Cinta adalah perasaan tulus dari dalam hati.
Memberikan kelebihan dan menerima kekurangan.
Tanpa cinta dunia akan mati.
Karena cinta mampu membuat seseorang menghargai orang lain.
* * * * *
Samar-sama Sienna mendengar suara bel pintu. Namun wanita itu berusaha mengabaikannya. Matanya terasa berat dan kepalanya terasa sangat pusing. Dia tidak ingin beranjak dari ranjang. Namun saat Sienna hendak terlelap dalam mimpinya, suara bel yang nyaring itu kembali terdengar. Wanita itu pun menajamkan pendengarannya untuk mengetahui apaka suara bel itu benar-benar nyata atau hanya imajinasinya saja. Karena ketika seseorang berada dalam kondisi setengah sadar seperti Sienna saat ini, banyak orang akan mengalami halusinasi.
Liam co cweet sekali. Marry jadi ikutan meleleh hehe.... Apakah Sienna akan menerima perasaan Liam? Tunggu kelanjutannya ya...
“Dengar, Ashley. Setiap orang memiliki masa lalunya sendiri-sendiri. Baik itu buruk atau tidak, tidak akan membuatku berhenti mengagumimu. Karena wanita yang kulihat adalah masa sekarang. Wanita cantik yang sangat menarik perhatianku.” ~ Brent Irving ~ * * * * * “Aku mencintaimu, Sienna. Aku mencintaimu melebihi apapun.” Ingin sekali Sienna percaya kata-kata itu benar-benar tulus seperti halnya dia ingin percaya tatapan pria itu sangat tulus. Tapi sayangnya ketakutan kembali tersakiti menghalangi Sienna untuk percaya hal itu sangat nyata untuknya. Wanita itu menggelengkan kepalanya. “Itu bukan cinta, Liam.”
“Tidak peduli kesalahan di masa lalu. Kau sudah menyesalinya. Dan itu sudah cukup. Jangan menghukum dirimu sendiri dengan mengatakan kau tidak pantas mendapatkan cinta seorang pria. Kau pantas untuk bahagia, Ashley.” ~ Sienna Milligan ~ * * * * * Saat duduk untuk sarapan keesokan harinya, Sienna merasa jauh lebih baik. Namun hanya secara fisik. Semalaman wanita itu terus menangis memikirkan Liam dan bagaimana dunianya dengan Liam yang begitu berbeda sehingga membuat wanita itu tidak bisa meraih pria itu. Ashley berjalan masuk ke dalam ruang makan. Namun langkahnya terhenti saat melihat sang kakak tampak tidak fokus dengan pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini. Terlihat Sienna memberikan saus pedas di atas sandwichnya dengan sangat
Sienna, dalam hubungan sepasang kekasih itu tidak ada yang berjalan mulus seperti kulit bayi. Pasti akan ada kendala-kendala yang harus dilewati. Akan banyak terjadi kesalahan. Tapi mereka akan menyelesaikan kesalahan itu dan membuat perasaan mereka semakin bertambah kuat. * * * * * Smak yang terletak di jalan Pender menjadi tempat yang dipilih Brent untuk mengajak Ashley makan malam. Meskipun menyediakan makanan cepat saji, tapi restoran ini juga mementingkan kesehatan. Karena itu restoran ini memiliki slogan 'Healthy Fast Food'. “Apakah kau berasal dari sini?” tanya Brent setelah mereka memesan makanan. Ashley menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku tidak berasal dari sini. Sebelumnya aku tinggal di Vancouver. Bagaimana d
Kau harus berusaha keras melawan ketakutanmu untuk meraih kebahagiaan, Sienna. Dan aku bangga kau melakukannya. * * * * * Liam meraih microphone yang diulurkan oleh pembawa acara dalam pesta pernikahan Stanley. Setelah mengetes microphone itu, pria itu berdehem hendak mengatakan sesuatu. Dia terlihat begitu gugup. Berbeda dengan Liam yang selalu terlihat percaya diri. “Halo, Semuanya. Kalian pasti sudah tahu siapa aku. Jadi aku tidak perlu memperkenalkan diriku lagi. Sebelumnya aku sangat berterimakasih pada Stanley untuk kesempatan aku bisa berdiri di sini. Malam ini adalah pesta pernikahan yang sangat indah. Aku ingin mengucapkan selamat untuk pasangan pengantin baru. Kalian sangatlah serasi.” Orang-orang bertepuk tang
