Share

BAB 187: Kekhawatiran

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-22 19:18:26

Erika menyandarkan kepalanya di dada Nolan, anak itu terlihat kebingungan untuk menjawab ajakan Nolan untuk tinggal berdua bersamanya, disisi lain Erika takut dengan Rachel dan Emier yang tiba-tiba memusuhinya. Satu-satunya orang yang tidak berubah bersikap baik kepada Erika hanya Nolan.

Erika sangat lelah, sejak pagi ini dia terus menerus melihat keributan yang menakutkan.

Apa mungkin bisa, Erika tinggal bersama Nolan dan Issabel bersama dengan Rachel?

“Erika, bisakah kau menunggu di luar sebentar? Paman ingin berbicara dengan ibumu, nanti kita makan malam bersama,” bujuk Nolan berbicara lembut seraya mengusap rambut Erika.

“Paman jangan lama-lama, aku sangat lapar,” bisik Erika menatap dengan mata berkaca-kaca, sejak pagi ini Erika belum memakan apapun selain sekotak susu pemberian perawat.

Issabel terus menerus berteriak dan menangis sepanjang waktu, dia tidak memiliki waktu untuk memperhatikan makan Erika. Sementara Emier datang sebentar, apalagi Rachel tidak muncul sekalipun di
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
puji amriani
hari ini update 1 aja kak?
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Kehancuran Issabel & Emier sudah dimulai, Rachel nih belum sama sekali, bentar lagiii. Syukurlah Nolan sayang sama Erika, keputusan tepat sih untuk menjauhkan dari Issabel.. Julliet cepetan bilang donk ke Alfred. Atau Alfred yang tahu langsung. Eh Melisa udah beraksi belum ya...
goodnovel comment avatar
puji amriani
julliet please bilang sama Alfred please
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 188: Menyembunyikannya

    Hujan gerimis turun dibawah kegelepan malam, hangat dekapan tangan Alfred membelit tubuh. Floryn terbangun dari tidurnya karena sesak, dengan penuh kehati-hatian gadis itu bergerak sedikit demi sedikit, melepaskan diri dari pelukan Alfred.Bibir Floryn menekan menahan ringisan, pinggangnya terasa cukup sakit dan pegal, beruntung saja tidak sesakit saat pertama kali melakukannya.Dilihatnya jam kecil atas meja, kini menunjukan pukul Sepuluh malam.Tanpa sadar, Floryn telah terlambat dua jam dari jadwal pertunjukannya.Dia terlalu lelah sampai tidak sadarkan diri hingga melewatkan jadwal menarinya lagi malam ini. Floryn harus menghubungi Samantha dan meminta maaf kepadanya, Floryn sudah terlalu sering membolos dari pekerjaannya.Perlahan Floryn bergerak turun dari ranjang, memungut pakaiannya yang berserakan dan mengenakannya kembali. Sekilas dia melihat Alfred yang masih tertidur lelap dibawah selimut tipis miliknya.Suatu pemandangan yang tidak masuk akal melihat Alfred Morgan tertid

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 189: Membujuk Alfred

    Semangkuk solyanka dan sepiring sarmi berada di meja. Alfred duduk menempatkan kedua tangannya di atas meja, tersenyum geli melihat Floryn tengah menahan cemberutan kesalnya.Saat Floryn baru selesai menghidangkan masakan yang telah dibuatnya, Ali datang hanya untuk mengantar beberapa set peralatan makanan.Tanpa bisa Floryn hentikan, semua makanan yang telah dia buat dipindahkan pada semua alat makan yang telah dibawa, Ali juga membawa paksa semua alat makan Floryn untuk dibuang dan menggantinya dengan satu alasan, Alfred alergi.Floryn merasa cukup terhina, disisi lain dia tidak memiliki kemampuan untuk menghentikan apa yang telah terjadi.Asap makanan yang masih hangat mengepul tercium terbawa udara dari jendela dibiarkan terbuka, gorden tipis bergerak melambai terbawa angin, menyaksikan Alfed dan Floryn yang kini tengah menikmati makan malam bersama.“Kau pandai memasak,” puji Alfred tersenyum dengan mata berbinar menikmati setiap suapan makanan yang masuk ke dalam mulut.Alfred t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 190: Berbicara

