Gaston menjemput Sora Chen, putra Triad Hongkong Jonathan Chen dan Raihanun Park yang datang menggunaka pesawat pribadi milik keluarga Park. Jonathan dan Raihanun punya dua pesawat pribadi milik keluarga Chen dan Park. Sora lebih suka memakai Gulfstream milik keluarga Park karena sering tidak berebutan pakai dengan ayahnya. "Welcome to Amman, Mr Chen," sapa Gaston sopan. "Terima kasih Gaston. Bagaimana sepupu aku?" tanya Sora sambil bersalaman dengan tangan kanan Haidar itu. "Mereka baik-baik saja Sir. Alhamdulillah tidak ada kerusuhan sebulan ini. Semoga saja tetap seperti sekarang," jawab Gaston. Mereka pun menunggu koper Sora turun dan pria itu mengambil koper khusus dilengkapi pendingin macam koper obat. "Itu barangnya?" tanya Gaston. "Yes. Jika bisa meminimalisir korban jiwa, kenapa tidak?" senyum Sora. Pria Asia dengan wajah dingin itu pun masuk ke dalam Range Rover anti peluru bersama Gaston setelah menyelesaikan semua urusan imigrasi dan menuju istana Abdulla
Menjelang jam sebelas malam, Haidar dan Sora mengobrol di ruang tengah sementara Leona tidur diatas paha suaminya. Sora menatap sayang ke saudara sepupunya yang memang dikenal periang dan ramai orangnya. "Bahagia dengan pernikahan kamu?" tanya Sora sambil menyesap kopinya. "Hhmmm... ini kopinya enak banget! Di Tokyo dan Hongkong, aku tidak menemukan kopi seperti ini." "Jenis kopinya yang berbeda, Sora. Jika kamu lama disini, aku akan mengajak kamu minum kopi khas Yordania, kopi pasir Turki." "Apa bedanya dengan kopi Turki?" "Di Yordania, kita memakai pasir untuk tetap membuatnya hangat. Pasir itu tetap dipanaskan dan cezve (cangkir kopi khas Timur Tengah) diletakan diatas pasir panas dengan kedalaman mau seberapa," terang Haidar. "Kamu dan Leona? Bahagia?" "Alhamdulillah... Dia satu-satunya wanitaku," jawab Haidar sambil mengelus rambut coklat istrinya. "Oom Rauf?" "Marah khas ayah dan aku paham kenapa ... Leona adalah little princess nya dan sampai dia terluka ditambah aku t
Para tentara yang datang dari Amman segera menemui Kapten Umar di markas militer mereka sembari memberikan petunjuk dari Sora Chen. Kapten itu tersenyum senang karena rencana Pangeran Haidar untuk mendapatkan semua informasi tanpa harus dengan cara kekerasan, akhirnya bisa terlaksana. "Kalian mengambil random sepuluh orang disana dan mulai berikan serum kejujuran karena aku ingin tahu, apa yang direncanakan pihak Sheikh Pahlevi!" perintah Kapten Umar. "Baik Kapten." "Tidak sekarang. Ini sudah jam dua malam. Kita beristirahat sejenak dan semua akan kita mulai pada pukul enam pagi! Six zero zero on sharp!" "Baik Kapten!" Kapten Umar melihat dua koper yang dibawa dari Hongkong dan hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak menyangka jika princess Leona memiliki keluarga yang mengerikan. Ini baru Triad padahal yang aku tahu ayahnya masih ada hubungan saudara dengan negara timur tengah, negara eropa, Mafioso dan Yakuza Jepang tapi sekarang Triad Hongkong? - Batin Kapt
Ketiga orang itu segera keluar dari rumah milik Mohammed dan menuju markas kepolisian yang tujuan utamanya adalah laboratorium forensik dimana Sora akan memeriksa DNA yang ada di rambut dan celana dalam. Haidar tidak menyangka jika sepupu Leona memang sangat cerdas dan pemberani. Mereka berani maju dulu demi mendapatkan apa yang mereka cari. Masalah hasil akhirnya itu belakangan karena yang penting aksi dulu. Markas besar Kepolisian pun terkejut saat melihat Haidar datang bersama dengan Leona dan seorang pria Asia berwajah dingin. "Tuanku pangeran, apa ada sesuatu?" tanya Kepala Polisi yang bingung karena Haidar tidak melakukan pengumuman atau pun pemberitahuan terlebih dahulu kepada dirinya maupun jajaran lainnya. "Aku butuh dua ahli forensik yang netral dan cekatan. Sekarang!" perintah Haidar membuat semua orang terkejut. "Ba... baik yang mulia." "Dimana laboratorium forensik?" tanya Haidar. "Akan saya antarkan, yang mulia." Kepala polisi itu mengantarkan Haidar bersama dengan
