Brandon memberikan Aidan delikan tajam usai Malikha malah meminta maaf. Hubungan Brandon dan Fiona tak jadi diresmikan agar Aidan dan Malikha bisa bersama. Tapi Aidan membalasnya dengan balik mengangkat dagunya dengan angkuh.
"Kamu tidak usah khawatir. Bagiku Malikha adalah yang terpenting," balas Aidan sambil tersenyum manis. Senyuman yang bagi Brandon menyimpan banyak pertanyaan dan misteri. Aidan adalah orang yang paling sulit dibaca. Ia terbiasa menyembunyikan perasaan dan tak ada satupun orang yang mengetahui apa yang ia rencanakan sebenarnya.
Brandon hanya bisa berharap jika Aidan tidak mempermainkan Malikha nantinya. Jika saja Malikha tidak memiliki perasaan untuk Aidan mungkin akan lain ceritanya.
"Aku tidak ingin kalian tinggal bersama sebelum hubungan kalian resmi. Dan Aidan... semua orang harus tau siapa Malikha," ujar Brandon mengatakan permintaannya.
"Baik. Aku tidak masalah dengan itu," jawab Aidan santai. Brandon kemudian berdiri lalu berba
"Kenalkan ini namanya Malikha Swan," ujar Aidan memperkenalkan Malikha pada Jayden. Jayden langsung semringah dan menjulurkan tangannya dengan sikap ramah."Akhirnya kita bisa bertemu lagi, namaku Jayden Lin. Aku sahabat calon suamimu, Aidan," ujar Jayden sambil terkekeh kecil. Malikha langsung tersipu mendengar kalimat Jayden. Lucy yang mendengar kalimat itu lalu melebarkan matanya. Apa yang dikatakan oleh Tuan Lin? Ia melihat ekspresi Aidan, bosnya dan ia malah tersenyum lebar seakan yang dikatakan Jayden Lin benar adanya.Dengan pipi merona merahnya, Malikha ikut memperkenalkan dirinya. Ia menyadari bahwa Jayden adalah orang yang sama yang memarahi Aidan saat mereka bertemu pertama kali di Pub tempat Malikha bekerja dulu."Namaku Malikha Swan. Selamat datang di Estrela, Tuan Lin." Jayden mengangkat bahunya."Tidak perlu terlalu ramah. Aku hanya pengunjung biasa di Estrela, aku sudah sering kemari. Tapi terima kasih atas sambutannya. Satu lagi, panggil saja aku Jayden," jawab Jayden
Beberapa minggu belakangan ini, Fiona Swan baru saja menjalani kemoterapi yang puluhan kalinya setelah ia memulai pengobatan kankernya. Ia sesungguhnya sudah tak kuat lagi. Kemoterapi begitu menyakitkan, bukan hanya rasa sakit dari infus cairan yang diberikan selama proses namun juga karena setelahnya ia akan muntah hebat, pusing dan kehilangan selera makan. Fiona hanya bertahan untuk Malikha. Ia sangat ingin melihat putrinya bahagia atau setidaknya sebelum fisiknya menyerah, Malikha telah ada yang menjaga.Dan doa Fiona seakan dijawab oleh Tuhan. Hari ini, Fiona kedatangan seseorang yang baru saja ia temui sekali. Dalam keadaan lemah dan mengantuk, Fiona tersenyum pada Aidan yang datang menemuinya. Fiona memiliki firasat yang baik tentang Aidan. Ada sesuatu dalam diri pria itu yang disukai Fiona yaitu ketulusannya saat menatap Malikha. Aidan pun mendekat dengan membawa sebuket bunga untuk Fiona Swan."Apa kabarmu?" sapa Fiona lebih dahulu pada Aidan yang mendekat deng
SATU MINGGU KEMUDIANJames Belgenza, Mars King, Jayden Lin dan Aidan Caesar keluar dengan tangan yang diborgol oleh NYPD dari dalam sebuah bangunan apartemen. Di belakang mereka Kazuya Han dan Grey Hunter ikut diborgol polisi. Apartemen itu sudah separuhnya rusak akibat perkelahian besar antar geng Kagawa dan The Seven Wolves. Keempatnya digiring keluar oleh polisi dengan tangan terborgol ke belakang dan kamera blitz wartawan terus mengambil foto.Dengan langkah gontai, Aidan masuk ke dalam mobil polisi dan masuk tanpa menoleh pada kamera mana pun. Wajah Aidan tampak terluka dan datar saja. Ia terlihat hanya menyeka sedikit darah yang masih tersisa di sudut bibirnya.Mereka dipisahkan dalam lima mobil polisi berbeda dengan penampilan kusut, terluka, kotor dan masih tampan. Aidan berada di mobil keempat dengan tenang masuk dan duduk di kursi belakang bersama seorang polisi yang mendampingi.Besok, berita pasti akan heboh menuliskannya sebagai pemilik hotel
