แชร์

Putra Konglomerat Yang Malang

ผู้เขียน: SweetWater
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-21 13:25:34

Suara Sonya sudah tidak terdengar. Mungkin Ibunya sudah lelah mengomel dan memutuskan untuk menyingkir ke kamarnya sendiri. Aleeta lalu membuka pintu kamar, dan benar saja. Sonya sudah tidak ada di sana.

Perlahan Aleeta keluar seraya menggendong tas ranselnya.

“Mau kemana kamu?!” Sonya berteriak nyaring.

Tubuh Aleeta mengerjap kaget. Ia segera berlari keluar rumah, sementara Sonya mengejarnya di belakang. Tubuhnya nyaris tersungkur beberapa kali. Rasa takut jika Sonya berhasil menangkapnya kian membayangi Aleeta. Ia tidak mau itu terjadi. Kali ini ia harus benar-benar berhasil lari dari Ibunya.

“Kembali ke sini, wanita murahan!” Sonya berteriak kasar di belakangnya.

Aleeta tidak peduli. Ia hanya terus berlari berharap bisa menemukan kendaraan yang bisa ia tumpangi.

“Anak sialan! Kembali!” Sonya terus berteriak sambil mengejarnya.

Wanita itu tampak membabi buta. Bahkan Sonya sama sekali tidak terlihat kelelahan, padahal Aleeta sudah berlari secepat yang ia bisa. Namun, Sonya masih teta
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aku Bukan Barang Yang Bisa Di Perjual Belikan

    “Kamu adalah Nicholas Axel Frederick. Putra konglomerat yang malang karena telah di tinggal mati oleh calon istrinya.” “Tutup mulutmu, sialan!” Desis Nicholas. Sonya tertawa. “Kenapa? Bukankah beritanya memang seperti itu?” Nicholas hanya menatap Sonya datar. “Lepaskan wanita itu.” “Wah, wah ... Tuan Muda Nicholas. Apa kamu lupa kalau wanita ini yang sudah membunuh calon istrimu?” Sonya membalas sinis. “Aku bilang lepaskan.” Nicholas kembali berujar datar. Sonya tersenyum. “Ada apa ini? Apa ada sesuatu di antara si pembunuh dan pria malang yang di tinggal mati calon istrinya?” Nicholas menarik napas, menahan kuat keinginan untuk mencekik leher wanita tua tersebut. Dengan cepat ia menarik Aleeta yang hidung dan pipinya sudah berdarah ke belakang punggungnya. “Kembalikan wanita murahan itu padaku!” Teriak Sonya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-22
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Rencana Untuk Menikahi Aleeta

    “Kamu bilang apa, Nicholas?”Javier berdiri dari tempat duduknya. Putranya—Nicholas, baru saja meminta izin untuk menikah besok pagi. Benar-benar suatu hal yang sangat mengejutkan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan putranya? Kenapa tiba-tiba Nicholas bisa mengambil keputusan seperti itu?“Aku ingin menikah,” jawab Nicholas santai.“Dan harus besok pagi?” Javier kembali bertanya bingung. Hari sudah larut malam, tetapi Nicholas bersikeras untuk mengutarakan perihal pernikahannya.“Ya.” Lagi-lagi jawaban Nicholas terdengar begitu santai.Karina dan Emily sampai merasa tidak percaya dengan apa yang di katakan Nicholas. Selama ini mereka tahu kalau Nicholas belum sepenuhnya bisa melupakan kematian Sesilia. Lantas apa yang membuat Nicholas tiba-tiba ingin menikah? Siapa wanita yang ingin di nikahi pria itu? “Kamu anggap pernikahan itu apa, Nicholas? Sebuah permainan?” Javier memicing ke arah putranya.“Aku nggak pernah menganggapnya seperti itu.”“Kalau kamu tidak pernah menganggapnya se

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-23
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tidak Ada Jalan Keluar Untuk Aleeta

    Aleeta menyadari hari mulai beranjak pagi ketika ia melihat siluet cahaya menembus jendela kamarnya. Sepanjang malam ia terus terjaga. Duduk meringkuk di atas tempat tidur. Pikirannya kosong dan juga terasa buntu. Ia masih belum mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.Semalam setelah Nicholas mengatakan soal pernikahan, pria itu langsung membawanya ke sebuah apartemen yang saat ini ia tempati. Ia sudah berusaha memberontak tapi pria itu sama sekali tidak peduli.“Menikah denganmu.”Itu adalah kata-kata gila yang pernah Aleeta dengarkan. Bagaimana bisa Nicholas berkata seperti itu pada dirinya?“Kamu sudah gila, ya?!” Teriak Aleeta ke hadapan Nicholas.Pria itu hanya menaikkan sebelah alisnya.“Berani sekali mulut kotormu itu menyebutku gila.” Nicholas berujar sinis.Aleeta mendesah. “Lalu apa?! Kenapa tiba-tiba kamu mengajakku untuk menikah? Bukankah itu yang namanya gila? Dengar, Nicho. Aku nggak akan p