"Tunggu... itu... Mohammed bukan anak Abi dan paman aku?" Haidar menatap Sora dan tak lama Hajwa pun keluar. "Maafkan saya, tuanku. Tapi memang dari hasil tes DNA, antara milik anda dengan yang di rambut dengan celana dalam ... tidak cocok sama sekali. Tidak satu persen pun," jawab Hajwa. "Tapi DNA di rambut dan celana dalam sama?" tanya Leona. Hajwa menatap sang Princess. "Sama princess." Leona menatap suaminya. "Kita tahu DNA di rambut yang ditemukan Sora dengan celana dalam yang kita temukan, adalah dari satu orang yang sama. Pertanyaannya, apakah itu memang milik Mohammed atau tidak." Haidar mengangguk. "Kita mencari di master bedroom dengan asumsi itu adalah kamar Mohammed bukan?" Leona dan Sora mengangguk. "Kita harus mendapatkan dari pemiliknya." Haidar menatap istri dan iparnya. "Bagaimana?" "Harus mengirim penyusup ke Teheran," jawab Haidar. Leona dan Sora terbelalak. --- Gaston tertegun saat mendengar bahwa Sora akan terbang ke Teheran bersa
Sora berjalan menuju meja bar dengan wajahnya yang sudah menjadi tampan kembali dan memesan sebotol bir dingin. Pria itu bisa melihat Mohammed bersama Iman duduk bersama dengan beberapa gadis. Sora hanya duduk dengan memasang wajah polos khas turis dan membuat beberapa orang mengira bahwa dirinya tidak pernah waspada. Sora meminum birnya dengan tenang sampai dirinya merasa ada yang duduk di sebelahnya dan dia menoleh. "Turis?" tanya Mohammed. "Yes," jawab Sora. "Korean?" Sora mengangguk. "Idol?" "Bukan, aktor," jawab Sora membuat Gaston melongo mendengar jawaban pria ganteng itu. Ya ampun master Chen. "Namaku Kim Hyun Joong. Kamu?" Sora mengulurkan tangannya dan Mohammed menyambutnya. "Mohammed.... Ouch!" Wajah pria itu sedikit kesakitan saat berjabat tangan dengan Sora. Sora tampak terkejut. "Oh sorry. Cincin aku memang agak sedikit tajam. Apakah berdarah?" Pria itu mengambil band aid dari dalam dompetnya. "Sedikit.... Nice ring," puji Mohammed. "H
"Apakah Sora bisa keluar dari Teheran dengan selamat?" tanya Leona sambil memeluk suaminya. "Insyaallah bisa keluar, sayang." Haidar dan Leona sedang berada di sebuah hotel dengan nama samaran demi tidak diketahui siapapun. Mereka masih berada di Aqaba karena Haidar masih penasaran dengan semua hasil serum kejujuran Sora. "Jujur aku takut terjadi apa-apa pada Sora." Haidar mempererat pelukannya. "Sora akan baik-baik saja. Ada Gaston bersamanya. Mereka akan segera tiba di Amman besok." Leona semakin mendusel ke tubuh suaminya dan sudah hapal aroma tubuh Haidar. Entah kenapa, dia senang mencium aroma suaminya. Tiba-tiba Leona tertegun. Tunggu, ini tidak seperti aku yang biasanya. Aku suka mencium harum aroma tubuh Haidar yang berbau musk dan Wood tapi kok sekarang aku semakin ingin menciumi setiap saat? - batin Leona. Apakah aku hamil? Katanya memang sering diluar Nurul kelakuan bumil. Leona teringat para sepupu perempuannya yang saat hamil, sering tidak menyangka bahw
Sora memanfaatkan WiFi di kelas bisnis guna mengirimkan pesan ke Leona dan para sepupu Emirnya. Sora mengabari bahwa tiga jam lagi dirinya akan tiba di Amman Yordania dan segera menuju laboratorium demi mencocokkan DNA dari darah Mohammed dengan apa yang sudah mereka temukan sebelumnya dan DNA milik Haidar. 📩 Melvin Khalid Becker : Jadi kamu sudah dapat DNA nya? 📩 Sora Chen : Sudah. Aku dapat darahnya. 📩 Leona Accardi : Kamu berapa lama sampai Amman? 📩 Sora Chen : tiga jam lagi 📩 Aidan Al Sharif : Aku harap Mohammed bukan saudara tiri atau sepupunya Haidar. Dengan begitu, Yordania bisa melakukan blacklist ke Mohammed. 📩 Sahran Léopold : Yang penting Sora tiba di Amman dengan selamat. Bagaimana Aqaba? 📩 Leona Accardi : Haidar tadi jam tujuh sudah pergi ke markas militer. Dia ingin mengumpulkan banyak data dari Mohammed dan Sheikh Pahlevi. Jika bisa, mereka akan menghancurkan semua lokasi yang diduga akan menjadi pangkalan nuklir milik Iran. Haidar juga sudah men