"Apa kalian bermusuhan dengan mereka?""Tidak," jawab Mars singkat. Detektif itu mengernyitkan keningnya."Lalu untuk apa mereka menyerang? Anggota gengster tidak akan menyerang jika tidak memiliki masalah," balas Detektif pada Mars dan Aidan."Kami adalah para pengusaha, Detektif. Menurut kalian, pengusaha mana di New York yang tidak diganggu oleh anggota gengster!" Mars balik bertanya dengan nada sarkas."Tapi setiap serangan memiliki alasan. Dan alasan itu hanya kalian yang mengetahuinya." Mars menggeleng dan Aidan memilih melipat kedua lengan lalu membuat muka."Dengar, Detektif. Kami hanya akan menjawab pertanyaan seperti itu dengan ditemani pengacara kami besok. Jadi simpan saja tenagamu untuk esok saja," sindir Mars dan diberi cengiran oleh Aidan."Aku tahu kalian siapa, tapi ingatlah kalian tak kan bisa selamanya lolos.""Oh ya, aku ingin lihat bagaimana kalian bisa menahan kami!" Aidan malah menantang. Polisi wanita itu lalu tersenyum pada Aidan dan mengangguk."Yang jelas ma
Setelah kejadian perkelahian besar antara anggota The Seven Wolves dan gangster yakuza Kagawa, Aidan dan beberapa temannya lalu ditahan oleh polisi. Sebelum melakukan misi tersebut, Aidan sempat mengirimkan pesan pada calon istrinya itu agar tidak keberatan menunda prosesi pernikahan mereka selama satu minggu ke depan. Malikha langsung menerima tawaran itu. Selain juga karena hatinya masih ragu, ia tak ingin membuat Aidan jadi cemas memikirkan perasaan Malikha.Namun pada keesokan harinya, Malikha tiba di NYPD dijemput oleh Glenn Matthews atas perintah Arjoona. Sebelumnya Arjoona menyempatkan diri menghampiri pasangan dan istri anggota The Seven Wolves yang ditahan pihak Kepolisian New York. Vanylla dan Ratu sudah mengetahui jika Mars dan Jayden masuk sel untuk menutupi seluruh kegiatan kelompok mereka. Namun Malikha tidak, sedangkan Delilah harus beristirahat di rumah sakit pasca kejadian pemukulan terhadapnya itu. James tidak mengijinkan Delilah untuk keluar sampai ia benar
Vanylla, Kiran, Delilah dan terutama Claire benar-benar terperangah melihat kecantikan Malikha setelah ia memakai gaun pengantin tersebut. Gaun itu dirancang Aidan hanya satu-satunya untuk Malikha. Ia seolah ingin memperlihatkan pada dunia bahwa Malikha Swan adalah milik Aidan Caesar seorang. Namun dibalik pujian semua pengiring pengantin yang terperangah melihatnya, Malikha malah merasa sebaliknya."Apa ada yang salah?" tanya Malikha takut-takut."Tidak ... kamu sempurna. Aku pikir kamu adalah sebuah ... boneka. Oh Tuhan, cantiknya!" pekik Nisa masih heboh. Mata Nisa benar-benar berbinar saat menatap Malikha yang benar-benar cantik."Aku yakin Aidan pasti akan lupa mengucapakan janji pernikahan nantinya," sahut Veronica berkelakar. Vanylla tertawa dan mengangguk setuju."Aku berani taruhan dia akan gugup dan lupa apa yang harus dikatakannya!" tambah Claire ikut-ikutan memanaskan situasi.Malikha hanya bisa meringis mendengar teman-teman barunya he