    “Apa ini tidak salah?” tanya Julliet pada Ali yang telah mengantarnya pada sebuah hotel mewah.“Tidak, tuan Alfred memerintahkan Anda dibawa ke sini,” jawab Ali.Julliet menelan salivanya dengan kesulitan, wanita itu keluar dari mobil mengikuti langkah Ali yang membawanya masuk. Tangan Julliet terkepal, dia sedikit malu karena tidak sempat mengganti pakaian dan menghapus riasannya, penampilannya sebagai wanita penghibur di tempat kumuh begitu terlihat jelas dan kontras.Beruntungnya, karena malam yang mulai larut, suasana hotel terlihat lebih tenang tidak menunjukan ada orang berkeliaran sehingga kedatangan Julliet tidak menarik banyak perhatian.Malam ini Julliet mengambil sebuah keputusan yang mungkin lancang karena telah ikut campur dalam urusan Floryn hingga membagikan rahasia yang selalu ingin Floryn tutupi. Julliet juga sadar sepenuhnya jika kemungkinan Floryn akan sangat marah kepadanya jika Julliet memberitahukan rahasianya kepada orang lain.Julliet ingin memberitahu rahasia

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 191: Memberitahu Alfred

    “Jangan berbohong,” jawab Alfred tidak percaya.Julliet tersenyum meringis menahan kesedihan harus mengingat kembali masa-masa di penjara. Andai sakit Floryn sebuah kebohongan, Julliet akan sangat bersyukur, tapi kenyataannya tidaklah seperti itu.Julliet tertunduk mengusap sisi lengannya, dengan suara bergetar dia berbicara, “Flo pernah mengalami kekerasan yang cukup parah, ibu tirinya membayar seorang narapidana berbahaya untuk menyakiti Flo. Kejadian itu membuat Floryn terluka cukup parah dan harus diopname karena jantungnya terluka.”“Setelah kejadian itu, Flo mengalami trauma berat didalam penjara, disisi lain dia harus bertahan dari sakit dan ancaman yang tidak pernah berhenti datang. Setiap minggu, para narapidana dilepaskan di ke lapangan, disana selalu saja ada narapidana yang mengganggunya, mereka dibayar oleh ibu dan kakak tirinya Flo.” “Untuk bisa bertahan, Flo mendekati beberapa terpinada seumur hidup, beberapa dokter yang terlibat mallpraktik dan kelompok mafia. Akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 192: Memberitahu Keluarga Morgan

    Derap suara langkah terdengar dikesunyian, mengganggu ketenangan Floryn yang tengah tertidur. Dengan berat gadis itu membuka matanya, melihat sekelebat bayangan hitam seseorang yang kini berdiri di ambang pintu kamarnya.Kening Floryn mengerut, dia ingat bahwa dia telah mengunci rumahnya, mustahil ada orang yang masuk.Apa ini hanya halusinasinya karena mengantuk berat? Atau ini sekadar mimpi saja?Derap langkah itu semakin terdengar, dengan mata setengah terbuka samar-samar Floryn melihat bayangan itu kian mendekat membawa aroma parmfume yang menyebar begitu familiar dalam ingatan memberitahu Floryn bahwa orang yang datang ke rumahnya adalah Alfred Morgan.Floryn kemabli memejamkan matanya, membiarkan bayangan itu semakin dekat dan mengungkungnya diantara remang cahaya malam.Sebuah pelukan menggerakan tubuh Floryn yang terbaring lelap dalam tidurnya, dengan berat sekali lagi gadis itu membuka mata, tangan kecilnya menjangkau wajah yang sangat dia kenali hanya dengan merasakan leku

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 193: Mengakhiri Hubungan

    “Jullie,” panggil Floryn tersenyum ceria tidak sengaja berpapasan dengan Julliet yang baru pulang. “aku sudah memasakkan sarapan pagi untukmu, pergilah makan lalu beristirahat. Kemarin aku sempat merayakan ulang tahun tanpamu, jadi aku membuatkan kue untukmu, aku sudah meletakannya di microwave.”Julliet berdecak pinggang menahan lelah, semalaman Julliet gelisah, dia takut cerita yang telah dibagikan kepada Alfred Morgan justru akan membuat Alfred menjauhi Floryn dan Floryn akan membecinya.Melihat Floryn yang tetap bisa tersenyum ceria, membahagiakan orang-orang disekitarnya dan berhasil mengelabui semua orang bahwa dia sehat kini membuat Julliet yakin bahwa semalam dia telah membuat keputusan yang tepat.Floryn pantas mendapatkan kebahagiaan dari orang-orang disekitarnya.Semangat Floryn dan tekadnya yang tidak pernah pudar terkadang membuat Julliet malu.Floryn sudah seperti setangkai bunga yang tetap mekar tanpa peduli langit sedang mendung, awan menurunkan badai yang akan menjatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 194: Penyesalan

