Brandon Caesar keluar dari sebuah Rolls Royce Wraith putih tepat setelah supirnya memarkirkan mobil itu di depan bangunan apartemen Malikha. Ia berjalan masuk ke dalam bangunan apartemen itu seperti sebelumnya saat mengunjungi Malikha beberapa hari yang lalu. Brandon sebenarnya datang untuk melihat keadaan Malikha sekaligus bicara dengannya.
Ia sempat berhenti dan tertegun beberapa saat sebelum akhirnya naik juga ke tangga atas ke lantai Malikha tinggal. Begitu tiba di depan pintu apartemen Malikha, Brandon menarik napasnya dan hendak mengetuk pintu dengan menaikkan tangannya. Namun tangannya berhenti saat sayup-sayup ia mendengar suara seorang pria di dalam apartemen itu tengah tergelak bersama suara Malikha. Brandon jadi mengernyitkan keningnya dan memutuskan untuk mengintip.
Beruntung bagi Brandon bahwa Malikha tidak mengunci pintu apartemennya jadi ia bisa membuka perlahan pegangan pintu apartemen tersebut. Dari pintu depan, sofa di tengah ruangan langsung terlihat
Brandon memberikan Aidan delikan tajam usai Malikha malah meminta maaf. Hubungan Brandon dan Fiona tak jadi diresmikan agar Aidan dan Malikha bisa bersama. Tapi Aidan membalasnya dengan balik mengangkat dagunya dengan angkuh."Kamu tidak usah khawatir. Bagiku Malikha adalah yang terpenting," balas Aidan sambil tersenyum manis. Senyuman yang bagi Brandon menyimpan banyak pertanyaan dan misteri. Aidan adalah orang yang paling sulit dibaca. Ia terbiasa menyembunyikan perasaan dan tak ada satupun orang yang mengetahui apa yang ia rencanakan sebenarnya.Brandon hanya bisa berharap jika Aidan tidak mempermainkan Malikha nantinya. Jika saja Malikha tidak memiliki perasaan untuk Aidan mungkin akan lain ceritanya."Aku tidak ingin kalian tinggal bersama sebelum hubungan kalian resmi. Dan Aidan... semua orang harus tau siapa Malikha," ujar Brandon mengatakan permintaannya."Baik. Aku tidak masalah dengan itu," jawab Aidan santai. Brandon kemudian berdiri lalu berba
"Kenalkan ini namanya Malikha Swan," ujar Aidan memperkenalkan Malikha pada Jayden. Jayden langsung semringah dan menjulurkan tangannya dengan sikap ramah."Akhirnya kita bisa bertemu lagi, namaku Jayden Lin. Aku sahabat calon suamimu, Aidan," ujar Jayden sambil terkekeh kecil. Malikha langsung tersipu mendengar kalimat Jayden. Lucy yang mendengar kalimat itu lalu melebarkan matanya. Apa yang dikatakan oleh Tuan Lin? Ia melihat ekspresi Aidan, bosnya dan ia malah tersenyum lebar seakan yang dikatakan Jayden Lin benar adanya.Dengan pipi merona merahnya, Malikha ikut memperkenalkan dirinya. Ia menyadari bahwa Jayden adalah orang yang sama yang memarahi Aidan saat mereka bertemu pertama kali di Pub tempat Malikha bekerja dulu."Namaku Malikha Swan. Selamat datang di Estrela, Tuan Lin." Jayden mengangkat bahunya."Tidak perlu terlalu ramah. Aku hanya pengunjung biasa di Estrela, aku sudah sering kemari. Tapi terima kasih atas sambutannya. Satu lagi, panggil saja aku Jayden," jawab Jayden
Beberapa minggu belakangan ini, Fiona Swan baru saja menjalani kemoterapi yang puluhan kalinya setelah ia memulai pengobatan kankernya. Ia sesungguhnya sudah tak kuat lagi. Kemoterapi begitu menyakitkan, bukan hanya rasa sakit dari infus cairan yang diberikan selama proses namun juga karena setelahnya ia akan muntah hebat, pusing dan kehilangan selera makan. Fiona hanya bertahan untuk Malikha. Ia sangat ingin melihat putrinya bahagia atau setidaknya sebelum fisiknya menyerah, Malikha telah ada yang menjaga.Dan doa Fiona seakan dijawab oleh Tuhan. Hari ini, Fiona kedatangan seseorang yang baru saja ia temui sekali. Dalam keadaan lemah dan mengantuk, Fiona tersenyum pada Aidan yang datang menemuinya. Fiona memiliki firasat yang baik tentang Aidan. Ada sesuatu dalam diri pria itu yang disukai Fiona yaitu ketulusannya saat menatap Malikha. Aidan pun mendekat dengan membawa sebuket bunga untuk Fiona Swan."Apa kabarmu?" sapa Fiona lebih dahulu pada Aidan yang mendekat deng
SATU MINGGU KEMUDIANJames Belgenza, Mars King, Jayden Lin dan Aidan Caesar keluar dengan tangan yang diborgol oleh NYPD dari dalam sebuah bangunan apartemen. Di belakang mereka Kazuya Han dan Grey Hunter ikut diborgol polisi. Apartemen itu sudah separuhnya rusak akibat perkelahian besar antar geng Kagawa dan The Seven Wolves. Keempatnya digiring keluar oleh polisi dengan tangan terborgol ke belakang dan kamera blitz wartawan terus mengambil foto.Dengan langkah gontai, Aidan masuk ke dalam mobil polisi dan masuk tanpa menoleh pada kamera mana pun. Wajah Aidan tampak terluka dan datar saja. Ia terlihat hanya menyeka sedikit darah yang masih tersisa di sudut bibirnya.Mereka dipisahkan dalam lima mobil polisi berbeda dengan penampilan kusut, terluka, kotor dan masih tampan. Aidan berada di mobil keempat dengan tenang masuk dan duduk di kursi belakang bersama seorang polisi yang mendampingi.Besok, berita pasti akan heboh menuliskannya sebagai pemilik hotel