Arjoona kemudian membuka pintu dan ia berjalan melintasi sebuah koridor yang menuju ke arah altar. Ia memimpin sahabatnya di belakang menuju ballroom pernikahan Aidan Orlando Caesar. Musik pengiring pengantin mengiringi langkah para anggota The Seven Wolves mengantar salah satu bagian dari mereka ke altar pernikahan.Sebelum keluar dari kamarnya, Malikha juga dipakaikan sebuah kerudung lace dengan tiara yang indah diatas kepalanya. Malikha berubah dari gadis polos menjadi seorang Ratu kini. Di depan pintu kamar, para anggota elit Golden Dragon yang diperintahkan langsung oleh Jayden akan mengawal Malikha dan para pengiringnya ke ballroom pernikahan di Estrela. Beberapa pelayan yang dulunya bekerja untuk Malikha berkumpul dan membentuk barisan menyambut teman mereka yang akan resmi menjadi pendamping bos besar hotel Estrela."Hidupnya benar-benar seperti Cinderella ya, aku sungguh iri," gumam salah satu pelayan sambil tersenyum saat Malikha lewat."Oh Tuhan, lihatlah. Malikha sangat ca
Malam-malam saat Malikha terbangun karena mimpi buruk akibat kejadian di Hope Park Cemetry adalah alasan yang membuat Fiona membawa Malikha pindah dari LA ke Boston. Mereka pergi pasca dibebaskannya Malikha dari tahanan dinas sosial. Hal itu terjadi setelah pengacara Brandon menjaminkan sejumah uang ke Dinas Sosial tersebut.Malikha tak tidur berhari-hari karena ketakutan. Ia masih bisa mengingat dengan jelas seperti apa wajah anak yang sudah dijebak olehnya dan mati di dalam makam itu. Kini setelah ia jarang mendapatkan mimpi tersebut, mimpi terburuk akhirnya datang.Anak yang ia pikir sudah mati ternyata bangkit dari kuburnya dan berdiri di hadapannya sekarang sebagai seorang suami. Tak pernah sekalipun Malikha berpikir jika anak remaja itu ternyatra adalah Aidan.Mata Malikha semakin membesar dengan wajah ketakutan menatap pria yang beberapa jam lalu baru saja menjadi suaminya."K-kamu ...""Iya, aku. Jangan bilang jika kamu sudah melupakan anak
BEBERAPA TAHUN KEMUDIANPanggung yang cukup besar karena berada di tengah aula SMA Jersey Rey New York. Sorak-sorai seluruh siswa yang berdiri ikut mengangkat tangan dan bertepuk di atas kepala mereka saat gebukan drum Aldrich menggema memulai sebuah lagu. Dan suara Aldrich memulai lagu tersebut setelah gitar Ares dan piano milik Andrew mengiringinya."I don't even know how I can talk to you now, It's not you the you who talks to me anymore, And sure I know that sometimes it gets hard, But even with all my love, what we had you just gave it up!"Usai Aldrich, lalu Andrew adalah giliran kedua menyanyikan liriknya,"Thought we were meant to be, I thought that you belonged to me, I'll play the fool instead, Oh but then I know that this is the end!" mata Aldrich tak sengaja melirik pada satu orang gadis yang menjadi musuh abadinya, Chloe Harristian. Tak biasanya ia datang melihat pertunjukan bandnya The Skylar.Aldrich masih terus menggebuk drumnya dan
HUTAN TIJUANABryan, Mars, Aidan, Juan, Arya, Blake, Shawn, Erikkson, Han, Glenn, Earth, serta beberapa anggota Golden Dragon membentuh empat kelompok untuk melakukan pencarian terhadap pesawat James yang belum ditemukan. Bryan menerbangkan beberapa drone untuk mengawasi dari udara dan menentukan letak titik jatuh pesawat tersebut. Ia juga telah berkoordinasi dengan tim keamanan untuk saling memberi berita saat menemukan jejak apapun.Cukup lama mereka harus berputar-putar untuk bisa mencari jejak. Sampai salah satu drone milik Bryan kemudian mendeteksi ekor pesawat."Sebelah timur, 3 km lagi dari sini. Kita sudah agak dekat!" ujar Bryan memperlihatkan alatnya pada Aidan. Aidan mengangguk lalu memanggil kelompok yang lain agar mengikuti mereka.Bryan memimpin kelompok pencarian dan mulai memanggil nama James tak lama kemudian."JAMES ... DELILAH! JAMES! J!" tapi tak ada jawaban sama sekali sampai akhirnya Bryan melihat ekor pesawat yang tersangkut
