian menyadarkan Keyna."Eh iya," ucap Keyna dan berjalan beriringan dengan Alfian ke dalam villa."Langsung tidur, besok kita masih ada acara," ucap Alfian begitu sampai di depan kamar Keyna."Iya makasih Al.""Makasih
“Eh Key btw tadi ada murid baru loh. Ganteng banget serius nggak bohong gue,” ucap Luna saat jam istirahat dan saat ini ia tengah berada di kantin bersama Keyna.“Murid baru?” tanya Keyna mengernyitkan dahinya bingung.“Iya di kelas kita tau masa lo nggak nyadar,” ucap Luna menganggukkan kepalanya.“Tadi kan gue masuk kelasnya telat,” ucap Keyna mengedikkan bahunya.“Sama Alfian lagi, curiga gue hubungan lo sama Alfian,” ucap Luna menyipitkan matanya mebatap Keyna.“Nggak usah ngaco,” ucap Keyna membuat Luna terkekeh kecil.“Oh ya tadi di suruh ngumpulin fotokopian ijazah smp ke bu Meli,” ucap Luna membuat Keyna membelalakkan matanya terkejut.“Astaga gue belum,” ucap Keyna menghentikan aktivitas makannya.“Gue mau fotokopi dulu ya Lun,” lanjut Keyna dan meminum air putihnya hingga habis.“Mau gue anter?” tawar Luna menatap Keyna.“Nggak usah bentar doang ke depan,” tolak Keyna dan langsung berjalan menuju kelas untuk menga
“Dika ayo cepetan,” ucap Keyna di depan pintu kamar Dika.Cklek.Dika pun keluar dengan wajah masam karena dipaksa untuk ikut dengan kakaknya itu.“Nah ayo berangkat,” ucap Keyna bersemangat dan berjalan lebih dulu menuju mobil.Dika berjalan menyusul Keyna dan masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu, ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju panti asuhan yang Keyna maksud.“Siapa yang ulang tahun?” tanya Dika melihat Keyna memegang sebuah kotak kado.“Bunda Ira, masih inget nggak lo?” ucap Keyna membuat Dika berpikir sejenak.“Masih lah,” ucap Dika dengan yakin.Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di panti asuhan “Kasih Ibu”. Keyna pun langsung berjalan masuk disusul oleh Dika di belakangnya.“Fey!” panggil Keyna saat melihat Feya sedang menata kue ulang tahun.“Sini Key,” ucap Feya membuat Keyna berjalan ke arahnya.“Bunda Ira dimana?” tanya Keyna melihat ke sekelilingnya.“Masih di l
Happy Reading!Keyna merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk. Ia teringat bahwa tadi Luna memberikan sebuah kotak dari seseorang yang mengaku sebagai temannya.Keyna pun beranjak duduk dan mengambil tasnya, ia mengambil sebuah kotak kecil berwarna coklat tua.“Isinya apaan ya?” gumam Keyna sembari memperhatikan kotak tersebut.Keyna memberanikan dirinya untuk membuka kotak tersebut. Namun tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk di handphone miliknya sehingga ia terpaksa meletakkan kembali kotak tersebut.“Halo Josh?” tanya Keyna setelah menjawab panggilan yang ternyata dari Joshua.“Eh, kepencet Key sorry,” balas Joshua di seberang membuat Keyna mendengus kesal.“Sumpah ya lo Josh gue kira ada apaan,” ucap Keyna membuat Joshua yang ada di seberang meringis kecil.“Hehe maaf Key, ya udah gue mati-“Tut tut tut.Belum sempat Joshua menyelesaikan perkataannya, Keyna sudah memutuskan panggilan tersebut terlebih dahulu. Key
