Kegelapan akan meremas keberanian.
Namun seperti bulan yang bersinar di langit gelap,
Selalu akan ada cahaya dalam kegelapan.
Menuntun seseorang menuju cahaya.
* * * * *
Saat Liam membuka pintu, pria itu bisa melihat Sienna masih berbaring di atas tempat tidur. Wanita itu berteriak-teriak dengan mata masih terpejam. Liam yakin Sienna pasti sedang bermimpi buruk hingga membuat histeris.
Segera Liam menghampiri ranjang Sienna. Kepala wanita itu bergerak-gerak gelisah. Keringat membasahi wajah wanita itu.
Kasihan banget Sienna. Jadi pengen nangis hicks... Hicks... Apakah Liam akan membuat Sienna bahahia? Atau justru akan menyakitinya? Tunggu kelanjutannya ya...
Perasaanku tulus. Perasaan itu tidak memandang masa lalumu. Aku menyukai Sienna sekarang. * * * * * Saat sarapan keesokan harinya, Sienna terkejut melihat Liam tidak mengenakan setelan kerjanya. Padahal biasanya pria itu sudah tampil rapi mengenakan pakaian kerjanya. Tapi sekarang dia hanya mengenakan celana Chino berwarna cream yang dipadukan dengan kaos abu-abu muda. Kaos dengan lengan pendek itu menampilkan otot lengan Liam yang terbentuk karena olahraga yang dia lakukan setiap paginya. “Mengapa kau tidak bekerja?” tanya Sienna sembari menyantap sandwich isi sayur dan daging. “Aku bekerja. Hanya saja aku melakukannya di rumah.” “Kau bekerja dari rumah? Tapi
"Aku tidak akan kuat menghadapinya sendiri, Liam. Tuhan yang memberikan kekuatan untukku.” - Sienna Milligan - * * * * * Setelah beristirahat seharian kemarin, akhirnya Sienna memutuskan untuk kembali membuka tokonya. Awalnya Liam tidak setuju dengan keinginan Sienna. Pria itu terlalu mencemaskan kekasihnya. Tapi pada akhirnya pria itu mengijinkan Sienna pergi dengan syarat dia harus dijaga oleh pengawal yang dia sewa untuk menjaga Sienna. Sehingga Sienna pun berakhir di toko bunga bersama seorang pria yang mengenakan setelan hitam dengan badan berotot. Pria itu memperkenalkan diri dengan nama Grey. Karena tidak pernah memiliki seorang pengawal, membuat Sienna merasa canggung. Tapi dia sen
Ketika kau bertemu seseorang yang menyukaimu apa adanya, maka kau akan tahu jika dia adalah satu-satunya. Tidak akan butuh waktu yang lama untuk mengetahuinya. Karena dibandingkan dengan apapun, hati jauh lebih peka. * * * * * Beberapa hari bahkan nyaris seminggu Sienna tinggal di rumah Liam. Meskipun merasakan kebahagiaan menghabiskan waktu bersama sang kekasih, tapi tetap saja pikiran Sienna masih tertuju pada rumahnya. Rumah mungil yang dulu selalu dia impikan. Malam harinya setelah makan malam, Sienna menghampiri sang kekasih yang berada di kamarnya. Setelah mengetuk pintu, dia mendengar langkah kaki Liam mendekati pintu. Kemudian pintu terbuka dan menampilkan sosok Liam
Cinta tidak menemukan orang yang sempurna. Tapi, melihat orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna." — Sam Keen — * * * * * Sienna menghabiskan sore harinya di toko bunganya. Tentu saja ditemani Grey yang diam di sudut ruangan. Pria itu mengamati luar toko untuk melihat apakah ada orang-orang yang mencurigakan. Termasuk keberadaan Cory. Liam sudah menunjukkan foto Cory Garber pada Grey. Pria itu menekankan pada pengawal itu untuk waspada terhadap pria itu. Sienna menggunting daun bagian bawah bunga hydrangea. Bunga yang dikenal dengan nama hortensia ini memiliki warna cerah yang cantik seperti merah muda, ungu, biru dan hijau. Bunga ini memiliki bentuk yang unik menyerupai bola yang berasal d
Seorang teman yang baik akan memberikan nasehat yang baik. Mereka tidak akan menjauhkan diri meskipun kau berada dalam masalah. Selalu bersikap bijak. Sehingga mampu berjalan bersama. * * * * * Stanley mengamati ada yang berbeda dengan Liam. Tidak hanya hari ini saja. Tapi beberapa hari sebelumnya Stanley sudah bisa merasakan perubahan itu. Awalnya pria itu hanya menyangka senyuman yang terus muncul di wajah tampan sahabatnya adalah karena moodnya sedang baik. Tapi jika alasannya hanya karena mood sedang baik, tidak mungkin bertahan selama beberapa hari. Dia yakin pasti ada alasan yang membuat Liam tampak begitu bahagia. Bahkan seperti halnya hari ini, ketika Stanley menjelaskan ke
