PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (84)Episode : Hamizan Dan Bella TerjebakHamizan membuka matanya perlahan, kemudian mengerjap disertai mulut menguap tertahan. Pertama-tama yang dipandanginya adalah langit-langit. Berwarna putih dan sebuah lampu terang menyorot silau.Perlahan-lahan kesadaran lelaki itu pun mulai berkumpul dan menyadari, ada hal yang aneh di sana.‘Di mana ini? Sepertinya bukan di kamarku sendiri ….,’ membatin Hamizan dengan kelopak mata menyipit, heran, di antara kesadarannya yang belum sepenuhnya kembali. ‘Jam berapa pula sekarang?’Dia mengangkat tangan hendak melihat jam. Namun kembali matanya menyipit.‘Aku … aku ….?’ Dia melihat pergelangan tangannya yang telanjang. Bahkan begitu meraba badan sendiri, sesuatu yang sama terjadi di sana. Dia memang tidak mengenakan baju. ‘Eh, ada apa ini?’ Yang lebih mengejutkan lagi, setelah memeriksa ke bagian yang lain di balik belitan selimut ….‘Ya, Allah … sejak kapan aku tidur dalam keadaan begi
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (85)Episode : Perburuan Saksi Dan BuktiSetelah menunggu hingga berapa waktu lamanya, sosok Indry pun datang sambil membawakan perbekalan yang dipintakan oleh Bella.“Ibu ….?” kata Indry dengan sorot mata terheran-heran begitu bertemu dengan atasannya tersebut. “Mengapa Ibu ada di sini? Pak Andara juga menanyakan Ibu dan—”“Ssttt … sudahlah, Ndry. Tidak perlu dibicarakan dulu,” tukas Bella hanya menyisakan bukaan daun pintu sedikit untuk mengambil bungkusan dari tangan sekretarisnya tersebut.Indry terdiam. Sebelumnya dia harus mencari-cari terlebih dahulu pada titik lokasi yang diberikan oleh Bella padanya. Ternyata menunjukkan pada sebuah tempat terpencil di pinggiran perkotaan. Tepatnya sebuah rumah penginapan.Sosok sekretaris tersebut dihubungi oleh Bella melalui pesan singkat demi menghemat daya baterai ponsel. Isinya adalah minta dibawakan seperangk
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (86)Episode : Diskusi Panas Hamizan dan ArumiSiang itu juga, Hamizan dan Bella segera meninggalkan tempat penginapan. Tentu saja setelah memeriksa, apakah ada sesuatu yang hilang atau tertinggal. Nyatanya cuma pakaian mereka saja. Ini benar-benar aneh.Hamizan merasa bahwa kejadian tersebut memiliki maksud serta tujuan yang sangat berbahaya. Entah apa. Yang pasti, kemungkinan besar bersiap-siap dengan segala konsekuensi yang akan terjadi di kemudian hari.‘Jelas sekali, ini bukan tindak kriminalitas,’ membatin lelaki tersebut di sepanjang perjalanan. ‘Seperti ada sesuatu yang sudah direncanakan terlebih dahulu. Kalaupun modus pencurian atau perampokan, nyatanya tidak ada materi yang diambil. Ya Allah, aku takut sekali … jika sampai ada fitnah besar terjadi padaku atau keluarga kami.’Khusus untuk Hamizan, karena sebelumnya Bella sudah mengatakan pada Indry perihal ketidakdatangan lelaki tersebut ke kantor atas perintahnya,
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (87)Episode : Ujian HidupSetelah kejadian yang menimpa suaminya tersebut, penilaian Arumi terhadap Bella semakin dirasa sempit. Dia percaya, Hamizan tidak—sampai—melakukan apa pun terhadap atasannya itu. Namun jika kondisi mereka berdua sedang dalam keadaan tidak sadar, bagaimana? Apakah ada kemungkinan lain pada waktu mereka berdua, Hamizan dan Bella, bersama-sama dalam satu kamar serta satu ranjang itu terjadi sesuatu di luar kesadaran keduanya?“Aku gak ngerasain apa pun, Dik,” ujar Hamizan setelah berusaha mengingat-ingat. “Aku yakin banget itu. Kami memang gak ngelakuin apa pun. Semoga saja. Insyaa Allah.”Arumi mendesah. ‘Ya, aku percaya padamu, Mas. Tapi … tidak dengan perempuan itu,’ membatin perempuan tersebut. ‘Entahlah, aku merasa … sepertinya ada sesuatu dengan dia. Aku berusaha untuk tidak berpikir buruk tentang atasannya Mas Izan itu, tapi … kenapa pikiranku selalu saja enggan untuk tidak melakukannya?’Sebaga
