Home / Romansa / Perempuan Bermahar Lima Miliar / Bagian (91) : Kepindahan Mang Karta dan Bi Inah

Share

Bagian (91) : Kepindahan Mang Karta dan Bi Inah

Author: David Khanz
last update Last Updated: 2023-09-29 18:51:55

PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIAR

Penulis : David Khanz

Bagian (91)

Episode : Kepindahan Mang Karta dan Bi Inah

"Andrew?!" tanya Hamizan dan Arumi hampir bersamaan, serempak menatap sosok perempuan tersebut.

Bella agak terkesima sejenak, sampai kemudian buru-buru dia mengubah sikap. "Uummhhh, maksud saya … eh, iya … itu teman bisnis saya maksudnya."

Hamizan mengerutkan kening. Dia berpikir, apa mungkin Pak Waluyo belum membicarakan perihal permohonan perpindahan Mang Karta dan Bi Inah selama ini pada Bella? Padahal sewaktu di rumah sakit, laki-laki tua tersebut sudah menyetujuinya.

"Saya sendiri sebenarnya bingung, Nak Izan," kata Pak Waluyo kala itu. "Rumah itu terlalu besar dan luas untuk diurus dan dijaga oleh mereka. Berhubung karena keduanya 'kan, sudah sepuh."

Menurut Pak Waluyo pula, dia berencana untuk mencari tenaga baru tanpa harus meminta pergi Mang Karta dan Bi Inah.

"Tapi kalo Nak Izan mau membawa mereka, oh … itu bagus. Jadi saya gak perlu khawatir lagi," imbuhnya kembali
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (92) : Kehamilan Arumi

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (92)Episode : Kehamilan ArumiSejak kepindahan Mang Karta dan Bi Inah, suasana rumah Hamizan dan Arumi bertambah hangat dan semarak. Terlebih lagi, beberapa waktu yang akan datang akan mulai menjalani pemrosesan transfer embrio, yakni memasukkan sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma ke dalam rahim.“Ada kalanya, proses ini tidak sekali jadi atau berhasil. Harus dilakukan berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan ekspektasi,” ujar Dokter Hendrawan sebagai tim kepala Medis yang menangani program kehamilan Arumi.Bukan perkara mudah atau menyenangkan, nyatanya semenjak mengikuti tahap awal, Arumi harus menahan rasa sakit dari jarum suntik maupun peralatan kedokteran khusus lainnya. Terutama pada saat induksi ovulasi. Kesemua proses tersebut memerlukan waktu dari hitungan jam hingga per pekan. Semua dijalani dengan penuh kesabaran. Sampai kemudian, kehami

    Last Updated : 2023-09-30
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (93) : Rencana Jahat Bella

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (93)Episode : Rencana Jahat Bella“Apa?! Kamu hamil?!” seru Pak Waluyo seraya bangkit dari kursi kerjanya. “Astaghfirullah … astaghfirullah. I-ini apa ini? P-papah gak ngerti! Papa sama sekali gak ngerti, Bella!”Laki-laki tua itu memegang kening, lantas melangkah satu jarak kaki, balik lagi memutar badan, dan kembali duduk seperti semula. Dia tatap wajah anak perempuannya dengan lekat.“Dengan laki-laki mana kamu melakukannya? Katakan sama Papah, Bella! Katakan! Ah, astaghfirullahal’adziim ….” Kembali Pak Waluyo memegang kening. Kali ini sambil menopangnya dan tertunduk sejenak sambil memejamkan mata. “Ini gak mungkin. Kamu pasti sedang bercanda ‘kan, Nak? Ayolah, i-ini … katakanlah … uumhhhh, prank! Ya, prank! I-itu ‘kan, yang lagi kamu lakuin sekarang?”Lagi-lagi Pak Waluyo bangkit dan berjalan sambil memutari ruangan kerjanya, jelalatan seperti sedang mencari-ca

    Last Updated : 2023-10-01
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (94) : Obrolan Dengan Pak Waluyo