Menyatukan perbedaan dalam sebuah hubungan tidaklah mudah. Namun ketika pasangan bisa saling menghargai, Mereka akan mampu bersatu meskipun dalam perbedaan. Dengan saling mengasihi. * * * * * Dalam beberapa minggu kehidupan Ashley pun berubah. Meskipun dia masih bekerja di perpustakaan Courtney, tapi dia juga memiliki kegiatan lainnya. Akhirnya berkat bantuan Brent, Ashley bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah di North Island College mengambil jurusan seni rupa yang diinginkannya. Wanita yang saat ini mengenakan celana jeans dan kaos merah berkerah itu tengah serius mendengar penjelasan dosen yang tengah mengajar. Hingga tidak terasa kuliah pun sudah berakhir. Setelah sang dosen meninggalk
Seorang bocah laki-laki berusia lima tahun tengah bermain bersama dengan bocah perempuan yang seumuran dengannya di taman belakang rumahnya. Bocah laki-laki bernama Garth Colbert itu menghampiri kebun bunga tulip milik ibunya. Dia memetik bunga berwarna pink itu kepada bocah perempuan bernama Marisa Emerson. “Marisa bunga ini untukmu.” Ucap Garth dengan senyuman mengembang. Marisa terpesona dengan warna merah muda bunga itu. Putri Stanley itu sangat menyukai hal-hal yang berwarna pink. Sehingga dia tidak ragu mengambil bunga itu dari tangan Garth. “Terimakasih, Garth.” Marisa pun memeluk Garth seperti yang dilakukan ayahnya padanya ketika Stanley mengucapkan terimakasih. “Oh, bukankah mereka sangat men
“The purpose of art is washing the dust of daily life off our souls.”~ Pablo Picasso ~* * * * *Pesta pembukaan Vancouver Fine Art Gallery tampak sangat elegan. Orang-orang yang menghadiri pesta pembukaan itu dikelilingi seni dengan nilai tinggi. Banyak orang mengagumi seni tersebut sembari menyesap sampanye di tangan mereka. Tidak hanya lukisan yang dipamerkan, tapi juga ada berbagai bentuk seni patung.Sayangnya seorang wanita yang mengenakan gaun lace merah tampak tidak menikmati pesta itu. Matanya menunjukkan rasa bosan yang sudah dirasakan satu jam yang lalu. Sienna Ava Milligan, wanita cantik dengan rambut coklat muda yang digelung di belakang kepalanya. Memperlihatkan leher jenjang yang diselimuti kulit putih pucat.Mata hijau Sienna tertuju pada seorang pria yang mengenakan tuxedo hitam bermotif daun yang disulam dengan benang emas. Terlihat nyentrik tapi sangat cocok menggambarkan pribadi Neil Elliot yang penuh dengan semanga
“Berhentilah mengatakan jika kau beban dalam hidupku, Ahsley. Kau adalah adikku. Satu-satunya keluarga yang kumiliki. Aku tidak pernah menganggapmu sebagai beban. Aku menganggapmu sebagai penyemangatku. Karena kau sangat berharga untukku, Ashley.”~ Sienna Milligan ~* * * * *Sienna berdiri di ruang ganti dengan mengenakan gaun pengantin tea-length berwarna putih. Gaun berbahan sutra yang dipadukan dengan brokat putih di bagian atasnya tampak begitu cantik. Lengan gaun sepanjang sikunya menutupi sebagian kulitnya yang pucat. Sienna memandangi pantulan dirinya di cermin.Kebanyakan wanita mengidam-idamkan gaun pengantin dengan ekor yang panjang. Terlihat begitu mewah dan menawan. Tapi tidak bagi Sienna. Wanita itu memilih gaun sederhana yang tetap membuatnya terlihat sangat cantik.Setelah seorang pegawai butik itu membantu Sienna mengenakannya, wanita itu membuka tirai kamar ganti. Sienna berbalik untuk memperlihatkan gau