Beberapa minggu belakangan ini, Fiona Swan baru saja menjalani kemoterapi yang puluhan kalinya setelah ia memulai pengobatan kankernya. Ia sesungguhnya sudah tak kuat lagi. Kemoterapi begitu menyakitkan, bukan hanya rasa sakit dari infus cairan yang diberikan selama proses namun juga karena setelahnya ia akan muntah hebat, pusing dan kehilangan selera makan. Fiona hanya bertahan untuk Malikha. Ia sangat ingin melihat putrinya bahagia atau setidaknya sebelum fisiknya menyerah, Malikha telah ada yang menjaga.Dan doa Fiona seakan dijawab oleh Tuhan. Hari ini, Fiona kedatangan seseorang yang baru saja ia temui sekali. Dalam keadaan lemah dan mengantuk, Fiona tersenyum pada Aidan yang datang menemuinya. Fiona memiliki firasat yang baik tentang Aidan. Ada sesuatu dalam diri pria itu yang disukai Fiona yaitu ketulusannya saat menatap Malikha. Aidan pun mendekat dengan membawa sebuket bunga untuk Fiona Swan."Apa kabarmu?" sapa Fiona lebih dahulu pada Aidan yang mendekat deng
SATU MINGGU KEMUDIANJames Belgenza, Mars King, Jayden Lin dan Aidan Caesar keluar dengan tangan yang diborgol oleh NYPD dari dalam sebuah bangunan apartemen. Di belakang mereka Kazuya Han dan Grey Hunter ikut diborgol polisi. Apartemen itu sudah separuhnya rusak akibat perkelahian besar antar geng Kagawa dan The Seven Wolves. Keempatnya digiring keluar oleh polisi dengan tangan terborgol ke belakang dan kamera blitz wartawan terus mengambil foto.Dengan langkah gontai, Aidan masuk ke dalam mobil polisi dan masuk tanpa menoleh pada kamera mana pun. Wajah Aidan tampak terluka dan datar saja. Ia terlihat hanya menyeka sedikit darah yang masih tersisa di sudut bibirnya.Mereka dipisahkan dalam lima mobil polisi berbeda dengan penampilan kusut, terluka, kotor dan masih tampan. Aidan berada di mobil keempat dengan tenang masuk dan duduk di kursi belakang bersama seorang polisi yang mendampingi.Besok, berita pasti akan heboh menuliskannya sebagai pemilik hotel
"Apa kalian bermusuhan dengan mereka?""Tidak," jawab Mars singkat. Detektif itu mengernyitkan keningnya."Lalu untuk apa mereka menyerang? Anggota gengster tidak akan menyerang jika tidak memiliki masalah," balas Detektif pada Mars dan Aidan."Kami adalah para pengusaha, Detektif. Menurut kalian, pengusaha mana di New York yang tidak diganggu oleh anggota gengster!" Mars balik bertanya dengan nada sarkas."Tapi setiap serangan memiliki alasan. Dan alasan itu hanya kalian yang mengetahuinya." Mars menggeleng dan Aidan memilih melipat kedua lengan lalu membuat muka."Dengar, Detektif. Kami hanya akan menjawab pertanyaan seperti itu dengan ditemani pengacara kami besok. Jadi simpan saja tenagamu untuk esok saja," sindir Mars dan diberi cengiran oleh Aidan."Aku tahu kalian siapa, tapi ingatlah kalian tak kan bisa selamanya lolos.""Oh ya, aku ingin lihat bagaimana kalian bisa menahan kami!" Aidan malah menantang. Polisi wanita itu lalu tersenyum pada Aidan dan mengangguk."Yang jelas ma
Setelah kejadian perkelahian besar antara anggota The Seven Wolves dan gangster yakuza Kagawa, Aidan dan beberapa temannya lalu ditahan oleh polisi. Sebelum melakukan misi tersebut, Aidan sempat mengirimkan pesan pada calon istrinya itu agar tidak keberatan menunda prosesi pernikahan mereka selama satu minggu ke depan. Malikha langsung menerima tawaran itu. Selain juga karena hatinya masih ragu, ia tak ingin membuat Aidan jadi cemas memikirkan perasaan Malikha.Namun pada keesokan harinya, Malikha tiba di NYPD dijemput oleh Glenn Matthews atas perintah Arjoona. Sebelumnya Arjoona menyempatkan diri menghampiri pasangan dan istri anggota The Seven Wolves yang ditahan pihak Kepolisian New York. Vanylla dan Ratu sudah mengetahui jika Mars dan Jayden masuk sel untuk menutupi seluruh kegiatan kelompok mereka. Namun Malikha tidak, sedangkan Delilah harus beristirahat di rumah sakit pasca kejadian pemukulan terhadapnya itu. James tidak mengijinkan Delilah untuk keluar sampai ia benar