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-24
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hari Pernikahan

    Nicholas tengah berdiri menatap dirinya di depan cermin dengan balutan tuxedo berwarna hitam.“Kamu terlihat tampan.”Nicholas menoleh, menatap Javier—Papanya yang memasuki kamarnya. “Terima kasih, Papa.”Javier berdiri di depan Nicholas, membenarkan letak dasi kupu-kupu di leher putranya. “Papa masih belum percaya kalau hari ini putra Papa akan segera menikah.”Nicholas tersenyum singkat. Ia tahu harusnya hari pernikahan ini menjadi hari yang bahagia untuknya maupun seluruh keluarganya. Tapi sepertinya hal itu tidak akan berlaku. Karena baginya pernikahan ini hanyalah sebuah pernikahan palsu.“Apa kamu butuh nasehat pernikahan?”Nicholas mendengus pelan. “Sayangnya, aku nggak membutuhkannya, Pa.”Javier hanya bisa tersenyum. “Bersikap baiklah kepada istrimu. Jangan sampai membuatnya berlari ketakutan di hari pernikahan kalian.”Tentu saja hal itu tidak akan terjadi karena Nicholas yakin, bagaimanapun usaha wanita bernama Aleeta itu untuk lari. Wanita itu tetap tidak akan pernah bisa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Sekarang Aku Adalah Suamimu

    Nicholas sengaja hanya mengundang beberapa anggota keluarga besarnya saja sebagai saksi pernikahannya. Tidak ada wartawan, maupun media yang tahu perihal kabar pernikahannya. Karena tujuan pernikahan Nicholas ini memang bukan untuk menjadi sorotan publik.Cukup keluarganya saja yang tahu. Dengan begitu, rencana yang sudah ia siapkan bisa berjalan dengan sempurna.Tidak ada juga acara khusus yang di buat Nicholas untuk merayakan pernikahannya. Begitu selesai mengucapkan janji sucinya bersama Aleeta tadi, acaranya pun juga turut ikut selesai.Setelah beberapa keluarganya yang hadir dalam pernikahan tadi mengucapkan selamat atas pernikahannya. Nicholas segera mengajak Aleeta pulang. Bukan ke rumah orang tuanya yang ia tuju, melainkan rumah miliknya sendiri.Sejak lama Nicholas sudah menyiapkan sebuah rumah untuk ia tempati ketika ia sudah berkeluarga. Bahkan rumah itu juga yang rencananya akan Nicholas tempati bersama dengan Sesilia. Jika saja Sesilia—wanita yang di cintainya itu masih h

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-27
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Peraturan Di Rumah Nicholas

    Aleeta hanya diam saja ketika Nicholas melemparkan beberapa lembar uang ke wajahnya. Padahal mereka sudah menikah tapi Nicholas masih menganggap Aleeta seperti wanita murahan. Wanita yang bisa pria itu beli dengan uangnya. “Selama tinggal di sini, kamar ini akan menjadi milikmu.” Nicholas berujar seraya mengancingkan kemejanya.Aleeta mendongak. “Apa kamu juga akan tidur di sini?”Nicholas tersenyum sinis. “Untuk apa aku tidur di sini? Jangan pernah bermimpi!” Ketusnya dingin. “Sampai kapanpun aku nggak akan pernah sudi untuk tidur satu ranjang dengan wanita pembunuh sepertimu.”“Kamu pikir aku sudi tidur seranjang dengan pria iblis sepertimu?”Nicholas mendengus. Untuk apa ia meladeni ucapan Aleeta? Ia memilih untuk segera melangkah menuju pintu, tapi sebelum membukanya, Nicholas kembali menoleh melalui bahunya.“Satu hal lagi yang perlu kamu ketahui. Setelah aku menikahimu, kamu jangan pernah berpikir untuk bisa bebas melakukan apapun. Termasuk di rumah ini, terutama di lantai dua.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-28
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berubah Pikiran

