Home / CEO / Perangkap Cinta Sang CEO / Bab 2. Mengendus Jejak

Share

Bab 2. Mengendus Jejak

Author: Kalendra
last update Last Updated: 2023-06-23 12:43:17

"AAAAHHH ... jangan, lepaskan aku!" ucap Aidan terus meronta meminta agar ia dilepaskan di dalam mimpinya. Aidan berkeringat dan terus mengalir dengan deras. Ia benar-benar seperti tengah tersiksa dalam tidur yang seolah hanya ada gelap.

Tiba-tiba kemudian, ia tersentak dan duduk di ranjang dengan napas tersengal seolah sudah berlari berkilo meter tanpa henti. Napas berat, peluh mengalir dan mimpi buruk adalah makanan Aidan dalam tidur-tidur malamnya jika ia sendiri. Ia meringis dengan kesal dan meremas selimut yang menutupi tubuhnya.

Itu sebabnya mengapa ia lebih suka mencari teman tidur agar tak ada lagi mimpi buruk dari bayangan masa lalunya yang traumatis.

Sambil mengatur napasnya, Aidan memegang kepala dengan kedua tangannya. Ia mencoba menenangkan diri sebelum akhirnya turun dari ranjang berjalan keluar kamar. Ia masuk ke dapur dan mengambil sebotol air minum dari dalam kulkas. Dengan kesal, ia membanting pintu kulkas itu lalu berbalik dan meletakkan botol minumnya di atas konter dapur. Aidan mengambil ponsel dan menghubungi Glenn untuk datang ke kamar hotelnya.

Asisten pribadinya, Glenn datang tak lama kemudian. Begitu ia melihat Aidan berdiri dengan kedua tangan menopang di atas konter dapur, ia sudah tahu jika Aidan pasti sehabis bermimpi buruk.

"Apa yang kamu dapatkan, Glenn?" tanya Aidan dengan nada dingin. Glenn mendekat dan menyodorkan sebuah tablet ke hadapan Aidan yang sedang minum dari botol air mineral.

"Ini adalah yang kamu cari, Tuan. Jason Holland, alamat itu benar miliknya," ujar Glenn menunjukkan beberapa foto dan profil Jason. Aidan masih terengah mengatur napas dan melepaskan bibirnya dari ujung botol lalu meletakkannya di atas konter.

"Jadi dia punya perusahaan konstruksi?" tanya Aidan masih melihat-lihat beberapa foto.

"Ya, tapi sudah hampir bangkrut." Aidan menyengir jahat. Ia pun menghabiskan sisa air di dalam botol.

“Aku mau bertemu dengannya besok!" Glenn mengangguk. Aidan kemudian meremas botol air mineral tersebut sebelum melemparkan ke tong sampah.

Keesokan harinya, Glenn benar-benar menculik Jason Holland dan istrinya dari rumah mereka. Jason mengira yang datang adalah para penagih hutang. Ia sedang bersembunyi beberapa hari ini. Namun malang, itu bukan mereka tapi Aidan Caesar.

Jason dibawa ke salah satu gudang tua yang dibeli oleh Aidan agar ia bisa memuaskan dendamnya pada Jason.

"Aku mohon lepaskan aku, aku akan membayar utang-utangku. Aku berjanji!" ujar Jason sudah lusuh karena sudah dipukuli beberapa kali. Aidan baru datang setelah beberapa saat lalu berdiri di depan Jason. Dengan sebelah kaki menekan kursi yang tengah diduduki Jason, Aidan menyengir jahat.

"Kamu benar-benar tidak ingat siapa aku ya?" ejek Aidan menyengir dengan lebarnya. Pria bernama Jason itu menggeleng dan terengah. Sambil tersenyum seperti pemburu berdarah dingin ia mencengkram rahang Jason Holland dan menyeringai.

"Aku adalah si gendut yang kamu kurung di Hope Park Cemetry 12 tahun yang lalu. Masih ingat?" Aidan menghempaskan rahang Jason dengan keras sampai ia berpaling. Jason membuka mulutnya tidak percaya, ia membuka matanya lebar-lebar tidak menyangka kesalahan masa lalunya kembali datang membalaskan semuanya.

"T-tidak mungkin, kamu ... kamu seharusnya sudah mati," ucap Jason terbata dengan wajah horor penuh ketakutan. Seolah wajah Angel (malaikat) Aidan berubah menjadi wajah malaikat kematian, Jason begitu ketakutan.