    Pertemuan yang dinantikan akhirnya terjadi, Roan memperkenalkan Floryn pada dua orang pengacara public yang sudah sangat dia kenal baik sejak sekolah di akademi kepolisian.Dada Floryn berdebar kencang, tangannya gemetar, beberapa kali gadis itu menjilat bibirnya yang mengering. Floryn sangat gugup dan kesulitan membangun keberanian kala harus berbicara dan menjawab setiap hal penting.Roan yang menyadari kegugupan Floryn segera menggenggam tangannya dibawah meja, mengintruksikan Floryn untuk mengatur napas dan berbicara secara perlahan.Semua barang bukti dan semua keterangan tercatatat mendetail oleh dua orang pengacara, setelah menghabiskan waktu dua jam lamanya berdiskusi, akhirnya mereka menyarankan Floryn untuk segera membuat laporan hari ini juga agar semuanya dapat segera diproses tanpa ada penundaan.Bukti yang dimiliki Floryn sudah sangat kuat dan sulit dibantah.Tidak hanya bukti rekaman handycam, Floryn juga memiliki bukti rekaman suara pengakuan Rachel saat dia berada di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 195: Pemecatan

    Suara nyanyian kecil Nara terdengar di kamarnya, gadis kecil itu tengah duduk diatas karpet berbulu, menuliskan sesuatu di sebuah kotak kado yang telah dibungkus Piper. Nara tengah mempersiapkan hadiah untuk teman-temannya yang akan datang sebentar lagi, dia menuliskan beberapa kalimat di atas kertas dengan pensil berwarna.Nathalia melangkah dengan hati-hati dan duduk di sisi ranjang, memperhatikan keceriaan putrinya.Sejujurnya, Nathalia sangat bahagia, Nara mengalami banyak perkembangan semenjak dia rawat oleh Floryn selama satu bulan ini. Harus Nathalia akui, Floryn adalah gadis yang berbakat dan pandai mengurus Nara.Akan tetapi, setelah mengetahui kebenaran yang terjadi, rasa senang Nathalia terhadap Floryn berubah menjadi kekecewaan yang begitu besar.Nathalia marah, Floryn telah membohonginya dengan serangakaian cerita menyedihkan untuk mendapatkan simpati. Menutupi identitas masa lalunya yang kotor. Nathalia telah terbodohi oleh sikapnya yang polos dan senyuman tulus yang sel

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26

Bab terbaru

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   END

    Samantha menghisap cerutunya dalam-dalam, wanita itu segera duduk dikursinya menghadap Roan yang telah cukup lama menunggu diruangannya.“Ada apa? Tidak seperti biasanya kau datang ke rumah bordilku,” tanya Samantha dengan suara serak.“Bagaimana kabarmu Samantha?”“Seperti yang kau lihat, selalu berjalan biasa seperti ini.”Seperti apa yang Roan lakukan sebelumnya, dia mengeluarkan sebuah amplop dari jaketnya dan meletakannya di meja kerja Samantha. “Aku ingin menyampaikan titipan dari Flo.”Samantha sempat terdiam melihat amplop diatas mejanya, sampai akhirnya dia bertanya. “Titipan apa?”“Bukalah.”Samantha meninggalkan cerutunya di asbak dan mengambil amplop itu, mengeluarkan selembar cek berisi dua juta dollar.Samantha terperangah kaget sampai tangannya gemetar memegang uang sangat banyak. “Apa maksudnya ini? Jangan bermain-main denganku jika ini tentang uang,” bisik Samantha dengan suara bergetar.Tubuh Roan menegak. “Itu adalah uang hasil dari tuntutan Flo pada kepolisian. Fl

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 256: Hukuman Rachel

    Kabar kematian Floryn tersebar luas kepada banyak orang, kasus pembunuhan dan scenario pembohongan besar yang telah dilakukan Rachel memantik banyak berhatian public untuk ikut turun tangan menuntut keadilan untuknya. Public menuntut untuk hukuman berat kepada Rachel karena dia bertanggung jawab penuh atas kematian Abra dan juga penyebab kematian Floryn. Kabar kematian Floryn akhirnya sampai ditelinga Rachel, alih-alih merasa senang orang yang paling dibencinya telah tiada, justru Rachel mulai dibayangi oleh ketakutan akan hukuman yang semakin berat harus dia jalani didepan mata. Selama dua bulan di dalam penjara, keadaan Rachel terlihat semakin mengkhawatirkan karena dia dikurung dalam ruang isolasi sendirian, dia mengalami delusi parah hingga harus mendapatkan obat penenang. Beberapa kali dia kedapatan hendak melakukan percobaan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan yang begitu menyiksanya. Kenekatan Rachel yang mulai parah membuat kedua tangannya dan kakinya perlu