“Bunda lihat Dika nggak bun?” tanya Keyna kepada Ira, karena sejak tadi ia tak melihat keberadaan adiknya itu.“Tadi kayaknya nganterin Feya ke toko depan,” jawab Ira membuat Keyna mengernyit bingung.“Dari tadi bun?” tanya Keyna lagi, pasalnya ia sudah mau pulang sekarang.“Lumayan, kamu sudah mau pulang?” tanya Ira dan dijawab anggukkan kepala oleh Keyna.“Iya bun udah malem besok Keyna sekolah,” ucap Keyna menatap jam di pergelangan tangannya.Tiba-tiba Keyna teringat bahwa ada Alfian, Keyna pun tersenyum kecil karena mendapat ide.“Bun Keyna pulang ya,” ucap Keyna membuat Ira bingung.“Loh kamu mau pulang sama siapa?” tanya Ira.Keyna hanya diam dan menunjuk Alfian yang sedang mengambil beberapa foto anak-anak panti dengan kamera yang dibawanya. Bahkan Keyna tidak sadar bahwa Alfian membawa kamera.“Alfian?” tanya Ira mengikuti arah yang ditunjuk Keyna.“Iya bun,” jawab Keyna menganggukkan kepalanya semangat.“Mem
“Dika ayo cepetan,” ucap Keyna di depan pintu kamar Dika.Cklek.Dika pun keluar dengan wajah masam karena dipaksa untuk ikut dengan kakaknya itu.“Nah ayo berangkat,” ucap Keyna bersemangat dan berjalan lebih dulu menuju mobil.Dika berjalan menyusul Keyna dan masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu, ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju panti asuhan yang Keyna maksud.“Siapa yang ulang tahun?” tanya Dika melihat Keyna memegang sebuah kotak kado.“Bunda Ira, masih inget nggak lo?” ucap Keyna membuat Dika berpikir sejenak.“Masih lah,” ucap Dika dengan yakin.Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di panti asuhan “Kasih Ibu”. Keyna pun langsung berjalan masuk disusul oleh Dika di belakangnya.“Fey!” panggil Keyna saat melihat Feya sedang menata kue ulang tahun.“Sini Key,” ucap Feya membuat Keyna berjalan ke arahnya.“Bunda Ira dimana?” tanya Keyna melihat ke sekelilingnya.“Masih di l
“Eh Key btw tadi ada murid baru loh. Ganteng banget serius nggak bohong gue,” ucap Luna saat jam istirahat dan saat ini ia tengah berada di kantin bersama Keyna.“Murid baru?” tanya Keyna mengernyitkan dahinya bingung.“Iya di kelas kita tau masa lo nggak nyadar,” ucap Luna menganggukkan kepalanya.“Tadi kan gue masuk kelasnya telat,” ucap Keyna mengedikkan bahunya.“Sama Alfian lagi, curiga gue hubungan lo sama Alfian,” ucap Luna menyipitkan matanya mebatap Keyna.“Nggak usah ngaco,” ucap Keyna membuat Luna terkekeh kecil.“Oh ya tadi di suruh ngumpulin fotokopian ijazah smp ke bu Meli,” ucap Luna membuat Keyna membelalakkan matanya terkejut.“Astaga gue belum,” ucap Keyna menghentikan aktivitas makannya.“Gue mau fotokopi dulu ya Lun,” lanjut Keyna dan meminum air putihnya hingga habis.“Mau gue anter?” tawar Luna menatap Keyna.“Nggak usah bentar doang ke depan,” tolak Keyna dan langsung berjalan menuju kelas untuk menga
"Ngapain malem-malem di sini?" tanya Alfian dan duduk di sebelah Keyna."Astaga lo ngagetin gue aja," ucap Keyna mengelus dadanya pelan."Gue cuma mau nyari udara segar aja," lanjut Keyna menjawab pertanyaan Alfian."Eh Al emang tadi ayamnya beneran enak?" tanya Keyna."Iya," jawab Alfian beralih menatap Keyna."Beneran? Gue jad-""Lo gak kedinginan?" tanya Alfian meraih kedua tangan Keyna.Alfian meniup telapak tangan Keyna dan menggosok pelan. Keyna terlamun melihat perlakuan Alfian. Alfian meletakkan kedua telapak tangan Keyna di pipi Keyna.Mata Alfian terkunci menatap Keyna, rasanya malam ini tidak terasa dingin sekali. Justru sebaliknya terasa sangat hangat."Ayo masuk," ucap Alfian menyadarkan Keyna."Eh iya," ucap Keyna dan berjalan beriringan dengan Alfian ke dalam villa."Langsung tidur, besok kita masih ada acara," ucap Alfian begitu sampai di depan kamar Keyna."Iya makasih Al.""Makasih