    “Kenapa kamu nggak membolehkanku keluar dari tempat ini?!” Tanya Aleeta.Wanita itu sengaja menunggu Nicholas pulang. Hanya untuk menanyakan hal tersebut.Nicholas menoleh, seperti biasa tatapannya begitu datar, dan penuh akan kebencian.“Dulu, aku pernah membeli seekor anjing. Dan kamu tahu apa yang di lakukan anjing itu ketika aku membolehkannya keluar?” Nicholas menatap Aleeta. “Anjing itu pergi dan sampai sekarang dia nggak pernah kembali,” sambung Nicholas datar.Aleeta menatap percaya ke arah Nicholas. Apa barusan pria itu menyamakannya dengan seekor anjing?“Tapi aku bukan seekor anjing! Kamu tahu, Nicho. Aku memiliki pekerjaan. Aku harus pergi bekerja, supaya aku nggak di pecat dari tempat tersebut.”“Lalu apa hubungannya denganku?”Aleeta melongo. “Kamu nggak membolehkanku keluar dari rumah ini. Kalau sampai aku di pecat jelas itu gara-gara kamu.”“Apa dengan keadaanmu yang sekarang masih membuatmu merasa kekurangan uang?” Tanya Nicholas. “Apa maksudmu?”“Maksudku, dengan me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-29
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ada Apa Di Lantai 2?

    Aleeta masuk ke sebuah apotek yang terletak cukup jauh dari kawasan perumahan milik Nicholas. Ia hanya pergi seorang diri ke sana, karena tadi ia menolak ketika Mark ingin mengantarnya.“Nicholas sudah memberiku kebebasan untuk keluar rumah. Kalau kalian nggak percaya, silahkan tanyakan sendiri pada Tuan kalian. Sekarang menyingkirlah, karena aku harus segera pergi bekerja.” Begitulah yang Aleeta katakan saat hendak keluar rumah tadi.Rencananya, setelah dari apotek Aleeta langsung ingin pergi ke Cafe Thomas. Ia yakin sekali Thomas dan yang lainnya pasti sedang mencari keberadaannya.“Ada yang bisa kami bantu, Nona?” Seorang apoteker bertanya ramah ketika Aleeta mendekatinya.“Em, iya. Saya ingin membeli pil kontrasepsi. Apakah ada?” Tanya Aleeta.“Ada, Nona.” Apoteker tersebut segera memberikan satu strips berisi pil yang di maksud Aleeta.“Apa pil ini benar-benar bisa untuk mencegah kehamilan?”“Tentu saja, Nona. Asal Anda mengonsumsinya secara teratur, maka pil itu akan bekerja seb

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-30

บทล่าสุด

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Rencana Mengunjungi Menara Eiffel

    “Kamu cemburu?” Aleeta hanya bisa mendengus. Sepertinya Nicholas memang tidak akan berhenti bertanya jika Aleeta tidak segera menyanggah tuduhan tersebut. Enak saja pria itu. Memangnya siapa yang cemburu? Rutuk Aleeta dalam hati.“Kamu—““Aku nggak cemburu!” Sahut Aleeta ketus.Nicholas hanya mengangguk-angguk dan tetap meneruskan sarapannya dengan santai. Sementara Aleeta menggerutu pelan dengan suara yang tidak jelas terdengar. Membuat Nicholas tersenyum geli menatapnya. Pria itu meraih gelas minuman Aleeta, lalu meneguknya hingga setengah.“Nicho!” “Hm.” Nicholas kembali meletakkan gelas minuman yang tinggal separuh itu ke hadapan Aleeta.“Kamu ini kenapa, sih?” “Kenapa apanya?”Aleeta memutar bola mata. “Kamu sudah punya minuman sendiri. Kenapa masih meminum punyaku?”“Aku masih haus,” jawab Nicholas datar.“Kalau masih haus minta saja Helena untuk membuat

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tuduhan Yang Tidak Masuk Akal

    Keesokan harinya, Aleeta terbangun tepat saat jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Wanita itu menggeliat lalu mengerjap-ngerjapkan matanya. Seluruh tubuhnya terasa begitu remuk tetapi juga terasa ringan secara bersamaan. Sebuah kombinasi pas yang selalu Aleeta rasakan setiap kali selesai bercinta sepanjang malam dengan Nicholas. Beberapa waktu belakangan ini Nicholas selalu memperlakukan Aleeta dengan baik, termasuk dalam urusan bercinta. Jika biasanya ia akan mendapatkan rasa sakit setelah pria itu menyetubuhinya, tapi beberapa kali ini Aleeta sudah tidak pernah merasakan hal itu lagi. Dan Aleeta harap seterusnya akan seperti itu.Wanita itu lalu memiringkan tubuh polosnya yang masih berbalut selimut itu ke samping. Ke arah Nicholas yang masih terlelap dalam tidurnya. Aleeta tersenyum melihat wajah Nicholas yang masih terlelap tersebut. Wajah pria itu begitu tenang dan damai, hingga Aleeta merasa takut untuk mengganggunya. Namun, ketika Aleeta

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Apa Boleh Aleeta Berharap?

