“Uang memang penting. Tapi uang bukanlah segalanya. Uang tidak bisa membeli kepercayaan yang tulus.”
~ Sienna Milligan ~
* * * * *
“Mengapa kau menculikku, Liam?” tanya Sienna dengan tatapan yang tak lepas dari pria itu.
Meskipun Liam tidak mengenakan tuxedo, tapi pria itu tetap menawan mengenakan setelan abu-abu dengan kemeja hitam. Sienna menahan dirinya sendiri untuk tidak jatuh dalam pesona Liam. Saat ini dia tahu Liam menculiknya. Artinya Liam bukanlah pria yang baik.
Pria itu menghampiri Sienna yang masih berdiri mematung. Di tangannya memegang tas hitam yang kemudian diletakkan di atas meja. Liam membuka tas itu sehingga menampilkan uang dalam jumlah yang banyak. Kemudian pria itu menatap Sienna. Wanita itu melihat uang itu sekilas dan kembali menatap Liam.
“Uang ini akan menjadi milikmu jika kau mau meninggalkan Neil dan membatalkan pernikahan kalian.” Ucap Liam penuh dengan keangkuhan.
Sienna memicingkan matanya menatap tajam pria di hadapannya. “Mengapa aku harus menurutimu untuk meninggalkan Neil?”
“Karena aku tidak akan membiarkan wanita licik dan penuh tipu daya sepertimu menjerat adikku agar kau bisa menguasai harta keluarga kami.”
Sienna semakin dibuat terkejut dengan ucapan Liam. “Adik? Kau kakaknya Neil?”
“Kau pura-pura bodoh atau sama sekali tidak mengerti, Sienna?” Liam tersenyum sinis. Dia terlihat berbeda sekali dengan orang yang menghabiskan waktu bersama Sienna saat berada pesta pembukaan galeri seminggu yang lalu.
“Dengar, Mr. Wyatt yang terhormat. Aku sama sekali tidak tahu apa yang kau maksud. Aku bahkan baru mengetahui kau dan Neil kakak adik. Nama belakang kalian saja tidak sama. Bagaimana aku bisa mengetahuinya? Lagipula Neil tidak pernah menceritakan tentang keluarganya. Yang kutahu adalah ayahnya sudah meninggal.” Sienna mengangkat dagunya menunjukkan jika dia tidak takut menghadapi pria di hadapannya.
Liam mengamati mata hijau yang penuh dengan tekad itu. “Baiklah, Miss Milligan. Aku akan memberitahumu siapa sebenarnya aku dan Neil. Nama lengkapku, Liam Wyatt Colbert. Kau pasti pernah dengar nama belakang itu bukan?”
“Sayangnya aku tidak mengenal orang dengan nama belakang itu.” Sienna menggelengkan kepalanya.
Liam tidak percaya mendengar ucapan Sienna. “Bagaimana dengan Morpheus Entertainment Corporation?”
“Aku pernah melihat nama itu di televisi.”
“Keluarga Colbert memiliki perusahaan itu.”
“Kau pasti bercanda.” Sienna berpikir Liam tidak serius dengan hal itu. Dia melihat Neil adalah pria yang sederhana. Membayangkan Neil adalah bagian dari keluarga yang kaya sama sekali tidak terpikirkan oleh Sienna.
“Apakah aku menunjukkan uang ini untuk bercanda? Kau sudah mengetahui Neil adalah bagian dari keluarga Colbert. Jadi sebaiknya kau tidak berpikir untuk mengeruk harta Colbert. Aku tidak akan membiarkanmu memanfaatkan Neil untuk kesenanganmu sendiri, Miss Milligan.”
Sienna mendengus tak percaya. “Jadi seperti itukah aku di matamu? Aku jadi penasaran, apakah kau sengaja datang ke pembukaan galeri itu untuk menilai wanita seperti apa yang akan menikah dengan adikmu?”
“Tepat sekali. Tidak hanya itu. Aku juga mengetahui segalanya tentangmu, Sienna. Tepat saat Neil melamarmu, aku langsung mencari semua informasi tentangmu.”
“Apa kau juga yang mengikutiku beberapa hari ini? Aku sangat yakin aku melihatmu saat aku mencoba gaun pengantin ini.” Sienna menarik sedikit gaun putih yang masih dikenakannya.