"Apa kalian bermusuhan dengan mereka?""Tidak," jawab Mars singkat. Detektif itu mengernyitkan keningnya."Lalu untuk apa mereka menyerang? Anggota gengster tidak akan menyerang jika tidak memiliki masalah," balas Detektif pada Mars dan Aidan."Kami adalah para pengusaha, Detektif. Menurut kalian, pengusaha mana di New York yang tidak diganggu oleh anggota gengster!" Mars balik bertanya dengan nada sarkas."Tapi setiap serangan memiliki alasan. Dan alasan itu hanya kalian yang mengetahuinya." Mars menggeleng dan Aidan memilih melipat kedua lengan lalu membuat muka."Dengar, Detektif. Kami hanya akan menjawab pertanyaan seperti itu dengan ditemani pengacara kami besok. Jadi simpan saja tenagamu untuk esok saja," sindir Mars dan diberi cengiran oleh Aidan."Aku tahu kalian siapa, tapi ingatlah kalian tak kan bisa selamanya lolos.""Oh ya, aku ingin lihat bagaimana kalian bisa menahan kami!" Aidan malah menantang. Polisi wanita itu lalu tersenyum pada Aidan dan mengangguk."Yang jelas ma
Setelah kejadian perkelahian besar antara anggota The Seven Wolves dan gangster yakuza Kagawa, Aidan dan beberapa temannya lalu ditahan oleh polisi. Sebelum melakukan misi tersebut, Aidan sempat mengirimkan pesan pada calon istrinya itu agar tidak keberatan menunda prosesi pernikahan mereka selama satu minggu ke depan. Malikha langsung menerima tawaran itu. Selain juga karena hatinya masih ragu, ia tak ingin membuat Aidan jadi cemas memikirkan perasaan Malikha.Namun pada keesokan harinya, Malikha tiba di NYPD dijemput oleh Glenn Matthews atas perintah Arjoona. Sebelumnya Arjoona menyempatkan diri menghampiri pasangan dan istri anggota The Seven Wolves yang ditahan pihak Kepolisian New York. Vanylla dan Ratu sudah mengetahui jika Mars dan Jayden masuk sel untuk menutupi seluruh kegiatan kelompok mereka. Namun Malikha tidak, sedangkan Delilah harus beristirahat di rumah sakit pasca kejadian pemukulan terhadapnya itu. James tidak mengijinkan Delilah untuk keluar sampai ia benar
Vanylla, Kiran, Delilah dan terutama Claire benar-benar terperangah melihat kecantikan Malikha setelah ia memakai gaun pengantin tersebut. Gaun itu dirancang Aidan hanya satu-satunya untuk Malikha. Ia seolah ingin memperlihatkan pada dunia bahwa Malikha Swan adalah milik Aidan Caesar seorang. Namun dibalik pujian semua pengiring pengantin yang terperangah melihatnya, Malikha malah merasa sebaliknya."Apa ada yang salah?" tanya Malikha takut-takut."Tidak ... kamu sempurna. Aku pikir kamu adalah sebuah ... boneka. Oh Tuhan, cantiknya!" pekik Nisa masih heboh. Mata Nisa benar-benar berbinar saat menatap Malikha yang benar-benar cantik."Aku yakin Aidan pasti akan lupa mengucapakan janji pernikahan nantinya," sahut Veronica berkelakar. Vanylla tertawa dan mengangguk setuju."Aku berani taruhan dia akan gugup dan lupa apa yang harus dikatakannya!" tambah Claire ikut-ikutan memanaskan situasi.Malikha hanya bisa meringis mendengar teman-teman barunya he
Arjoona kemudian membuka pintu dan ia berjalan melintasi sebuah koridor yang menuju ke arah altar. Ia memimpin sahabatnya di belakang menuju ballroom pernikahan Aidan Orlando Caesar. Musik pengiring pengantin mengiringi langkah para anggota The Seven Wolves mengantar salah satu bagian dari mereka ke altar pernikahan.Sebelum keluar dari kamarnya, Malikha juga dipakaikan sebuah kerudung lace dengan tiara yang indah diatas kepalanya. Malikha berubah dari gadis polos menjadi seorang Ratu kini. Di depan pintu kamar, para anggota elit Golden Dragon yang diperintahkan langsung oleh Jayden akan mengawal Malikha dan para pengiringnya ke ballroom pernikahan di Estrela. Beberapa pelayan yang dulunya bekerja untuk Malikha berkumpul dan membentuk barisan menyambut teman mereka yang akan resmi menjadi pendamping bos besar hotel Estrela."Hidupnya benar-benar seperti Cinderella ya, aku sungguh iri," gumam salah satu pelayan sambil tersenyum saat Malikha lewat."Oh Tuhan, lihatlah. Malikha sangat ca