Share

Bab 99. Perjanjian Terakhir

Suara Aidan masih terdengar beberapa saat di luar sana ketika Malikha menutup pintu. Tapi Malikha tak mau membukakannya. Baginya, Aidan tak lebih dari cuma sekedar pembohong. Sambil mengepalkan tangannya, Malikha mengingat kembali seperti apa kalimat menyakitkan yang diucapkan Aidan padanya saat di gudang penyimpanan anggur. Ia dikurung hanya untuk bisa merasakan seperti apa menyakitkannya pengalaman terkunci di dalam ruangan gelap seperti itu.

Mengingat itu keringat dingin Malikha keluar. Ia selalu makin stres dan kadang sesak napas ketika terkunci dalam gelap seperti yang dialaminya waktu itu. Rasanya seperti tak ada udara yang masuk ke paru-paru saat ia mengingat seperti apa bayangan Aidan yang tergeletak di lantai makam menyengir jahat padanya.

Malikha jadi menutup kedua telinga dengan telapak tangannya. Ia mencoba mengatur napas kembali agar tenang.

"Pergi!" gumamnya pelan pada bayangan yang terus membuatnya ketakutan.

Malikha menyembunyikannya denga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status