"Key liburan enaknya kemana ya?" tanya Luna yang saat ini sedang berada di kamar Keyna."Gak tau," jawab Keyna sembari mengendikkan bahu."Dih lo mah enak ke puncak sama tim fotografi," ucap Luna membuat Keyna mengernyitkan dahi."Kok lo tau sih Lun?" tanya Keyna."Joshua yang ngasih tau gue," jawab Luna."Enak ya kalian, lah gue," ucap Luna sembari menunjuk dirinya sendiri."Ya elah tenang aja kali, itu juga acaranya seminggu sebelum masuk sekolah. Jadi kita bisa liburan bareng dulu," ucap Keyna menghibur Luna. Luna mengangguk-anggukkan kepalanya.Tiba-tiba handphone Keyna berbunyi menunjukkan ada sebuah pesan masuk. Keyna terkejut ternyata yang mengirim pesan adalah nomor tidak dikenal yang sama seperti waktu itu.+6287-2607-5084Kayaknya gue harus nunda pertemuan kita deh.Tapi lo tenang aja, kita pasti bakal ket
"Lo pasti bisa," ucap Alfian menepuk bahu Keyna pelan."Gue ada di depan panggung, di tempat lo bisa ngeliat gue," lanjut Alfian dan setelah itu berjalan meninggalkan Keyna.Keyna menghela napas beberapa kali."Gue bakal hitung mundur," ucap Alfian melalui alat komunikasi timnya."Lima, empat, tiga, dua, satu," ucap Alfian dan lampu panggung pun menyala.Keyna berjalan menuju ke atas panggung dengan senyum di wajahnya.Dan acara pun dimulai."Bagus acara kali ini berjalan lancar, gue terima kasih sama kalian semua," ucap Alfian seusai acara ulang tahun sekolah selesai."Yoi Al, ya udah kita pulang dulu. Udah tengah malem gini juga," ucap Kevin dan dibalas anggukkan kepala oleh Alfian.Satu-persatu tim fotografi pun meninggalkan sekolah."Al, Keyna gimana?" tanya Josh
"Luna!" panggil Keyna saat melihat Luna berjalan menuju kelas."Wah tumben banget lo jam segini udah ada di sekolahan," ucap Luna melihat jam di tangannya."Iya kalo gak ntar kena semprot sama Alfian," ucap Keyna dan berjalan menuju kelas bersama Luna."Oh iya ya gue liat juga akhir-akhir ini lo deket sama Alfian, lo jadian ya?" ucap Luna menggoda Keyna."Enggak kata siapa?" ucap Keyna. Kalau dipikir-pikir, sejak kemarin banyak yang mengira ia dan Alfian jadian. Memangnya mereka sedekat itu?"Lo tau gak gara-gara lo deket sama Alfian, Sarah jadi gak pernah nyari masalah lagi kan sama lo?" tanya Luna."Iya juga," ucap Keyna mengangguk-anggukkan kepalanya."Nah udah pacaran aja sama Alfian," ucap Luna yang langsung mendapat pukulan ringan dari Keyna."Enak banget lo ngomong ya.""Masalahnya ya Key, gue gak pernah li
"Lo mau ikut?" tanya Alfian membuat Keyna terkejut."Eh boleh ayo kasian ntar kalo lo jalan sendirian," ucap Keyna tersenyum kecil.Alfian dan Keyna berjalan beriringan menuju toko elektronik yang tak jauh dari sekolah."Tokonya dimana?" tanya Keyna begitu sudah berjalan beberapa meter dari sekolahan."Tuh di seberang," jawab Alfian sembari menunjuk toko yang ada di seberang jalan.Hal itu membuat Keyna terkejut sekaligus takut. Sejak kejadian di masa lalu, ia menjadi tak berani menyebrang jalan sampai sekarang."Al gue nunggu di sini aja boleh gak?" tanya Keyna ketakutan."Kenapa?""Gue..., gue capek iya capek. Jadi gue nunggu sini aja gapapa ya?" ucap Keyna yang tetap kekeuh."Ya udah lo tunggu sini aja sambil istirahat," ucap Alfian dan dibalas anggukkan kepala oleh Keyna.Alfian pun menyebrang jalan dan Keyna du