"Aku mohon, maafkan aku. Aku tidak bermaksud melakukan itu padamu."

"Kalian sudah membunuhku!" geram Aidan dengan suara menakutkan. Jason terus menggelengkan kepalanya.

"Aku akan membuatmu merasakan semua kegelapan yang aku dapatkan selama bertahun-tahun aku hidup." Aidan lalu berbalik pada anak buahnya memberi perintah.

"Bawa istrinya kemari!"

"JANGAN!" teriak Jason. Seorang wanita ditarik oleh salah satu anak buah Aidan ke dalam ruangan itu. Ia dihempaskan ke lantai dan terduduk di dekat kaki Aidan. Aidan melihat wajah wanita itu lalu mengernyitkan kening. Ia kemudian menatap Jason lagi.

"Aku pikir kamu menikahi Malikha Swan," ujar Aidan. Jason mulai menangis dan menggeleng.

"Di mana pacarmu itu?" tanya Aidan lagi.

"Aku tidak tahu, kami sudah tidak pacaran lagi sejak kejadian itu." Jason menunduk menangis menjawab pertanyaan Aidan.

"Katakan padaku di mana, Malikha Swan!" Aidan makin menggeram dan menakutkan. Jason masih menolak memberitahu. Aidan yang tak sabaran akhirnya menarik tangan istri Jason lalu menghempaskannya ke sebuah ranjang.

"Buka bajumu!" perintah Aidan sambil membuka jasnya. Wanita itu tak terlihat takut pada Aidan. Ia melihat pada suaminya yang menggelengkan kepala.

"Mau tidur denganku?" tawar Aidan dengan pandangan mata tajam. Wanita itu malah tersenyum menggoda dan mulai membuka gaun malamnya. Aidan tahu benar pesonanya, ia bisa dengan mudah membuat wanita manapun bertekuk lutut padanya bahkan wanita bersuami sekalipun. Aidan tertawa dan berbalik melihat Jason lagi.

"Jason, aku akan menikmati tubuh istrimu sekarang. Bagaimana menurutmu?" Jason menggeleng dan menangis. Sementara istrinya sudah setengah telanjang. Aidan membuka beberapa kancing kemejanya dan mulai merebahkan diri hendak menindih wanita tersebut. Tangan wanita itu sudah meraba pinggang dan bibirnya mencium garis rahang Aidan.

"New York ... dia ada di New York. Tapi aku tidak tahu alamatnya!" sahut Jason sambil menangis.

"Aku tahu dia di New York, aku mau alamatnya Jason Holland." Jason masih menggeleng.

"Aku benar-benar tidak tahu. Aku sudah lama tak mendengar kabarnya. Dia pindah dari Boston untuk mengobati Ibunya, rumah sakit yang mengurus semuanya. Hanya itu yang aku tahu."

"Rumah sakit apa?" tanya Aidan lagi.

"Boston Sacred Heart, hanya itu yang aku tau aku bersumpah. Aku tak tahu lagi di mana dia sekarang," jawab Jason. Aidan tau Jason sudah mengatakan semuanya. Kini ia tau bahwa ada rumah sakit yang menyimpan catatan Malikha. Ia akan semakin dekat dengan Malikha kini.

Aidan tersenyum lalu tangannya meraba wajah istri Jason. Jemarinya membelai lembut dengan wajah yang begitu dekat namun tak menciumnya. Begitu wanita itu hendak mencium, Aidan berdiri dan melepaskan dirinya.

Setelah selesai, Aidan tinggal menunggu kabar dari Glenn soal Ibu Malikha yang dirawat di rumah sakit. Selama menunggu, Aidan berlatih kick boxing dengan keras untuk meluapkan amarahnya. Sambil terengah, ia berhenti dan membuka sound buds sport dari kedua telinga lalu berbalik pada Glenn dengan wajah marah.

"Apa kamu mendapatkannya?"

Pelatih yang menjadi Sparing Partner-nya ikut berhenti lalu menoleh pada Glenn. Ia sedikit bergeser dan menjauh dari Aidan.

"Belum, Tuan. Rumah sakit itu tidak mau memberitahukan informasi pribadi. Aku akan mencari cari lain," jawab Glenn kemudian. Sambil mendengus kesal, Aidan berjalan menghampiri Glenn.

"Apa aku harus membakar rumah sakit itu juga!" hardik Aidan dengan suara kesal, marah dan terengah.