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (94)Episode : Obrolan Dengan Pak Waluyo Pak Waluyo tidak ingin mendesak Bella lebih jauh, dia teramat mengkhawatirkan keselamatan anak perempuan satu-satunya tersebut.‘Yaa Allah ….,’ membatin lelaki tua itu bersedih hati. ‘Ini semua memang salahku juga. Dari sejak belia, dia sudah terbiasa aku manjakan. Sampai-sampai, aku sama sekali tidak pernah diberi kesempatan untuk menolak apa pun yang anakku inginkan dari dulu.’ Dia menatap foto almarhumah istrinya di atas meja. ‘Andai saja kamu masih ada, tentu anak kita tidak akan seperti itu, Sayang. Tapi lihat, bagaimana kini? Aku telah salah mendidik Bella. Itu kulakukan, karena aku terlalu sayang sama dia. Aku tidak ingin kehilangan satu-satunya orang yang kucintai setelah kepergianmu ….’Kemudian Pak Waluyo teringat pada kejadian beberapa tahun silam, hanya karena masalah sepele, Bella pernah mencoba melakukan tindakan bunuh diri. Untunglah jiwa anak semata wayangnya tersebut

    Last Updated : 2023-10-02
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (95) : Masa Lalu Bella

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (95)Episode : Masa Lalu Bella“Pernah apa, Pak?” tanya Hamizan penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh bapak dari Bellanca Aurora tersebut.Pak Waluyo menipiskan bibir. Sebentar kemudian tersenyum tawar terhadap sosok yang bersamanya tersebut.“Uummmhhh, begini maksud saya, Nak,” kata orang tua itu usai menghela napas berat. “Sebelumnya … Nak Hamizan ‘kan, pernah ngajuin pinjaman uang pada saya, tapi … sampai saat ini belum juga saya konfirmasi. M-maksudnya … bukan berarti saya—”“Mohon maaf, Pak, kalo untuk masalah itu, terus terang saya sudah mendapatkannya, kok,” tukas Hamizan mendengar kalimat Pak Waluyo terpatah-patah dan agak lama berungkap. “Bu Bella yang memberikan saya pinjaman. Itu pun berupa pinjaman lunak, tanpa bunga atau tambahan lainnya dan juga jatuh tempo yang gak terbatas. Alhamdulillah.”“Apa? Bella sudah memberikannya?” Pak Waluy

    Last Updated : 2023-10-03
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (96) : Pemata-mata

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (96)Episode : Pemata-mataTok! Tok! Tok!Terdengar suara ketukan di pintu ruang kerja Hamizan.“Iya, silakan masuk,” seru lelaki itu di saat sedang sibuk memeriksa berbagai dokumen di atas mejanya.Sebentar kemudian daun pintu pun terkuak dan muncul sosok Indry. Dia tersenyum dan membungkukkan badan memberi hormat sebelum lanjut melangkah masuk.“Permisi, Pak. Selamat siang,” ujar perempuan tersebut menyapa.Hamizan menjeda sebentar aktivitasnya, melihat ke depan, dan balas tersenyum. “Iya, selamat siang. Masuklah, Bu Indry,” titahnya seraya berdiri. “Ada yang bisa saya bantu, Bu?” tanya laki-laki tersebut setelah sosok sekretaris Bella itu mendekat.“Maaf mengganggu, Pak,” kata Indry kemudian. “Bapak ditunggu Bu Bella di bawah.”“Di bawah? Di mana?” tanya Hamizan sembari mengernyit.“Di lahan parkir. Ditunggu sekarang ju

    Last Updated : 2023-10-04
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (97) : Perlengkapan Bayi Membuat Emosi

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (97)Episode : Perlengkapan Bayi Membuat EmosiSejak awal, Hamizan agak ragu untuk mengikuti ajakan Bella. Karena setahu dia, hari itu memang tidak ada schedule apa pun terkait aktivitas pekerjaannya di luar kantor. Sampai kemudian dia diberitahu oleh sosok atasannya tersebut saat berada di tengah perjalanan.“ … Saya mau minta bantuan Anda untuk memilih perlengkapan bayi, Pak,” ujar Bella cukup mengejutkan.“Perlengkapan bayi?” tanya Hamizan mengulang kalimat perempuan di sampingnya itu. “B-bayi Ibu maksudnya?” Jantung lelaki tersebut mulai berdegup kencang.Bella tersenyum tawar di balik balutan jilbab lebarnya. “Iyalah, bayi dalam kandungan saya ini,” ujarnya seraya mengelus perut. “Buah hati saya dari seseorang yang begitu saya cintai ….,” imbuh kembali dia datar.Diam-diam Hamizan melirik ke samping melalui ekor matanya. Seketika di dalam hati, lelaki i