    Nicholas masih mengamati wajah Aleeta yang berada di bawah tubuhnya. Dan hal itu lagi-lagi membuat Aleeta merasa salah tingkah. Ia mencoba menelan ludah dengan susah payah. Rasanya malu. Nicholas belum pernah menatapnya seperti itu. Tatapan pria itu begitu dekat, lekat dan menggoda, membuat jantung Aleeta berulah karenanya. Aleeta memalingkan wajah menatap dinding. “Aleeta.” Tangan Nicholas menyentuh pipi Aleeta. Membuat Aleeta kembali menatapnya. Aleeta hanya diam, menatap Nicholas tanpa bersuara. Nicholas mengusap bibir bawah Aleeta, bibir yang pucat itu terasa begitu dingin di kulitnya. Tangan Nicholas membelai daun telinga Aleeta, ia bisa mendengar Aleeta menarik napas berat. Pria itu perlahan menunduk. Dan Aleeta masih menatapnya tanpa mengatakan apapun, tidak menolak, dan juga tidak merasa keberatan. Saat bibir pria itu menempel di bibirnya, mata Aleeta terpejam. Bibir Nicholas berg

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tatapan Nicholas Yang Terasa Berbeda

    “Apa kamu lapar?” Tanya Nicholas begitu ia dan Aleeta memasuki rumah.Mereka baru tiba di rumah ketika hari sudah menjelang pukul dua dini hari. Udara di luar bahkan sudah semakin terasa begitu dingin. Jika mereka berada di luar lebih lama lagi, Nicholas yakin kalau tubuh mereka bisa membeku karena udara dingin yang menusuk tersebut.Aleeta menggeleng pelan. “Aku makan besok pagi saja.”“Kamu yakin? Aku bisa membangunkan Helena agar dia menyiapkan makanan untukmu kalau kamu mau.”Lagi-lagi Aleeta kembali menggeleng. “Nggak usah, Nicho. Aku makan besok pagi saja,” ujar Aleeta.Wanita itu bukanya tidak lapar. Aleeta ingat betul kalau seharian tadi ia belum memakan apapun kecuali dua buah Croissant yang ia beli di Cafe siang tadi. Tapi saat ini ia terlalu malas untuk makan. Tubuhnya terlalu lelah, lemas dan juga kedinginan. Hal itulah yang membuat Aleeta kehilangan rasa laparnya. Sekarang ia lebih tertarik untuk segera masuk ke dal

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Sesuatu Yang Baru Nicholas Sadari

    Aleeta terus membawa Nicholas menjauh. Ia terus menggenggam dan menarik tangan Nicholas tanpa melepaskannya sedikitpun. Aleeta tidak akan membiarkan Nicholas kembali mendekati ketiga berandalan tadi. Aleeta tidak ingin Nicholas membunuh mereka.Wanita itu menarik napas dan semakin mempercepat langkahnya. Nicholas yang menyadari hal tersebut seketika mendongak. Menatap Aleeta yang terus saja berjalan seraya menggenggam tangannya. Apa yang di lakukan wanita itu? Kenapa Aleeta terus membawanya menjauh?Tatapan Nicholas lalu kembali beralih pada genggaman tangan Aleeta. Ia bisa merasakan tangan wanita itu yang terus saja bergetar sejak tadi. Tapi wanita itu tampaknya tidak ingin menyerah. Aleeta terus menggenggam dan bahkan semakin mengeratkannya. Seolah takut jika Nicholas akan kembali ke belakang dan membunuh para berandalan tadi.Nicholas lalu berdecak pelan. “Kenapa kamu melakukan ini?” Tanyanya dengan suara datar.Aleeta yang

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tidak Ingin Melihatmu Menjadi Pembunuh