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 255: Perpisahan

    Semua orang berjalan di hamparan rumput yang hijau dan subur, melangkah di bawah sinar matahari sore yang mulai kekuningan, suara hembusan angin terdengar dikesunyian yang mencekam, daun-daun yang berguguran ketanah seperti tengah bercerita tentang apa yang kini tengah terjadi pada segerombolan kecil orang yang membawa jenazah Floryn menuju tempat peristirahatan terakhirnya.Orang-orang berpakaian putih membawa bunga mawar merah tidak menunjukan tanda-tanda sedang berduka meski pada kenyataannya, ada hujan air mata yang tidak bisa dihentikan seiring dengan langkah yang kian dekat pada tempat dimana Floryn akan dimakamkan.Emier membekap mulutnya dengan kuat, melangkah tertatih kehilangan banyak tenaganya. Dia sudah tidak mampu lagi menampung kesedihannya hari ini, jauh lebih baik jika Emier sakit karena sekarat dibandingkan harus sakit karena penyesalan atas kepergian putrinya.Bahu Emier gemetar, lelaki paruh baya itu membungkuk tidak mampu melanjutkan perjalananya yang tinggal sedik

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 254: Terlambat

    Roan duduk sendirian di kamar tempat terakhir Floryn terbaring tadi malam, pria itu tengah menangis mengenakan pakaian putih yang beberapa jam lalu baru dibelinya. Suara rintihan pria itu terdengar, Roan tahu jika pada akhirnya ini semua akan terjadi, namun dia tidak pernah membayangkan jika rasa sakitnya sangat begitu menyiksa sampai membuatnya ingin berteriak sekencang mungkin.Roan tidak pernah menyangka jika perayaan kesembuhan yang telah Floryn ucapkan kepadanya beberapa jam lalu adalah sebuah perpisahan.Roan mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata, dengan langka gontainya pria itu berjalan melewati pintu, melihat Floryn yang terbaring dalam keadaan cantik dan tenang.Roan mendekat dengan putus asa, sebanyak apapun dia menangis, hal itu tidak mampu meradakan kesedihan dan sakit yang tengah bersarang didalam dadanya.Roan tahu, ini adalah jalan terbaik untuk Floryn. Tapi tidak untuk orang-orang disekitarnya yang kini harus belajar mengkihlaskan kepergiannya.Tangan Roan

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 253: Cincin

    Air mata Julliet terus berjatuhan membasahi punggung tangannya yang bersarung tangan. Dia dan Samantha tengah membantu mengenakan baju Floryn, memengakan sebuah gaun cantik yang telah Floryn beli dari toko satu jam sebelum kematiannya. “Aku tidak bisa melakukan ini Bibi,” isak Julliet mengusap wajahnya dengan kasar, dia sudah bertahan sekuat tenaga, namun setiap kali dia melihat wajah Floryn, tangisannya selalu terpecah.Julliet masih tidak menyangka jika Floryn akan berakhir seperti ini.Baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara sambil menunggu pagi datang, Julliet masih bisa melihat senyumannya yang cantik, suara tawanya yang lembut, bahkan Julliet sempat menggoda Floryn bahwa dia akan mempersiapkan gaun pernikahan sederhananya dengan Alfred.Julliet sama sekali tidak pernah berbikir bahwa gaun yang dibeli Floryn akan digunakan untuk hari terakhirnya.Apakah ini alasan Floryn meminta Julliet untuk tinggal dirumah neneknya? Apakah ini maksud dari Floryn yang telah mengatakan bah