BEBERAPA TAHUN KEMUDIANAidan tak berhenti tersengal saat ia keluar dari apartemen Arjoona. Ia harus menenangkan diri dengan bersandar dan memejamkan matanya. Ludahnya ia telan berkali-kali tapi masalahnya tenggorokannya begitu kering. Ia nyaris tak bisa bernapas.Di dalam, Aidan menahan mati-matian air matanya saat tahu jika pesawat James Belgenza mengalami kecelakaan di hutan Mexico. Ia hilang dan kabarnya tak ada yang selamat.“Aku harus tenang, aku harus tenang!” gumam Aidan pada dirinya sambil bersandar. Aidan memandang ke arah lobi apartemen mewah tersebut dan berjalan kembali separuh berlari ke arah mobilnya. Mobilnya datang diberikan oleh petugas parkir valet dan ia segera masuk ke dalamnya.Aidan harus cepat ke apartemen James untuk menjemput anak-anaknya. Selama perjalanan, ia kemudian menghubungi Glenn.“Di mana kamu?”“Aku sedang terjebak macet akan kembali ke Orcanza, Tuan!” jawab Gle
"Bersediakah kamu menikah denganku lagi, Malikha Swan?" tanya Aidan bergumam lembut. Malikha terus memandanginya dan Aidan pun tak melepaskannya sama sekali. Semua cinta rasanya berpendar di mata Aidan untuk Malikha. Cinta yang tak mungkin ditutupinya lagi. Malikha pun tersenyum dengan mata berkaca-kaca."Ya ... aku bersedia jadi istrimu, Aidan Caesar," jawab Malikha bergumam lembut pula. Malikha mendekat lebih dulu dan mencumbu Aidan dengan lembut. Aidan ikut membalas dan memperdalam pagutan bibirnya sambil memeluk Malikha lebih dekat dan erat. Pemandangan tengah kota dan taman New York dari atas menjadi saksi bersatunya cinta Aidan dan Malikha kembali."I do love you ... too much," bisik Aidan di sela bibirnya yang masih menempel pada Malikha. Malikha hanya melingkarkan kedua tangannya memeluk leher dan pundak Aidan."I love you too.""Benarkah? Kali ini kamu tidak berbohong kan!" goda Aidan tak melepaskan dirinya sama sekali. Malikha tergelak kecil dan
Malikha menaikkan pandangannya sambil berbaring menyamping pada Aidan yang baru saja menghubungi Glenn, asistennya. Ia tersenyum dan masih belum bicara. Malikha tampak tenang padahal ia baru saja disatroni perampok. Sementara Aidan sudah cemas setengah mati gara-gara kejadian itu. Ia bahkan belum membuka jasnya sama sekali dan terus berada di dekat Malikha yang tengah menjaga AldrichSetelah berpikir beberapa saat, Aidan akhirnya memutuskan untuk menelepon Arjoona melaporkan yang baru saja terjadi. Arjoona harus tahu setidaknya untuk mengantisipasi yang terjadi."Halo, Aidan.""Joona, rumah Malikha baru saja mengalami perampokan," ujar Aidan tanpa basa basi."APA! apa yang terjadi!" Arjoona sampai berteriak karena berita tersebut."Aku pergi keluar sebentar mengurus pekerjaan. Dua pria masuk lewat pintu depan dan membongkar semua laci. Mereka tidak mengambil apa pun, aku rasa ini bukan perampokan. Tapi apa yang mereka cari?" dengu