"Tidak ada rahasia untuk sukses. Sukses hanyalah hasil dari persiapan, kerja keras, ketekunan, dan belajar dari kegagalan." * * * * * Sienna memeluk lengan Neil saat berjalan menyusuri pusat perbelanjaan CF Pacific Centre. Tidak jauh dari mereka, Grey berjalan mengikuti Sienna dan Neil. Menjaga jarak agar Sienna bisa merasa nyaman. Bantuan yang diminta oleh Sienna kepada Neil adalah agar Neil membantunya memilih beberapa pakaian yang akan dibawanya untuk berlibur bersama Liam. Sienna menjadi seperti remaja yang begitu antusias menyambut kencan pertamanya. Neil mengajak Sienna masuk ke salah satu toko yang memamerkan pakaian wanita. Dari kaos, blouse, jaket, celana dan aksesoris lainnya. Sienna melepaskan tang
"Liam, kita tidak bisa menentukan kepada siapa kita memberikan hati kita. Seperti kau yang tidak menduga akan menyukaiku." — Sienna Milligan — * * * * * Pria dengan tinggi sekitar seratus delapan puluh sentimeter berdiri di hadapan Sienna dan Neil. Pria itu mengenakan kaos hitam yang dilengkapi jaket kulit berwarna coklat gelap. Iris hitamnya menatap Sienna dan neil secara bergantian. Lalu tatapannya jatuh pada tangan Sienna yang memeluk Neil. “Bryan? Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau seharusnya pergi ke London?” tanya Neil terkejut. “Aku... aku memutuskan untuk menunda sampai aku memperbaiki hubungan kita.”
"Khawatir adalah aliran ketakutan tipis yang mengalir melalui pikiran. Jika didorong, itu memotong saluran di mana semua pikiran lain terkuras." — Arthur Somers Roche — * * * * * Liam menikmati spaghetti yang dimasak oleh Sienna. Tapi dia merasakan ada yang aneh. Dia menatap Sienna yang duduk di sampingnya. Wanita itu tampak jauh lebih pendiam daripada sebelumnya. Liam yakin ada yang tidak beres. Pria itu mengulurkan tangannya menggenggam tangan Sienna. Membuat wanita itu menoleh. “Kau baik-baik saja, My Flower?” “Aku baik-baik saja, Liam.” Sienna menyunggingkan senyuman untuk menyakinkan ucapannya.
Seorang bocah laki-laki berusia lima tahun tengah bermain bersama dengan bocah perempuan yang seumuran dengannya di taman belakang rumahnya. Bocah laki-laki bernama Garth Colbert itu menghampiri kebun bunga tulip milik ibunya. Dia memetik bunga berwarna pink itu kepada bocah perempuan bernama Marisa Emerson. “Marisa bunga ini untukmu.” Ucap Garth dengan senyuman mengembang. Marisa terpesona dengan warna merah muda bunga itu. Putri Stanley itu sangat menyukai hal-hal yang berwarna pink. Sehingga dia tidak ragu mengambil bunga itu dari tangan Garth. “Terimakasih, Garth.” Marisa pun memeluk Garth seperti yang dilakukan ayahnya padanya ketika Stanley mengucapkan terimakasih. “Oh, bukankah mereka sangat men
Menyatukan perbedaan dalam sebuah hubungan tidaklah mudah. Namun ketika pasangan bisa saling menghargai, Mereka akan mampu bersatu meskipun dalam perbedaan. Dengan saling mengasihi. * * * * * Dalam beberapa minggu kehidupan Ashley pun berubah. Meskipun dia masih bekerja di perpustakaan Courtney, tapi dia juga memiliki kegiatan lainnya. Akhirnya berkat bantuan Brent, Ashley bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah di North Island College mengambil jurusan seni rupa yang diinginkannya. Wanita yang saat ini mengenakan celana jeans dan kaos merah berkerah itu tengah serius mendengar penjelasan dosen yang tengah mengajar. Hingga tidak terasa kuliah pun sudah berakhir. Setelah sang dosen meninggalk
Kau harus berusaha keras melawan ketakutanmu untuk meraih kebahagiaan, Sienna. Dan aku bangga kau melakukannya. * * * * * Liam meraih microphone yang diulurkan oleh pembawa acara dalam pesta pernikahan Stanley. Setelah mengetes microphone itu, pria itu berdehem hendak mengatakan sesuatu. Dia terlihat begitu gugup. Berbeda dengan Liam yang selalu terlihat percaya diri. “Halo, Semuanya. Kalian pasti sudah tahu siapa aku. Jadi aku tidak perlu memperkenalkan diriku lagi. Sebelumnya aku sangat berterimakasih pada Stanley untuk kesempatan aku bisa berdiri di sini. Malam ini adalah pesta pernikahan yang sangat indah. Aku ingin mengucapkan selamat untuk pasangan pengantin baru. Kalian sangatlah serasi.” Orang-orang bertepuk tang