“Aku memang berada disana saat kau mencoba gaun itu. Sisanya aku mengirim seseorang untuk mengikutimu. Sebaiknya kau menerima uang ini untuk membayar hutangmu dan biaya pengobatan adikmu, Miss Milligan. Kau tidak mungkin bisa menghasilkan uang sebanyak ini dalam sekejap bukan?”
Kedua tangan Sienna terkepal erat di samping tubuhnya. Dia tidak percaya pria yang terus memenuhi pikirannya selama seminggu ini adalah pria arogan dan sombong. Pria yang memandang rendah Sienna karena berpikir uang adalah segalanya bagi wanita itu.
“Aku tidak mau.” Ucap Sienna dengan tegas.
Seketika tatapan tajam Liam tertuju pada wanita di hadapannya. “Kau menolaknya?”
Sienna menganggukkan kepalanya. “Benar. Aku menolaknya. Aku tidak mau mengambil uangmu.”
“Mengapa kau menolaknya? Bukankah kau butuh uang ini untuk membayar hutangmu?”
“Aku tidak bisa memberitahumu alasannya. Tapi dengar, Mr. Calbort yang kaya raya. Uang memang penting. Tapi uang bukanlah segalanya. Uang tidak bisa membeli kepercayaan yang tulus.”
Liam tidak menduga Sienna akan menolak tawarannya dan melawan ucapannya. Dia pikir Sienna akan dengan senang hati menerima tawarannya. Namun Liam salah besar.
Liam berdecih mendengar ucapan Sienna. “Kepercayaan yang tulus? Kau terlalu naif, Miss Milligan. Apakah kau yakin tidak mau menerimanya, Miss Milligan?”
Sienna menggelengkan kepalanya dengan tegas. “Tidak. Aku tidak mau menerimanya, Mr Colbert yang arogan.”
“Baiklah. Jika itu keputusanmu, Miss Milligan. Maka kau tidak boleh keluar dari mansion ini sampai kau berubah pikiran.” Pria itu menutup kembali resleting tasnya.
Seketika mata Sienna melotot kaget melihat ucapan Liam. “Kau tidak bisa menahanku di sini. Ini sudah jadi tindakan kriminal. Kau menculikku.”
“Kalau begitu laporkan saja aku ke polisi. Tapi percayalah, kau tidak akan bisa menyeretku ke dalam penjara. Uang selalu bisa berbicara lebih banyak.” Liam berbalik membawa tas itu pergi.
Sienna bisa mendengar pintu dikunci dari luar. Artinya dia tidak bisa keluar dari mansion ini. Sienna memilih duduk di tepi ranjang. Kedua tangannya mengusap wajahnya. Dia berharap Neil mampu mengeluarkannya dari penjara yang dibuat oleh sang kakak.
* * * * *
Neil yang panik mengunjungi gedung Morpheus Entertainment Corporation. Dia tidak bisa menemukan Sienna di mana pun. Dia bahkan sudah melaporkannya ke polisi. Dan sekarang tersisa satu cara lagi untuk menemukan Sienna. Meminta bantuan sang kakak. Neil tahu kakaknya bisa mengirim orang-orangnya untuk mencari tahu keberadaan calon istrinya.
Tidak ada sambutan hangat dari Liam ketika melihat Neil berjalan masuk ke dalam ruangannya. Sejak Neil memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarga Colbert, Liam menganggap Neil tidak membutuhkan bantuannya.
“Kudengar kau menikah hari ini? Lalu mengapa kau di sini?” tanya Liam pura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi dengan pernikahan adiknya.
“Aku ingin meminta bantuanmu, Liam. Sienna, calon istriku, dia menghilang tepat sebelum pemberkatan dilakukan. Aku mohon bantu aku mencarinya, Liam.”
“Untuk apa mencari wanita yang sudah meninggalkanmu di altar, Neil. Aku yakin dia tidak siap menikah denganmu. Atau mungkin dia tidak tahan harus menikah dengan pria yang tidak memiliki banyak uang seperti kondisimu saat ini.”
Rahang Neil mengeras mendengar ucapan kakaknya. “Jangan menganggap Sienna seperti masa lalumu, Liam. Sienna berbeda. Dia tidak akan meninggalkanku hanya karena aku tidak menyandang nama Colbert di belakang namaku. Sienna adalah wanita sederhana yang mampu memahamiku.”
