Menghadapi ketakutan seperti berdiri di tali tipis di atas jurang.
Membutuhkan keberanian tinggi untuk melakukannya.
Tidak mudah memiliki keberanian yang besar.
Namun cinta memiliki kekuatan besar membangkitkan keberanian.
* * * * *
“Kau yakin tidak ingin tambah makanan apapun, My Flower?” tanya Liam saat mereka berada di restoran kecil yang berada di desa Silverton.
“Kau sudah membuat perutku hampir meledak, Liam. Aku tidak bisa makan apapun lagi.” Sienna menggelengkan kepalanya sembari memegang perutnya yang sudah kenyang.
Liam tertawa melihat ekspresi wajah Sienna saat melihat hidangan penutupnya. Strawberry bundt cak
Apakah Liam dan Sienna akan bercinta? Tunggu chapter berikutnya ya....
Aku berpikir aku ingin mengganti memori burukku dengan memori indah yang bisa kau ciptakan. * * * * * Liam berjalan menjauhi Sienna. Pria itu terus melangkah menuju area hutan. Sienna berlari mengejanya. “Liam!” Panggil Sienna meraih tangan pria itu. Ketika Liam berbalik, dia bisa melihat sang kekasih tampak jauh berbeda. Tatapan penuh kasih yang selalu muncul di mata Liam lenyap. Digantikan dengan tatapan menjijikkan yang selalu ditakuti oleh Sienna. “Liam, kau mau pergi ke mana?” Alih-alih menjawab pertanyaan Sienna, Liam justru menepis tang
“Karena itu aku harus memperingatkanmu, My Flower. Aku sangat sensitif dengan sentuhanmu. Bahkan hanya dengan melihatmu seperti ini sudah membuatku menginginkanmu.” * * * * * Matahari mulai muncul menyinari bagian negara Kanada. Perlahan sinar hangat itu merambat masuk melalui jendela rumah Liam yang berada di dekat danau Slocan. Sinar itu merambat hingga ke ranjang dan menyentuh kulit tangan Sienna yang keluar dari selimut. Merasakan kehangatan itu di tangannya. Perlahan kelopak mata Sienna terbuka. Dia mengerjapkannya sebelum akhirnya benar-benar terbuka. Dia merasakan tidurnya sangat nyaman. Terutama ketika dia merasakan sebuah tangan melingkar posesif di perutnya. Sienna tak bisa menahan senyuman merasakan kebahagiaan bangun di pagi hari dengan tangan Liam melingkar di pinggang
Tuhan menciptakan takdir yang indah untukmu, Sienna. Selama ini kau selalu bertahan meskipun badai besar menerpamu. Kau tidak meninggalkan harapanmu pada Tuhan. Karena itulah takdirmu bertemu dengan Liam adalah hadiah dari Tuhan. ~ Ashley Milligan ~ * * * * * Sienna tidak menyangka akan menikmati akhir pekan yang sangat menakjubkan untuknya. Dua malam di danau Slocan menjadi perubahan besar dalam hidupnya. Terutama Sienna tidak lagi takut menjalin hubungan atau bahkan bercinta dengan Liam. Sebuah kemajuan dalam hubungan mereka. Wanita dengan rambut diikat di belakang kepalanya itu tidak sabar menceritakan hal ini kepada Neil. Karena itu ketika sudah berada di toko bunganya bersama dengan Grey, Sienna langsung menghubungi Neil.
Perasaan di masa lalu tidak akan pernah hilang. Hanya bersembunyi di tempat yang tak terlihat. Menantikan pemicu yang mampu menyeretnya keluar. * * * * * Seorang wanita mengenakan tank top putih yang diselimuti jaket kulit hitam berhenti di hadapan Liam. Dengan rambut panjang coklat bergelombang serta wajah tanpa riasan yang menampilkan kecantikan alaminya, Lauren Lewis tampak masih sama seperti terakhir kali Liam melihatnya. Namun melihat pipinya yang sangat tirus bahkan tulang lehernya terlihat sangat menonjol, Liam menyadari Lauren kehilangan berat badannya. Pria itu bisa melihat wajah Lauren tampak pucat dengan mata coklat gelapnya yang terlihat ketakutan. Pertanyaannya, apa yang dilakukan wanita itu di perusah
Jangan biarkan kesibukan menyita waktumu bersama keluarga. Karena ketika kau sudah kehilangannya, Penyesalan akan selalu datang terlambat. * * * * * Sienna sedang duduk dan menikmati kopi pertama di pagi harinya. Suara ponsel membuat perhatian wanita itu teralihkan. Dia meraih ponsel yang ada di atas meja. Membaca nama Liam di layar ponselnya menarik kedua sudut bibir Sienna ke atas. “Liam!” Panggil Sienna dengan nada senang yang tak mampu ditutupi. “Kau sangat bersemangat pagi ini, My Flower.” Di tempat lain, Liam juga sedang menikmati kopinya setelah makan sarapannya. “Kupikir karena a
Salah paham akan selalu ada dalam hidupmu. Oleh sebab itu berhati-hati dalam berkata. * * * * * MitBit menjadi restoran yang dipilih Sienna dan Neil untuk menikmati makan malam. Setelah pulang dari mansion Liam, Sienna menelpon Neil dan mengajak pria itu makan malam bersama. Mereka memesan BBQ wings lengkap dengan nasi dan juga kentang goreng serta empat kaleng soda. Awalnya Neil bersemangat menyantap sayap itu. Namun melihat wajah Sienna yang murung dan wanita itu terlihat lemas mengambil makanannya, membuat Neil mengurungkan niatnya untuk makan. Dia tidak akan menikmati malamnya dengan baik jika belum mengetahui apa yang membuat Sienna tampak bersedih. “Ada apa denganmu, Sienna?” tanya Neil.
Ketakutan membawa kita dalam ruangan gelap. Mengintimidasi setiap keberanian yang kita miliki. * * * * * “Jadilah anak baik atau aku harus menusukkan pisau ini ke lehermu.” Ancam Cory. Sienna baru menyadari jika tangan kanan Cory yang memegang pisau menyentuh lehernya. Dia merasakan dinginnya ujung pisau mengenai kulitnya. Seketika ketakutan menjalari tubuh Sienna. Ingin sekali berteriak memanggil Grey di bawah. Tapi tekanan ujung pisau itu membuat keberanian Sienna menciut. “Aku tidak akan menyakitimu kali ini, Sienna. Aku bahkan tidak akan menyetubuhimu. Meskipun aku begitu menginginkannya. Kau tumbuh menjadi wanita yang cantik, Sienna. Kau bahkan memiliki tubuh indah yang sangat ingin
Kebohongan itu menyakitkan. Kebohongan itu menghancurkan. Tidak ada yang menginginkannya. Tapi tidak ada yang bisa menghindarinya. * * * * * Siang itu Sienna tidak bisa bekerja dengan baik. Perasaannya tidak tenang. Terutama mengingat ancaman Cory. Dia tahu ayah angkatnya itu tidak hanya menggertak. Sienna sangat yakin Cory mampu melakukan segalanya untuk melukai adiknya. Karena tidak fokus dengan pekerjaannya, Sienna tidak sengaja menyenggol vas bunga. Sehingga benda dari kaca bening itu jatuh dan pecah di lantai. Sienna memekik terkejut sebelum akhirnya merutuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh. “Kau baik-baik saj