Kebohongan itu menyakitkan.
Kebohongan itu menghancurkan.
Tidak ada yang menginginkannya.
Tapi tidak ada yang bisa menghindarinya.
* * * * *
Siang itu Sienna tidak bisa bekerja dengan baik. Perasaannya tidak tenang. Terutama mengingat ancaman Cory. Dia tahu ayah angkatnya itu tidak hanya menggertak. Sienna sangat yakin Cory mampu melakukan segalanya untuk melukai adiknya.
Karena tidak fokus dengan pekerjaannya, Sienna tidak sengaja menyenggol vas bunga. Sehingga benda dari kaca bening itu jatuh dan pecah di lantai. Sienna memekik terkejut sebelum akhirnya merutuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh.
“Kau baik-baik saj
Apakah hubungan Sienna dan Liam akan hancur? Tunggu kelanjutannya ya...
Cara terbaik menghadapi ketakutan adalah dengan melawannya. Kita tidak akan tahu kekuatan apa yang kita miliki sebelum mencobanya. * * * * * Taksi yang dinaiki Sienna berhenti di depan gedung tua yang berada di sebelah barat Vancouver. Setelah menyerahkan uang kepada sopir taksi, Sienna pun melangkah turun dari mobil berwarna kuning itu dengan membawa tas berisi uang di tangannya. Setelah wanita itu menutup pintu, taksi segera pergi meninggalkan Sienna. Tatapan wanita itu tertuju pada gedung tua dengan 10 tingkat berdiri menjulang di hadapannya. Gedung itu terlihat jelas sudah lama tidak dipakai. Tampak dari dindingnya yang terlihat kusam. Semula dinding itu berwarna putih. Tapi karena pengaruh debu, cuaca dan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, membuat dinding gedung itu sangat buruk.
Kepastian sudah diberikan Namun pengkhianatan menjadi jawaban Cinta sejati kini telah ternodai Hampa terasa sunyi di dalam jiwa * * * * * Lauren berdiri di hadapan mansion milik Liam. Bibirnya menyunggingkan senyuman melihat rumah mewah itu. Dia melangkahkan kakinya berjalan masuk ke dalam mansion itu. Saat berada di pintu rumah, seorang pelayan menyapanya dengan senyuman ramah. “Selamat pagi, Nona. Saya adalah Suzanne, pelayan di rumah ini. Apakah ada yang bisa kubantu?” sapa Suzanne dengan ramah. “Aku ingin bertemu dengan Liam Colbert.” Ucap Lauren dengan dagu yang diangkat
Ketika emosi menguasai diri, Dia tidak akan bisa mengendalikan ucapan dan pikirannya. Membuatnya terlihat begitu buruk. Menciptakan penyesalan dalam hatinya. * * * * * Neil berjalan masuk ke dalam rumah keluarganya. Amarah membuat wajah Neil menampilkan ekspresi kesal. Langkahnya terhenti saat Suzanne menghampirinya. Pelayan itu tersenyum pada sang tuan muda. “Mr. Colbert!” Panggil Suzanne. Neil tersenyum pada pelayan itu. “Rasanya aneh kau memanggilku Mr. Colbert, Suzanne. Panggilan itu hanya cocok untuk kakakku. Jadi panggil saja aku Neil.”
Hati yang hancur adalah yang terburuk. Ini seperti memiliki tulang rusuk yang patah. Tidak ada yang bisa melihatnya, tetapi kamu akan merasakan sakit setiap kali bernapas. Hanya waktu yang bisa menyembuhkan hatimu yang hancur. Seperti halnya hanya waktu yang dapat menyembuhkan lengan dan kakinya yang patah. * * * * * Lauren berjalan masuk ke dalam sebuah tempat karaoke. Fantacity adalah tempat karaoke yang terletak di jalan Robson. Tempat itu sangat terkenal sehingga banyak dikunjungi orang-orang yang ingin menikmati waktu mereka dengan bernyanyi. Namun sayangnya Lauren datang ke tempat itu bukan untuk melepaskan penat dengan bernyanyi. Dia memiliki tujuannya sendiri. &n
Meskipun dunia terlihat begitu besar, tapi duniamu akan terlihat kecil. Karena semuanya berputar kembali kepadamu. * * * * * Satu bulan berlalu. Sienna berhasil menata hidupnya dengan sangat baik. Dia memilih kota Courtenay sebagai tempat untuk menetap. Courtenay terletak seratus delapan puluh lima kilometer dari Vancouver. Setelah melihat lembaran lowongan pekerjaan sebagai seorang pelayan di sebuah resort Kingfisher Oceanside Resort and Spa, akhirnya Sienna memilih menetap di kota itu. Pagi itu, Sienna sudah berada di meja makan menyiapkan sarapan berupa roti tawar yang sudah diolesi selai str
"Hargai apa yang kamu miliki saat ini. Ingat, kebahagian tak akan pernah datang kepada mereka yang tidak menghargai apa yang telah dimiliki." * * * * * Liam masih terlihat sama menawannya seperti terakhir kali Sienna melihatnya. Bahkan bayangan pria itu tidak pernah lepas dari ingatannya. Tak sekalipun lepas dari pikiran wanita itu. Bahkan dalam mimpi pun pria itu selalu muncul. Namun ada yang berbeda dengan Liam saat ini. Pria itu tampak jauh lebih kurus dari sebelumnya. Bahkan pipi pria itu terlihat lebih tirus. Sedangkan matanya tampak terlihat begitu lelah. Sienna tidak tahu apakah itu karena efek perjalanan pria itu atau karena hal-hal yang membuatnya kesulitan tidur. Keinginan wanita itu untuk memeluk Liam begitu b
Terkadang impian besar mustahil untuk diraih. Tapi ketika seseorang berusaha keras mencapainya, maka akan ada harapan. * * * * * Sienna menghela nafas berat saat manajer Gilbert memintanya untuk datang ke kamar Liam. Dia yakin pria itu sengaja melakukan sesuatu agar bisa memanggil wanita itu ke kamarnya. Dan sekarang Sienna tidak punya pilihan lain selain berjalan lunglai menuju kamar New Ocean Courtyard. Setelah melewati taman dan menaiki tangga, Sienna berhenti sejenak di depan pintu. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Wanita itu berkata pada dirinya sendiri jika dia bisa melakukan ini. Dia bisa menghadapi Liam Colbert. Setelah berhasil menguatkan dirinya sendiri, Siena mengetuk pint
Mungkin wanita tidak sekuat pria. Tapi hal itu tidak bisa dijadikan alasan bagi pria menindas wanita. Dengan kekuatan yang dimilikinya, seharusnya seorang pria bisa menggunakannya untuk melindungi wanita. * * * * * * Sienna remaja memeluk adiknya yang menangis. Sudah dua hari ini gadis berusia sebelas tahun itu terus menangis karena telah kehilangan ibu angkat mereka. Sienna tahu betapa Ashley sangat menyayangi wanita lembut itu. Terdengar suara benda dibanting dari luar pintu kamarnya. Sienna tahu dia harus segera menenangkan adiknya. Karena jika tidak, maka hal buruk akan menimpa dirinya dan sang adik. “Ashley. A