“Jangan membawa masa laluku dalam masalahmu, Neil.” Suara Liam berubah sangat dingin ketika Neil mengungkit masa lalunya.
“Aku menyesal sudah meminta bantuanmu. Aku lupa jika kau sudah tidak lagi menganggapku sebagai adik. Aku permisi dulu, Mr. Colbert. Aku perlu mencari calon istriku.” Neil berbalik meninggalkan sang kakak yang diliputi emosi.
* * * * *
Liam membuka pintu mobil yang berhenti di depan mansionnya. Amarah masih terlihat jelas di mata pria itu. Pembicaraannya dengan Neil membuat Liam semakin geram. Liam memasuki mansion berdesain tradisional. Dengan dinding batu membuat desain interior mansion itu terlihat klasik.
Kaki panjang Liam menapaki tangga satu persatu menuju lantai dua. Langkahnya terbur-buru karena pria itu ingin segera berbicara dengan tawanannya. Sampai di lantai dua, Liam menghampiri pintu kamar tempat Sienna berada terbuka. Segera dia menghampiri pintu itu karena tidak mau Sienna kabur. Namun bukannya kabur, Liam justru melihat Sienna tertawa bersama seorang pelayan yang dikenal Liam bernama Suzanne.
Melihat kedatangan Liam, Suzanne langsung berdiri. Tawa mereka langsung lenyap. “Ma-maafkan saya, Mr. Calbort. Tadi kami hanya berbincang sebentar.”
“Bisakah kau meninggalkan kami, Suzanne?” pinta Liam dengan nada dingin.
Suzanne menganggukkan kepalanya. “Baik, Mr. Calbort.”
Pelayan itu bergegas pergi dari kamar Sienna. Tatapan Liam tertuju pada wanita yang terlihat tenang menatapnya. Wanita itu sama sekali tidak merengek untuk dibebaskan. Bahkan Sienna tidak seperti tawanannya.
“Aku ingin tahu alasanmu, mengapa kau menolak tawaranku? Uang yang kuberikan sanggup melunasi hutangmu.” Liam masih penasaran alasan Sienna.
“Sudah kukatakan uang itu bisa melunasi hutangku. Tapi tidak akan bisa menggantikan hubunganku dengan Neil.” Sienna masih saja tidak mau memberitahu alasan sebenarnya mengapa dia menolak tawaran Liam.
Liam menyugar rambutnya dengan kesal. Dia pun menghampiri Sienna yang masih duduk di tepi ranjang. “Sebenarnya apa yang kau lihat dari Neil? Dia bahkan menanggalkan nama Colbert demi mengejar cita-citanya yang bodoh. Tidak ada yang baik darinya setelah dia kehilangan nama Colbert.”
Sienna tersenyum sinis. “Kupikir Neil sudah mengambil tindakan yang tepat. Karena keluarganya sendiri bahkan tidak bisa menghargai impiannya.”
Marah dengan ucapan Sienna, Liam menunduk dan memegang dagu Sienna dengan kasar. “Kau sama sekali tidak tahu apapun tentang keluargaku. Jadi sebaiknya kau tidak mengambil kesimpulan sendiri tentang kelaurga Colbert.”
Jika melihat sikap berani Sienna, wanita itu pasti akan melawan ucapan Liam. Tapi alih-alih membalas ucapan Lian, Sienna justru mendorong Liam dan menjauhi pria itu dengan ketakutan. Tubuh wanita itu menggigil sembari memeluk lututnya.
Liam terkejut melihat reaksi Sienna. Beberapa detik sebelumnya Sienna menjadi wanita pemberani yang terus membangkang ucapan Liam. Tapi sekarang wanita itu tampak sangat ketakutan. Bahkan wajahnya terlihat begitu pucat.
Apa yang membuat Sienna jadi ketakutan seperti itu?
* * * * *
Ketika ketakutan itu datang, dia akan merampas keberanian.Menggentarkan hati,menciptakan kegelapan.Tidak mudah menghadapi, tidak mudah melawan.Bahkan terkadang waktu tak bisa berbuat apapun.* * * * *“Miss Milligan, kau baik-baik saja?” tanya Liam hendak mendekati Sienna yang duduk di atas ranjang dengan kedua tangan memeluk kedua lututnya.“JANGAN SENTUH AKU!” Teriak Sienna dengan histeris.