Malikha yang mendengar bunyi pintu berdecit mengira pelayan di rumahnya sudah tiba. Sambil tersenyum, ia kemudian berjalan hendak melihat dan menyapa. Dengan langkah agak cepat ia akan turun sampai akhirnya matanya membesar. Ia melihat dua orang pria bertopeng masuk lewat pintu depan.Mereka membawa senjata tajam dan sedang mengendap masuk lewat ruang tamu. Malikha yang hampir saja menuju tangga kemudian berbalik dan bersembunyi pada dinding di dekat tangga. Malikha benar-benar terkejut dan jantungnya berdegup kencang."Oh, tidak. Mereka bukan pelayan!" gumam Malikha pada dirinya sendiri. Malikha langsung mundur dan mencari tempat bersembunyi sambil bisa melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ia mengintip lagi dan melihat dua orang itu tengah membongkar laci dan lemari di lantai bawah. Malikha langsung berbalik dan mengendap separuh berlari masuk ke kamarnya. Satu orang pasti akan naik ke atas dan memeriksa.Dengan panik Malikha ingat jika ia meletakkan pon
Beberapa hari kemudian, keadaan Malikha tak juga kunjung membaik. Ia sudah diperbolehkan pulang karena luka operasinya semakin membaik tapi ia tak ingin berada di dekat bayinya sama sekali. Aidan otomatis harus pindah ke rumah Malikha karena ia tak mungkin bolak balik dari rumahnya meskipun jaraknya dekat.Aidan berubah menjadi seperti Ayah single yang merawat Aldrich sendirian. Ia otodidak belajar mengganti popok dan mengambil donor ASI dari istri Mars King, Vanylla King. Tak hanya Vanylla yang mendonorkan ASI-nya, Kiran Miller juga ikut memberikan ASI-nya.Saat malam hari, Aidan menggendong Aldrich memberinya botol ASI sampai ia tertidur sembari membacakan puisi atau mengumamkan sebuah lagu. Aldrich yang mengerti bahwa ia sementara hanya bisa bersama sang Ayah, tak banyak rewel. Ia bayi yang manis dan penurut."Cobalah untuk menggendongnya, Sayang," bujuk Aidan lembut sambil mencoba mendekatkan Aldrich pada Malikha. Malikha yang awalnya tersenyum jadi defensif
Sampai hari yang ditunggu-tunggu tiba adalah saat Malikha akan menyusui bayinya untuk yang pertama kali. Keadaan bayinya sudah semakin baik dan kembali sehat."Kamu sudah mendapatkan nama yang pas?" tanya Bryan pada Aidan saat menunggu bayi tersebut di bawa ke kamar Malikha. Aidan mengangguk tersenyum"Aldrich Tristan Caesar," jawab Aidan sambil tersenyum pada Bryan yang mengangguk ikut tersenyum.Saat mereka selesai bicara, kereta bayi kemudian terlihat sedang didorong menuju kamar Malikha dan Aidan pun mengikutinya. Di kamar Malikha, seluruh keluarga besar The Seven Wolves dan anak-anak mereka sudah menunggu."Mila kemari, Sayang. Coba lihat itu ... ada bayi!" ujar Bryan menggendong balitanya Mila yang terkekeh menggemaskan saat melihat salah satu "adiknya" yang baru lahir beberapa hari lalu. Kembarannya Izzy digendong oleh Nisa ikut mendekat melihat bayi Aldrich yang menyihir banyak orang dengan ketampanannya. Setelah bayi itu diletakkan di dekat tempa
Tak ada yang dirasakan Aidan saat ini kecuali rasa bahagia. Ia telah resmi menjadi seorang Ayah. Segala perjuangan dan rasa sakit akibat dendam dan perceraian yang terjadi pada pernikahannya, terbayar sudah. Aidan tak berhenti mengecup Malikha yang terlihat semakin mengantuk pasca bayi mereka lahir. Namun usai dibersihkan, bayi itu harus dipantau karena ia mulai membiru."Apa yang terjadi?" tanya Aidan setelah ia dikeluarkan dari ruang operasi."Bayinya sudah melewati waktunya lahir, dia harus masuk ruang ruang intensif untuk dimasukkan dalam inkubator. Aku tidak berharap dia sudah keracunan air ketuban, tapi aku benar-benar harus memantau keadaan putramu. Untuk saat ini, temani istrimu. Bayimu akan baik-baik saja," ujar salah satu Dokter Anak yang ikut dalam operasi tersebut."Lakukan apa pun untuk putraku, aku tidak mau terjadi sesuatu padanya!""Aku yakin kondisi ini hanya sementara, setelah dia pulih, aku sendiri yang akan memberikannya pada kalian."