    Entah sudah berapa jauh Nicholas berjalan. Pria itu masih tak kunjung juga menemukan Aleeta. Nicholas mengacak rambut. Kekhawatiran mulai menyelinap masuk ke dalam benaknya. Ia benar-benar takut jika terjadi sesuatu dengan Aleeta.Apa wanita itu sedang ketakutan sekarang? Apa wanita itu sedang menangis? Sial. Berbagai pertanyaan tentang Aleeta kini mulai berputar silih berganti mengganggu pikiran Nicholas. Ia harus bisa segera menemukan Aleeta.Pria itu lalu kembali menyusuri jalanan. Ia terus berkeliling di kawasan tersebut. Tidak peduli dengan udara dingin yang semakin menusuk. Atau pun hari yang semakin larut malam.Nicholas kembali berhenti melangkah, ketika ia menyadari bahwa jalan yang ia lalui perlahan mulai terasa sepi. Hanya ada beberapa orang yang lewat di jalan tersebut. Nicholas lalu menatap jalan terakhir yang ada di paling ujung. Jalan yang bahkan terlihat lebih sepi dari tempat ia berdiri. Aleeta tidak mungkin ada di sana. Jika wanita itu tersesat pasti dia akan mencar

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tiga Pria Berandalan

    Taksi yang di tumpangi Nicholas akhirnya berhenti di supermarket yang buka selama dua empat jam. Nicholas yakin, supermarket itu juga yang siang tadi di datangi oleh Aleeta. Karena dari semua supermarket yang ada di Paris, hanya itulah satu-satunya supermarket yang jaraknya paling dekat dari rumahnya.Untuk memastikannya, Nicholas rela masuk dan mencari keberadaan Aleeta di dalam supermarket besar tersebut. Pria itu sudah berkeliling di semua penjuru sudut supermarket, tapi ia tidak melihat keberadaan Aleeta di sana.Mungkin saja Aleeta memang sudah keluar.Nicholas akhirnya kembali keluar. Ia berdiri di depan supermarket seraya mengamati sekitar. Hari semakin malam, dan ia tidak tahu harus mencari keberadaan Aleeta dimana lagi? “Sial!” Umpat Nicholas seraya mengepalkan kedua tangannya. Pria itu kemudian memutuskan untuk menyusuri jalan sekitar supermarket. Barangkali Aleeta tersesat dan tengah berada di salah satu jalan yang

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aleeta Belum Kembali

    “Terima kasih sudah bersedia membantuku,” ujar Nicholas seraya menepuk bahu temannya.Teman Nicholas yang bernama Marvelo itu pun langsung tersenyum. “Tidak masalah. Tenang saja. Aku senang bisa membantumu.”“Mungkin jika nggak ada kamu. Aku nggak tahu lagi harus meminta bantuan kepada siapa?”Marvelo mendengus. “Kamu pikir aku percaya dengan ucapanmu? Aku tahu siapa dirimu. Aku yakin kamu punya banyak kenalan yang juga tinggal di sini.”Nicholas langsung tertawa. “Percayalah. Dari semua kenalanku hanya kamu satu-satunya yang paling bisa aku andalkan.”“Ugh! Aku terharu sekali, dude.” Mereka lalu tertawa bersama. “Oh iya, kemungkinan barangnya baru bisa jadi besok lusa,” imbuh Marvelo.Nicholas terdiam. Besok lusa? Itu berarti bertepatan dengan malam natal.“Hm. Nggak masalah. Jadi pada hari natalnya pun aku juga nggak masalah,” sahut Nicholas.“Ck! Kamu pikir aku tidak butuh berlibur, heuh?” Cibir Marvelo yang membuat Nicholas terkekeh.“Baiklah-baiklah. Yang jelas kabari aku jika su

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hari Buruk Aleeta

    Aleeta mengumpat, ketika hawa dingin langsung terasa menusuk kulitnya begitu ia keluar dari rumah. “Sial. Dingin sekali,” gerutunya seraya merapatkan jaket. Wanita itu lalu berjalan keluar gerbang mansion milik Nicholas. Begitu sampai di luar gerbang, Aleeta terdiam. Ia mencoba mengamati sekitar, rasanya asing dan tampak berbeda. Bahkan suasana, jalan dan gang-gang yang ada di sana pun juga tampak berbeda. Tiba-tiba Aleeta menjadi ragu. Apa ia harus tetap pergi atau tidak? Tapi, berhubung ia sudah berada di luar jadi tidak ada alasan baginya untuk kembali masuk ke dalam rumah lagi. Akhirnya, dengan segenap keberaniannya, Aleeta memutuskan untuk melangkah. Wanita itu berusaha mencari halte atau jalan yang biasa di lewati oleh taksi. Aleeta terus melangkah melewati kerumunan orang-orang asing yang mungkin penduduk asli, atau pun turis. Aleeta tidak tahu. Di matanya mereka semua tampak sama hingga Aleeta tidak bisa membedakannya. Orang-orang itu tampak begitu acuh dan sibuk denga

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status