Hiduplah walau tanpa semerbakBerkumpulan menjadi satuMenjadi setangkai yang anggunBerdirilah dengan ikhlasDi antara padang rerumputanTemuilah sang anginDan bercengkrama bersamanya* * * * *Keesokan harinya, Sienna berdiri di jendela kamarn
Masa lalu membentuk masa sekarang Baik atau buruk masa lalu, Pasti akan membuat perubahan di masa sekarang. * * * * * Liam menghentikan mobilnya di depan rumahnya. Dia mematikan mesin mobilnya. Tapi pria itu masih belum berniat turun dari mobilnya. Pikirannya membuat pria itu tertahan. Liam masih memikirkan ucapan Stanley saat di kantor tadi. Ketakutan? Kupikir dia mungkin memiliki masa lalu yang buruk hingga membuatnya trauma. “Trauma? Sebenarnya trauma apa yang dialami wanita itu?” Liam bertanya-tanya dengan penasaran. Lalu pria itu mengambil sebuah map yang tergeletak d
Ketika amarah meledak, Hanya kelembutan yang mampu melunakkannya. * * * * * “Jangan samakan aku dengan masa lalumu, Mr. Colbert. Tidak semua wanita tergiur dengan uang yang kau miliki.” Ucapan Sienna menghantam keras hati Liam. Wanita itu mengetahui jika kebencian di mata Liam bukan ditujukan untuk wanita itu. Tapi untuk orang lain. Seketika bayangan masa lalu berkelebat dalam pikirannya. Amarah pun menyebar dalam hati Liam. Pria itu meletakkan kedua tangannya mengunci Sienna diantara tubuhnya dan dinding. Matanya berkilat karena amarah. “Kau tidak tahu apapun tentang masa laluku.”
Sulit menjaga rahasia orang lain. Banyak godaan yang akan membuat mulut terasa gatal. Namun rasa kesetiaan yang membuat seseorang menjaga rahasia itu * * * * * Seminggu berlalu, namun Sienna masih berpegang teguh pada pendiriannya. Dia sama sekali tidak menyentuh uang Liam di brankas atau mengatakan pada pria itu jika dia mau menerima tawaran uang dalam jumlah besar yang ditawarkan pria itu. Bahkan wanita itu sepertinya tidak tertekan tinggal di mansion Liam. Dia begitu dekat dengan para pekerja yang ada di dalam mansion Liam. Wanita itu seakan menganggap rumah itu adalah rumah untuknya. Bukan sebuah penjara seperti yang direncanakan oleh Liam.
Kesetiaan membutuhkan kepercayaan. Kepercayaan berlaku dua arah. Ketika salah satu hancur, maka kesetiaan itu hancur. Ketika berjalan dua arah, maka akan menjadi kuat. * * * * * “Mengapa kau menyembunyikan fakta bahwa Neil adalah gay?” Pertanyaan Liam membuat tubuh Sienna membeku di tempat. Seolah-olah rahasia yang disimpan dalam kotak pikirannya dihancurkan dengan paksa. “Ba-bagaimana kau tahu soal itu?” tanya Sienna terkejut. Liam melepaskan kedua tangannya yang berada di bahu Sienna. Kemudian dia melangkah mundur untuk me
“Jangan pesimis seperti itu, Sienna. Tuhan menciptakan makhluk hidup secara berpasangan. Dan aku yakin Tuhan pasti juga memberikan pasangan yang akan mencintaimu apa adanya, Sienna. Hanya butuh waktu untuk bertemu dengannya.” * * * * * Matahari muncul untuk menggantikan peran bulan dan bintang. Langit menjadi terang menyinari kota Vancouver. Seperti biasanya Liam selalu menikmati sarapan sebelum berangkat bekerja. Namun ada yang berbeda pagi itu. Jika seminggu kemarin Liam ditemani oleh Sienna menikmati sarapannya, sekarang pria itu harus sendirian. Iris hazelnya menatap kursi kosong yang berada di dekatnya. Rasanya begitu aneh untuk Liam. Sebelum dia menculik Sienna, Liam terbiasa dengan kesendiriannya. Namun sekarang rasanya berbeda. Dia merasa begitu hampa. Hatinya begitu