"Beri aku waktu sampai besok, Tuan. Aku akan mendapatkannya," ujar Glenn menanggapi Aidan. Aidan tak menjawab dan masih memandang Glenn dengan wajah tanpa senyum.

"Jangan buang waktuku, Glenn. Perempuan itu harus kutemukan secepatnya, kamu mengerti!" geram Aidan tanpa ampun. Glenn mengangguk tanpa ragu.

"Aku pasti akan bisa menemukannya."

"Dia tidak akan bisa bersembunyi di New York dariku. Aku tidak akan membiarkannya!" dengus Aidan berbalik lalu berlatih lagi. Kekuatannya kini lebih besar dari sebelumnya. Sparing Partnernya bahkan sampai bergeser ke belakang. Glenn yang menyaksikan betapa marahnya Aidan, tak ingin membayangkan apa yang akan diperbuatnya pada Malikha Swan jika bertemu nanti.

Related chapters

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 3. Nyaris Bertemu

    Setelah pindah ke New York untuk beberapa minggu ke depan Aidan akan sibuk mempersiapkan pembukaan hotel berbintang miliknya─Estrella. Ulasan awal tentang hotel itu sangat diperlukannya agar ia bisa memperluas jaringan ke seluruh Amerika. Aidan memulai semuanya dari New York sehingga menjadi awal dari perjalanan hidupnya yang baru. Beberapa pembangunan hotel di bawah Orcanza Enterprise di Eropa seperti Jerman dan Italia juga mulai mendekati tahap akhir. Jika berhasil, Aidan akan jadi salah satu pengusaha perhotelan paling kaya di dunia. Aidan juga tengah melirik bisnis olahraga, mungkin dengan membangun stadion atau menjadi pemilik salah satu klub football bisa menjadi pilihan. Ia kini jadi makin tinggi melewati awan dengan kekayaan yang begitu besar yang ia miliki saat ini. Wajah Aidan juga sering muncul di majalah terkenal dan disebut-sebut menjadi salah satu pengusaha paling sukses abad ini. Namun sudut hatinya sesungguhnya ia tak tenang. Aidan masih sangat ingin bisa menemukan

    Last Updated : 2023-06-23
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 4. Tidak Lagi Mengenali

    Aidan Caesar tiba rumah sakit tempat Ibu Malikha dirawat setelah mendapatkan laporan dari Glenn. Aidan memilih untuk menuntaskan rasa penasarannya tentang Malikha. Seperti janji, Glenn berhasil menemukan dimana Ibu Malikha, Fiona Swan dirawat. Beruntung Aidan bisa melihat dengan Malikha yang tidak lagi mengenalinya. Sayangnya, di dalam kamar itu juga hadir Brandon Caesar, ayah Aidan. Gadis itu mengunjungi Ibunya tepat saat Brandon sedang berusaha melamar Fiona, Ibu Malikha. Dan itu semua terjadi di depan Aidan yang mengintip dari balik tembok. Tangan Aidan lalu mengepal saat ia harus menyaksikan senyum bahagia ketiganya. Mereka seperti sebuah keluarga lengkap, Ayah, Ibu dan anak perempuannya. "Akan kuhancurkan kalian semua!" gumamnya berbalik dan pergi. Aidan keluar dari rumah sakit tersebut. Ia menunggu di dalam mobilnya yang terparkir masih di parkiran luar rumah sakit. Dengan tenang seperti hewan buas tengah menunggu mangsa, Aidan duduk tak melepaskan pandangannya sama sekali pad

    Last Updated : 2023-06-23
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 5. Membela Diri

    Gara-gara kejadian tadi siang, Aidan tidak menyapa Jayden saat bertemu di bar. Jayden memilih menceritakan semuanya pada Arjoona, sahabat mereka. Arjoona sudah mengenal Aidan dari masa SMA, ia tahu benar apa yang terjadi."Ia dijebak oleh Malikha Swan untuk berjalan melewati sebuah lorong saat mau ke toko ice cream. Dia tidak pernah sampai ke toko itu malah diculik oleh Jason, kekasih Malikha dan dibawa ke sebuah pemakaman tua di dekat lorong tersebut," ujar Arjoona bercerita pada Jayden. Arjoona ikut menuangkan segelas Whiskey pada gelas Jayden. Jayden masih mendengar dengan seksama apa yang tengah diceritakan oleh Joona."Di sana dia dipukuli, diikat dan dibekap. Lalu dimasukkan ke dalam sebuah makam berbentuk ruangan." Jayden mengangguk lalu melirik pada Aidan yang tengah tertawa bersama Mars, James dan Shawn."Dia ditinggal di dalam makam itu sendirian, tanpa cahaya ataupun udara bebas. Aidan memiliki fobia pada kegelapan dan ruang sempit dulunya, dan karena itu dia hampir mati,"

