Ketika kau bertemu seseorang yang menyukaimu apa adanya,
maka kau akan tahu jika dia adalah satu-satunya.
Tidak akan butuh waktu yang lama untuk mengetahuinya.
Karena dibandingkan dengan apapun, hati jauh lebih peka.
* * * * *
Beberapa hari bahkan nyaris seminggu Sienna tinggal di rumah Liam. Meskipun merasakan kebahagiaan menghabiskan waktu bersama sang kekasih, tapi tetap saja pikiran Sienna masih tertuju pada rumahnya. Rumah mungil yang dulu selalu dia impikan.
Malam harinya setelah makan malam, Sienna menghampiri sang kekasih yang berada di kamarnya. Setelah mengetuk pintu, dia mendengar langkah kaki Liam mendekati pintu. Kemudian pintu terbuka dan menampilkan sosok Liam
Astaga Liam jahil sekali. Gemesin banget. Tunggu kelanjutannya ya...
Cinta tidak menemukan orang yang sempurna. Tapi, melihat orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna." — Sam Keen — * * * * * Sienna menghabiskan sore harinya di toko bunganya. Tentu saja ditemani Grey yang diam di sudut ruangan. Pria itu mengamati luar toko untuk melihat apakah ada orang-orang yang mencurigakan. Termasuk keberadaan Cory. Liam sudah menunjukkan foto Cory Garber pada Grey. Pria itu menekankan pada pengawal itu untuk waspada terhadap pria itu. Sienna menggunting daun bagian bawah bunga hydrangea. Bunga yang dikenal dengan nama hortensia ini memiliki warna cerah yang cantik seperti merah muda, ungu, biru dan hijau. Bunga ini memiliki bentuk yang unik menyerupai bola yang berasal d
Seorang teman yang baik akan memberikan nasehat yang baik. Mereka tidak akan menjauhkan diri meskipun kau berada dalam masalah. Selalu bersikap bijak. Sehingga mampu berjalan bersama. * * * * * Stanley mengamati ada yang berbeda dengan Liam. Tidak hanya hari ini saja. Tapi beberapa hari sebelumnya Stanley sudah bisa merasakan perubahan itu. Awalnya pria itu hanya menyangka senyuman yang terus muncul di wajah tampan sahabatnya adalah karena moodnya sedang baik. Tapi jika alasannya hanya karena mood sedang baik, tidak mungkin bertahan selama beberapa hari. Dia yakin pasti ada alasan yang membuat Liam tampak begitu bahagia. Bahkan seperti halnya hari ini, ketika Stanley menjelaskan ke
"Tidak ada rahasia untuk sukses. Sukses hanyalah hasil dari persiapan, kerja keras, ketekunan, dan belajar dari kegagalan." * * * * * Sienna memeluk lengan Neil saat berjalan menyusuri pusat perbelanjaan CF Pacific Centre. Tidak jauh dari mereka, Grey berjalan mengikuti Sienna dan Neil. Menjaga jarak agar Sienna bisa merasa nyaman. Bantuan yang diminta oleh Sienna kepada Neil adalah agar Neil membantunya memilih beberapa pakaian yang akan dibawanya untuk berlibur bersama Liam. Sienna menjadi seperti remaja yang begitu antusias menyambut kencan pertamanya. Neil mengajak Sienna masuk ke salah satu toko yang memamerkan pakaian wanita. Dari kaos, blouse, jaket, celana dan aksesoris lainnya. Sienna melepaskan tang
"Liam, kita tidak bisa menentukan kepada siapa kita memberikan hati kita. Seperti kau yang tidak menduga akan menyukaiku." — Sienna Milligan — * * * * * Pria dengan tinggi sekitar seratus delapan puluh sentimeter berdiri di hadapan Sienna dan Neil. Pria itu mengenakan kaos hitam yang dilengkapi jaket kulit berwarna coklat gelap. Iris hitamnya menatap Sienna dan neil secara bergantian. Lalu tatapannya jatuh pada tangan Sienna yang memeluk Neil. “Bryan? Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau seharusnya pergi ke London?” tanya Neil terkejut. “Aku... aku memutuskan untuk menunda sampai aku memperbaiki hubungan kita.”
"Khawatir adalah aliran ketakutan tipis yang mengalir melalui pikiran. Jika didorong, itu memotong saluran di mana semua pikiran lain terkuras." — Arthur Somers Roche — * * * * * Liam menikmati spaghetti yang dimasak oleh Sienna. Tapi dia merasakan ada yang aneh. Dia menatap Sienna yang duduk di sampingnya. Wanita itu tampak jauh lebih pendiam daripada sebelumnya. Liam yakin ada yang tidak beres. Pria itu mengulurkan tangannya menggenggam tangan Sienna. Membuat wanita itu menoleh. “Kau baik-baik saja, My Flower?” “Aku baik-baik saja, Liam.” Sienna menyunggingkan senyuman untuk menyakinkan ucapannya.
Menghadapi ketakutan seperti berdiri di tali tipis di atas jurang. Membutuhkan keberanian tinggi untuk melakukannya. Tidak mudah memiliki keberanian yang besar. Namun cinta memiliki kekuatan besar membangkitkan keberanian. * * * * * “Kau yakin tidak ingin tambah makanan apapun, My Flower?” tanya Liam saat mereka berada di restoran kecil yang berada di desa Silverton. “Kau sudah membuat perutku hampir meledak, Liam. Aku tidak bisa makan apapun lagi.” Sienna menggelengkan kepalanya sembari memegang perutnya yang sudah kenyang. Liam tertawa melihat ekspresi wajah Sienna saat melihat hidangan penutupnya. Strawberry bundt cak
Aku berpikir aku ingin mengganti memori burukku dengan memori indah yang bisa kau ciptakan. * * * * * Liam berjalan menjauhi Sienna. Pria itu terus melangkah menuju area hutan. Sienna berlari mengejanya. “Liam!” Panggil Sienna meraih tangan pria itu. Ketika Liam berbalik, dia bisa melihat sang kekasih tampak jauh berbeda. Tatapan penuh kasih yang selalu muncul di mata Liam lenyap. Digantikan dengan tatapan menjijikkan yang selalu ditakuti oleh Sienna. “Liam, kau mau pergi ke mana?” Alih-alih menjawab pertanyaan Sienna, Liam justru menepis tang
“Karena itu aku harus memperingatkanmu, My Flower. Aku sangat sensitif dengan sentuhanmu. Bahkan hanya dengan melihatmu seperti ini sudah membuatku menginginkanmu.” * * * * * Matahari mulai muncul menyinari bagian negara Kanada. Perlahan sinar hangat itu merambat masuk melalui jendela rumah Liam yang berada di dekat danau Slocan. Sinar itu merambat hingga ke ranjang dan menyentuh kulit tangan Sienna yang keluar dari selimut. Merasakan kehangatan itu di tangannya. Perlahan kelopak mata Sienna terbuka. Dia mengerjapkannya sebelum akhirnya benar-benar terbuka. Dia merasakan tidurnya sangat nyaman. Terutama ketika dia merasakan sebuah tangan melingkar posesif di perutnya. Sienna tak bisa menahan senyuman merasakan kebahagiaan bangun di pagi hari dengan tangan Liam melingkar di pinggang