    Last Updated : 2023-10-05
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (98) : Dilematis

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (98)Episode : Dilematis“Dik, kamu marah padaku?” tanya Hamizan melihat kilatan mata istrinya disertai helaan napas berat menahan emosi. “Yaa Allah, maafkan aku, Sayang, maafkan aku.” Dia kembali berusaha memaksa untuk memeluk tubuh Arumi. Kini lebih erat dari yang dilakukan pertama tadi. “Aku bener-bener gak kuasa buat nolak pemberian Bu Bella tadi, Sayang. Tolong, maafin aku.”Hamizan paham bahwa perasaan istrinya tersebut sedang sensitif, apalagi di masa-masa kehamilan seperti itu. Dia tidak ingin terjadi apa-apa pada Arumi dan harus senantiasa menjaga fisik maupun psikis yang bersangkutan.Mang Karta dan Bi Inah yang kebetulan melihat perdebatan kedua suami-istri itu, hanya bisa mengelus dada dan turut merasakan kesedihan.“Pak, kenapa nama Bu Bella disebut-sebut sama Den Izan dan Neng Arumi, ya?” tanya Bi Inah bingung. “Sepertinya permasalahan mereka berdua ada

    Last Updated : 2023-10-06
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (99) : Usia Kehamilan Bella dan Arumi

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (99)Episode : Usia Kehamilan Bella dan Arumi"Kalo kamu sampe ngundurin diri, terus 'gimana dengan angsuran yang harus kita kembaliin sama Bu Bella, Mas?" tanya Arumi malah jadi bingung sendiri kini. "Belum lagi nanti biaya lahiran anak kita," imbuh kembali perempuan tersebut dengan suara lirih.Hamizan mendesah resah. "Itulah yang lagi aku pikirin selama ini, Sayang. Kalo mau jujur, aku sendiri sebenernya gak begitu nyaman sejak ada Bu Bella di kantor. Tapi … yaaa, mau 'gimana lagi? Kita masih banyak kebutuhan. Aku gak mungkin berhenti kerja begitu saja, 'kan?"Arumi menatap wajah suaminya. Dia mengiakan dan juga membenarkan apa diucapkan oleh sosok yang dia cintai itu. Kemudian merasa terenyuh dan lekas memeluk."Maafin aku, Mas. Maafin aku," kata Arumi. "Aku terlalu egois ya, Mas? Aku gak mikirin bagaimana perasaanmu selama ini."Jawab Hamizan, "Enggak,

    Last Updated : 2023-10-07

Latest chapter

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (123) : Akhir Dari Sebuah Misteri (TAMAT)

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (123) Episode : Akhir Dari Sebuah MisteriBeberapa hari setelah Arumi melahirkan, Hamizan kedatangan seorang tamu spesial. Dia tiba di sana menjelang siang, bersama dua orang lelaki berbadan tegap, untuk menemui menantu Abah Bashori tersebut sambil membawa sesosok bayi mungil di dalam dekapan. Sosok khusus itu tidak lain adalah Pak Waluyo, bapak kandung Bella Aurora."Pak?" ucap Hamizan kaget bercampur heran. Seolah-olah tidak percaya melihat ketibaan orang tua tersebut di Tasikmalaya. Yang lebih menarik perhatian adalah tentang bayi mungil itu. 'Anak Bella-kah dia?' tanyanya seketika menduga-duga. "Silakan masuk, Pak."Hamizan menyalami ketiganya dan mengajak Pak Waluyo serta kedua orang itu tadi masuk ke dalam rumah."Ada apa ini, Pak? Bagaimana bisa tahu kalo saya ada di sini?" tanya Hamizan masih merasa heran dan bingung dengan kedatangan Pak Waluyo. Lanjut bert