    Last Updated : 2023-06-23
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 6. Berbaikan

    Aidan tak ingin keluar lagi kemana pun dan berharap bisa beristirahat usai kejadian di depan bangunan apartemen Malikha tadi sore. Sesungguhnya ia tidak bahagia. Niatnya adalah membuat Malikha terus mendapatkan kemalangan tapi rasa puas itu tak kunjung muncul.“Pasti ada yang aneh padaku─” bunyi bel apartemen membuat Aidan harus mengurungkan niat untuk masuk kamar dan tidur. Ia membuka sendiri pintu apartemennya dan menemukan senyuman Jayden yang terluka."Ada apa denganmu?" tanya Aidan menyahut separuh memekik saat melihat keadaan Jayden yang terluka. Tanpa menunggu Jayden menjawab, Aidan langsung menarik lengan Jayden dan membawanya ke dalam apartemen mewahnya."Biasa, perkelahian antar geng," jawab Jayden singkat dan masuk ke apartemen Aidan seolah mereka baik-baik saja. Keduanya padahal belum berbicara satu sama lain usai bertengkar karena Malikha Swan. Akan tetapi sikap Aidan pun sama saja seperti kejadian sebelumnya."Siapa yang sudah menyerangmu?" tanya Aidan dengan wajah kesal

    Last Updated : 2023-06-27
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 7. Rasa Iba dan Sisa Cinta

    Hari ini, Mars King sedang mengendarai mobilnya menuju Estrela sendirian utnuk mengikuti sebuah konsorsium meeting yang melibatkan King Enterprise. Caleb sudah kembali ke LA sementara untuk mengurus King Enterprise di kantor pusatnya. Sedangkan Mars sedang di New York untuk mengurus beberapa proyek bersama Arjoona, Aidan dan Jayden yang tergabung dalam satu asosiasi pengusaha yang sama.Sebenarnya ia sudah sedikit terlambat karena Vanylla sedikit uring-uringan di rumah. Istrinya itu masih berusaha untuk segera hamil dan Mars mulai stress karena Vanylla yang terus memaksakan dirinya. Sambil menghela napas dan sesekali membunyikan klakson karena mobil di depannya tak bergerak, Mars tak sengaja menoleh ke samping kanan. Musim gugur akan berganti musim dingin sekarang. Beberapa gelandangan terlihat membakar beberapa barang di dalam drum untuk menghangatkan diri.Di sanalah Mars melihat Malikha Swan yang terlihat cukup lusuh dan sedang menghangatkan diri."Apa yang d

    Last Updated : 2023-06-27
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 8. Taktik Berbeda

    Malikha masih tertegun tak mengerti saat melihat Aidan memberikan sejumlah uang untuknya. Ia sampai mengernyitkan kening dan tak bicara namun juga tak bergerak. "Ambilah." Mars mengatakan sesuatu dan sedikit mengejutkan Malikha. Tapi Malikha kemudian menggeleng dan tak mau menerima. "Untuk apa? Aku tidak berhak atas kompensasi apapun. Apartemen itu bukan milikku." Malikha masih bersikeras tak mau mengambil. Itu membuat Aidan kesal lalu tangannya menarik sebelah tangan Malikha dan meletakkan uang itu di telapak tangannya. "Sewalah tempat dan belilah beberapa makanan untukmu. Di luar dingin, kamu bisa mati kedinginan nanti," ujar Aidan dengan nada simpati yang datar. Matanya terus memperhatikan Malikha dan ketika ia tak tahan ia cenderung membuang pandangannya ke arah lain. Mars sedikit menyengir dan memperhatikan sahabatnya itu mengatasi perasaannya sendiri. Malikha masih menggeleng dan hendak mengembalikan uang itu. "Ambil saja. Sebagai permintaan maa

    Last Updated : 2023-06-27
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 9. Pria Aneh