Hati terasa begitu kosong ketika merindukan seseorang. Pikiran selalu tertuju padanya. Jika tidak melihatnya hati terasa tidak tenang. Karena aku merindukannya. * * * * * Di salah satu toko roti yang berada di Vancouver, dijadikan lokasi syuting salah satu film yang akan dirilis oleh Morpheus. Film romantis ini mengisahkan tentang Abby Hart yang terpaksa menikah dengan seorang CEO bernama Gio De Luca. Pria angkuh yang memiliki berkas luka bakar di pipi serta masa lalu yang buruk. Banyak kru dan juga artis yang sibuk melakukan adegan demi adegan. Beberapa kali adegan diulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Beruntung artis-artis yang memerankan tokoh dalam film itu mempe
Seorang bocah laki-laki berusia lima tahun tengah bermain bersama dengan bocah perempuan yang seumuran dengannya di taman belakang rumahnya. Bocah laki-laki bernama Garth Colbert itu menghampiri kebun bunga tulip milik ibunya. Dia memetik bunga berwarna pink itu kepada bocah perempuan bernama Marisa Emerson. “Marisa bunga ini untukmu.” Ucap Garth dengan senyuman mengembang. Marisa terpesona dengan warna merah muda bunga itu. Putri Stanley itu sangat menyukai hal-hal yang berwarna pink. Sehingga dia tidak ragu mengambil bunga itu dari tangan Garth. “Terimakasih, Garth.” Marisa pun memeluk Garth seperti yang dilakukan ayahnya padanya ketika Stanley mengucapkan terimakasih. “Oh, bukankah mereka sangat men
Menyatukan perbedaan dalam sebuah hubungan tidaklah mudah. Namun ketika pasangan bisa saling menghargai, Mereka akan mampu bersatu meskipun dalam perbedaan. Dengan saling mengasihi. * * * * * Dalam beberapa minggu kehidupan Ashley pun berubah. Meskipun dia masih bekerja di perpustakaan Courtney, tapi dia juga memiliki kegiatan lainnya. Akhirnya berkat bantuan Brent, Ashley bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah di North Island College mengambil jurusan seni rupa yang diinginkannya. Wanita yang saat ini mengenakan celana jeans dan kaos merah berkerah itu tengah serius mendengar penjelasan dosen yang tengah mengajar. Hingga tidak terasa kuliah pun sudah berakhir. Setelah sang dosen meninggalk
Kau harus berusaha keras melawan ketakutanmu untuk meraih kebahagiaan, Sienna. Dan aku bangga kau melakukannya. * * * * * Liam meraih microphone yang diulurkan oleh pembawa acara dalam pesta pernikahan Stanley. Setelah mengetes microphone itu, pria itu berdehem hendak mengatakan sesuatu. Dia terlihat begitu gugup. Berbeda dengan Liam yang selalu terlihat percaya diri. “Halo, Semuanya. Kalian pasti sudah tahu siapa aku. Jadi aku tidak perlu memperkenalkan diriku lagi. Sebelumnya aku sangat berterimakasih pada Stanley untuk kesempatan aku bisa berdiri di sini. Malam ini adalah pesta pernikahan yang sangat indah. Aku ingin mengucapkan selamat untuk pasangan pengantin baru. Kalian sangatlah serasi.” Orang-orang bertepuk tang
Sienna, dalam hubungan sepasang kekasih itu tidak ada yang berjalan mulus seperti kulit bayi. Pasti akan ada kendala-kendala yang harus dilewati. Akan banyak terjadi kesalahan. Tapi mereka akan menyelesaikan kesalahan itu dan membuat perasaan mereka semakin bertambah kuat. * * * * * Smak yang terletak di jalan Pender menjadi tempat yang dipilih Brent untuk mengajak Ashley makan malam. Meskipun menyediakan makanan cepat saji, tapi restoran ini juga mementingkan kesehatan. Karena itu restoran ini memiliki slogan 'Healthy Fast Food'. “Apakah kau berasal dari sini?” tanya Brent setelah mereka memesan makanan. Ashley menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku tidak berasal dari sini. Sebelumnya aku tinggal di Vancouver. Bagaimana d