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (122) : Arumi Melahirkan

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (122)Episode : Arumi MelahirkanBelum habis memikirkan kejadian misteri penabrakan tadi, tiba-tiba Arumi meringis kesakitan. Perempuan cantik berkulit putih bersih itu menyeringai sembari pegangi perut."M-maasss ….," lenguh Arumi memanggil suaminya.Hamizan menoleh dari arah pandangan pada sosok kendaraannya yang ditabrak tadi."Sayang? A-ada apa, Sayang?" tanya lelaki itu gelagapan. Dia memperhatikan raut wajah Arumi dan elusan di perut buncitnya. "Yaa Allah … k-kamu mau melahirkan?"Arumi menggelengkan kepala dengan bibir tidak berhenti mendesis. "Gak tahu, Mas. Perutku mules banget ini. Aduuhh … aashhh!" jawab Arumi kian menghebat serangan rasa sakit yang mendera perut. Seketika raut wajah perempuan itu berubah memucat disertai keringat mengilap di wajah."Yaa Allah ….!" seru Hamizan mulai panik dan segera memanggil Muzakir. "Kang, s-

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (121) : Arumi Terancam

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (121)Episode : Arumi TerancamHamizan tidak pernah tahu, ada persoalan apa di antara Bella dan Pak Waluyo. Sementara orang tua itu sendiri belum mau terbuka padanya.Timbul pertanyaan baru, jika saja benar seorang Bella telah berubah, lantas mengapa hubungan dengan bapaknya sendiri justru terkesan tidak harmonis? Bukankah sebelum itu mereka berdua terlihat akur. Setidaknya itulah yang dinilai di mata Hamizan. Namun suami Arumi tersebut tidak ingin mencampuri urusan internal keluarga Pak Waluyo. Terpenting sekarang, sikap Bella sendiri memang tidak seperti beberapa bulan sebelumnya.Baru saja babak kedamaian itu dirasakan oleh keluarga Hamizan, suatu ketika dia menerima sebuah panggilan telepon."Pak Waluyo ….," gumam Hamizan begitu memperhatikan nomor kontak yang tertera di layar. "Assalaamu'alaikum, Pak," ucapnya usai menekan ikon berwarna hijau."Wa'alaik

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (120) : Bella Berubah?

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (120)Episode : Bella Berubah?Semenjak pembicaraan mereka di pagi hari tersebut, sikap Bella terhadap Hamizan sedikit berubah. Tidak lagi mendayu-dayu sebagaimana biasa, tapi lebih lembut dan santun dalam bertutur kata serta sikap."Maaf, selama ini sikap aku mungkin gak berkenan buatmu, Hamizan. Saya sadari itu dan pastinya justru akan membuatmu makin merasa gak suka sama aku,'kan?" ucap Bella dengan suara datar. "Aku minta maaf. Itu semata karena aku terlalu menuruti kata hati. Terkadang, aku gak ngontrol tentang itu."Hamizan memang merasakan hal demikian, walaupun tidak sepenuhnya perempuan tersebut berubah drastis. Namun setidaknya, kini dia bisa sedikit bernapas lega dan tidak lagi harus didera ketakutan akan perilaku Bella yang sering terlewat batas.'Apakah benar Bella telah berubah? Apa karena ucapanku tempo hari itu?' Benak Hamizan pun dilanda tanda tanya

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (119) : Perlawanan Hamizan

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (119)Episode : Perlawanan HamizanSesuai perkiraan, ternyata memang benar adanya bahwa pada hari itu Azizah telah melahirkan seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki."Maaf, Zakir gak sempet ngasih kabar ke rumah, Umi," kata Muzakir saat ditanyai oleh Umi Afifah. Dia ikut sibuk menemani dan mengurus kelahiran istrinya saat Arumi menelepon. "Baru mau dihubungi, eh … ternyata Umi sudah datang," lanjutnya kembali berkata sambil menatap Hamizan dan Arumi yang turut datang bersama-sama."Iya, gak apa-apa, Nak. Terpenting … Alhamdulillah … akhirnya Azizah sudah melahirkan dengan selamat," timpal Umi Afifah seraya tersenyum bahagia melihat cucu ketiganya.Sementara Azizah sendiri masih tergolek lemas di atas ranjang di samping Muzakir suaminya.Hamizan langsung mendekat dan memperhatikan bayi mungil yang sedang terbari

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (118) : Kecurigaan Seorang Istri