    "Lalu ... apa yang sedang kamu lakukan sekarang?" tanya Aidan ingin berbasa basi."Bicara denganmu." Malikha menjawab lalu menyengir sinis. Aidan menatapnya dengan ujung mata dan hembusan napas kesal."Kamu mengolokku ya!" sahut Aidan dengan ketus."Tidak. Bukannya kamu yang tanya aku sedang apa," balas Malikha dengan polosnya. Aidan sedikit memicingkan matanya lalu menoleh ke arah ranjang Malikha yang kecil."Bagaimana kamu bisa tidur di ranjang sekecil itu?" Aidan berdiri dari tempat duduknya lalu pindah ke tempat duduk Malikha. Aidan sedikit menggenjot dan tempat tidur langsung berbunyi. Malikha yang tak menyangka Aidan duduk di sana lantas sedikit memekik untuk melarang. Aidan tertegun saat ia pikir ia sudah merusak ranjang itu."Apa ranjang ini patah?" tanya Aidan dengan wajah kaget. Malikha meringis lalu menarik lengan Aidan agar berdiri saja."Ini ranjang bekas, tidak boleh digenjot atau aku harus memperbaikinya lagi," keluh Malikha separuh merengek pada Aidan sudah berdiri. Ai

    Last Updated : 2023-06-28
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 10. Kenangan Masa Lalu

    Aidan tak ingin membuang waktunya untuk membuat Malikha menyukainya. Mungkin terlalu terburu-buru mengingat beberapa hari yang lalu ia sudah membuat Malikha kehilangan segalanya. Aidan masih berdiri di depan Malikha sambil menggenggam kedua tangannya dengan nafas beku dan senyuman hangat. "Aku pikir kamu terlalu terburu-buru, Tuan Orlando," ujar Malikha dengan nada lembut dan terus memandang Aidan. Aidan tersenyum lagi dan mengangguk. "Kamu tidak percaya padaku kan?" Malikha tak menjawab ia malah menundukkan pandangannya. 'Aku sudah membuat dia kehilangan semuanya, tentu saja ia takkan percaya padaku begitu saja. Apa yang aku pikirkan?' ujar batin Aidan masih terus memandang Malikha. "Aku mengerti jika kamu membutuhkan waktu untuk berpikir. Aku tidak keberatan. Tapi ... aku ingin kamu memberikan aku kesempatan untuk bisa dekat denganmu dan mengenalmu lebih jauh, bagaimana?" tanya Aidan masih belum menyerah. Malikha memang masih memandang curiga pada A

    Last Updated : 2023-06-28

Latest chapter

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 202. Takkan Pernah Kehilangan Cinta

    BEBERAPA TAHUN KEMUDIANPanggung yang cukup besar karena berada di tengah aula SMA Jersey Rey New York. Sorak-sorai seluruh siswa yang berdiri ikut mengangkat tangan dan bertepuk di atas kepala mereka saat gebukan drum Aldrich menggema memulai sebuah lagu. Dan suara Aldrich memulai lagu tersebut setelah gitar Ares dan piano milik Andrew mengiringinya."I don't even know how I can talk to you now, It's not you the you who talks to me anymore, And sure I know that sometimes it gets hard, But even with all my love, what we had you just gave it up!"Usai Aldrich, lalu Andrew adalah giliran kedua menyanyikan liriknya,"Thought we were meant to be, I thought that you belonged to me, I'll play the fool instead, Oh but then I know that this is the end!" mata Aldrich tak sengaja melirik pada satu orang gadis yang menjadi musuh abadinya, Chloe Harristian. Tak biasanya ia datang melihat pertunjukan bandnya The Skylar.Aldrich masih terus menggebuk drumnya dan

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 201. Cinta Yang Panas

    HUTAN TIJUANABryan, Mars, Aidan, Juan, Arya, Blake, Shawn, Erikkson, Han, Glenn, Earth, serta beberapa anggota Golden Dragon membentuh empat kelompok untuk melakukan pencarian terhadap pesawat James yang belum ditemukan. Bryan menerbangkan beberapa drone untuk mengawasi dari udara dan menentukan letak titik jatuh pesawat tersebut. Ia juga telah berkoordinasi dengan tim keamanan untuk saling memberi berita saat menemukan jejak apapun.Cukup lama mereka harus berputar-putar untuk bisa mencari jejak. Sampai salah satu drone milik Bryan kemudian mendeteksi ekor pesawat."Sebelah timur, 3 km lagi dari sini. Kita sudah agak dekat!" ujar Bryan memperlihatkan alatnya pada Aidan. Aidan mengangguk lalu memanggil kelompok yang lain agar mengikuti mereka.Bryan memimpin kelompok pencarian dan mulai memanggil nama James tak lama kemudian."JAMES ... DELILAH! JAMES! J!" tapi tak ada jawaban sama sekali sampai akhirnya Bryan melihat ekor pesawat yang tersangkut