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (88)Episode : Teror PertamaMaka keesokan harinya, Hamizan pergi ke kantor ditemani oleh Arumi. Sebagaimana yang telah direncanakan semula, kedua suami-istri tersebut bermaksud menemui Bella untuk membicarakan perihal masalah yang sedang terjadi tersebut.Namun sebelum tiba di tempat tujuan, tiba-tiba ponsel Hamizan berbunyi. Sebuah pesan masuk tertampak di panel layar atas dari nomor yang tidak dikenali.“Sayang, tolong buka pesan ini. Aku lagi nyetir, nih,” kata Hamizan pada Arumi seraya menyodorkan ponselnya. “Itu dari nomor yang asing, kayaknya.”Sebentar menunggu Arumi membuka notifikasi yang ada, Hamizan menoleh ke samping sesekali. Sampai kemudian terdengar pekik kejut dari istrinya tersebut.“Astaghfirullahal’adziim!” seru Arumi sambil menatap layar ponsel milik suaminya. “Mas ….?” Dia menoleh ke samping dengan sorot mata penuh keterkejutan.“Ada apa, Sayang?” tanya Hamizan terheran-heran dan ikut terkaget-kaget. “Ad
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (89)Episode : Sikap Seorang BellaHari itu juga, Hamizan dan Bella berkumpul bersama di ruangan kerja anak dari Pak Waluyo tersebut. Membicarakan perihal kejadian sebelumnya serta kiriman foto yang baru saja mereka terima.“Saya sendiri tidak tahu, apa maksud dari orang ini mengirimkan foto yang memalukan seperti itu?” ucap Bella terlihat syok dan bersedih hati. “Apalagi ditambah dengan ancaman untuk tidak melaporkannya pada pihak berwajib. Apa mau mereka? Siapa mereka dan mengapa meneror saya seperti ini?” Berbagai pertanyaan terucap dari lisan perempuan tersebut secara mencecar.Hamizan dan Arumi saling beradu tatap. Bola mata mereka bergerak-gerak seperti sedang berpikir tentang apa yang baru saja disampaikan oleh Bella.“Saya sudah menduga dari sebelumnya, hal ini pasti akan terjadi,” imbuh kembali Bella dengan suara bergetar. “Pasti bakal ada sesuatu yang sedang seseorang rencanakan, tapi … saya tidak pernah tahu, apa?
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (90)Episode : IkhtiarMengulang percakapan Hamizan dan Arumi beberapa waktu sebelumnya, kedua suami-istri itu bersepakat untuk tidak menceritakan lebih detail kepada Bella perihal yang mereka lakukan kemarin, yakni mencari-cari sosok mantan pegawai penginapan yang diyakini sebagai juru kunci saksi serta kiriman foto yang diterima.Sewaktu berbicara di ruangan kerja, Bella hanya memperlihatkan satu buah kiriman foto. Sementara Hamizan sendiri malah mendapatkan lebih. Hanya saja untuk foto kedua, sepertinya tidak sampai didapatkan oleh perempuan tersebut. Entah memang hanya satu ataukah Bella telah menghapusnya terlebih dahulu sebelum Hamizan dan Arumi datang. Kedua suami-istri tersebut tidak ingin mempertanyakannya. Terlebih lagi bagi seorang Hamizan. Sebab foto kedua benar-benar sangat memalukan dan membuatnya merasa teramat bersedih. Sebab ditampilkan secara penuh sampai detail bagian aurat intinya.“Mudah-mudahan saja Bu B
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (91)Episode : Kepindahan Mang Karta dan Bi Inah "Andrew?!" tanya Hamizan dan Arumi hampir bersamaan, serempak menatap sosok perempuan tersebut.Bella agak terkesima sejenak, sampai kemudian buru-buru dia mengubah sikap. "Uummhhh, maksud saya … eh, iya … itu teman bisnis saya maksudnya."Hamizan mengerutkan kening. Dia berpikir, apa mungkin Pak Waluyo belum membicarakan perihal permohonan perpindahan Mang Karta dan Bi Inah selama ini pada Bella? Padahal sewaktu di rumah sakit, laki-laki tua tersebut sudah menyetujuinya."Saya sendiri sebenarnya bingung, Nak Izan," kata Pak Waluyo kala itu. "Rumah itu terlalu besar dan luas untuk diurus dan dijaga oleh mereka. Berhubung karena keduanya 'kan, sudah sepuh."Menurut Pak Waluyo pula, dia berencana untuk mencari tenaga baru tanpa harus meminta pergi Mang Karta dan Bi Inah. "Tapi kalo Nak Izan mau membawa mereka, oh … itu bagus. Jadi saya gak perlu khawatir lagi," imbuhnya kembali