Vanylla, Kiran, Delilah dan terutama Claire benar-benar terperangah melihat kecantikan Malikha setelah ia memakai gaun pengantin tersebut. Gaun itu dirancang Aidan hanya satu-satunya untuk Malikha. Ia seolah ingin memperlihatkan pada dunia bahwa Malikha Swan adalah milik Aidan Caesar seorang. Namun dibalik pujian semua pengiring pengantin yang terperangah melihatnya, Malikha malah merasa sebaliknya."Apa ada yang salah?" tanya Malikha takut-takut."Tidak ... kamu sempurna. Aku pikir kamu adalah sebuah ... boneka. Oh Tuhan, cantiknya!" pekik Nisa masih heboh. Mata Nisa benar-benar berbinar saat menatap Malikha yang benar-benar cantik."Aku yakin Aidan pasti akan lupa mengucapakan janji pernikahan nantinya," sahut Veronica berkelakar. Vanylla tertawa dan mengangguk setuju."Aku berani taruhan dia akan gugup dan lupa apa yang harus dikatakannya!" tambah Claire ikut-ikutan memanaskan situasi.Malikha hanya bisa meringis mendengar teman-teman barunya he
Arjoona kemudian membuka pintu dan ia berjalan melintasi sebuah koridor yang menuju ke arah altar. Ia memimpin sahabatnya di belakang menuju ballroom pernikahan Aidan Orlando Caesar. Musik pengiring pengantin mengiringi langkah para anggota The Seven Wolves mengantar salah satu bagian dari mereka ke altar pernikahan.Sebelum keluar dari kamarnya, Malikha juga dipakaikan sebuah kerudung lace dengan tiara yang indah diatas kepalanya. Malikha berubah dari gadis polos menjadi seorang Ratu kini. Di depan pintu kamar, para anggota elit Golden Dragon yang diperintahkan langsung oleh Jayden akan mengawal Malikha dan para pengiringnya ke ballroom pernikahan di Estrela. Beberapa pelayan yang dulunya bekerja untuk Malikha berkumpul dan membentuk barisan menyambut teman mereka yang akan resmi menjadi pendamping bos besar hotel Estrela."Hidupnya benar-benar seperti Cinderella ya, aku sungguh iri," gumam salah satu pelayan sambil tersenyum saat Malikha lewat."Oh Tuhan, lihatlah. Malikha sangat ca
Malam-malam saat Malikha terbangun karena mimpi buruk akibat kejadian di Hope Park Cemetry adalah alasan yang membuat Fiona membawa Malikha pindah dari LA ke Boston. Mereka pergi pasca dibebaskannya Malikha dari tahanan dinas sosial. Hal itu terjadi setelah pengacara Brandon menjaminkan sejumah uang ke Dinas Sosial tersebut.Malikha tak tidur berhari-hari karena ketakutan. Ia masih bisa mengingat dengan jelas seperti apa wajah anak yang sudah dijebak olehnya dan mati di dalam makam itu. Kini setelah ia jarang mendapatkan mimpi tersebut, mimpi terburuk akhirnya datang.Anak yang ia pikir sudah mati ternyata bangkit dari kuburnya dan berdiri di hadapannya sekarang sebagai seorang suami. Tak pernah sekalipun Malikha berpikir jika anak remaja itu ternyatra adalah Aidan.Mata Malikha semakin membesar dengan wajah ketakutan menatap pria yang beberapa jam lalu baru saja menjadi suaminya."K-kamu ...""Iya, aku. Jangan bilang jika kamu sudah melupakan anak
12 Tahun Yang LaluMalikha langsung menelepon kekasihnya, Jason Holland begitu Aidan setuju untuk pergi dengannya. Ada sedikit ragu di hati kecil Malikha yang melarangnya melakukan hal tersebut untuk menjebak Aidan. Tapi ia begitu takut mengakuinya."Begitu tiba di ujung jalan, kami akan datang. Bawa dia melewati gang yang kutunjukkan tadi pagi, oke," ujar Jason dari teleponnya. Malikha terdiam dan tak menjawab."Malikha?" panggil Jason membuyarkan lamunan Malikha."Iya, akan kubawa dia kesana," jawab Malikha lalu mematikan ponsel dan menyimpannya. Malikha pun menguatkan hatinya menunggu beberapa detik sebelum kemudian Aidan muncul di belakangnya, ia terus meyakinkan diri bahwa ini hanya untuk memberikan pelajaran. Malikha pun memasang senyuman manis.Usai menelepon Mars, Joona dan Caleb dan tak dijawab, Aidan kemudian menyusul Malikha ke gerbang masuk sekolah. Dengan langkah bahagia, Aidan menghampiri Malikha. Aidan tengah sangat bahagia minggu in