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 200. Cahaya Yang Meredup

    BEBERAPA TAHUN KEMUDIANAidan tak berhenti tersengal saat ia keluar dari apartemen Arjoona. Ia harus menenangkan diri dengan bersandar dan memejamkan matanya. Ludahnya ia telan berkali-kali tapi masalahnya tenggorokannya begitu kering. Ia nyaris tak bisa bernapas.Di dalam, Aidan menahan mati-matian air matanya saat tahu jika pesawat James Belgenza mengalami kecelakaan di hutan Mexico. Ia hilang dan kabarnya tak ada yang selamat.“Aku harus tenang, aku harus tenang!” gumam Aidan pada dirinya sambil bersandar. Aidan memandang ke arah lobi apartemen mewah tersebut dan berjalan kembali separuh berlari ke arah mobilnya. Mobilnya datang diberikan oleh petugas parkir valet dan ia segera masuk ke dalamnya.Aidan harus cepat ke apartemen James untuk menjemput anak-anaknya. Selama perjalanan, ia kemudian menghubungi Glenn.“Di mana kamu?”“Aku sedang terjebak macet akan kembali ke Orcanza, Tuan!” jawab Gle

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 199. I Do

    "Bersediakah kamu menikah denganku lagi, Malikha Swan?" tanya Aidan bergumam lembut. Malikha terus memandanginya dan Aidan pun tak melepaskannya sama sekali. Semua cinta rasanya berpendar di mata Aidan untuk Malikha. Cinta yang tak mungkin ditutupinya lagi. Malikha pun tersenyum dengan mata berkaca-kaca."Ya ... aku bersedia jadi istrimu, Aidan Caesar," jawab Malikha bergumam lembut pula. Malikha mendekat lebih dulu dan mencumbu Aidan dengan lembut. Aidan ikut membalas dan memperdalam pagutan bibirnya sambil memeluk Malikha lebih dekat dan erat. Pemandangan tengah kota dan taman New York dari atas menjadi saksi bersatunya cinta Aidan dan Malikha kembali."I do love you ... too much," bisik Aidan di sela bibirnya yang masih menempel pada Malikha. Malikha hanya melingkarkan kedua tangannya memeluk leher dan pundak Aidan."I love you too.""Benarkah? Kali ini kamu tidak berbohong kan!" goda Aidan tak melepaskan dirinya sama sekali. Malikha tergelak kecil dan

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 198. Melamar Lagi

    Malikha menaikkan pandangannya sambil berbaring menyamping pada Aidan yang baru saja menghubungi Glenn, asistennya. Ia tersenyum dan masih belum bicara. Malikha tampak tenang padahal ia baru saja disatroni perampok. Sementara Aidan sudah cemas setengah mati gara-gara kejadian itu. Ia bahkan belum membuka jasnya sama sekali dan terus berada di dekat Malikha yang tengah menjaga AldrichSetelah berpikir beberapa saat, Aidan akhirnya memutuskan untuk menelepon Arjoona melaporkan yang baru saja terjadi. Arjoona harus tahu setidaknya untuk mengantisipasi yang terjadi."Halo, Aidan.""Joona, rumah Malikha baru saja mengalami perampokan," ujar Aidan tanpa basa basi."APA! apa yang terjadi!" Arjoona sampai berteriak karena berita tersebut."Aku pergi keluar sebentar mengurus pekerjaan. Dua pria masuk lewat pintu depan dan membongkar semua laci. Mereka tidak mengambil apa pun, aku rasa ini bukan perampokan. Tapi apa yang mereka cari?" dengu

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 197. Yang Mengubah Segalanya

