Jangan biarkan kesibukan menyita waktumu bersama keluarga.
Karena ketika kau sudah kehilangannya,
Penyesalan akan selalu datang terlambat.
* * * * *
Sienna sedang duduk dan menikmati kopi pertama di pagi harinya. Suara ponsel membuat perhatian wanita itu teralihkan. Dia meraih ponsel yang ada di atas meja. Membaca nama Liam di layar ponselnya menarik kedua sudut bibir Sienna ke atas.
“Liam!” Panggil Sienna dengan nada senang yang tak mampu ditutupi.
“Kau sangat bersemangat pagi ini, My Flower.” Di tempat lain, Liam juga sedang menikmati kopinya setelah makan sarapannya.
“Kupikir karena a
Kok rasanya pengen jitak Liam ya? Brengsek banget menyakiti Sienna seperti itu hicks... hicks... Tunggu kelanjutannya ya...
Salah paham akan selalu ada dalam hidupmu. Oleh sebab itu berhati-hati dalam berkata. * * * * * MitBit menjadi restoran yang dipilih Sienna dan Neil untuk menikmati makan malam. Setelah pulang dari mansion Liam, Sienna menelpon Neil dan mengajak pria itu makan malam bersama. Mereka memesan BBQ wings lengkap dengan nasi dan juga kentang goreng serta empat kaleng soda. Awalnya Neil bersemangat menyantap sayap itu. Namun melihat wajah Sienna yang murung dan wanita itu terlihat lemas mengambil makanannya, membuat Neil mengurungkan niatnya untuk makan. Dia tidak akan menikmati malamnya dengan baik jika belum mengetahui apa yang membuat Sienna tampak bersedih. “Ada apa denganmu, Sienna?” tanya Neil.
Ketakutan membawa kita dalam ruangan gelap. Mengintimidasi setiap keberanian yang kita miliki. * * * * * “Jadilah anak baik atau aku harus menusukkan pisau ini ke lehermu.” Ancam Cory. Sienna baru menyadari jika tangan kanan Cory yang memegang pisau menyentuh lehernya. Dia merasakan dinginnya ujung pisau mengenai kulitnya. Seketika ketakutan menjalari tubuh Sienna. Ingin sekali berteriak memanggil Grey di bawah. Tapi tekanan ujung pisau itu membuat keberanian Sienna menciut. “Aku tidak akan menyakitimu kali ini, Sienna. Aku bahkan tidak akan menyetubuhimu. Meskipun aku begitu menginginkannya. Kau tumbuh menjadi wanita yang cantik, Sienna. Kau bahkan memiliki tubuh indah yang sangat ingin
Kebohongan itu menyakitkan. Kebohongan itu menghancurkan. Tidak ada yang menginginkannya. Tapi tidak ada yang bisa menghindarinya. * * * * * Siang itu Sienna tidak bisa bekerja dengan baik. Perasaannya tidak tenang. Terutama mengingat ancaman Cory. Dia tahu ayah angkatnya itu tidak hanya menggertak. Sienna sangat yakin Cory mampu melakukan segalanya untuk melukai adiknya. Karena tidak fokus dengan pekerjaannya, Sienna tidak sengaja menyenggol vas bunga. Sehingga benda dari kaca bening itu jatuh dan pecah di lantai. Sienna memekik terkejut sebelum akhirnya merutuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh. “Kau baik-baik saj
Kebohongan itu menyakitkan. Kebohongan itu menghancurkan. Tidak ada yang menginginkannya. Tapi tidak ada yang bisa menghindarinya. * * * * * Siang itu Sienna tidak bisa bekerja dengan baik. Perasaannya tidak tenang. Terutama mengingat ancaman Cory. Dia tahu ayah angkatnya itu tidak hanya menggertak. Sienna sangat yakin Cory mampu melakukan segalanya untuk melukai adiknya. Karena tidak fokus dengan pekerjaannya, Sienna tidak sengaja menyenggol vas bunga. Sehingga benda dari kaca bening itu jatuh dan pecah di lantai. Sienna memekik terkejut sebelum akhirnya merutuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh. “Kau baik-baik saj
Kebohongan itu menyakitkan. Kebohongan itu menghancurkan. Tidak ada yang menginginkannya. Tapi tidak ada yang bisa menghindarinya. * * * * * Siang itu Sienna tidak bisa bekerja dengan baik. Perasaannya tidak tenang. Terutama mengingat ancaman Cory. Dia tahu ayah angkatnya itu tidak hanya menggertak. Sienna sangat yakin Cory mampu melakukan segalanya untuk melukai adiknya. Karena tidak fokus dengan pekerjaannya, Sienna tidak sengaja menyenggol vas bunga. Sehingga benda dari kaca bening itu jatuh dan pecah di lantai. Sienna memekik terkejut sebelum akhirnya merutuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh. “Kau baik-baik saj
Cara terbaik menghadapi ketakutan adalah dengan melawannya. Kita tidak akan tahu kekuatan apa yang kita miliki sebelum mencobanya. * * * * * Taksi yang dinaiki Sienna berhenti di depan gedung tua yang berada di sebelah barat Vancouver. Setelah menyerahkan uang kepada sopir taksi, Sienna pun melangkah turun dari mobil berwarna kuning itu dengan membawa tas berisi uang di tangannya. Setelah wanita itu menutup pintu, taksi segera pergi meninggalkan Sienna. Tatapan wanita itu tertuju pada gedung tua dengan 10 tingkat berdiri menjulang di hadapannya. Gedung itu terlihat jelas sudah lama tidak dipakai. Tampak dari dindingnya yang terlihat kusam. Semula dinding itu berwarna putih. Tapi karena pengaruh debu, cuaca dan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, membuat dinding gedung itu sangat buruk.
Kepastian sudah diberikan Namun pengkhianatan menjadi jawaban Cinta sejati kini telah ternodai Hampa terasa sunyi di dalam jiwa * * * * * Lauren berdiri di hadapan mansion milik Liam. Bibirnya menyunggingkan senyuman melihat rumah mewah itu. Dia melangkahkan kakinya berjalan masuk ke dalam mansion itu. Saat berada di pintu rumah, seorang pelayan menyapanya dengan senyuman ramah. “Selamat pagi, Nona. Saya adalah Suzanne, pelayan di rumah ini. Apakah ada yang bisa kubantu?” sapa Suzanne dengan ramah. “Aku ingin bertemu dengan Liam Colbert.” Ucap Lauren dengan dagu yang diangkat
Ketika emosi menguasai diri, Dia tidak akan bisa mengendalikan ucapan dan pikirannya. Membuatnya terlihat begitu buruk. Menciptakan penyesalan dalam hatinya. * * * * * Neil berjalan masuk ke dalam rumah keluarganya. Amarah membuat wajah Neil menampilkan ekspresi kesal. Langkahnya terhenti saat Suzanne menghampirinya. Pelayan itu tersenyum pada sang tuan muda. “Mr. Colbert!” Panggil Suzanne. Neil tersenyum pada pelayan itu. “Rasanya aneh kau memanggilku Mr. Colbert, Suzanne. Panggilan itu hanya cocok untuk kakakku. Jadi panggil saja aku Neil.”