Sienna, dalam hubungan sepasang kekasih itu tidak ada yang berjalan mulus seperti kulit bayi. Pasti akan ada kendala-kendala yang harus dilewati. Akan banyak terjadi kesalahan. Tapi mereka akan menyelesaikan kesalahan itu dan membuat perasaan mereka semakin bertambah kuat. * * * * * Smak yang terletak di jalan Pender menjadi tempat yang dipilih Brent untuk mengajak Ashley makan malam. Meskipun menyediakan makanan cepat saji, tapi restoran ini juga mementingkan kesehatan. Karena itu restoran ini memiliki slogan 'Healthy Fast Food'. “Apakah kau berasal dari sini?” tanya Brent setelah mereka memesan makanan. Ashley menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku tidak berasal dari sini. Sebelumnya aku tinggal di Vancouver. Bagaimana d
“Tidak peduli kesalahan di masa lalu. Kau sudah menyesalinya. Dan itu sudah cukup. Jangan menghukum dirimu sendiri dengan mengatakan kau tidak pantas mendapatkan cinta seorang pria. Kau pantas untuk bahagia, Ashley.” ~ Sienna Milligan ~ * * * * * Saat duduk untuk sarapan keesokan harinya, Sienna merasa jauh lebih baik. Namun hanya secara fisik. Semalaman wanita itu terus menangis memikirkan Liam dan bagaimana dunianya dengan Liam yang begitu berbeda sehingga membuat wanita itu tidak bisa meraih pria itu. Ashley berjalan masuk ke dalam ruang makan. Namun langkahnya terhenti saat melihat sang kakak tampak tidak fokus dengan pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini. Terlihat Sienna memberikan saus pedas di atas sandwichnya dengan sangat
“Dengar, Ashley. Setiap orang memiliki masa lalunya sendiri-sendiri. Baik itu buruk atau tidak, tidak akan membuatku berhenti mengagumimu. Karena wanita yang kulihat adalah masa sekarang. Wanita cantik yang sangat menarik perhatianku.” ~ Brent Irving ~ * * * * * “Aku mencintaimu, Sienna. Aku mencintaimu melebihi apapun.” Ingin sekali Sienna percaya kata-kata itu benar-benar tulus seperti halnya dia ingin percaya tatapan pria itu sangat tulus. Tapi sayangnya ketakutan kembali tersakiti menghalangi Sienna untuk percaya hal itu sangat nyata untuknya. Wanita itu menggelengkan kepalanya. “Itu bukan cinta, Liam.”
Cinta adalah perasaan tulus dari dalam hati. Memberikan kelebihan dan menerima kekurangan. Tanpa cinta dunia akan mati. Karena cinta mampu membuat seseorang menghargai orang lain. * * * * * Samar-sama Sienna mendengar suara bel pintu. Namun wanita itu berusaha mengabaikannya. Matanya terasa berat dan kepalanya terasa sangat pusing. Dia tidak ingin beranjak dari ranjang. Namun saat Sienna hendak terlelap dalam mimpinya, suara bel yang nyaring itu kembali terdengar. Wanita itu pun menajamkan pendengarannya untuk mengetahui apaka suara bel itu benar-benar nyata atau hanya imajinasinya saja. Karena ketika seseorang berada dalam kondisi setengah sadar seperti Sienna saat ini, banyak orang akan mengalami halusinasi.
Mempunyai saudara adalah anugerah, yang harus dijaga sebaik-baiknya. Karena saudaramu mengetahui segalanya tentangmu. Saudaramu tahu saat kamu sedang sedih atau senang. * * * * * Ashley sudah selesai mandi dan mengenakan celana panjang dan blouse kuning. Dia siap berangkat bekerja. Tapi sebelum berangkat, wanita itu menghampiri kakaknya yang sedang beristirahat. Saat membuka pintu kamar Sienna dengan perlahan, wanita itu bisa melihat sang kakak sudah bergelung dalam selimut. Perlahan Ashley berjalan mendekat berusaha tidak membangukan sang kakak. Namun saat melihat Sienna lebih dekat, dia terkejut melihat kakaknya menggigil dengan wajah yang pucat. Bahkan wanita itu tampak berkeringat. Ashley menyentuh kening kakaknya dan terkejut merasakan panas menyentuh telapak tangannya. Kening
Jangan pikirkan hal lainnya, Sienna. Kau harusnya fokus pada perasaanmu terhadap Liam. Jangan sampai kau menyesal kehilangan pria yang sangat kau cintai. ~ Ashley Milligan ~ * * * * * Ketika sinar matahari merambat masuk ke dalam kamar dan menyentuh wajah Liam, barulah kelopak mata pria itu mulai bergerak sebelum akhirnya terbuka. Hal pertama yang dirasakannya adalah tidak ada beban berat di lengannya. Dia pun merasakan dingin ketika menyentuh bagian sampingnya. Saat Liam menoleh dia tidak mendapati Sienna berbaring di sampingnya. Helaan nafas berat keluar dari mulut pria itu. Dia yakin Sienna pasti menyusup pergi ketika dirinya sedang tertidur. Lalu dia teringat ucapan Sienna kemarin.