    Malikha yang mendengar bunyi pintu berdecit mengira pelayan di rumahnya sudah tiba. Sambil tersenyum, ia kemudian berjalan hendak melihat dan menyapa. Dengan langkah agak cepat ia akan turun sampai akhirnya matanya membesar. Ia melihat dua orang pria bertopeng masuk lewat pintu depan.Mereka membawa senjata tajam dan sedang mengendap masuk lewat ruang tamu. Malikha yang hampir saja menuju tangga kemudian berbalik dan bersembunyi pada dinding di dekat tangga. Malikha benar-benar terkejut dan jantungnya berdegup kencang."Oh, tidak. Mereka bukan pelayan!" gumam Malikha pada dirinya sendiri. Malikha langsung mundur dan mencari tempat bersembunyi sambil bisa melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ia mengintip lagi dan melihat dua orang itu tengah membongkar laci dan lemari di lantai bawah. Malikha langsung berbalik dan mengendap separuh berlari masuk ke kamarnya. Satu orang pasti akan naik ke atas dan memeriksa.Dengan panik Malikha ingat jika ia meletakkan pon

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 196. Belum Siap Jadi Ibu

    Beberapa hari kemudian, keadaan Malikha tak juga kunjung membaik. Ia sudah diperbolehkan pulang karena luka operasinya semakin membaik tapi ia tak ingin berada di dekat bayinya sama sekali. Aidan otomatis harus pindah ke rumah Malikha karena ia tak mungkin bolak balik dari rumahnya meskipun jaraknya dekat.Aidan berubah menjadi seperti Ayah single yang merawat Aldrich sendirian. Ia otodidak belajar mengganti popok dan mengambil donor ASI dari istri Mars King, Vanylla King. Tak hanya Vanylla yang mendonorkan ASI-nya, Kiran Miller juga ikut memberikan ASI-nya.Saat malam hari, Aidan menggendong Aldrich memberinya botol ASI sampai ia tertidur sembari membacakan puisi atau mengumamkan sebuah lagu. Aldrich yang mengerti bahwa ia sementara hanya bisa bersama sang Ayah, tak banyak rewel. Ia bayi yang manis dan penurut."Cobalah untuk menggendongnya, Sayang," bujuk Aidan lembut sambil mencoba mendekatkan Aldrich pada Malikha. Malikha yang awalnya tersenyum jadi defensif

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 195. Masalah Belum Selesai

    Sampai hari yang ditunggu-tunggu tiba adalah saat Malikha akan menyusui bayinya untuk yang pertama kali. Keadaan bayinya sudah semakin baik dan kembali sehat."Kamu sudah mendapatkan nama yang pas?" tanya Bryan pada Aidan saat menunggu bayi tersebut di bawa ke kamar Malikha. Aidan mengangguk tersenyum"Aldrich Tristan Caesar," jawab Aidan sambil tersenyum pada Bryan yang mengangguk ikut tersenyum.Saat mereka selesai bicara, kereta bayi kemudian terlihat sedang didorong menuju kamar Malikha dan Aidan pun mengikutinya. Di kamar Malikha, seluruh keluarga besar The Seven Wolves dan anak-anak mereka sudah menunggu."Mila kemari, Sayang. Coba lihat itu ... ada bayi!" ujar Bryan menggendong balitanya Mila yang terkekeh menggemaskan saat melihat salah satu "adiknya" yang baru lahir beberapa hari lalu. Kembarannya Izzy digendong oleh Nisa ikut mendekat melihat bayi Aldrich yang menyihir banyak orang dengan ketampanannya. Setelah bayi itu diletakkan di dekat tempa

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 194. Penantian Bahagia

    Tak ada yang dirasakan Aidan saat ini kecuali rasa bahagia. Ia telah resmi menjadi seorang Ayah. Segala perjuangan dan rasa sakit akibat dendam dan perceraian yang terjadi pada pernikahannya, terbayar sudah. Aidan tak berhenti mengecup Malikha yang terlihat semakin mengantuk pasca bayi mereka lahir. Namun usai dibersihkan, bayi itu harus dipantau karena ia mulai membiru."Apa yang terjadi?" tanya Aidan setelah ia dikeluarkan dari ruang operasi."Bayinya sudah melewati waktunya lahir, dia harus masuk ruang ruang intensif untuk dimasukkan dalam inkubator. Aku tidak berharap dia sudah keracunan air ketuban, tapi aku benar-benar harus memantau keadaan putramu. Untuk saat ini, temani istrimu. Bayimu akan baik-baik saja," ujar salah satu Dokter Anak yang ikut dalam operasi tersebut."Lakukan apa pun untuk putraku, aku tidak mau terjadi sesuatu padanya!""Aku yakin kondisi ini hanya sementara, setelah dia pulih, aku sendiri yang akan memberikannya pada kalian."

DMCA.com Protection Status