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 252: Hari Berkabut

    Langit yang cerah berkabut terhalang oleh air mata. “Roan cepatlah!” teriak Alfred memeluk erat Floryn dengan gemetar, memaksa Roan untuk berkendara lebih cepat meninggalkan toko Luwis.Pikiran Alfred berubah kacau, jantuntungnya berdegup begitu kencang merenggut sebagian kekuatannya karena ketakutannya akan keadaan Floryn semakin tidak baik.“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang juga, aku mohon cepatlah!” pinta Alfred penuh permohonan.“Aku sudah berusaha secepat mungkin! Flo bertahanlah, kau akan baik-baik saja,” ucap Roan terdengar getir.Bulu mata Floryn bergerak pelan, kesadarannya yang terenggut telah kembali. Samar-samar Floryn melihat wajah Alfred yang kini tengah menangis, memeluk dalam pangkuan.Ada sakit yang cukup kuat disetiap denyut urat nadinya, kepala Floryn diletupi oleh sesuatu yang tidak dia mengerti. Jika ditanya apakah sakit? Sangat sakit, ini adalah sesuatu yang paling sakit diterima tubuhnya, namun Floryn tidak ingin meringis ataaupun menangis, dia ha

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 251: Membeli Gaun

    Pagi ini matahari cukup cerah dan hangat, mengurangi cuaca dingin dari musim gugur yang masih berlangsung.Floryn duduk disisi ranjang tengah diperiksa oleh dokter untuk memastikan keadaannya sebelum pergi keluar rumah.Ditengah ketenangannya, Floryn diam-diam memperhatikan Alfred yang tengah bersiap-siap. Pagi ini Floryn bisa mendengar suara rengekan Alfred kepada Ali karena tidak terbiasa menggunakan kamar mandi kecil, mendengar rengekannya karena tidak memiliki sarapan yang bergizi.Suara rengekan itu cukup menghibur Floryn yang berada di kamar, pasalnya Alfred tidak mengeluhkan apapun saat berada dihadapan Floryn, dia bersikap sebagai lelaki gantleman. Lucunya saat bersama Ali, Alfred akan mengeong seperti kucing rumahan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Roan.“Keadaannya membaik, beliau bisa pergi,” jawab Edith tersenyum lembut menyembunyikan ada kegetiran dimatanya. “jangan lupa membawa kursi roda untuk berjaga-jaga.”Roan tersenyum penuh kelegaan, pria itu sempat mendekati Floryn

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 250: Pikiran Alfred

    Malam yang dingin begitu sunyi, jam sudah menunjukan pukul dua malam dan semua orang tengah tertidur lelah mengistirahatkan diri ditenda-tenda yang sudah dibangun, tungku perapian dari arang dan kayu masih menyala menyebarkan kehangatan.Di dalam rumah, Floryn bergerak gelisah, seluruh tubuhnya kembali sakit dan sesak meski alat bantu pernapasan terpasang dihidungnya. Floryn diserang oleh mimpi aneh yang tidak jelas, sekuat tenaga dia berusaha untuk bangun dan sadar.Floryn tersentak membuka matanya seketika, bibirnya terbuka bernapas dengan kasar tidak beraturan, seluruh tubuhnya kembali tidak dapat digerakan, sekuat apapun Floryn berusaha, dia tidak dapat melakukannya bahkan sekadar untuk menggerakan jarinya.Semakin sering penyakit itu datang, semakin banyak kemampuan tubuh Floryn yang terenggut.Butuh waktu yang cukup lama untuk Floryn mendapatkan ketenangan, melihat keberadaan Alfred yang tengah tertidur duduk di kursi rotan. Sejak kemarin Alfred tidak mendapatkan waktu beristi

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 249: Gaun

    Roan berdiri di ambang pintu, memperhatikan Alfred yang masih tidak beranjak meninggalkan Floryn, pria itu tengah memijat tangan Floryn yang masih kesulitan untuk digerakan. Sejak kembali sadar, bahkan Floryn belum berbicara sepatah katapun.Tampaknya setelah ditinggalkan Floryn dimalam itu, Alfred mulai takut untuk meninggalkan Floryn dari jangkauan matanya.Roan mengetuk daun pintu sepelan mungkin. “Izinkan aku berbicara dengan Flo. Hanya berdua,” pinta Roan.Dengan berat hati Alfred beranjak pergi memberi ruang.Roan mendekat dengan penuh kehati-hatian, matanya bertemu dengan sepasang mata Floryn yang memandanginya dengan lekat tanpa berbicara sepatah katapun. Dokter bilang jika penyakit Floryn sudah mengganggu ingatannya, karena itulah kini Floryn pikiran Floryn sedang melayang tersesat.Roan tersenyum dan duduk bersimpuh di lantai agar bisa mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Floryn.“Flo,” panggil Roan.Bola mata Floryn bergerak kesisi melihat Roan melalui sudut matanya.“Apa s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status