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (118)Episode : Kecurigaan Seorang IstriKini perasaan Hamizan sedikit agak lega setelah mencurahkan permasalahannya pada sang Mertua, Abah Bashori. Tidak lupa, dia juga menceritakan kepada orang tua tersebut bahwa khusus tentang kedua video yang dimaksud, belum akan diberitahukan kepada Arumi dengan alasan yang mendasari."Ya, Abah paham maksudmu, Nak. Tapi bukan berarti Abah mendukung usahamu itu," timpal Abah Bashori lebih lanjut. "Sebagai manusia, terkadang kita dituntut untuk gak terlalu jujur dalam bersikap. Abah ngerti kok, kamu ngelakuinnya karena satu sebab. Itu bagus. Hanya saja, suatu saat … kamu harus selalu terbuka pada keluargamu."Hamizan mengangguk pelan mendengarkan petuah mertuanya. "Satu hal lagi yang harus kamu tahu, Nak," imbuh kembali Abah Bashori, "Arumi itu … suka mencari-cari jalannya sendiri jika hendak mengetahui sesuatu. Dia anak pintar.

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (117) : Lelah Dalam Pasrah

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (117)Episode : Lelah Dalam PasrahTampak jelas sekali jika diperhatikan, sudut kamera yang bergerak-gerak mengambil gambar, itu—pasti—dilakukan oleh pihak orang ketiga. Tidak mungkin Bella melakukannya sendiri, karena posisi dia saat itu sedang (maaf) menindih tubuh Hamizan. Bahkan dengan sengaja mengarahkan mata lensa tepat pada pertautan area aurat inti mereka berdua.Hamizan langsung merasa syok. Tubuhnya gemetar dan langsung menutup layar ponsel.'Tidak mungkin, Yaa Allah. Ini tidak mungkin!' jerit lelaki tersebut pilu. Napasnya sampai terengah-engah sesak. Menyayangkan serta menyesali jika di antara dia dan perempuan tersebut, benar-benar telah terjadi perzinaan farji.Jadi benarkah akibat terjadinya aksi persebadanan tersebut, Bella mengalami kehamilan? Pikir Hamizan.'Dia benar-benar mengandung anakku ….,' membatin kembali suami Arumi tersebut.

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (116) : Teror Kedua

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (116)Episode : Teror Kedua"Kak Izah sudah harus tinggal di sini, Mas. Baru pembukaan tiga," kata Arumi begitu keluar dari ruang pemeriksaan, usai mengantar Azizah ke dalam. "Kita sendiri bagaimana sekarang? Apa ikut menunggu—""S-sebaiknya kita pulang saja sekarang, Dik," tukas Hamizan tampak gagap. Hal tersebut baru disadari oleh istrinya setelah posisi mereka berdua berhadap-hadapan.Sesaat Arumi mengamati raut wajah suaminya, di bawah terpaan cahaya lampu neon di ruang tunggu. Terlihat agak pucat dan tidak tenang berdiri menyandar di dinding."Kamu kenapa, Mas? Ada apa?" tanya perempuan itu ikut merasakan kekhawatiran atas sikap laki-laki yang teramat dia cintai tersebut. Sebentar Arumi menyapu pandangan ke sekeliling tempat. Tidak ada siapa pun terkecuali mereka berdua di sana. "Ada apa sih, Mas? Kamu melihat sesuatu?"Hamizan melirik, tapi hanya sesaa

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (115) : Hubungan Hamizan dan Kiai Bashori Membaik

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (115)Episode : Hubungan Hamizan dan Kiai Bashori MembaikSelama berada di tengah-tengah keluarga Pondok Pesantren Al Ardul Basyariyah, sesekali Hamizan suka ikut terjun membimbing para santri. Hal tersebut sering diperhatikan oleh sang Mertua Kiai Haji Bashori, secara tidak sengaja pada awalnya. Sampai kemudian menyengaja mengintip serta mengawasi kegiatan menantunya itu. Bahkan pernah beberapa kali, suami dari Arumi tersebut didaulat untuk menjadi imam pada saat shalat Maghrib.Kiai Haji Bashori yang pada saat itu baru saja tiba dari bepergian di luar, sesaat terhenyak mendengar lantunan indah suara milik Hamizan membacakan kalam Ilahi.‘Masyaa Allah … sepertinya aku kenal sekali suara imam itu. Hamizan-kah?’ tanyanya di dalam hati. Sejenak laki-laki tua tersebut menajamkan telinga di antara barisan jamaah shalat. ‘Ah, benar … itu memang Hamizan menantuku.’Lantas

DMCA.com Protection Status