“Tidak peduli kesalahan di masa lalu. Kau sudah menyesalinya. Dan itu sudah cukup. Jangan menghukum dirimu sendiri dengan mengatakan kau tidak pantas mendapatkan cinta seorang pria. Kau pantas untuk bahagia, Ashley.” ~ Sienna Milligan ~ * * * * * Saat duduk untuk sarapan keesokan harinya, Sienna merasa jauh lebih baik. Namun hanya secara fisik. Semalaman wanita itu terus menangis memikirkan Liam dan bagaimana dunianya dengan Liam yang begitu berbeda sehingga membuat wanita itu tidak bisa meraih pria itu. Ashley berjalan masuk ke dalam ruang makan. Namun langkahnya terhenti saat melihat sang kakak tampak tidak fokus dengan pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini. Terlihat Sienna memberikan saus pedas di atas sandwichnya dengan sangat
“Dengar, Ashley. Setiap orang memiliki masa lalunya sendiri-sendiri. Baik itu buruk atau tidak, tidak akan membuatku berhenti mengagumimu. Karena wanita yang kulihat adalah masa sekarang. Wanita cantik yang sangat menarik perhatianku.” ~ Brent Irving ~ * * * * * “Aku mencintaimu, Sienna. Aku mencintaimu melebihi apapun.” Ingin sekali Sienna percaya kata-kata itu benar-benar tulus seperti halnya dia ingin percaya tatapan pria itu sangat tulus. Tapi sayangnya ketakutan kembali tersakiti menghalangi Sienna untuk percaya hal itu sangat nyata untuknya. Wanita itu menggelengkan kepalanya. “Itu bukan cinta, Liam.”
Cinta adalah perasaan tulus dari dalam hati. Memberikan kelebihan dan menerima kekurangan. Tanpa cinta dunia akan mati. Karena cinta mampu membuat seseorang menghargai orang lain. * * * * * Samar-sama Sienna mendengar suara bel pintu. Namun wanita itu berusaha mengabaikannya. Matanya terasa berat dan kepalanya terasa sangat pusing. Dia tidak ingin beranjak dari ranjang. Namun saat Sienna hendak terlelap dalam mimpinya, suara bel yang nyaring itu kembali terdengar. Wanita itu pun menajamkan pendengarannya untuk mengetahui apaka suara bel itu benar-benar nyata atau hanya imajinasinya saja. Karena ketika seseorang berada dalam kondisi setengah sadar seperti Sienna saat ini, banyak orang akan mengalami halusinasi.
Mempunyai saudara adalah anugerah, yang harus dijaga sebaik-baiknya. Karena saudaramu mengetahui segalanya tentangmu. Saudaramu tahu saat kamu sedang sedih atau senang. * * * * * Ashley sudah selesai mandi dan mengenakan celana panjang dan blouse kuning. Dia siap berangkat bekerja. Tapi sebelum berangkat, wanita itu menghampiri kakaknya yang sedang beristirahat. Saat membuka pintu kamar Sienna dengan perlahan, wanita itu bisa melihat sang kakak sudah bergelung dalam selimut. Perlahan Ashley berjalan mendekat berusaha tidak membangukan sang kakak. Namun saat melihat Sienna lebih dekat, dia terkejut melihat kakaknya menggigil dengan wajah yang pucat. Bahkan wanita itu tampak berkeringat. Ashley menyentuh kening kakaknya dan terkejut merasakan panas menyentuh telapak tangannya. Kening
Jangan pikirkan hal lainnya, Sienna. Kau harusnya fokus pada perasaanmu terhadap Liam. Jangan sampai kau menyesal kehilangan pria yang sangat kau cintai. ~ Ashley Milligan ~ * * * * * Ketika sinar matahari merambat masuk ke dalam kamar dan menyentuh wajah Liam, barulah kelopak mata pria itu mulai bergerak sebelum akhirnya terbuka. Hal pertama yang dirasakannya adalah tidak ada beban berat di lengannya. Dia pun merasakan dingin ketika menyentuh bagian sampingnya. Saat Liam menoleh dia tidak mendapati Sienna berbaring di sampingnya. Helaan nafas berat keluar dari mulut pria itu. Dia yakin Sienna pasti menyusup pergi ketika dirinya sedang tertidur. Lalu dia teringat ucapan Sienna kemarin.