"Tidak ada rahasia untuk sukses. Sukses hanyalah hasil dari persiapan, kerja keras, ketekunan, dan belajar dari kegagalan."
* * * * *
Sienna memeluk lengan Neil saat berjalan menyusuri pusat perbelanjaan CF Pacific Centre. Tidak jauh dari mereka, Grey berjalan mengikuti Sienna dan Neil. Menjaga jarak agar Sienna bisa merasa nyaman.
Bantuan yang diminta oleh Sienna kepada Neil adalah agar Neil membantunya memilih beberapa pakaian yang akan dibawanya untuk berlibur bersama Liam. Sienna menjadi seperti remaja yang begitu antusias menyambut kencan pertamanya.
Neil mengajak Sienna masuk ke salah satu toko yang memamerkan pakaian wanita. Dari kaos, blouse, jaket, celana dan aksesoris lainnya. Sienna melepaskan tang
Siapa nih yang menghalangi jalan mereka? Liam? Atau Cory?
"Liam, kita tidak bisa menentukan kepada siapa kita memberikan hati kita. Seperti kau yang tidak menduga akan menyukaiku." — Sienna Milligan — * * * * * Pria dengan tinggi sekitar seratus delapan puluh sentimeter berdiri di hadapan Sienna dan Neil. Pria itu mengenakan kaos hitam yang dilengkapi jaket kulit berwarna coklat gelap. Iris hitamnya menatap Sienna dan neil secara bergantian. Lalu tatapannya jatuh pada tangan Sienna yang memeluk Neil. “Bryan? Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau seharusnya pergi ke London?” tanya Neil terkejut. “Aku... aku memutuskan untuk menunda sampai aku memperbaiki hubungan kita.”
"Khawatir adalah aliran ketakutan tipis yang mengalir melalui pikiran. Jika didorong, itu memotong saluran di mana semua pikiran lain terkuras." — Arthur Somers Roche — * * * * * Liam menikmati spaghetti yang dimasak oleh Sienna. Tapi dia merasakan ada yang aneh. Dia menatap Sienna yang duduk di sampingnya. Wanita itu tampak jauh lebih pendiam daripada sebelumnya. Liam yakin ada yang tidak beres. Pria itu mengulurkan tangannya menggenggam tangan Sienna. Membuat wanita itu menoleh. “Kau baik-baik saja, My Flower?” “Aku baik-baik saja, Liam.” Sienna menyunggingkan senyuman untuk menyakinkan ucapannya.
Menghadapi ketakutan seperti berdiri di tali tipis di atas jurang. Membutuhkan keberanian tinggi untuk melakukannya. Tidak mudah memiliki keberanian yang besar. Namun cinta memiliki kekuatan besar membangkitkan keberanian. * * * * * “Kau yakin tidak ingin tambah makanan apapun, My Flower?” tanya Liam saat mereka berada di restoran kecil yang berada di desa Silverton. “Kau sudah membuat perutku hampir meledak, Liam. Aku tidak bisa makan apapun lagi.” Sienna menggelengkan kepalanya sembari memegang perutnya yang sudah kenyang. Liam tertawa melihat ekspresi wajah Sienna saat melihat hidangan penutupnya. Strawberry bundt cak
Aku berpikir aku ingin mengganti memori burukku dengan memori indah yang bisa kau ciptakan. * * * * * Liam berjalan menjauhi Sienna. Pria itu terus melangkah menuju area hutan. Sienna berlari mengejanya. “Liam!” Panggil Sienna meraih tangan pria itu. Ketika Liam berbalik, dia bisa melihat sang kekasih tampak jauh berbeda. Tatapan penuh kasih yang selalu muncul di mata Liam lenyap. Digantikan dengan tatapan menjijikkan yang selalu ditakuti oleh Sienna. “Liam, kau mau pergi ke mana?” Alih-alih menjawab pertanyaan Sienna, Liam justru menepis tang
“Karena itu aku harus memperingatkanmu, My Flower. Aku sangat sensitif dengan sentuhanmu. Bahkan hanya dengan melihatmu seperti ini sudah membuatku menginginkanmu.” * * * * * Matahari mulai muncul menyinari bagian negara Kanada. Perlahan sinar hangat itu merambat masuk melalui jendela rumah Liam yang berada di dekat danau Slocan. Sinar itu merambat hingga ke ranjang dan menyentuh kulit tangan Sienna yang keluar dari selimut. Merasakan kehangatan itu di tangannya. Perlahan kelopak mata Sienna terbuka. Dia mengerjapkannya sebelum akhirnya benar-benar terbuka. Dia merasakan tidurnya sangat nyaman. Terutama ketika dia merasakan sebuah tangan melingkar posesif di perutnya. Sienna tak bisa menahan senyuman merasakan kebahagiaan bangun di pagi hari dengan tangan Liam melingkar di pinggang
Tuhan menciptakan takdir yang indah untukmu, Sienna. Selama ini kau selalu bertahan meskipun badai besar menerpamu. Kau tidak meninggalkan harapanmu pada Tuhan. Karena itulah takdirmu bertemu dengan Liam adalah hadiah dari Tuhan. ~ Ashley Milligan ~ * * * * * Sienna tidak menyangka akan menikmati akhir pekan yang sangat menakjubkan untuknya. Dua malam di danau Slocan menjadi perubahan besar dalam hidupnya. Terutama Sienna tidak lagi takut menjalin hubungan atau bahkan bercinta dengan Liam. Sebuah kemajuan dalam hubungan mereka. Wanita dengan rambut diikat di belakang kepalanya itu tidak sabar menceritakan hal ini kepada Neil. Karena itu ketika sudah berada di toko bunganya bersama dengan Grey, Sienna langsung menghubungi Neil.
Perasaan di masa lalu tidak akan pernah hilang. Hanya bersembunyi di tempat yang tak terlihat. Menantikan pemicu yang mampu menyeretnya keluar. * * * * * Seorang wanita mengenakan tank top putih yang diselimuti jaket kulit hitam berhenti di hadapan Liam. Dengan rambut panjang coklat bergelombang serta wajah tanpa riasan yang menampilkan kecantikan alaminya, Lauren Lewis tampak masih sama seperti terakhir kali Liam melihatnya. Namun melihat pipinya yang sangat tirus bahkan tulang lehernya terlihat sangat menonjol, Liam menyadari Lauren kehilangan berat badannya. Pria itu bisa melihat wajah Lauren tampak pucat dengan mata coklat gelapnya yang terlihat ketakutan. Pertanyaannya, apa yang dilakukan wanita itu di perusah
Jangan biarkan kesibukan menyita waktumu bersama keluarga. Karena ketika kau sudah kehilangannya, Penyesalan akan selalu datang terlambat. * * * * * Sienna sedang duduk dan menikmati kopi pertama di pagi harinya. Suara ponsel membuat perhatian wanita itu teralihkan. Dia meraih ponsel yang ada di atas meja. Membaca nama Liam di layar ponselnya menarik kedua sudut bibir Sienna ke atas. “Liam!” Panggil Sienna dengan nada senang yang tak mampu ditutupi. “Kau sangat bersemangat pagi ini, My Flower.” Di tempat lain, Liam juga sedang menikmati kopinya setelah makan sarapannya. “Kupikir karena a